Gambar 3.1 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Rumah Layak Huni
Tahun 2020 (Susenas) Kabupaten Cianjur
Persetase rumah tangga yang memiliki rumah layak huni di Kabupten Cianjur masih sangat
rendah yaitu di bawah 50%. Adapun tingkat capaian rumah layak huni secara nasional sampai
tahun 2019 adalah sebesar 56,50% dan untuk provinsi Jawa Barat tingkat Capaiannya
sebesar 49,49%. Dapat dikatakan sebagaian besar masyarakat kabupaten Cianjur memiliki
rumah yang belum layak huni dilihat dari akses terhadapt sanitasi yang layak, air minum yang
layak dan sebagian besar masyarakatnya bertempat tinggal di lingkungan yang padat hunian.
Dari grafik tersebut di atas terlihat bahwa rumah tangga termiskin, yaitu pada kuintil 1 hanya
memilik rumah layak huni sebesar 11,33% atau sebanyak 12.394 KK, rumah tangga miskin
pada kuintil 2 memiliki rumah layak huni mencapai sebesar 17,70% atau sebanyak 19.856 KK,
rumah tangga pada kuntil 3 memiliki akses rumah layak huni mencapai sebesar 20,59% atau
sebanyak 27.072 KK, dan rumah tangga pada kuintil 4 meliliki rumah layak huni mencapai
seebesar 25,92% atau sebanyak 46.737 KK, serta rumah tangga pada kuintil 5 memiliki
rumah layak huni mencapai sebesar 34,72% atau sebanyak 53.674 KK.
Apabila dirinci berdasarkan tingkat kemiskinan, dari 20.471 rumah tangga dengan kategori
miskin kronis, yang memiliki akses rumah layak huni hanya berjumlah 918 KK selebihnya
sebanyak 19.553 KK tinggal di rumah yang tidak layak huni. Untuk rumah tangga kategori
miskin sebanyak 58.512 KK, yang memiliki akses rumah layak huni sebanyak 7.081 KK dan
sebanyak 51.341 KK tinggal dirumah tidak layak huni. Untuk rumah tangga kategori rentan
miskin berjumlah 185.045 KK, yang memiliki akses terhadap rumah layak huni sebanyak
32.403 KK dan sebanyak 152,642 KK tinggal dirumah tidak layak huni. Untuk rumah tangga
kategori menuju/sudah menengah berjumlah 385.338 KK, yang memiliki akses terhadap
rumah layak huni sebanyak 109.331 KK dan sebanyak 276.007 KK tinggal dirumah tidak layak
huni. Grafik Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap rumah layak huni berdasarkan
kategori tingkat kemiskinan pada tahun 2020 di Kabupaten Cianjur sebagaimana ditampilkan
pada Gambar 3.2 sebagai berikut.
1
Gambar 3.2. Grafik Rumah Tangga Akses Rumah Layak Huni Berdasarkan Tingkat
Kemiskinan Tahun 2020 (Susenas) Kabupaten Cianjur
2. Persentase Lingkungan Permukiman Yang Tertata
Tidak ada data
3. Persentase Lingkungan Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh).
Sejalan dengan SDG Goal 11 Monitoring Framework, terdapat 5 kriteria yang digunakan untuk
permukiman kumuh yaitu ketahanan bangunan (durabel housing), kecukupan luas tempat
tinggal (sufficient living space), akses air minum (access to improved water), akses sanitasi
layak (access to adequate sanitation) dan keamanan bermukim (security of tenure).
Adapun penetapan kriteria permukiman kumuh ditinjau dari kondisi bangunan gedung, jalan
lingkungan, penyediaan air minum, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, dan proteksi kebakaran pada suatu kawasan.
Berdasarkan kriteria tersebut telah ditetapkan lokasi kawasan permukiman kumuh di
Kabupaten Cianjur melalui Keputusan Bupati Kabupaten Cianjur Nomor 648/Kep.196-
Tarkim/2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kabupaten Cianjur.
Lokasi kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Cianjur, yang meliputi 18 lokasi Rukun
Warga di 3 Kelurahan dan 1 desa di Kecamatan Cianjur di Kecamatan Cianjur, yaitu
Kelurahan Muka, Kelurahan Sayang, Kelurahan Pamoyanan, dan Desa Babakan Karet, serta
1 desa dinKecamatan Cipanas, yaitu Desa Sindangjaya dengan luas keseluruhan 34,140 Ha.
Lokasi dan luas wilayah kawasan permukiman kumuh sebagaimana diperlihatkan pada Tabel
3.1 berikut.
Tabel 3.1. Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kabupaten Cianjur
No. Lokasi Kelurahan/Desa Kecamatan Nama Kawasan Rukun Warga Luas (Ha)
JUMLAH 18 34,40
2
4. Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak
Kualitas Sanitasi memberikan gambaran informasi mengenai kebersihan toilet dan saluran
pembuangan tinja rumah tangga. Kualitas sanitasi merupakan salah satu indikator kualitas
hidup karena mempengaruhi kesehatan anggota rumah tangga dan kebersihan hunian
rumah tangga. Sebuah rumah tangga dianggap memiliki sanitasi yang berkualitas baik jika
rumah tangga memiliki toilet pribadi atau bersama dan dengan jenis kloset berupa leher
angsa serta tempat pembuangan tinja berupa tangki septik atau Sistem Pengolahan Air
Limbah (SPAL). Sanitasi yang baik akan menghasilkan kualitas rumah tangga yang baik
sehingga akan terhindar dari segala macam penyakit. Sanitasi layak adalah persentase
rumah tangga yang menggunakan fasilitas tempat buang air besar yang dimiliki sendiri
atau bersama, berjenis leher angsa, yang ditampung di dalam tangki septik. Persentase
rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak di Kabupaten Cianjur berdasarkan hasil
Susenas pada tahun 2020 sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3.3 di bawah ini.
3
Gambar 3.4. Grafik Rumah Tangga Akses Sanitasi Layak Berdasarkan Tingkat Kemiskinan
Tahun 2020 (Susenas) Kabupaten Cianjur
Gambar 3.5. Persentase dan Jumlah Rumah Tangga Memiliki Akses Listrik
Tahun 2020 (Susenas) Kabupaten Cianjur
4
Dari grafik gambar 3.5 tersebut di atas berdasarkan hasil Susenas tahun 2020 di kabupaten
Cianjur, rumah tangga dengan tingkat kategori miskin kronis yang sudah mendapat akses
listrik mencapai 95,14%, rumah tangga kategori miskin mendapat akses listrik mencapai
99,11%, dan rumah tangga kategori rentan miskin mendapat akses listrik mencapai 99,11%,
serta rumah tangga kategori munuju/sudah kelas menengah mendapat akses listrik mencapai
98,10%. Dapat dikatakan rumah tangga di Kabupaten Cianjur hampir mencapai 100%
mendapat akses listrik, baik yang bersumber dari PLN maupun dari non-PLN. Dengan
demikian rumah tangga kategori miskin kronis di kabupaten Cianjur yang belum mendapat
akses listrik sebesar 4,86% atau sebanyak 995 KK, dan rumah tangga kategori miskin yang
belum mendapat akses listrik sebesar 0,89 % atau sebanyak 519 KK, serta rumah tangga
kategori rentan miskin yang belum mendapat akses listrik sebesar 0,89 % atau sebanyak
1.651KK.
6. Proporsi Desa Dengan Akses Jalan R4 Sepanjang Tahun
Tidak ada data
7. Proporsi Desa Dengan Jaringan Listrik (%)
Tidak ada data
8. Aksesibilitas Pasar Tradisional
Tidak ada data
9. Proporsi Desa Dengan Akses Sinyal Telepon (%)
Tidak ada data
10. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Minum Layak
Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng
(keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata
air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari
pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air
kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak
terlindung. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak
adalah perbandingan antara rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum
berkualitas (layak) dengan rumah tangga seluruhnya, dinyatakan dalam persentase.
Persentase rumah tangga yang mendapat akses air minum layak berdasarkan hasil Susenas
pada tahun 2020, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3.10 di bawah ini.
Gambar 3. 10. Persentase Rumah Tangga Dengan Akses Air Minum Layak
Tahun 2020 (Sensus) Kabupaten Cianjur
Persentase rumah tangga di Kabupaten Cianjur yang mendapat akses air minum layak masih
di bawah capaian nasional dan Provinsi Jawa Barat, dimana tingkat capaian rumah tangga
terhadap akses air minum layak tingkat nasional sampai pada tahun 2019 sudah mencapai
89,27% dan untuk provinsi Jawa Barat tingkat capaiannya sudah mencapai sebesar 92,30%.
Dari gambar 3.10 di atas terlihat bahwa rumah tangga termiskin, yaitu pada kuintil 1 memilik
akses terhadap air minum layak mencapai 46,99% atau sebanyak 51.397 KK, rumah tangga
miskin pada kuintil 2 memiliki akses terhadap air minum layak mencapai 49,38% atau
sebanyak 55.382 KK, rumah tangga pada kuntil 3 memiliki terhadap akses air minum layak
5
mencapai 58,44% atau sebanyak 76.850 KK, dan rumah tangga pada kuintil 4 meliliki akses
terhadap air minum layak mencapai 57,98% atau sebanyak 82.183 KK, serta rumah tangga
pada kuintil 5 memiliki akses terhadap air minum layak mencapai 71,23% atau sebanyak
110.123 KK.
Apabila dirinci berdasarkan tingkat kemiskinan, dari 20.471 rumah tangga dengan kategori
miskin kronis, rumah tangga yang memiliki akses air minum layak hanya berjumlah 5.262 KK
selebihnya sebanyak 15.209 KK tinggal di rumah yang memiliki akses air minum tidak layak.
Untuk rumah tangga kategori miskin sebanyak 58.512 KK, rumah tangga yang memiliki akses
terhadap air minum layak sebanyak 29.263 KK dan sebanyak 29.349 KK tinggal dirumah
dengan air minum tidak layak. Untuk rumah tangga kategori rentan miskin berjumlah 185.045
KK, rumah tangga yang memiliki akses air minum layak sebanyak 95.310 KK dan sebanyak
89.735 KK tinggal di rumah dengan air minum tidak layak. Untuk rumah tangga kategori
menuju/sudah menengah berjumlah 385.338 KK, rumaha tangga yang memiliki akses
terhadap air minum layak sebanyak 246.200 KK dan sebanyak 139.138 KK tinggal dirumah
dengan air minum tidak layak. Grafik Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap air minum
layak berdasarkan kategori tingkat kemiskinan pada tahun 2020 di Kabupaten Cianjur
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3. 11 sebagai berikut.
Gambar 3. 11. Grafik Rumah Tangga Akses Air Minum Layak Berdasarkan
Tingkat Kemiskinan Tahun 2020 (Susenas) Kabupaten Cianjur
11. Persentase Rumah Tidak Padat Huni
Rumah Tidak Padat Huni (MPPO >8) adalah rumah tangga yang luas rumahnya lebih dari 8
meter persegi per penghuni. Persentase rumah tidak padat huni adalah persentase
perbandingan antara jumlah rumah tangga yang luas rumahnya lebih dari 8 meter persegi
terhadap seluruh jumlah rumah tangga. Berdasarkan hasil Susenas pada tahun 2020,
persentase jumlah rumah tangga yang memiliki rumah tidak padat huni di Kabupaten Cianjur
sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3.12 sebagai berikut.
Gambar 3. 11. Grafik Rumah Tangga yang Tinggal Pada Rumah Padat Huni Berdasarkan
Tingkat Kemiskinan Tahun 2020 (Susenas) Kabupaten Cianjur