Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN KELUARGA DENGAN

PENCEGAHAN CARIES GIGI PADA ANAK


DI PUSKESMAS BANGKUANG

Oleh :

Eka Wahyulianti, S.Kep 113063J120021

Eka Wahdayati, S.Kep 113063J120020

Erwin N, S.Kep 113063J120024

Elae Iraniasy S.Kep 113063J120022

Fakhruddin, S.Kep 113063J120025

Istiqamah, S.Kep 113063J120032

Kumarudhini Akbar, S.Kep 113063J120036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dengan


Pencegahan Caries Gigi pada anak di Puskesmas Bangkuang

Menyetujui
Juli 2020
Oleh :

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(DANIA RELINA SITOMPUL, S.Kep.,Ners).M.Kep (SITI MAHMUDAH, S.Kep.,Ners)


Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

Materi Kuliah : Keperawatan Anak

Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Pencegahan Karies Gigi

Sasaran : Orang Tua Anak

Hari/tanggal : Rabu,29-07-2020

Waktu :08.00 WIB - Selesai

Tempat : Puskesmas Bangkuang

A. Tujuan Instruksional

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti diskusi orangtua dan anak diharapkan mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujun Khusus
Setelah mengikuti diskusi hasil yang diharapkan:
a. Orang tua anak dapat memahami pengertian karies gigi
b. Orang tua anak dapat mengenali dampak karies gigi
c. Orang tua anak dapat memahami jenis makanan dan minuman penyebab karies gigi
d. Orang tua anak dapat mengetahui cara pencegahan karies gigi
B. Metode

1. Ceramah (diskusi)
2. Tanya jawab
C. Media/ Alat
1. Leaflet
D. Materi
1. Pengertian caries gigi
2. Dampak caries gigi
3. Jenis makanan dan minuman penyebab caries gigi
4. pencegahan caries gigi
Tugas-tugas anggota kelompok
1. Moderator : Eka wahdayati
2. Pemateri : Istiqomah
3. Notulen : Fakhrudin
4. Observer1 : Elae iraniasy
5.Observer2 : Eka wahyulianti
6. Kameramen dan mengedit video : Kumarudhini Akbar dan Erwin N
7. Membuat Laporan : Seluruh anggota kelompok
E. KEGIATAN PENYULUHAN
No Pengajar Waktu Subjek Belajar

1. Pembukaan 2 Menit a. Menjawab salam


a.Memberi salam b. Mendengar
b.Menyampaikan TIU c. memperhatikan
dan TIK
c.Melakukan
Apresiasi

2. Inti 10 Menit a. Mendengarkan dan memperhatikan


a. Menjelaskan penyampaian materi
pengertian gigi b. Mendengarkan dan memperhatikan
b.menjelaskan penyampaian materi
dampak caries gigi c. Mendengarkan dan memperhatikan
c. jenis makanan dan penyampaian materi
minuman penyebab d. Mendengarkan dan memperhatikan
caries gigi penyampaian materi
d.pencegahan caries e. Menjawab Pertanyaan
gigi f. Bertanya
e. Mengajukan
pertanyaan kepada
klien atau keluarga
f. Memberikan
kesempatan
bertanya kepada
klien atau keluarga
tentang hal yang
belum jelas
3. Penutup Menutup 3 Menit Menyebut dan menjelaskan jawaban dar
penyuluhan dengan i pertanyaan,menyimpulkan materi dan
mengajukan Menjawab salam
pertanyaan lisan dan
menyimpulkan mate
ri diskusi dan salam
penutup.

F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. peserta hadir pada saat penyuluhan adalah orang tua anak
b. penyuluhan dilakukan di Puskesmas Bangkuang
2. Evaluasi proses
a. orang tua anak antusias mengikuti penyuluhan
b. Peserta orang tua anak mengikuti jadwal penyuluhan sampai selesai
c. Peserta orang tua anak mengajukan pertanyaan dan peserta mengerti setelah di
jelaskan dari pertanyaan yg diberikan dan dapat menjelaskan kembali penatalaksanaan
caries gigi
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui dan dapat menyebutkan pengertian dari caries gigi
b. Peserta mengetahui dan dapat menyebutkan penyebab caries gigi
c. Peserta mengetahui dan dapat menyebutkan dampak caries gigi
d. Peserta dapat mengetahui jenis makanan dan minuman penyebab caries gigi
e. Peserta dapat mengetahui pencegahan caries gigi
G. EVALUASI
Bentuk tes dengan pertanyaan lisan ataupun pertanyaan yang di ajukan
Pertanyaan Jawaban
Coba Jelaskan pengertian dari caries caries gigi adalah penyakit jaringan gigi
gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan gigi.
Apa saja dampak dari karies gigi Keterbatasan fungsi gigi ( sulit
mengunyah , makanan tersangkut bau
nafas , pencernaan terganggu
Disabilitas fisik
Rasa sakit setiap menggunyah
Ketidaknyamanan psikis
Disabilitas psikis
Apa Jenis makanan dan minuman Jajanan yang mengandungi gula seperti
penyebab karies gigi biskuat,permen, dan es krim
Apa Pencegahan karies gigi Menjaga kebersihan mulut

Materi

1. Anatomi Gigi
Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi menjulang di
atas gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada di bawahnya. Gigi dibuat dari
bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam pusat strukturnya terdapat rongga
pulpa. ( Pearce, 1979)
Orang dewasa memiliki 32 gigi, 16 tertanam di dalam proses alveolaris
maksila dan 16 di dalam mandibula. Yang disebut gigi permanen ini didahului oleh
satu set sebanyak 20 gigi desidua, yang mulai muncul sekitar 7 bulan setelah lahir dan
lengkap pada umur 6-8 tahun. Gigi ini akan tanggal antara umur enam dan tiga belas,
dan diganti secara berangsur oleh gigi permanen, atau suksedaneus. Proses
penggantian gigi ini berlangsung sekitar 12 tahun sampai gigi geligi lengkap,
umumnya pada umur 18, dengan munculnya molar ketiga atau gigi kebijakan.
(Fawcett, 2002)
Semua gigi terdiri atas sebuah mahkota yang menonjol di atas gusi atau
gingival, dan satu atau lebih akar gigi meruncing yang tertanam di dalam lubang atau
alveolus di dalam tulang maksila atau mandibula. Batas antara mahkota dan akar gigi
disebut leher atau serviks. (Fawcett, 2002)
Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder, yaitu:
a. Gigi primer, dimulai dari tuang diantara dua gigi depan yang terdiri dari 2 gigi seri, 1
taring, 3 geraham dan untuk total keseluruhan 20 gigi
b. Gigi sekunder, terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3 geraham untuk total
keseluruhan 32 gigi.
Fungsi gigi adalah dalam proses matrikasi (pengunyahan). Mengunyah ialah
menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas dan bawah. Gerakan lidah dan
pipi membantu dengan memindah-mindahkan makanan linak ke palatum keras 6ensit
gigi-gigi. (Pearce, 1979) Makanan yang masuk kedalam mulut di potong menjadi
bagian-bagian kecil dan bercamput dengan saliva unutk membentuk bolus makanan
yang dapat ditelan, komponen – komponen gigi meliputi :
a. Email
Email gigi adalah substansi paling keras di tubuh. Ia berwarna putih kebiruan dan
hampir transparan. Sembilan puluh smebilan persen dari beratnya adalah mineral
dalam bentuk Kristal hidroksiapatit besar-besar. Matriks organic hanya merupakan
tidak lebih dari 1% massanya. (Fawcett, 2002)
b. Dentin
Dentin terletak di bawah email, terdiri atas rongga-rongga berisi cairan.
Apabila lubang telah mencapai dentin, cairan ini akan menghantarkan rangsang ke
pulpa, sehingga pulpa yang berisi pembuluh saraf akan menghantarkan sinyal rasa
sakit itu ke otak. (Maulani, 2005)
Dentin bersifat semitranslusen dalam keadaan segar, dan berwarna agak kekuningan.
Komposisi kimianya mirip tulang namun lebih keras. Bahannya 20% organic dan
80% anorganik. (Fawcett, 2002)
c. Pulpa
Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi. Bagian atap pulpa merupakan
bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi. Pulpa mempunyai hubungan dengan
jaringan peri- atau interradikular gigi, dengan demikian juga dengan keseluruhan
jaringan tubuh. Oleh karena itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontium
juga akan terlibat. Demikian juga dengan perawatan pulpa yang dilakukan, akan
memengaruhi jaringan di sekitar gigi. (Tarigan, 2002)
Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari mahkota gigi,
misalnya tanduk pulpa terletak di bawah tonjol gigi. Pada gigi dengan akar lebih dari
satu, akan terbentuk lantai kamar pulpa yang mempunyai pintu masuk ke saluran akar,
disebut orifisum. Dari orifisum ke foramen apical disebut saluran akar. Bentuk
saluran akar ini sangat bervariasi, dengan kanal samping yang beragam, selain
kadang-kadang juga ditemukan kanal tambahan (aksesori) yang ujungnya buntu, tidak
bermuara ke jaringan periodontal. (Tarigan, 2002)
d. Sementum
Akar gigi ditutupi lapisan sementum tipis, yaitu jaringan bermineral yang
sangat mirip tulang. Melihat sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang
dari jaringan keras lain dari gigi. Ia terdiri atas matriks serat-serat kolagen,
glikoprotein, dan mukopolisakarida yang telah mengapur. Bagian servikal dan lapis
tipis dekat dentin adalah sementum aselular. Sisanya adalah sementum selular,
dimana terkurung sel-sel mirip osteosit, yaitu sementosit. (Fawcett, 2002)
2. Pengertian Karies Gigi
Karies gigi (gigi berlubang) dalam bahasa Yunani, kata “ker” artinya
kematian, dalam bahasa latin berarti kehancuran. Pembentukan lubang pada
permukaan gigi disebabkan oleh kuman yang dikenal sebagai lubang. Karies adalah
kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang diakibatkan oleh
asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi (Srigupta, 2009).
Karies gigi merupakan penyakit paling banyak dijumpai dirongga mulut
bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama
kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi atau dental caries adalah penyakit jaringan gigi
yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi dan meluas
kearah pulpa (Susanto, 2009).
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kerja
mikroorganisme dan karbohidrat yang dapat diragikan. Bahan makanan (karbohidrat)
dapat memicu terjadinya karies gigi jika kontak dengan permukaan gigi dalam waktu
cukup lama dan kemungkinan terjadinya karies juga cukup tinggi. Karies gigi dapat
disimpulkan masalah utama kesehatan gigi dan mulut yang merupakan kerusakan
pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang disebabkan oleh kuman maupun
mikroorganisme yang berada pada permukaan gigi dalam jangka waktu yang cukup
lama (Nurlaila, 2009).
3. Dampak dari Karies Gigi
Masalah kesehatan gigi dapat menyebabkan kematian bila infeksinya sudah
parah karena akan mempengaruhi jaringan tubuh lain seperti tenggorokan, jantung
hingga otak. Dampak yang akan dialami seseorang dengan masalah gigi antara
keterbatasan fungsi gigi (sulit mengunyah, makanan tersangkut, bau nafas,
pencernaan terganggu), disabilitas fisik (diet tidak memuaskan, menghindari makanan
tertentu, tidak dapat menggosok gigi dengan baik), rasa sakit setiap mengunyah (sakit
kepala, infeksi, sakit radang), ketidaknyamanan psikis (merasa rendah diri, sangat
khawatir), dan disabilitas psikis (tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, merasa malu)
(Minata, 2011; Tampubolon, 2006).
Dampak lainnya yang bisa terjadi sebagai akibat dari karies gigi (Dewanti, 2012).
Yaitu:
a. Karies juga dapat menjalar kesaraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri.
Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin, dan
makanan atau minuman yang manis.
b. Karies gigi juga dapat menyadari adanya masalah pada gigi, kesulitan dan
ketidak nyamanan untuk mengunyah, merasa wajah kurang tertarik,
merasa kesal, dan sakit gigi.
c. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang
buruk. Dampak kasus yang lebih lanjut, infeksi menyebar dari gigi ke
jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya seperti adanya peradangan
pada syaraf otak.
4. Jenis Makanan dan Minuman Penyebab Karies Gigi
Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Umumnya bahan
makanan mengandung unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, enzim, pigmen dan lainya. Makhluk hidup membutuhkan makanan, tanpa
makanan makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan semua aktivitas. Makanan
dapat membantu manusia dalam mendapatkan energy, membantu pertumbuhan badan
dan otak. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi manusia merupakan kategori
makanan yang telah tersedia yang sering dikonsumsi sehari-hari (Dewanto, 2010).
Anak dan makanan jajanan merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan.
Anak memiliki kegemaran mengkonsumsi jenis jajanan secara berlebihan sehingga
beberapa bakteri penyebab karies dirongga mulut akan mulai memproduksi asam
yang menyebabkan terjadi demineralisasikan yang berlangsung selama 20-30 menit
setelah makan. Diantara periode makan, saliva akan bekerja menetralisir asam dan
membantu proses remineralisasi. Apabila makanan jajanan terlalu sering dikomsumsi,
maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempaatan untuk melakukan
remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadinya karies (Dewanto, 2010).
Sehari-hari banyak dijumpai anak yang selalu dikelilingi penjual makanan
jajanan, bahkan yang ada dirumah, dilingkungan tempat tinggal hingga disekolah.
Anak yang sering mengkonsumsi jajanan yang mengandungi gula, seperti biskuat,
permen, dan es krim memiliki skor karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan
anak yang mengonsumsi jajanan nonkariogenik seperti buah-buahan (Dewanto,
2010). Makanan dari jenis tepung-tepungan seperti roti, atau lainnya (ubi, jagung,
nasi, permen, coklat) adalah makanan yang digolongkan dalam karbohidrat yang
ketika sudah dicerna usus akan membentuk zat gula (glukosa), makanan jenis ini
apabila menempel dipermukaan gigi, oleh kuman-kuman yang terdapat didalam mulut
akan dirubah menjadi asam, asam yang tajam akan membuat permukaan email
menjadi lunak sehingga bakteri dengan mudah membentuk lubang diatas email
sehingga terjadinya karies gigi (Dewanto, 2010).
5. Pencegahan Karies Gigi
Orang tua perlu mengetahui berbagai hal tentang kesehatan gigi dan mulut
untuk merawat kesehatan gigi anak. Dalam perawatan kesehatan gigi, anak perlu
diajari oleh orang tua cara menyikat gigi sedini mungkin, usia yang paling baik untuk
mengajari anak menyikat gigi adalah usia 2 tahun. Setelah anak diajarkan untuk
menyikat gigi sebaiknya ketika anak menyikat giginya, orang tua mengawasi apakah
sudah dibersihkan dengan baik dan benar. Orang tua harus menyediakan sikat gigi
dengan ukuran yang sesuai dengan umur anak dan pasta gigi yang mengandung
fluoride. Pemberian edukasi mengenai pentingnya perawatan kesehatan gigi pun
sebaiknya diberikan kepada anak. Edukasikan kepada anak untuk menyikat gigi
minimal dua kali sehari yaitu pagi hari sebelum sarapan dan sebelum tidur malam
(Fetiara.N, 2015).
Peran orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan gigi.
Keberhasilan perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua dalam
melakukan perawatan gigi dapat mencegah terjadi nya karies gigi. Orang tua yang
menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang menggosok gigi tanpa contoh
yang baik dari orang tua. Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam
perawatan gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada anak
yang berusia dibawah 10 tahun, karena anak belum memiliki kemampuan motorik
yang baik untuk menggosok gigi terutama pada gigi bagian belakang. Mendampingi
anak atau sama-sama menggosok gigi anak secara rutin ke dokter gigi. Serta
mengenalkan perawatan gigi pada anak sejak dini (Dewanti, 2012).
Orang tua sebaiknya memberitahu apa saja makanan dan minuman yang dapat
merusak gigi dan mengupayakan agar tidak terlalu sering mengonsumsi makanan atau
minuman tersebut. Anak juga sebaiknya dibiasakan untuk menyukai sayuran dan
buah-buahan yang dapat mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak. Orang tua
perlu memeriksakan gigi anak ke dokter gigi sejak dini, bukan hanya membawa anak
ke dokter gigi karena ada keluhan. Anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi secara rutin
yaitu 6 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan gigi serta
merawatnya jika diperlukan. Orang tua juga harus dapat aktif memeriksa gigi dan
mulut anak seperti melihat adanya gigi yang berlubang, karang gigi, gigi yang
goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi tumbuh berlapis, gigi berjejal,
dan lainnya (Fetiara.N, 2015).
Perawatan Gigi merupakan usaha untuk mencegah kerusakan gigi dan
penyakit gusi. Perawatan gigi sangat penting dilakukan karena dapat menyebabkan
rasa sakit pada anak, infeksi, bahkan malnutrisi. Gigi yang sehat adalah gigi yang
bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya. Berikut adalah beberapa cara
pencegahan karies gigi yang dapat dilakukan:
a. Kebersihan Mulut
b. Pengaturan Makanan
c. Terapi Fluoride
d. Pemeriksaan ke dokter gigi
DAFTAR PUSTAKA

Bloom & Fawcett, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis PT.Gramedia
,Jakarta hal.180 Buku ajar histologi. Edisi ke-12. 2002.
C Maulani, Kiat Merawat Gigi Anak Panduan Orang Tua dalam Merawat dan
Menjaga Kesehatan Gigi Bagi Anak-Anaknya, J Enterprise Jakarta: PT. Elex Media
Komunikasi
Dewanti. (2012), Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan
Gigi Dengan Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di
SDN Pondok Cina 4 Depok. Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Dewanto, George.2009. Panduan Praktis dan Tatalaksana Penyakit Saraf.
Jakarta: EGC
Edy, Fetiara N.E.,dkk. (2015). Peranan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan
Gigi Anak dengan Status Karies Anak Usia Sekolah Dasar. Majority. Vol : 4
No: 8.
Tampubolon, M Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik dan keilmuan. Jakarta: Erlangga.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung. Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur.1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung. Angkasa.
Pencegahan Karies Gigi 1. Pengertian Karies gigi 3. Jenis Makanan Dan Minuman Penyebab
(Gigi Berlubang) Karies gigi merupakan masalah utama Karies Gigi
kesehatan gigi dan mulut. Jajanan yang mengandungi gula
Karies gigi atau (dental caries) adalah seperti biskuat, permen, dan es krim
penyakit jaringan gigi yang ditandai Makanan dari jenis tepung-tepungan
dengan kerusakan jaringan gigi. seperti roti, atau lainnya (ubi, jagung,
2. Dampak Karies Gigi nasi, permen, coklat)
Keterbatasan fungsi gigi (sulit 4. Pencegahan Karies Gigi
mengunyah, makanan tersangkut, bau Menjaga Kebersihan Mulut
Oleh :
nafas, pencernaan terganggu), Pengaturan Makanan
Kelompok II Disabilitas fisik (diet tidak Terapi Fluoride
memuaskan, menghindari makanan Pemeriksaan ke dokter gigi
Eka Wahyulianti, S.Kep 113063J120021
tertentu, tidak dapat menggosok gigi
Eka Wahdayati, S.Kep 113063J120020
Erwin N, S.Kep 113063J120024 dengan baik),
Elae Iraniasy S.Kep 113063J120022 Rasa sakit setiap mengunyah (sakit
Fakhruddin, S.Kep 113063J120025
kepala, infeksi, sakit radang),
Istiqamah, S.Kep 113063J120032
Kumarudhini Akbar, S.Kep 113063J120036 Ketidaknyamanan psikis (merasa
rendah diri, sangat khawatir),
Disabilitas psikis (tidur terganggu,
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS sulit berkonsentrasi, merasa malu)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020

Anda mungkin juga menyukai