Oleh :
KELOMPOK 2
FAKULTAS EKONOMI
MAKASSAR
2017-2018
Kata Pengantar
Akuntansi telah diakui sebagai sebuah fenomena yang membentuk dan berfungsi
pada organisasi pemerintahan dan operasi pasar keuangan. Dengan cara yang sama,
praktik yang konsekuensinya dimediasi oleh konteks sosial dan manusia dimana
akuntansi beroperasi dan cara akuntansi bersinggungan dengan fenomena sosial dan
organisasional lainnya.
Pendahuluan
Saat ini, kurikulum nasional sudah memasukkan mata kuliah Akutansi Keperilakuan
sebagai mata kuliah pilihan. Sebagai konsekuensinya, diperlukan sumber daya (akuntan)
yang siap untuk mengembangkan dan mengajarkan mata kuliah tersebut. Pengembangan
bidang akutansi keperilakuan tentu saja sangat tergantung pada hasil-hasil penelitian yang
dilakukan. Penelitian dapat dilakukan untuk suatu ide yang baru maupun melanjutkan
penelitian sebelumnya untuk memperkuat atau menantang hasil penelitian terakhir. Oleh
karena itu informasi, mengenai arah perkembangan riset di bidang akutansi keperilakuan
menjadi sangat berguna bagi para akutan yang tertarik melakukan penelitian di bidang ini.
Dalam meninjau literatur akuntansi secara sistematis dan hati-hati, Birnberg dan
Shield menggambarkan setiap kasus bukan saja pada pemahaman yang muncul
sampai pada struktur lama dan pembelajaran yang terjadi. Dengan memilih untuk
fokus pada titik litelatur yang mereka survei, analisis Birnberg dan Shield diakui
cenderung agak umum. Kondisi (state of the art) di lapangan bergerak cepat.
Penekanan baru muncul, dan isu, masalah, perspektif, dan metode baru dimasukan
Meskipun demikian, keadaan riset sekarang merupakan suatu hal yang dibenarkan
oleh Birnberg dan Shield yang menawarkan karakteristik positif terhadap area
tersebut. Walaupun tidak diragukan lagi bahwa riset tersebut telah berbeda dalam
orientasi teoretis dalam proses riset tersebut. Mereka juga menekankan sifat aplikasi
dari banyak riset tersebut. Mungkin berlawanan dengan banyak pandangan yang
tentang area yang menunjukkan kemajuan kumulatif dan koheren yang telah
dicapai. Walaupun area tersebut kompleks dan sulit dikarakteristikan secara tepat,
area lainnya mungkin memiliki penekanan dan kerangka kerja berbeda, Birnberg
dalam akuntansi selama bertahun-tahun tidak mengalami kemajuan secara acak atau
hanyaterdiri atas studi dalam jumlaah besar pada bidang terisolasi. Riset dalam
bidang tersebut telah secara sadar melakukan aktivitas dari para pendahulu mereka
Banyak karakteristik Birnberg dan Shield yang disebut aliran riset ‘sosiologi
keperilakuan yang bekerja dalam tradisi ini terpesona pada keragaman praktik
akuntansi dalam praktik heterogenitas yang terlihat dalam aksi sosial dan
alasan banyak yang masuk dalam kategori pembahasan akuntansi. Birnberg dan
riset, dan mode penyelidikan ekuitas yang berbeda. Dengan mengakui keragaman
terdapat relatif sedikit penelitian yang dilakukan dalam bentuk interpretatif ketat
bersiap mengakui sifat reflektif dan konstitutif, bukan saja pada akuntansi itu
sendiri, tetapi juga pengentahuan yang diperoleh darinya. Hal ini juga memberikan
yang besar. Sebagai orang luar dibidang tersebut, mereka memberikan sudut
pandang dari luar atau without (sudut pandang non-akuntansi) walaupun memahami
penyelidikan lapangan, terdapat bahaya intropeksi dan sering kali menantang untuk
kompleksitas dari bidang yang muncul menciptakan kesulitan besar bagi pihak luar
(outsider). Hal ini membutuhkan investasi waktu yang besar untuk memahami
aliran proses riset, strategi riset kumulatif yang diadopsi, cara bidang tersebut
konseptual yang digunakan. Survei atas seluruh bidang riset yang berorientasi
ekonomi dalam akuntansi mulai dari teori biaya dan laba yang menekankan pada
studi pasar modal yang efisien, teori agensi, ekonomi informasi dan organisasi, dan
seterusnya akan menjadi tugas yang cukup berat bagi peneliti organisasional atau
keperilakuan.
Lagipula, tugas tersebut tidak permudah oleh munculnya asumsi seragam tentang
area keperilakuan dan organisasional. Tingkat kesulitan bisa saja semakin tinggi.
Jika orang luar berbicara berdasarkan keragaman ilmu pengetahuan manusia secara
umum atau ilmu ekonomi secara khusus dalam mencoba menguraikan proses
intelektual yang bekerja dalam analisis akuntansi dan keperilakuan, maka dia harus
menghadapi cara beragam energi intelektual yang berbeda dan berasal dari ilmu
pendekatan mereka, masih terdapat banyak aspek dari komentar mereka yang
bermanfaat dan berharga untuk dipertimbangkan lebih lanjut oleh komunitas riset
keperilakuan. Hal yang bermanfaat adalah tidak hanya pernyataan eksplisit mereka
area tersebut dan apa yang dicapai sekarang. Bukan hanya pengaruh tekanan
metode, dan cepat melakukan studi yang sebagian tampaknya dihasilkan oleh
ilmu lain dalam ilmu pengetahuan manusia. Dengan cara ini, tidak perlu ada konflik
antara tinjauan substantif dan kumulatif yang disampaikan oleh Burgstahler dan
Sundem, serta frustasi yang disampaikan oleh Caplan dan periset lainnya. Mereka
telah menunjukkan pencapaian riil dari bidang tersebut, sementara yang lainnya
masih mencerminkan presentase besar dari studi yang dilakukan. Bahkan, seperti
yang disampaikan secara benar oleh Caplan, para peneliti tidak perlu menonjolkan
memperkuat banyak temuan dari riset lain. Meskipun demikian, pendekatan khusus
ini juga menghasilkan sejumlah observasi tentang cara bidang tersebut dapat
bermanfaat bagi pengembangan berikutnya. Hal yang menarik adalah kualitas dan
dan kognitif.
Tinjauan ini terkadang lebih implisit dalam pandangan Burgstahler dan Sundem
ilmu tersebut, serta seberapa besar hal ini dipahami sebagai ilmu pengetahuan, dan
muncul dalam konteks peningkatan ketertarikan yang lebih umum terhadap peranan
Paradigma Fungsional
Paradigma Interpretif
Jika didasakan pada teori kritis dari Frankurt Schools dan Habermas, riset-riset akan
dikasifikasikan dalam paradigma humanis radikal (radical humanist). Pendekatan kritis
Habermas melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut “dunia kehidupan”
(life world), yang berarti interaksi berdasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat
dalam diri manusia dan membantu untuk pencapaian yang saling memahami. Interaksi sosial
dalam dunia kehidupan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami, misalnya kebutuhan akan sistem
informasi manajemen.
b. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanismen sistem, misalnya pemilihan sistem yang
akan dipakai atau konsultan yang diminta untuk merancang sisitem bukan merupakan
interaksi sosial yang alami karena sudah mempertimbangkan berbagai kepentingan.
Paradigma Posmodernisme
Posmodernisme menyajikan suatu wacana yang sedang muncul yang meletakan dirinya
diluar paradigma modern, bahkan dapat dikatakan bahwa paradigma posmodernisme
merupakan opsisi dari paradigma modern. Beberapa pemikir posmodernisme meliputi
Baudrillad, Jacues Derrida, Latorur dan Michael Foucault. Namun karya yang paling banyak
digunakan sebagai dasar aliran posmodernisme adalah karya Derrida dan Foucalut. Foucoult
terkenal dengan metode arkeologis (archeological) dan geonalogis (genealogical). Menurut
Foucault, istilah arkeologis dimaksudkan untuk mencari asal-usul pengetahuan dan
digunakan untuk menunjukan suatu usaha arkeologis, yaitu ciri khas pemikiran yang
menyangkut tujuan, metode dan bidang penerapan. Foucault melakukan studi tentang
periode-periode sejarah pemikiran untuk menemukan epistemologi yang mendasari disiplin
ilmu tertentu dan ciri pengetahuan yang menentukan di setiap periode (Lubis, 2014:134).
Paradigma Akuntansi Kritis
Paradigma akuntansi kritis dipandang melalui refleksi dari ilmu sosial kritis. Paradigma
ini dikemukakan pertama kali oleh Mattessich (1964) melalui sebuah derivatif filosofi
fungsionalis dalam sistem ekonomi kapitalis. Karena itu, teori ini tidak berkaitan dengan
penyelesaian masalah keterasingan, melainkan dengan proses teknis penilaian, dimana
penilaian didefinisikan sebagai nilai objektif yang didasarkan pada konsep ekonomi margin
alis (Lubis, 2014:135).
1. Audit
Penjelasan dari ini berorientasi pada pembuatan keputusan dalam audit, dan telah
memfokuskan riset terakhir pada penilaian dan pembuatan keputusan auditor, seperti
perbedaan penggunaan laporan audit dan meningkatkan perkembangan yang berorientasi
kognitif. Secara persuasif, Libby dan Federick (1990) menjelaskan pentingnya pemahaman
mengenai bagaimana variabel-variabel psikologi, seperti pembelajaran, pengetahuan faktual
dan persedual, serta pengaruh memori dalam pembuatan keputusan. Pencerminan dari riset
terakhir dan riset mendatang fokus terhadap:
Pentingnya riset akutansi keuangan yang berbasis pasar modal dibandingkan dengan
audit menunjukkan kurang kuatnya permintaan ekternal terhadap riset akutansi keperilakuan
dalam bidang keuangan. Hal itu dijadikan alasan untuk tidak melakukan diskusi yang lebih
lanjut oleh sebagian besar kantor akutan publik. Karena pemakai informasi keuangan
membuat keputusan individuan dan dalam kelompok-kelompok kecil, riset akutansi
keperilakuan dapat membuat suatu kontribusi penting pada bidang ini.
3. Akautansi Manajemen
Riset akutansi keperilakuan dalam bidang akutansi manajemen cenderung fokus pada
variabel lingkungan dan organisasional yang mengandalkan teori agensi, seperti insentif dan
variabel asimetri informasi. Domain pengetahuan khusus merupakan karakteristik akutansi
manajemen dan si pembuat keputusan yang menggunakan akutansi manajemen. Dengan
variabel lingkungan organisasional yang menyarankan perluasan riset akutansi keperilakuan
dalam bidang akutansi manajemen dengan variabel-variabel tersebut yang meliputi interaksi
dengan variabel kognitif. Riset akutansi keperilakuan dalam bidang akutansi manajemen
hanya merupakan subbidang akutansi yang telah memperluas pengujian dari pengaruh fungsi
akutansi terhadap perilaku.
Keterbatasan riset akutansi keperilakuan dalam bidang sistem informasi akutansi adalah
kesulitan membuat generalisasi meskipun berdasarkan pada studi sistem akutansi yang lebih
awal sekalipun. Informasi akan mendorong penggunaan keunggulan teknologi saat ini,
pencitraan data, jaringan, dan akses data dinamis melalui sistem pengoperasian menyarankan
pertimbangan atas peluang riset akutansi keperilakuan dalam bidang sistem akutansi.
Riset akutansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri pada
kepatuhan dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan. Variabel-variabel
yang sering diuji dengan hasil campuran menyarankan bahwa pelaku kepatuhan pajak adalah
hasil yang kompleks. Riset akutansi keperilakuan dalam bidang
perpajakan saat ini telah membentuk bermacam-macam perilaku pengetahuan dari riset
akutansi keperilakuan dalam bidang audit.
Kesimpulan
Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akutansi. Dikarenakan
pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori akutansi yang digunakan sehari-hari.
Terdapat beberapa paradigma metodologi riset akutansi keperilakuan diantaranya paradigma
fungsionalis, paradigma interpretif, paradigma strukturalisme radikal, paradigma humanis
radikal, paradigma posmodernisme, dan paardigma akutansi kritis. Peluang riset akutansi
keperilakuan pada lingkungan akutansi yaitu audit, akutansi keuangan, akutansi manajemen,
sistem informasi akutansi, dan perpajakan. Wawasan dalam riset akutansi keperilakuan bisa
diperoleh dengan dua cara yaitu survai publikasi utama dari riset akutansi keperilakuan dan
klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan pemetaan publikasi terhadap model perilaku
individu.
Daftar Pustaka