Anda di halaman 1dari 13

Accelerat ing t he world's research.

Paradigma Interpretif Pada Penelitian


Akuntansi Indonesia
Nyoman Darmayasa

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Yadnya sebagai Pemaknaan Lain at as Nilai Wajar Hart a Amnest i Pajak


I Nyoman Darmayasa

Preskript if Ket ent uan Umum Perpajakan Dalam Perspekt if Akunt ansi Pancasila
Nyoman Darmayasa

PENDEKATAN MULT IPARADIGMA UNT UK PENELIT IAN KEIMIGRASIAN


Bobby Briando
PARADIGMA INTERPRETIF PADA PENELITIAN AKUNTANSI INDONESIA

I Nyoman Darmayasa1
Yuyung Rizka Aneswari2

1
Politeknik Negeri Bali, Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan
2
STIE Kesuma Negara Blitar, Jalan Mastrip No.59, Kepanjen Kidul, Blitar
Surel: nyomandarmayasa@pnb.ac.id

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2015.12.6028

Abstrak: Paradigma Interpretif pada Penelitian Akuntansi Indonesia.


Tujuan penelitian ini adalah untuk memperdalam pemahaman mengenai
Penelitian Akuntansi Interpretif (PAI), memberikan penjelasan mengenai
keunggulan dan keterbatasan PAI dan menelisik kurangnya PAI di Indo-
nesia berdasarkan penelitian yang terbit pada SNA, SNAV (2013-2015),
dan jurnal akuntansi terakreditasi nasional (2012-2014). Penelitian
menggunakan metode studi kasus. Penelitian menunjukkan bahwa prak-
tik akuntansi yang berkaitan dengan manusia, budaya dan agama meru-
pakan alasan bahwa paradigma interpretif merupakan metode penelitian
yang tepat. Namun, jumlah PAI di Indonesia sangat rendah dibanding-
kan dengan dominasi penelitian positif.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL
Abstract: Interpretive Paradigm on Indonesia Accounting Research.
Volume 6
Nomor 3 The objectives of this study is to deepen our understanding about Interpre-
Halaman 341-511 tive Accounting Research (IAR) and provide brief explanation about advan-
Malang, Desember 2015
ISSN 2086-7603
tages and limitations of IAR and investigate the lack of IAR in Indonesia
e-ISSN 2089-5879 according to research published in SNA, SNAV (2013-2015), and national
accredited accounting journal (2012-2014). Research was conducted case
Tanggal Masuk: study method. The research found that accounting practises are closely
5 Juni 2015 related to human, environment, culture and religion are the reason that the
Tanggal Revisi: interpretive paradigm is an appropriate research method. But the number
15 Desember 2015
of IAR in Indonesia is very low when compared with the dominance of posi-
Tanggal Diterima:
tive research.
21 Desember 2015

Kata kunci: Paradigma interpretif, Penelitian akuntansi interpretif, Studi


kasus, Ketepatan metode penelitian, Keunggulan dan kelemahan metode

Berawal dari pengamatan pada riset Penelitian akuntansi perlu untuk terus
yang lolos untuk dipresentasikan pada Sim- berkembang menyesuaikan dengan prak-
posium Nasional Akuntansi (SNA), kami tik akuntansi kontemporer saat ini seiring
melihat bahwa hal tersebut banyak didomi- perkembangan bisnis yang tidak hanya
nasi riset positif. Oleh karena itu, muncul berkaitan dengan simbol angka. Pene-
pertanyaan mengenai kebebasan akademik litian merupakan cara untuk mendapatkan
bagi peneliti. Kami berpendapat bahwa se- kebenaran yang dapat menjawab perta-
tiap peneliti memiliki kebebasan akademik nyaan atau memecahkan masalah (Leksono
dalam menggunakan paradigma penelitian. 2013:51). Akuntansi dan praktiknya meru-
Penelitian harus dilakukan dengan pikiran pakan salah satu bidang yang melibatkan
terbuka yang memungkinkan para peneliti dan sangat dipengaruhi oleh organisasional,
mencari pengetahuan baru tanpa risiko pe- manusia, lingkungan, dan agama (ideologi)
ngucilan atau hukuman (Baker dan Bettner setempat. Dengan demikian, penelitian
1997). Hubungan secara akademis antar akuntansi saat ini penting mempertimbang-
peneliti akuntansi seharusnya tidak perlu kan peran sosial dan organisasional akun-
terganggu karena adanya perbedaan para- tansi untuk diaplikasikan pada lingkungan
digma penelitan. masyarakat (Wirajaya 2012).

350
Darmayasa, Aneswari, Paradigma Interpretif Pada Penelitian Akuntansi... 351

Penelitian paradigma positif tetap men- Paradigma penelitian ini merupakan para-
dominasi penelitian akuntansi di Indonesia. digma interpretif menggunakan metode
Suyunus (2012) menyebutkan bahwa ken- studi kasus. Ciri utama studi kasus bahwa
dala penelitian kualitatif terjadi salah sa- penelitian ini hanya berlaku secara khusus
tunya karena adanya beberapa penolakan pada kasus dengan kondisi yang sama pada
dari para periset positif. Suyunus (2012) penelitian serupa (Bagiada dan Darmayasa
menunjukkan dominasi paradigma positif 2015). Kesesuaian penggunaan studi kasus
pada penelitian yang lolos dalam Simpo- sebagai metode pada penelitian ini adalah
sium Nasional Akuntansi (SNA) Banjarma- dengan pertimbangan bahwa yang dijadikan
sin 2012. Hal serupa juga ditunjukkan pada analisis merupakan konteks artikel pada
penelitian Ekasari (2014) yang menyatakan disiplin akuntansi yang menggunakan para-
bahwa penelitian yang dimuat dalam prosi- digma interpretif.
ding SNA dan SNAV (Vokasi) tahun 2012 dan Burrell dan Morgan (1979:20) meng-
2013 masih didominasi oleh paradigma posi- gambarkan sifat interpretif sebagai paradig-
tif. Penelitian kualitatif juga hanya dianggap ma yang memiliki karakteristik untuk me-
sebagai pelengkap penelitian mainstream mahami dan menjelaskan dunia sosial yang
(Somantri 2005). Dominasi penelitian positif tidak terlepas dari kacamata personal yang
juga nampak di Amerika. Hal ini terlihat dari terlibat langsung dalam sebuah proses so-
dominasi jumlah penelitian positif yang di- sial. Peranan sosial masyarakat, penelitian
publikasikan pada jurnal utama di Amerika terikat kepada norma-norma, aturan-aturan
(Baker dan Bettner 1997). tertentu dan keyakinan, serta pandangan
Artikel ini membahas mengenai dan sikap dari informan (Muhadjir 2000:12).
kurangnya penelitian akuntansi interpretif Penelitian dilakukan dengan melaku-
di Indonesia dengan menunjukkan jumlah kan wawancara dengan beberapa informan
penelitian yang terbit di jurnal akuntansi yang memiliki pengalaman individu dan di-
terakreditasi di Indonesia (2012-2014) serta pengaruhi oleh lingkungan penelitian akun-
penelitian yang lolos SNA dan SNAV (2013- tansi interpretif (Creswell 2007:79). Pengala-
2015). Artikel ini juga menunjukkan pen- man individu dalam penelitian ini adalah
tingnya penelitian interpretif pada bidang bahan keterangan mengenai pengalaman
kajian akuntansi. Untuk memberi gambaran individu dalam meneliti (Bungin 2012:104).
yang netral, maka keunggulan serta kelema- Selain wawancara data diperoleh dari
han penelitian interpretif juga dijelaskan dokumentasi penelitian akuntansi interpre-
dalam artikel ini. tif dalam jurnal akuntansi terakreditasi di
Tujuan penulisan artikel ini adalah: Indonesia dan penelitian yang diterbitkan
pertama untuk mendeskripsikan dan mem- dalam prosiding SNA dan SNAV. Pemilihan
perdalam pemahaman mengenai penelitian data dan informan menggunakan purposive
akuntansi interpretif dengan berbagai aliran sampling untuk memperoleh informasi de-
pemikirannya. Paradigma interpretif ber- ngan sasaran tertentu (Sekaran dan Bougie
dasarkan Burrell dan Morgan 1979:235-255) 2010). Pertimbangan pemilihan informan
yaitu solipsisme, fenomenologi, hermeneu- dalam penelitian ini menggunakan judgment
tik, ethnometodology, dan interaksionisme sampling, artinya kepakaran informan dalam
simbolik. Kedua untuk menguraikan keung- hal subjek yang diteliti menjadi pertimbang-
gulan dan keterbatasan penelitian akun- an utama (Sekaran dan Bougie 2010).
tansi interpretif sehingga dapat dijadikan Data penelitian yang diolah adalah
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya penelitian yang lolos seleksi, dimuat pada
agar lebih tepat memilih metode penelitian. prosiding SNA dan SNAV yang diterbitkan
Ketiga, menunjukkan kecilnya rasio peneli- selama 3 tahun terakhir dari tahun 2013,
tian interpretif dibandingkan dengan peneli- 2014 dan 2015 beserta penelitian akuntansi
tian mainstream di Indonesia sehingga dapat yang terbit di jurnal terakreditasi nasional
merangsang lebih banyak dilakukan peneli- (2012-2014). Proses pemilihan data jurnal
tian dengan paradigma interpretif. adalah sebagai berikut, dari 18 (delapan be-
las) jurnal ekonomi yang terakreditasi, kami
METODE mengeluarkan jurnal yang bukan bidang
Penelitian ini merupakan bentuk pe- kajian akuntansi sebanyak 12 (dua belas)
ngamatan pada penelitian yang lolos di SNA, jurnal (jurnal bidang kajian ekonomi dan
SNAV dan beberapa artikel yang dimuat manajemen). Dari 6 (enam) jurnal bidang
dalam jurnal yang terakreditasi nasional. kajian akuntansi, sebanyak 3 (tiga) jurnal
352 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 350-361

Tabel 1. Daftar Informan Penelitian


Subjek
No Keterangan Waktu
Informan
1 Bapak Fuad Dosen pengampu Dialog interaktif kelas saat mengikuti
Metodologi Penelitian perkuliahan Metodologi Penelitian pada
tanggal 3 Oktober 2014
2 Bapak Dosen pengampu Dialog interaktif kelas saat mengikuti
Baridwan Akuntansi perkuliahan Akuntansi Multiparadigma
Multiparadigma pada tanggal 10 Oktober 2014
3 Bapak Dosen pengampu Dialog interaktif kelas saat mengikuti
Sukoharsono Metodologi Non-positive perkuliahan Metodologi Non-positive
Research Research pada tanggal 6 November 2014
4 Ibu Christine Pengelola salah satu Diskusi informal saat mengikuti Asia
(bukan nama Jurnal Terakreditasi Pasific Conference on Accounting and
sebenarnya) Nasional (yang menjadi Finance (APCAF) 2015 di Sanur, Bali pada
objek penelitian) tanggal 11 Juni 2015

kami keluarkan lagi karena datanya tidak Paradigma penelitian berdasarkan


tersedia atau tersedia namun tidak lengkap, Burrell dan Morgan (1979:22) terdiri dari
yakni jurnal Akuntansi dan Keuangan (UI), empat yaitu: 1) paradigma positif (functional-
Jurnal Akuntansi dan Auditing (UII Yogya- ist), 2) paradigma interpretive, 3) paradigma
karta) dan Jurnal keuangan dan Perbankan radical humanist, dan 4) paradigma radical
(Perbanas). Maka kami menggunakan data structuralist. Berdasarkan Chua (1986) para-
dari 3 (tiga) jurnal yang berasal dari Jurnal digma dibagi menjadi tiga yakni: 1) paradig-
Keuangan dan Perbankan (JKP) Universi- ma positif, 2) paradigma interpretif, dan 3)
tas Merdeka Malang, Jurnal Akuntansi dan paradigma kritis. Paradigma menurut Chua
Keuangan (JAK) FE Prodi Akuntansi Uni- (1986) ini merupakan paradigma dalam
versitas Kristen Petra Surabaya dan Jurnal akuntansi (Mulawarman 2010).
Akuntansi Multiparadigma (JAMAL) FEB Paradigma positif menggunakan pola
Jurusan Akuntansi Brawijaya. Data jurnal pikir deduktif yang berangkat dari pola
yang terbit tahun 2015 yang diolah bukan pikir umum, teori-teori yang telah ada atau
merupakan data penuh, sehingga data jur- review atas berbagai literatur kemudian di-
nal JAK, JKP, dan JAMAL adalah tahun operasionalisasikan ke dalam penelitian.
2012, 2013, 2014, dan sebagian 2015. Data Penelitiannya bersifat objektif dan bertujuan
JKP dan JAMAL adalah jurnal yang terbit
untuk generalisasi. Paradigma ini mengang-
No. 1 tahun 2015 sedangkan JAK tidak ada
gap bahwa ilmu dan penelitian berdasarkan
data untuk penerbitan tahun 2015.
data yang diperoleh melalui survei dan teru-
kur dengan tepat dengan statistik serta uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
hipotesis yang bebas nilai atau objektif (Neu-
Paradigma penelitian. Paradigma
man 2013). Penelitiannya bersifat objektif
merupakan sistem kepercayaan hasil dari
konstruksi manusia yang dianut oleh ilmu- untuk generalisasi dan prosesnya terdapat
wan yang didasarkan pada asumsi-asumsi jarak antara peneliti dengan responden ser-
ontologis (bentuk dan sifat realitas), epis- ta menyatakan bahwa segala sesuatu harus
temologis (sifat hubungan mengetahui dan terukur. Informan Bapak Fuad menjelaskan
objek yang diketahui), dan metodologis (cara gambaran penelitian positif sebagai berikut:
mengetahui objek) (Atmadja 2014:3). Triyu- “Satu penelitian yang dilakukan
wono (2006) menyatakan paradigma dalam oleh setiap peneliti ibarat satu
khasanah epistemologi merupakan cara batu bata yang diletakkan dalam
pandang mengenai dunia atau worldview. rangka “bangunan ilmu pengeta-
Paradigma dinyatakan sebagai pendekatan, huan”, yang jika “batu bata” terse-
yang dibagi menjadi dua yaitu pendekatan but digabungkan, akan menjadi
objektif yang melahirkan penelitian kuanti- satu bangunan ilmu pengetahuan
tatif dan pendekatan subjektif yang melahir- yang utuh”
kan penelitian kualitatif (Atmadja 2013).
Darmayasa, Aneswari, Paradigma Interpretif Pada Penelitian Akuntansi... 353

Paradigma Interpretif berasal dari pe- (Sudarma 2010). Penentuan pilihan satu
mikiran Jerman. Fokus paradigma ini adalah paradigma untuk suatu penelitian bukan
pada bahasa, interpretasi simbol, dan pema- berarti menunjukkan bahwa satu paradig-
haman ilmu sosial serta pemikiran manusia. ma lebih baik atau mengungguli paradigma
Dalam sosiologi, manusia dan sosial memi- yang lain, melainkan paradigma tersebut
liki hubungan saling mempengaruhi secara yang paling sesuai untuk suatu penelitian.
inheren. Penelitian interpretif berusaha un- Dalam hal ini paradigma penelitian perlu
tuk menjelaskan hubungan antara tindakan disesuaikan dengan tujuan penelitian (Se-
dan makna yang mana interpretasi meru- tiawan 2011).
pakan proses aktif dan disiplin yang kreatif Selain karena faktor kesesuaian de-
untuk memastikan kemungkinan makna ngan apa yang diteliti, faktor dari peneliti
tindakan dan pesan (Lannai et al. 2014). sendiri merupakan hal utama yang sangat
Menurut Bapak Baridwan: menentukan paradigma yang akan digu-
nakan dalam penelitian. Faktor paradigma
“Penelitian dengan paradigma in-
yang lebih dikuasai dan disenangi tentu saja
terpretif berusaha menyelami,
adalah faktor penting, hal ini juga berkait-
memahami dan mendalami sudut
an dengan keahlian penulisan seorang
pandang informan atau masuk ke
peneliti. Faktor pembaca yang ingin dibidik
alam informan”
oleh peneliti juga merupakan pertimbangan
Paradigma kritis hampir serupa dengan dalam pemilihan paradigma riset. Apakah
interpretif namun lebih kritis dan evaluatif. pembaca dari riset yang dibuat adalah pe-
Perspektif kritis berada di antara subjek- nikmat riset kualitatif atau kuantitatif. Ke-
tivitas serta objektivitas peneliti. Muhadjir dekatan penulis dengan pembaca juga perlu
(2000:191-192) menyatakan bahwa dalam dipertimbangkan. Penulis kualitatif masuk,
teori kritis perilaku seseorang akan meng- hadir, dalam uraian tulisannya, tulisannya
ubah makna konteks selanjutnya yang artin- bersifat subjektif (Santana 2010:48).
ya teori ini secara aktif menciptakan makna, Kritik pada paradigma positif. Para-
bukan sekedar pasif menerima makna atas digma penelitian berkembang dalam dua
perannya. Pemahaman mendalam mengenai paradigma yang berbeda yakni positif dan
fenomena diperoleh dari fakta di lapangan pospositif. Penelitian dengan paradigma
disertai analisis serta pendapat pribadi dari kualitatif berkembang pesat seiring dengan
periset. Teori yang dihasilkan dari paradigma perkembangan berbagai cabang ilmu penge-
kritis memiliki manfaat besar dalam identifi- tahuan di bidang sosial. Konsep bebas nilai
kasi serta mengurangi terjadinya dominasi sebagaimana dipegang teguh oleh positif se-
(Chua 1986). makin ditinggalkan (Muhadjir 2000:196).
Memilih paradigma penelitian. Me- Kritik terhadap positif muncul, Haber-
milih paradigma harus disesuaikan dengan mas adalah tokoh kritikus yang gigih me-
masalah penelitian yang akan dijawab. nyerang positivisme (Hasbiansyah 2000).
Paradigma akan menentukan metodologi Kritik ini kemudian memicu berkembangnya
penelitian, (Jonker, Pennink, dan Wahyuni era pos-positivistik. Karakteristik utama era
2011:27) yang merupakan hal utama dalam pos-positivistik adalah berkembangnya pe-
penelitian. Metode, alat dan teknik yang di- maknaan di balik data dan menolak konsep
gunakan tergantung pada pandangan yang bebas nilai (Muhadjir 2000:197). Garfinkel
mendasari peneliti (Butler 1998). Metode (1996) juga mengajukan kritik pada pene-
penelitian merupakan cara ilmiah untuk litian kuantitatif melalui pertanyaan yang
memperoleh data untuk manfaat tertentu secara eksplisit mengkritisi bahwa di dunia
(Sugiyono 2011:3). Seperti yang dinyatakan ini tidak ada hal yang bisa relevan dimana-
oleh Tomkins dan Groves (1983) bahwa se- mana dan dapat digeneralisasi untuk semua
tiap penelitian memiliki basis ontologikal hal dengan satu suara yang seragam.
dan epistemologikal sendiri. Di Indonesia, terutama, kebhinekaan
Paradigma positif digunakan jika data yang menjadi keunikan bangsa ini, menja-
dapat diobservasi, dapat diukur, untuk dikan mustahil untuk melakukan generali-
menguji hipotesis dan membuat generali- sasi pada satu hal. Artinya bahwa penelitian
sasi sebaliknya pada situasi kompleks yang akuntansi perlu mengarah pada multipa-
berubah-ubah dan peneliti ingin memahami radigm (Djamhuri 2011) untuk memahami
lebih dalam atau ingin membangun teori sosiologi yang beragam mulai dari agama,
maka paradigma pos-positif paling tepat suku, dan budaya. Paradigma interpretif
354 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 350-361

merupakan reaksi dan jawaban yang timbul menyatakan bahwa PAI memiliki potensi
dari kelemahan paradigma positif seperti ob- munculnya subjektivitas, pemahaman, dan
jektivitas, keteraturan, dan kekakuan. penjelasan makna yang ditandai dengan
Kenapa interpretif? Akuntansi meru- thick description. Sementara secara bersa-
pakan bentuk praktik yang terdiri dari maan thick description memastikan bahwa
proses mulai dari pencatatan, pengklarifi- penjelasan dianggap masuk akal. Pandang-
kasian, peringkasan, pengolahan, dan pe- an validasi sebagai proses, tidak mudah
nyajian informasi yang digunakan untuk lepas dari upaya berkelanjutan dari pene-
dasar pengambilan keputusan. Akuntansi liti untuk mengembangkan penjelasannya
beberapa dekade lalu hanya menggunakan dalam penelitian yang dapat menyakinkan
satu pertimbangan yakni simbol angka (nu- pembaca.
merik). Tuntutan perkembangan bisnis dan Periset PAI lain kemudian merespon
pemangku kepentingan akhirnya membuat berbagai debat tersebut seperti Baxter, Boed-
praktik akuntansi kontemporer berkembang ker, dan Chua (2008) dengan menyatakan
menjadi kompleks. Akuntansi merupakan bahwa PAI mampu untuk mendukung ke-
hasil dari realitas sosial dan pemikiran ma- bebasan penelitian akuntansi ke depan. Ke-
nusia yang tidak boleh dikekang oleh hal- mudian Baker dan Bettner (1997) memberi
hal sedemikian rupa yang menghambat respon dengan menyatakan bahwa studi
perkembangan realitas keilmuan sosial (Mu- interpretif dan kritis dapat membuka jalan
lawarman 2010). untuk menjelajahi cara untuk memfasilitasi
Praktik akuntansi dipandang sebagai gerakan menuju masyarakat yang lebih ma-
kajian yang erat kaitannya serta dipengaruhi nusiawi dengan memecahkan hambatan ko-
oleh organisasional, manusia, lingkungan munikasi dalam perspektif mainstream.
dan agama (idiologi) setempat. Akuntansi dan Riset akuntansi yang relevan perlu lebih
sosiologi merupakan kombinasi tak terpisah- banyak dilakukan dan proses menuju rele-
kan. Akuntansi sangat berpengaruh terha- vansi itu bisa dengan banyak jalan (Scapens
dap perkembangan peradaban masyarakat, 2008). Artinya perlu mengembangkan ba-
vice versa. Penelitian kualitatif secara luas nyak paradigma riset akuntansi yang saling
telah digunakan dalam berbagai penelitian bersinergi. Salah satu paradigma yang perlu
sosial termasuk sosiologi (Somantri 2005). dikembangkan adalah paradigma interpretif,
Informan Bapak Sukoharsono menyatakan karena besarnya manfaat paradigma ini ter-
pendapatnya pada riset kualitatif: utama pada akuntansi manajemen. Paradig-
ma interpretif ini akan memperkaya bangun
“Penelitian kualitatif merupakan
ilmu pengetahuan pada penggambaran teori
paradigma penelitian yang berke-
organisasional, sosiologi, teori sosial, dan
pentingan pada makna dan penaf-
politik (Scapens 2008).
siran (hermeneutika)”
Fakta kurangnya penelitian akuntan-
Kenyataan bahwa masyarakat selalu si interpretif (PAI) di Indonesia. Perkem-
berubah dari waktu ke waktu dan pengaruh bangan riset akuntansi di Indonesia penting
sosial yang kuat terhadap praktik akuntan- untuk dicermati (Wirajaya 2012). Selama
si, terutama di Indonesia dengan keragam- beberapa tahun terakhir, penelitian bidang
annya, maka diperlukan metode penelitian akuntansi yang menggunakan paradigma in-
yang paling tepat. Dalam hal ini paradigma terpretif relatif sedikit. Dapat dilihat pada ta-
interpretif adalah yang paling dapat me- bel 2 bahwa persentase penelitian kualitatif
wakili multidimensi yang melatarbelakangi interpretif relatif kecil. Meskipun persentase
praktik akuntansi. Baker dan Bettner (1997) penelitian interpretif pada SNA mengalami
menyatakan bahwa PAI paling sesuai karena kenaikan setiap tahun, namun angka 2% di
akuntansi bukanlah refleksi kondisi ekono- tahun 2015 masih menunjukkan porsi pene-
mi yang statis. PAI memiliki potensi untuk litian interpretif yang sedikit. Namun kondisi
meningkatkan pemahaman kita terhadap lain terjadi pada SNAV, semakin tahun jum-
dunia dan menciptakan cara baru untuk lah penelitian interpretif semakin meningkat.
berinteraksi dengan lingkungan sosial. Tabel 3 menunjukkan tidak ada pene-
Berbagai debat dan kritik mengenai litian interpretif yang diterbitkan oleh JKP
PAI kemudian muncul. Salah satu kritik in- dan JAK. Penelitian interpretif yang dipu-
terpretif adalah pada thick description yang blikasikan hanya ditunjukkan oleh JAMAL,
dinilai terlalu padat (Salvina 2009). Lukka namun menunjukkan persentase yang se-
dan Modell (2010) merespon kritik dengan makin menurun selama tiga tahun terak-
Darmayasa, Aneswari, Paradigma Interpretif Pada Penelitian Akuntansi... 355

Tabel 2. SNA dan SNAV

Tahun Total Kuantitatif Kualitatif Interpretif % Interpretif

2013
SNA 199 188 11 10 5.03%
SNAV 49 47 2 0 0.00%
2014
SNA 176 166 10 7 3.98%
SNAV 43 41 2 1 2.33%
2015*
SNA 200 177 23 4 2.00%
SNAV 54 44 7 4 7.41%

Sumber: Proceding SNA dan SNAV 2013 dan 2014

hir dari tahun 2012 sampai 2014. Apabila penelitiannya atau tidak akan diterbitkan
mengecualikan JAMAL, maka paradigma penelitiannya. Bagaimana dengan kondisi di
funcitionalist masih mendominasi sebagai Indonesia?. Kondisi yang terjadi di Indonesia
paradigma mayoritas yang digunakan pada tidak jauh berbeda dengan Amerika, hal ini
penelitian akuntansi. Hal ini sejalan dengan terlihat dari hasil wawancara dengan infor-
penelitian Lopes (2014) yang menunjukkan man Ibu Christine yang merupakan salah
bahwa pada institusi pendidikan tinggi yang satu pengelola jurnal penelitian akuntansi
terdaftar pada peringkat internasional, cen- terakreditasi di Indonesia:
derung menggunakan pendekatan positivis.
“Kami hanya menerima artikel
Alasan rendahnya jumlah penelitian
empiris tidak menerima artikel
interpretif. Rendahnya penelitian kualitatif
kajian pustaka...artikel yang kami
terutama interpretif perlu menjadi perhatian
publikasikan diutamakan meng-
serius. Peneliti akuntansi perlu mulai mem-
gunakan data kuantitatif...artikel
buka pikiran untuk menggunakan multi
yang masuk harus menyesuaikan
paradigma dalam menggali ilmu akuntansi.
Penggunaan paradigma penelitian akan dengan kebijakan jurnal kami”
mampu berdampak pada pengembangan Perdebatan paradigma tidak seha-
keilmuan. Hal ini akan mungkin apabila rusnya menghalangi kebebasan akademik
peneliti akuntansi terbuka pada heterogeni- peneliti. Hal menarik disampaikan oleh
tas dan harus mulai pindah pada pandang- Dunmore (2011) yang bisa menjadi catatan
an homogenitas untuk memberikan dam- bagi peneliti kualitatif, bahwa terdapat
pak positif pada penelitian akuntansi (Seif- dua tujuan yang berbeda untuk melaku-
Allah Moslemi dan Nikseresht 2013). Para kan penelitian kualitatif dalam akuntansi:
peneliti akuntansi perlu menyadari bahwa 1) untuk mengumpulkan data membantu
perlu menunjukkan pada mahasiwa mau- mengembangkan pemahaman awal bebera-
pun praktisi berbagai paradigma penelitian pa fenomena, sebelum cukup untuk mem-
dengan keterbatasannya serta yang mena- benarkan upaya pada pengukuran kuanti-
rik dari penelitian untuk membuat mereka tatif, 2) untuk menguji teori, artinya bahwa
mengapresiasi penelitian akuntansi (Rich- penelitian kualitatif dapat memberikan pre-
ardson 2011). diksi kuantitatif sehingga teori-teori lain ha-
Kebebasan akademik merupakan hak rus diteliti secara kualitatif. Sehingga mem-
bagi semua peneliti. Pelaksanaan riset akun- berikan kontribusi pada tindakan functional
tansi berdasarkan keyakinan dari peneliti apa yang perlu dilakukan oleh peneliti riset
apa yang benar dan apa kebenaran itu sen- positif (Nørreklit 2014). Dunmore (2011) me-
diri (Kamayanti 2015). Baker dan Bettner nambahkan bahwa peneliti kualitatif jarang
(1997) menggambarkan kondisi di Amerika melakukan poin kedua tersebut, sebaliknya,
mengenai sulitnya menerbitkan penelitian mereka menerima kerangka teori yang ada
dengan paradigma kritis dan interpretif di dan menggunakannya hanya untuk meng-
jurnal akuntansi utama. Bahkan peneliti gambarkan struktur dan hasilnya.
akan dipaksa untuk mengganti paradigma
356 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 350-361

Tabel 3. Jurnal Terakreditasi di Indonesia


Tahun Total Kuantitatif Kualitatif Interpretif % Interpretif
2012
JKP 45 43 2 0 0.00%
JAK 10 10 0 0 0.00%
JAMAL 37 14 23 14 37.84%
2013
JKP 45 43 3 0 0.00%
JAK 10 10 0 0 0.00%
JAMAL 35 13 22 9 25.71%
2014
JKP 45 44 1 0 0.00%
JAK 10 10 0 0 0.00%
JAMAL 38 20 18 7 18.42%
2015
JKP 15 14 1 0 0.00%
JAK - - - - -
JAMAL 13 5 8 6 46.15%
Sumber: Publikasi Jurnal Ilmiah Akuntansi Terakreditasi

JKP : Jurnal Keuangan dan Perbankan (Program Studi Keuangan dan Perbankan Uni-
versitas Merdeka Malang)
JAK : Jurnal Akuntansi dan Keuangan (Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Kristen Petra Surabaya)
JAMAL : Jurnal Akuntansi Multiparadigma (Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universi-
tas Brawijaya)

Hambatan terbesar yang berpenga- memungkinkan adanya wacana tanpa mak-


ruh pada rendahnya penelitian kualitatif, na (Burrell dan Morgan 1979:239-240).
dalam hal ini PAI adalah berasal dari peneliti Penelitian Setiawan et al. (2014) yang
sendiri. Salah satunya karena rasa enggan berjudul Pengakuan Dosa [Sopir] A[ng]ku[n]
dan takut untuk melakukan scientific trajec- tan Pendidik: Studi Solipsismish memapar-
tory secara terbuka untuk saling memahami kan mengenai “pengakuan dosa” dosen di
(Djamhuri 2011). Faktor lainnya karena ala- beberapa institusi. Subjektivitas sangat
san pragmatis peneliti, mana yang akan le- terasa dalam riset ini. Bukti empiris dalam
bih cepat selesai, penelitian kuantitatif atau melakukan kontra-kritik terhadap solips-
penelitian kualitatif (Kamayanti 2015). Pene- isme riset ini berupa tugas-tugas maha-
litian kualitatif relatif lama, karena menga- siswa, aktivitas mahasiswa di sosial media,
rah kepada penemuan (Sugiyono 2014:25). interaksi, dan observasi sesama akuntan
Namun ketersediaan waktu penelitian akan pendidik, selain itu dinyatakan dalam riset
keliru jika dimasukkan dalam keterbatasan, ini peneliti memasukkan perasaannya se-
namun hal tersebut lebih pada kemalasan bagai bukti empiris. Sehingga dijelaskan
peneliti (Hartono 2014:236). lebih lanjut bahwa metode yang digunakan
Kajian singkat riset akuntansi inter- bukan solipsisme murni, namun diistilah-
pretif solipsisme. Solipsisme yang digagas kan dengan solipsismish.
Bishop Berkeley (1685-1753) merupakan Fenomenologi. Fenomenologi adalah
bentuk paling ekstrim dari idealisme subjektif istilah umum yang mencakup gerakan fi-
yang menyangkal bahwa dunia mempunyai losofis dan pendekatan penelitian yang be-
realitas independen yang berbeda (Burrell rasal dari gagasan Edmund Husserl (1859-
dan Morgan 1979:238). Kelemahan dan ba- 1838) yang secara radikal melakukan filosofi
haya terbesar solipsisme ini adalah dengan dengan cara baru (Kafle 2011). Studi ini
memasuki suatu pandangan individualistis berusaha menjelaskan dan menggambarkan
dan subjektif mengenai realitas, sehingga fenomena yang menjadi pengalaman bebe-
Darmayasa, Aneswari, Paradigma Interpretif Pada Penelitian Akuntansi... 357

rapa individu yang merupakan hasil dari pe- serta ekspresi yang muncul. Topik pemba-
ngaruh lingkungan. Penelitian fenomenologi hasan yang diangkat bisa berasal dari ma-
dilakukan dengan: 1) reduksi fenomenologis, salah ringan dan fenomena sehari-hari di
2) reduksi eidetis, 3) reduksi transendental. masyarakat sampai kegiatan ilmiah (Ritzer
Langkah tersebut mengarah kepada strategi 2014:301).
fenomenologis yang membebaskan diri dari: Masalah yang sangat mungkin dihadapi
1) unsur subjektivitas peneliti, 2) keterkait- oleh peneliti ethnometodology adalah peneliti
an pada teori, proposisi dan hipotesis, dan hanya dapat memformulasikan pertanyaan
3) bebas dari kekangan tradisional (Yusuf sesuai dengan teori yang dibawa, sangat
2014:352). mungkin kondisi organisasi dan interaksi
Perolehan data terutama didapat me- di dalamnya jauh berbeda dengan teori
lalui wawancara dengan individu meskipun tersebut, maka peneliti perlu menyesuai-
dokumen dan pengamatan yang in line de- kan metodenya sesuai dengan setting par-
ngan penelitian perlu untuk dipertimbang- tisipan (Rawls 2008). Ethnometology meru-
kan (Creswell 2007:79). Pola penelitian pakan metode yang membutuhkan jangka
dengan paradigma ini adalah penyajian hal waktu penelitian yang lama, beberapa riset
penting dan deskripsi dari fenomena serta bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun.
menangguhkan pendapat pribadi (Creswell Hal ini seringkali dianggap sebagai kendala
2007:78; Kafle 2011). Sehingga keunggulan bagi peneliti untuk melakukan riset meng-
metode ini adalah akan mampu membawa gunakan metode ini. Seperti pada penelitian
penelitian berada pada posisi paling objek- yang dilakukan oleh Ludigdo (2006), dibahas
tif dan netral dalam ruang subjektif yang pada keterbatasan penelitian bahwa waktu
mampu menyoroti hal penting pada suatu pengamatan dan partisipasi peneliti relatif
fenomena. pendek yakni 4 (empat) bulan, sedangkan
Hermeneutik. Istilah hermeneutika ethnometodologi idealnya membutuhkan
berasal dari bahasa Yunani hermënuetikós waktu lebih panjang bahkan tahunan.
untuk Hermes nama dewa utusan Yunani Interaksionisme simbolik. Metode
kuno yang tugasnya menyampaikan pesan ini berpendapat bahwa interaksi yang dina-
dari para Dewa yang dikisahkan untuk dapat mis manusia dengan komunitasnya akan
menyampaikan pesan Hermes harus berke- banyak menawarkan simbol-simbol (Jailani
nalan dengan bahasa manusia dengan baik 2012). Jailani (2012) menyebutkan kelemah-
(Butler 1998). Butler (1998) menyatakan an metode ini adalah seringkali mengabai-
bahwa semua eksistensi manusia adalah kan emosi dan gerak bawah sadar manusia
hermeneutik pada intinya, maka jelas bah- ketika berinteraksi, artinya lebih memper-
wa tindakan penafsiran adalah cara menjadi hatikan hal yang konkrit dalam interak-
aktor sosial termasuk peneliti. si, namun kelebihannya adalah memiliki
Definisi sederhana hermeneutik adalah kekuatan empiris melalui pemaknaan sim-
interpretasi teks atau menemukan makna bol berdasarkan interaksi, yang menunjuk-
dari suatu tulisan (Wahyuni 2015:170). Her- kan bahwa penafsiran selalu dilakukan pada
meneutika berkaitan dengan menafsirkan konteksnya. Kotarba (2014) menyebutkan
dan memahami produk dari pikiran manusia bahwa kekuatan penting dalam interaksi
yang mencirikan dunia sosial dan budaya simbolik adalah pada komitmennya untuk
(Burrell dan Morgan 1979:235-236). Contoh melakukan penemuan, berbeda dengan ri-
penelitian dilakukan oleh Sari (2010) dengan set mainstream deduktif yang mendasarkan
pendekatan hermeneutika intensionalisme. pada pengetahuan yang telah ada, interaksi
Riset ini melakukan pencarian makna keun- simbolik mendorong peneliti untuk melaku-
tungan dalam profesi dokter. kan penemuan dari aspek kehidupan sehari-
Ethnometodology. Ethnometodology di- hari yang diabaikan dan tidak diamati oleh
cetuskan oleh Harold Garfinkel pada perten- peneliti.
gahan tahun 1950-an melalui bidang pene-
litian sosial yang merupakan inspirasi atas SIMPULAN
kreasi dari sosiologi fenomenologi. Ethno- Paradigma penelitian positif, interpretif
metodology didasarkan pada studi rinci dari dan kritis adalah paradigma penelitian yang
kehidupan sehari-hari (Burrell dan Morgan saling melengkapi, tidak ada saling dikotomi
1979:247). Ethnometodology sangat men- (Triyuwono 2013; Wirajaya 2012). Keterkait-
gutamakan analisis berdasarkan hasil per- an akuntansi dengan sosiologi dan perkem-
cakapan atau wawancara secara mendalam bangan masyarakat yang terus berubah
358 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 350-361

merupakan faktor yang cukup kuat men- metode interaksionisme simbolik seringkali
dasari bahwa perlu dikembangkan pene- mengabaikan emosi dan gerak bawah sadar
litian interpretif bidang akuntansi. Penen- manusia ketika berinteraksi, artinya lebih
tuan metode penelitian baik menggunakan memperhatikan hal yang konkrit dalam in-
solipsisme, fenomenologi, hermeneutika, teraksi (Jailani 2012).
ethnometodology maupun interaksionisme Rendahnya PAI di Indonesia perlu
simbolik adalah berdasarkan asumsi ontolo- dicermati. Fokus pada jurnal akuntansi ter-
gi dan epistemologi dari penelitian, sehingga akreditasi di Indonesia (2012-2014) serta
peneliti dapat menentukan metode yang pa- penelitian akuntansi yang lolos prosiding
ling sesuai. SNA dan SNAV (2013-2015) maka secara
Beberapa keunggulan dalam paradigma keseluruhan menunjukkan bahwa riset in-
interpretif adalah: 1) deskripsi yang disajikan terpretif berada pada porsi yang sangat ke-
secara detail serta mendalam (thick descrip- cil. Penelitian kualitatif terutama interpretif
tion), 2) pemahaman yang mendalam murni yang relevan perlu dikembangkan agar se-
dari sudut pandang informan (natural) akan jajar dengan penelitian mainstream. Jum-
diperoleh dengan baik, 3) metode interaksi lah PAI yang rendah ini berasal dari asumsi
simbolik memiliki kekuatan empiris dalam keliru bahwa penelitian kualitatif hanyalah
pemaknaan simbol, karena pemaknaan pelengkap penelitian kuantitatif (Somantri
simbol selalu dilakukan berdasarkan kon- 2005). Hambatan terbesar justru muncul
teksnya (Jailani 2012:4). Metode interaksi dalam diri peneliti sendiri yang enggan dan
simbolik unggul dalam komitmennya untuk takut untuk melakukan scientific trajectory
melakukan penemuan dari aspek kehidupan secara terbuka untuk saling memahami
sehari-hari yang diabaikan dan luput dari (Djamhuri 2011) serta karena alasan prag-
pengamatan (Kotarba 2014:5) yang utama matis yang berkaitan dengan lama peneli-
bahwa hasil riset interpretif akan memperka- tian (Kamayanti 2015). Hambatan dari luar
ya bangun ilmu pengetahuan pada peng- berasal dari kurang terbukanya penerbit ju-
gambaran teori organisasional, sosiologi, rnal dalam menerima penelitian selain para-
teori sosial, dan politik (Scapens 2008). digma functionalist.
Keterbatasan masing-masing metode Terdapat dua aspek kontribusi penu-
dalam interpretif adalah: 1) metode solip- lisan artikel ini yakni kontribusi akademis
sisme merupakan metode paling subjektif dan kontribusi penelitian selanjutnya. Kon-
yang memungkinkan adanya wacana tanpa tribusi akademis penulisan artikel ini adalah
makna (Burrell dan Morgan 1979:235- untuk memberikan wawasan mendalam
255). 2) metode fenomenologi, sulit untuk penelitian akuntansi dengan paradigma in-
dilakukan generalisasi dengan metode ini, terpretif. Kontribusi penelitian selanjutnya
kecuali pada fenomena yang terjadi pada pertama, dengan memberikan wawasan
daerah dengan kearifan lokal yang mirip mengenai keunggulan maupun keterbatasan
sekali dan pada bisnis yang serupa (Prian- paradigma interpretif, sehingga dapat dijadi-
thara 2011). 3) metode hermeneutika sangat kan pertimbangan bagi peneliti interpretif
tergantung pada pemahaman penulis dan selanjutnya untuk meminimalkan ketidak-
bagaimana cara mengkomunikasikannya, tepatan pemilihan metode riset. Kontribusi
bentuk pengetahuan apa yang bisa diper- penelitian selanjutnya yang kedua adalah
oleh dan apa yang disebut salah atau benar. dengan menunjukkan kecilnya rasio PAI di
Maka kelemahan hermeneutika terletak Indonesia, maka diharapkan dapat memacu
pada asumsi epistemologinya. 4) metode eth- peneliti akuntansi untuk mengembangkan
nometodology, membutuhkan jangka waktu paradigma ini dalam penelitiannya.
pengamatan dan partisipasi di situs peneli- Penelitian selanjutnya perlu meng-
tian yang panjang bahkan tahunan (Ludigdo gali rendahnya jumlah penelitian akuntansi
2006). Pada metode ini sangat mungkin kon- kritis di Indonesia. Dalam rangka mening-
sep wawancara dan teori yang dibawa peneli- katkan penelitian kualitatif interpretif dan
ti sebelum memasuki setting partisipan akan kritis maka perlu digali secara mendalam
jauh berbeda sehingga peneliti harus menye- hal yang mendasari dua paradigma ini su-
suaikan perbedaan tersebut (Rawls 2008). 5) lit dikembangkan sejajar dengan penelitian
mainstream di Indonesia.
Darmayasa, Aneswari, Paradigma Interpretif Pada Penelitian Akuntansi... 359

DAFTAR RUJUKAN available at ssrn.com 9 (February), hlm


Atmadja, A.T. 2013. "Pergulatan Metodologi 1–51.
Dan Penelitian Kualitatif Dalam Ranah Ekasari, K. 2014. "Menerawang Riset Akun-
Ilmu Akuntansi." Jurnal Akuntansi Pro- tansi Di Pendidikan Vokasi Di Masa
fesi, Vol. 3, No. 2. Depan." Prosiding Simposium Nasional
Atmadja, N. Bawa. 2014. Saraswati Dan Ga- Akuntansi Vokasi ke-3, hlm 404–414,
nesha Sebagai Simbol Paradigma Inter- Padang.
pretivisme Dan Positivisme: Visi Inte- Garfinkel, H. 1996. "Ethnomethodology’s
gral Mewujudkan Iptek Dari Pembawa Program." Social Psychology Quarterly,
Musibah Menjadi Berkah Umat Manu- Vol. 59, No. 1, hlm 5–21.
sia. Pustaka Larasan. Denpasar. Hartono, J. 2014. Metodologi Penelitian Bis-
Bagiada, I.M dan I.N. Darmayasa. 2015. nis Salah Kaprah Dan Pengalaman-
"Implementasi Filosofi Tri Hita Karana Pengalaman. 6th ed. BPFE Yogyakarta.
Dalam Pengungkapan Tanggung Jawab Yogyakarta.
Sosial Pada Lembaga Perkreditan Desa Hasbiansyah, O. 2000. "Menimbang Posi-
(LPD)." Simposium Nasional Akuntansi tivisme." Mediator, Vol. 1, No. 1, hlm
Vokasi IV. Politeknik Negeri Manado, 123–133.
hlm 798–815. Manado. Jailani, M.S. 2012. "Interaksi Simbolik, Kon-
Baker, C.R dan M.S. Bettner. 1997. "Inter- struktivisme, Teori Kritis, Postmodern-
pretive and Critical Research in Ac- isme Dan Post-Strukturalisme (Telaah
counting: A Commentary on Its Ab- Basis Teoritis Paradigma Penelitian
sence from Mainstream Accounting." Kualiatatif )." Edu-Bio, Vol. 3, hlm 1–13.
Critical Perspective on Accounting, Vol. Jonker, Jan, B.J.Pennink, dan Sri Wahyuni.
8, hlm 293–310. 2011. Metodologi Penelitian Panduan
Baxter, Jane, C. Boedker, dan W.F. Chua. Untuk Master Dan Ph.D. Di Bidang
2008. "The Future(s) of Interpretive Ac- Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.
counting Research-A Polyphonic Re- Kafle, N.P. 2011. "Hermeneutic Phenomeno-
sponse From Beyond the Metropolis." logical Research Method Simplified."
Critical Perspectives on Accounting, Vol. An Interdisiplinary Journal, Vol. 5, hlm
19, hlm 880–886. 181–200.
Bungin, H.M.B. 2012. Penelitian Kualitatif: Kamayanti, A. 2015. "Sains" Memasak Akun-
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Pub- tansi: Pemikiran Udayana Dan Tri Hita
lik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Kedua. Karana." in Pertemuan Masyarakat
Prenada Media Group. Jakarta. Akuntansi Multiparadigma Indonesia
Burrell, G dan G. Morgan. 1979. Sociological Nasional 3 (TEMAN3), vol. 3. Denpas-
Paradigms and Organisational Analy- ar: Universitas Udayana, 26-27 Maret
sis: Elements of The Sociology of Cor- 2015.
porate Life. Heinemann Educational Kotarba, J.A. 2014. "Symbolic Interaction
Books. London. and Applied Social Research: A Focus
Butler, T.O.M. 1998. "Towards A Hermeneu- on Translational Science Research." To
tic Method For Interpretive Research In Appear In Symbolic Interaction, Vol. 37,
Information Systems." Journal of Infor- No. 2.
mation Technology, Vol. 13, hlm 285– Lannai, D., M. Sudarma, G. Irianto, dan U.
300. Ludigdo. 2014. "Phenomenology Study
Chua, W.F. 1986. "Radical Development in About Performance Meaning At Indone-
Accounting Thought." The Accounting sia Foundation (Case Studies At Wakaf
Review, Vol. 61, No. 4, hlm 601–632. Foundation Of Indonesian Muslim Uni-
Creswell, J.W. 2007. Qualitative Inquiry & versity)." International Journal of Busi-
Research Design Choosing among Five ness and Management Invention, Vol. 3,
Approaches. 2nd ed. Sage Publications No. 5, hlm 8–16.
Inc. USA. Leksono, S. 2013. Penelitian Kualitatif Ilmu
Djamhuri, A. 2011. "Ilmu Pengetahuan Sos- Ekonomi Dari Metodologi Ke Metode. PT
ial Dan Berbagai Paradigma Dalam Ka- Raja Grafindo Persada. Jakarta.
jian Akuntansi." Jurnal Akuntansi Mul- Lopes, I.T. 2014. "Research Methodologies
tiparadigma, Vol. 2, No 1, hlm 147–185. in Accounting and Auditing: Empirical
Dunmore, P.V. 2011. "Half a Defense of Evidence from Postgraduate Projects
Positive Accounting Research." MEAFA Concluded Between 2008 and 2013."
360 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 350-361

European Conference on Research Meth- posium Nasional Akuntansi XIII. Pur-


odology for Business and Management wokerto.
Studies, hlm 224–234. Kidmore End Scapens, R. 2008. "Seeking the Relevance of
Academic Conferences International Interpretive Research:A Contribution
Limited. to The Polyphonic Debate." Critical Per-
Ludigdo, U. 2006. "Strukturasi Praktik Eti- spectives on Accounting, Vol. 19, No. 6,
ka Di Kantor Akuntan Publik : Sebuah hlm 915-919.
Studi Interpretif." Simposium Nasional Seif-Allah Moslemi, S dan M. Nikseresht.
Akuntansi IX. Padang. 2013. "The Effect of Paradigm in Ac-
Lukka, K dan S. Modell. 2010. "Validation counting Scientific Development." Ad-
in Interpretive Management Account- vances in Environmental Biology, Vol. 7,
ing Research." Accounting, Organiza- No. 10, hlm 2920–2925.
tions and Society, Vol. 35, No. 4, hlm Sekaran, U dan R. Bougie. 2010. Research
462–477. Methods for Business: A Skill-Building
Muhadjir, N. 2000. Metodologi Penelitian Approach. Fifth. Jhon Wiley and Sons,
Kualitatif. Yogyakarta. Rake Sarasin. Inc. New York.
Mulawarman, A.D. 2010. "Integrasi Paradig- Setiawan, A.R, A. Kamayanti, dan A.D. Mu-
ma Akuntansi: Refleksi Atas Pendeka- lawarman. 2014. "Pengakuan Dosa
tan Sosiologi Dalam Ilmu Akuntansi." [Sopir] A[ng]ku[n]tan Pendidik: Studi
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. Solipsismish." Jurnal Pendidikan Akun-
1, No. 1, hlm 155–171. tansi, Vol. 2, No. 1.
Neuman, W.L. 2013. Metode Penelitian Sos- Setiawan, A.R. 2011. "Tinjauan Paradig-
ial: Pendekatan Kualitatif Dan Kuanti- ma Penelitian Merayakan Keragaman
tatif Edisi Ketujuh. PT. Indeks. Jakarta. Pengembangan Ilmu Akuntansi." Jur-
Nørreklit, H. 2014. "Quality in Qualitative nal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 2,
Management Accounting Research." No. 3, hlm 402–417.
Qualitative Research in Accounting & Somantri, G.R. 2005. "Memahami Metode
Management, Vol. 11, No. 1, hlm 29–39. Kualitatif." Makara, Sosial Humaniora,
Prianthara, I.B.T. 2011. "Konstruksi Sosial Vol. 9, No. 2, hlm 57–65.
Praktek Perpajakan (Studi Fenome- Sudarma, I.M. 2010. "Paradigma Peneli-
nologi Wajib Pajak Hotel Di Bali)." Di- tian Akuntansi Dan Keuangan." Jurnal
sertasi tidak dipublikasikan. Fakultas Akuntansi Multiparadigma, Vol. 1, No.
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawi- 1, hlm 97–108.
jaya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombina-
Rawls, A.W. 2008. "Harold Garfinkel, Ethno- si (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung.
methodology and Workplace Studies." Sugiyono. 2014. "Metode Penelitian Kuanti-
Organization Studies, Vol. 29, No. 5, tatif Kualitatif Dan R&D."
hlm 701–732. Suyunus, M. 2012. "Ketika Paradigma Posi-
Richardson, A.J. 2011. "Myth, Paradigms tif Mendampingi Paradigma Non-Positif
and Academic Accounting Research: A Dalam Riset Akuntansi." Ekuitas: Ju-
Comment on ‘Reading and Understand- rnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 16,
ing Academic Research in Accounting’ No. 4, hlm 409–432.
(Gordon and Porter, 2009)." Global Per- Tomkins, C dan R. Groves. 1983. "The Ev-
spectives on Accounting Education, Vol. eryday Accountant And Researching
8, hlm 67–77. Further Thoughts His Reality ": Further
Ritzer, G. 2014. Teori Sosiologi Modern. 7th Thoughts." Accounting, Auditing & Ac-
ed. Jakarta: Kencana. countability Journal, Vol. 8, No. 4, hlm
Salvina, V.D. S. 2009. "Pendekatan Inter- 407–415.
pretif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial." Jur- Triyuwono, I. 2006. Perspektif, Metodologi,
nal Salam Universitas Muhamadiyah Dan Teori Akuntansi Syariah. PT. Raja
Malang, Vol 12, No. 2. Grafindo Persada. Jakarta.
Santana, S. 2010. Menulis Ilmiah Metodologi Triyuwono, I. 2013. "[Makrifat] Metode Pene-
Penelitian Kualitatif. 2nd ed. Yayasan litian Kualitatif [Dan Kuantitatif] Untuk
Pustaka Obor Indonesia. Jakarta. Pengembangan Disiplin Akuntansi."
Sari, D.P. 2010. "Tafsir ‘ Keuntungan ’ Bagi Simposium Nasional Akuntansi ke-16,
Profesi Dokter Dengan Pendekatan Manado.
Hermeneutika Intensionalisme." Sim-
Darmayasa, Aneswari, Paradigma Interpretif Pada Penelitian Akuntansi... 361

Wahyuni, S. 2015. Qualitative Research No. 1, hlm 1–21.


Method Theory and Practice. 2nd ed. Yusuf, M. 2014. Metode Penelitian Kuanti-
Salemba Empat. Jakarta. tatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.
Wirajaya, I.G.D. 2012. "Hermeneutika Jakarta: PT. Fajar Interpratama Man-
Dalam Interpretive Paradigm Sebagai diri.
Metodologi Penelitian Akuntansi." Jur-
nal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 7,

Anda mungkin juga menyukai