Anda di halaman 1dari 2

MENJALANKAN TUGAS DENGAN PENUH TANGGUNG JAWAB

1 TIMOTIUS 1 : 18 – 20

Seberapa jauh kita mau menjalankan tanggung jawab terhadap sesuatu yang di percayakan kepada
kita ? Ketika tanggung jawab itu besar dan di sertai imbalan yang besar pula, mungkin kita akan
bertanggungjawab penuh tanpa masalah. Tapi bagaimana ketika itu sepertinya tidak menguntungkan
bagi kita alias kita anggap tidak penting dengan imbalan yang kecil atau tidak ada sama sekali? Banyak
orang akan mengerjakannya asal-asalan dan tidak lagi menganggap penting tanggung jawabnya. Satu
keluarga pergi ke luar kota selama seminggu dan meminta seorang pemuda yang tinggal tidak jauh dari
tempatnya untuk memeriksa rumah sekali-kali dan menyiram tanaman di depan rumahnya sekali dua
hari. Ia menyanggupi bahkan memegang kunci rumah. Tapi ia sama sekali tidak pernah datang seminggu
itu. Tanaman pun kering, sebagian mati. Masih untung rumahnya aman-aman saja. Keluarga itu
menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa memang sulit mengharapkan tanggung jawab dari orang
lain, meski sudah di kenal baik. Seorang dosen tidak di gaji dlam mengajar sampai berbulan-bulan.
Ketika dosen-dosen lain menolak mengajar bahkan merencanakan untuk mogok bersama, Dosen
tersebut memilih untuk terus mengajar normal. Mengapa ? Karena menurutnya itu adalah tanggung
jawab yang harus di lakukan. Dia merasa kasihan kepada siswa-siswa yang tidak bersalah jika harus
menjadi korban dari sebuah sistem buruk di tempatnya mengajar. Mengapa harua mereka yang
terkena? Bagaimana dengan masa depan mereka? Kepadanya sudah di percayakan sejumlah siswa
untuk di ajar dan di bina, itu tanggung jawabnya, maka dia harus melakukannya dengan keseriusan yang
sama apapun keadaannya. Selain untuk belajar menjaga dan melakukan tanggung jawab dengan baik,
dia percaya Tuhan pun ingin kita melakukan seperti itu.

Melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab inilah yang menjadi penakanan dari Rasul Paulus
kepada Timotius. Siapakah Timotius? Dia adalah seorang kristen yang masih muda di Asia kecil, yang
telah menjadi kawan dan pembantu dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani & Ibunya
Yahudi. Dalam surat Paulus yang pertama kepada Timotius, di bentangkan tiga hal. Pertama-tama
peringatan kepad Timotius terhadap ajaran-ajaran salah dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan
campuran paham Yahudi & paham Yunani berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat,
dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu,
dan mentaati peraturan-peraturan seperti peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan-makanan
tertentu. Kedua, petunjuk-pentunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai
ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan jemaat. Akhirnya Timotius di
ajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai
tanggungjawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat. Dalam Nas Alkitab
saat ini Timotius harus menjalankan tugas Paulus yaitu memberikan bimbingan spiritual kepada jemaat-
jemaat. Ini adalah waktu untuk serah terima antara generasi perintis kepada generasi penerus. Mengapa
dia harus melanjutkan tanggung jawab tersebut? Karena pesan Allah yang menurut Paulus telah di
sampaikan oleh nabi-nabi dalam jemaat. ( dapat kita lihat dalam ayat 18-20 ).

Sekarang apa pesan nas ini kepada kaum muda ? Sebagaimana Timotius, Tuhan menghendaki kita untuk
serius dalam melakukan segala hal, baik itu bekerja, belajar maupun melayani apalagi menyangkut
tanggung jawab yang di bebankan kepada kita. ( dapat kita lihat dalam bacaan kolose 3:23). Itu
menyatakan bentuk kerinduan Tuhan agar anak-anakNya selalu bekerja dengan serius dan sungguh-
sungguh seperti ketika kita melakukan untuk Tuhan. Dalam pelayanan pun sama, ada banyak orang
bersungut-sungut dan tidak serius jika hanya melayani sedikit orang apalagi satu orang. Itu
sesungguhnya bukanlah gambaran yang di inginkan Tuhan untuk kita lakukan. Terpujilah Kriatus Amin.

Anda mungkin juga menyukai