Anda di halaman 1dari 7

SATUAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI

KEBIASAAN BURUK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kesehatan Gigi II

Dosen Pembimbing : Almujadi, SSiT., SPd., M.D.Sc.

Disusun oleh :

Nama : Nimah Pinasti

NIM : P07125220040

Prodi : Sarjana Terapan Terapis Gigi

JURUSAN KESEHATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022
SATUAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI

A. Pengantar
Pokok Bahasan : Kebiasaan buruk
Sasaran : Siswa SD kelas II
Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang kebiasaan buruk gigi dan mulut
Tempat : SDN 1 Yogyakarta
Waktu : 30 menit
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Sasaran kelompok siswa SD kelas I setelah diberikan penyuluhan dapat memahahami
dan mengetahui tentang kebiasaan buruk.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Sasaran kelompok siswa SD kelas I dapat menjelaskan pengertian kebiasaan buruk
b. Sasaran kelompok siswa SD kelas I dapat menjelaskan penyebab kebiasaan buruk
c. Sasaran kelompok siswa SD kelas I dapat menjelaskan macam-macam kebiasaan
buruk yang dapat merusak gigi
d. Sasaran kelompok siswa SD kelas I dapat menjelaskan cara penanganan kebiasaan
buruk
C. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN SASARAN WAKTU
PENYULUHAN
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Memperhatikan 5 menit
b. Memperkenalkan diri b. Menjawab salam
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan materi
d. Menyebutkan materi atau yang disampaikan
pokok bahasan yang akan
disampaikan
2. Kontak a. Menjelaskan tentang a. Menyimak dan 15 menit
Materi pengertian kebiasaan memperhatikan
buruk dengan media
flashcard.
b. Menjelaskan tentang
penyebab kebiasaan buruk
dengan media Flashcard
c. Menjelaskan macam-
macam kebiasaan buruk
yang dapat merusak gigi
dengan media flipchart
d. Menjelaskan cara
penanganan kebiasaan
buruk dengan media
powerpoint
3. Penutup a. Memberikan kesempatan a. Bertanya apabila ada yang 10 menit
untuk bertanya kurang jelas
b. Kesimpulan b. Memperhatikan
c. Evaluasi kesimpulan
d. Mengucapkan terimakasih c. Menjawab pertanyaan
dan salam d. Menjawab salam

D. Pokok Materi
Materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian kebiasaan buruk
2. Penyebab kebiasaan buruk
3. Macam-macam kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi
4. Cara penanganan kebiasaan buruk
E. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
F. Media
Powerpoint tentang kebiasaan buruk
G. Uraian Materi
1. Pengertian kebiasaan buruk
Kebiasaan diartikan sebagai aksi yang terjadi secara berulangg-ulang dan
otomatis. Orang akan melakukan “kebiasaan buruk” ini saat mereka stress, bosan, lelah,
frustasi, tidak senang, tidak aman, atau ketika tidur. Kemungkinan besar, kebiasaan
buruk hanya menjadi gangguan yang bersifat sementara dan akan hilang. Kebiasaan
buruk oral merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada anak usia kurang dari enam tahun
dan dapat berhenti dengan sendirinya pada anak usia kurang dari enam tahun. Apabila
kebiasaan buruk oral tersebut masih berlanjut setelah usia enam tahun maka kebiasaan
tersebut dapat menyebabkan kelainan pada gigi dan mulut
2. Penyebab terjadinya kebiasaan buruk
a. Kelainan fungsi tubuh
b. Gangguan psikis akibat stress emosional
c. Kurangnya pengetahuan orangtua tentang kebiasan buruk gigi dan mulut
d. Sika tidak pedulian orangtua terhadap kebiasaan buruk anak
3. Macam-macam kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi
a. Tidur dengan botol susu
Pada waktu tidur, gula dari susu akan melekat pada gigi untuk watu yang cukup
lama, sehinga bakteri dan gula akan bercampur menimbulkan suasana asam yang
mempengaruhi email, dan mudah menimbulkan karies. Untuk menanggulanginya,
susu perlahan-lahan diganti dengan air biasa
b. Mengisap jari atau ibu jari (Thumb sucking)
Ciri khas anak yang mernpunyai kebiasaan mengisap jari atau ibu jari adalah open
bite (gigitan terbuka) kadang-kadang disertai kebiasaan menjulurkan Iidah. Bila
kebiasaan dapat dihentikan antara umur 2 hingga 4 tahun, maloklusi ringan yang
terjadi, dapat hilang dengan mudah. Kebiasaan mengisap ibu jari menimbulkan
perasaan aman pada anak. Usahakan dan awal anak tidak mengisap jari atau ibu
jarinya, dengan memberikan bahan makanan yang tidak enak rasanya pada jari atau
ibu jarinya. Mengajak anak beraktivitas yang membutuhkan kedua tangannya
sehingga anak dapat melupakan kebiasaan mengisap ibu jarinya.
c. Menahan (ngemut) makanan dalam mulut
Kontak antara makanan dengan gigi yang terlalu lama menyebabkan gigi berlubang
dengan ciri khas yaitu terjadinya kanes rampan.
d. Menggigit-gigit kuku, pensil, tusuk gigi, jepit rambut (nail biting)
Hal tersebut menyebabkan gigi seri berputar sedikit menjadi miring/rotasi, dan atrisi
(keausan).Penyebabnya adalah rasan bosan. Tanda-tanda nya adalah adanya
kerusakan pada kuku yang digigit, pembengkakan pada gusi, dan terkikisnya gigi
depan bagian incisal. Cara mengelola kebiasaan ini adalah dengan memberi edukasi,
memotong kuku dan mencuci tangan.
e. Memotong benang
Hal tersebut lama-kelamaan menyebabkan adanya ruang di antara dua gigi (diastem),
gigi menjadi renggang.
f. Menggigit dot atau botol minum
Hal tersebut menyebabkan bentuk rahang atas lebih maju ke depan dan gigi tonggos.
g. Menopang dagu pada satu sisi
Menyebabkan bentuk rahang bawah asimetri (tidak sama), sehingga menyebabkan
gigitan silang pada satu sisi.
h. Menelan pasta gigi
Mengakibatkan terlalu banyak fluor yang masuk ke dalam tubuh, hal ini
menyebabkan terjadi fluorosis (kelebihan fluor) yang ditandai dengan adanya
bercak-bercak putih atau cokelat pada gigi.
i. Menjulurkan lidah (tongue thrusting)
Biasanya disebabkan karena memiliki lidah yang pendek atau lidah yang besar.
Kebiasaan menjulurkan lidah akan mengakibatkan gigitan terbuka dengan gigi-gigi
depan atas tonggos. Pencegahannya yaitu dengan cara penelanan yang benar dan
bernyanyi.
j. Bernapas melalui mulut (mouth breathing)
Umumnya disebabkan karena mempunyai tonsil nya membesar dan menyebabkan
gigi atas dan bawah menjadi tonggos dengan lengkung rahang yang sempit. Sebelum
dirawat atau dilatih cara bernapas yang benar, penyebabnya harus dihilangkan
terlebih dahulu dengan pertolongan dokter spesialis THT. Alat bantu nya disebut
Vestibular Screen atau Oral Screen. Orang dengan mouth breathing memiliki profil
muka yang khas yaitu sempit dan panjang disebut Adenoid Facies
k. Bruxism/grinding teeth (menggerogot, menggigit-gigitkan gigi atas dan bawah pada
waktu tidur)
Kebiasaan pada waktu tidur ini mengakibatkan keausan (atrisi) pada permukaan
oklusal (permukaan kunyah) gigi, kegoyangan gigi, gangguan pada sendi rahang,
sakit kepala serta menimbulkan ketegangan otot pengunyahan sehingga saat bangun
tidur terasa sakit. Bruxism dapat menghilang sendiri seiring dengan bertambahnya
usia. Salah satu penyebab bruxism adalah akibat gangguan psikologis berupa stress.
l. Mencungkil atau menggaruk gusi dengan kuku jari
Mengakibatkan terbukanya akar gigi dan peradangan terbatas di daerah tersebut.
m. Menggigit bibir (Lip sucking)
Menyebabkan gigitan terbuka. Treatmentnya bisa dengan menggunakan lip bumber
atau lingual buttons (tombol dari metal) untuk mempersulit menggigit dan menarik
bibir.
4. Cara penanganan kebiasaan buruk
a. Metode Psikologis
Diaplikasikan apabila sudah siap secara psikologis dan ingin menghilangkan
kebiasaan buruknya. Orangtua menangani dengan cara tidak memberi hukuman, tapi
memberikan penghargaan agar anak tidak tertekan
b. Metode Ekstra Oral
Salah satu contohnya adalah pemberian perasa yang tidak enak (pahit) pada
jari/jempol, membersihkan sarung tangan atau membungkus tangan anak untuk
kebiasaan menghisap jempol
c. Metode Intra Oral
Berupa pemasangan alat orthodontik yang direkomendasikan dokter gigi.
H. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan kebiasaan buruk?
2. Apa yang menyebabkan adanya kebiasaan buruk?
3. Apa saja macam-macam kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi?
4. Bagaimana cara menangani kebiasaan buruk?
I. Referensi

Endang, Sariningsih. 2012. Gigi Busuk dan Poket Periodontal Sebagai Fokus Infeksi.
Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Muhammad Iqbal. 2015. Pengaruh Kebiasaan Buruk (Bad Habits) Terhadap Kualitas
Hidup Yang Terkait Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Usia Prasekolah
Di TK Aisyiyah Gonilan Kartasura. Sripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nabila, R.C. dkk. 2017. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Kondisi Maloklusi
Pada Anak Yang Memiliki Kebiasaan Buruk Oral. Journal of Syiah Kuala Dentistry
Society. 2(1): 12-18.

Anda mungkin juga menyukai