Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN LAT US TAHUN 2022

IPS

1. Bentuk interaksi keruangan

a. Saling Melengkapi (complementarityatau Regional


Complementary)
Kondisi saling melengkapi terjadi jika ada wilayah-wilayah yang
berbeda komoditas yang dihasilkannya. Misalnya, wilayah A
merupakan penghasil sayuran, sedangkan wilayah B
merupakan penghasil ikan. Wilayah A membutuhkan ikan,
sedangkan wilayah B membutuhkan sayuran. Jika masing-
masing memiliki kelebihan (surplus), maka wilayah A melakukan interaksi dengan wilayah B melalui
aktivitas perdagangan atau jual beli.
b. Kesempatan Antara (Intervening Opportunity)
Kesempatan antara merupakan suatu lokasi yang
menawarkan alternatif lebih baik sebagai tempat asal
maupun tempat tujuan. Jika seseorang akan membeli
suatu produk, maka ia akan memperhatikan faktor jarak
dan biaya untuk memperoleh produk tersebut.
Contohnya, Wilayah A biasanya membeli ikan ke wilayah
B, namun kemudian diketahui ada wilayah C yang juga
penghasil ikan. Karena Wilayah C jaraknya lebih dekat dan
ongkos transportasinya lebih murah, para pembeli ikan
dari wilayah A akan beralih membeli ikan ke wilayah C. Akibatnya, interaksi antara wilayah A dengan B
melemah.
c. Kemudahan Transfer (Transfer Ability)
Pengangkutan barang atau juga orang memerlukan biaya. Biaya untuk terjadinya interaksi tersebut
harus lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Jika biaya tersebut terlalu tinggi
dibandingkan dengan keuntungannya, maka interaksi antar ruang tidak akan terjadi. Kemudahan
transfer dan biaya yang diperlukan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur (sarana dan
prasarana) yang menghubungkan daerah asal dan tujuan.

2. Angin musim barat atau angin muson barat adalah angin yang mengalir dari Asia (musim dingin) ke
Australia (musim panas). Angin musim barat melewati Indonesia bagian barat. Angin ini mengandung curah
hujan yang banyak karena melewati perairan dan samudra. Angin musim barat menyebabkan Indonesia
mengalami musim hujan. Angin ini melintas pada Desember, Januari, dan Februari

Angin musim timur adalah angin yang mengalir dari Australia (musim dingin) ke Asia (musim panas). Angin
musim timur juga melewati Indonesia bagian timur. Angin ini mengandung curah hujan yang sedikit karena
melewati celah sempat dan gurun. Contohnya Gubson, Australia Besar, dan Victoria. Angin musim timur
menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Angin ini melintas pada Juni, Juli, dan Agustus.

3. Pembagian fauna di Indonesia berdasar wilayahnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu fauna Asiatis, fauna
peralihan, dan fauna Australis. Pembagian fauna di Indonesia beserta wilayahnya itu dipengaruhi oleh garis
Wallace dan Weber.
Apa Itu Garis Wallace dan Garis Weber : Garis Wallace merupakan garis khayal yang membagi flora dan
fauna di wilayah barat dan tengah Indonesia.Sedangkan, garis Weber merupakan garis khayal yang
membagi flora dan fauna di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Berikut adalah contoh berbagai fauna Indonesia bagian barat: Mamalia: harimau Sumatera, gajah, badak
bercula satu, tapir, rusa Beragam jenis kera: orang utan, bekantan Reptil: kura-kura, buaya, tokek, ular,
biawak Burung: burung hantu, merak, jalak Bali Berbagai ikan dan pesut: lumba-lumba Sungai Mahakam.

Berikut beberapa contoh fauna tipe peralihan: Mamalia: anoa, babi rusa, ikan duyung, monyet hitam,
monyet seba Reptil: komodo, biawak Amfibi: katak pohon, katak air Burung: maleo, mandar, raja udang,
burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, nuri
Berikut adalah fauna yang bisa ditemukan di Indonesia bagian timur: Walaby, Landak Irian, Oposum
layang (pemanjat berkantung) Kuskus, Kanguru pohon, Burung kasuari, Cendrawasih, Tarsius

4. Bentuk Interaksi Asosiatif


1) Kerja sama : Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan
atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Dalam pelaksanaan kerja
sama, ada lima bentuk kerja sama yaitu kerukunan, bergaining, kooptasi, koalisi, dan joint venture.
2) Akomodasi : Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan
suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara
untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi,
kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
3) Asimilasi : Asimilasi merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi perbedaan
untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi
melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan
kebudayaannya, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, serta perkawinan campuran.

Bentuk Interaksi Disosiatif


1) Kompetisi (Persaingan)
2) Kontravensi Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap
unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
3) Pertentangan adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan
5. -
6. Bentuk Pasar
Pasar Berdasarkan Luas Jangkauannya
a. Pasar lokal,
b. Pasar regional,.
c. Pasar nasional
d. Pasar internasional,
Pasar Berdasarkan Wujudnya
1. Pasar konkret, adalah pasar yang barang atau jasa yang diperjualbelikannya ada di pasar tersebut.
2. Pasar abstrak, yaitu pasar yang barang atau jasa yang diperjualbelikannya tidak ada di pasar tersebut
Pasar Berdasarkan Strukturnya
a. Pasar persaingan sempurna, merupakan pasar yang di dalamnya ada banyak penjual dan pembeli
sehingga harga tidak bisa ditentukan masing-masing penjual atau pembeli.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
- Penjual ataupun pembeli bisa keluar-masuk pasar tanpa hambatan.
- Pengetahuan penjual dan pembeli tentang pasar sempurna.
- Penjual dan pembeli jumlahnya banyak.
- Barang yang diperjualbelikan sifatnya homogen.
b. Pasar persaingan tidak sempurna, adalah pasar yang jumlah pembelinya lebih banyak dibandingkan
jumlah penjualnya sehingga pasar dikuasai oleh satu atau beberapa penjuak saja.

Pasar Berdasarkan Waktu Penyelenggaraannya


1. Pasar harian,
2. Pasar mingguan,
3. Pasar bulanan,
4. Pasar tahunan,

c. Pasar Berdasarkan Jenis Barang yang Diperjualbelikan


1. Pasar barang produksi , yaitu pasar yang menjual faktor-faktor produksi. Contohnya pasar bursa
tenaga kerja, pasar modal, pasar mesin produksi, dan sebagainya.
2. Pasar barang konsumsi, yakni pasar yang menjual barang-barang yang secara langsung bisa
dikonsumsi atau dipakai. Misalnya pasar buah, pasar ikan, dan lainnya.
7. –
8. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada
1. Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara.
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga masa, yaitu masa
berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Kehidupan manusia masa b e r b u r u d a n mengumpulkan makanan, dari sejak Pithecanthropus
sampai dengan Homo sapiens sangat bergantung pada kondisi alam. Mereka tinggal di padang
rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai.
Mereka juga bertempat tinggal di dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat
sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang, dan siput.
Ada dua hal yang penting dalam sistem hidup manusia Praaksara
(masa berburu dan mengumpulkan makanan) yaitu membuat alat-alat dari batu yang masih kasar,
tulang, dan kayu disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, dan
kapak
genggam. Selain itu, manusia Praaksara juga membutuhkan api untuk memasak dan penerangan
pada malam hari. Sesuai dengan mata pencahariannya, manusia Praaksara tidak mempunyai
tempat tinggal tetap, tetapi selalu berpindah-pindah (nomaden)
b. Masa Bercocok Tanam
Masa bercocok tanam adalah masa ketika manusia mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
cara memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang.
Pada masa ini, mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Manusia Praaksara yang
hidup pada masa bercocok tanam adalah Homo sapiens, baik itu ras Mongoloid maupun ras
Austromelanesoid. Mereka bercocok tanam dengan cara berladang. Pembukaan lahan dilakukan
dengan cara menebang dan membakar hutan. Jenis tanaman yang ditanam adalah ubi, pisang, dan
sukun. Selain berladang, kegiatan berburu dan menangkap ikan
terus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan akan protein hewani. Kemudian, mereka secara
perlahan meninggalkan cara berladang dan digantikan dengan bersawah. Jenis tanamannya adalah
padi dan umbi-umbian.
Perkembangan selanjutnya, manusia praaksara masa ini mampu membuat alat-alat dari batu yang
sudah diasah lebih halus serta mulai dikenalnya pembuatan gerabah. Alat-alatnya berupa beliung
persegi dan kapak lonjong, alat-alat pemukul dari kayu, dan mata panah.
Pada masa bercocok tanam, manusia mulai hidup menetap di suatu perkampungan yang terdiri
atas tempat-tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga
c. Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa akhir Prasejarah di Indonesia. Menurut R.P. Soejono, kata
perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok
orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu,
misalnya pembuatan gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan batu (Nugroho Notosusanto, et.al,
2007).
Manusia Praaksara yang hidup pada masa perundagian adalah ras Australomelanesoid dan
Mongoloid. Pada masa perundagian, manusia hidup di desa-desa, di daerah pegunungan, dataran
rendah, dan di
tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin. Kehidupan masyarakat pada
masa perundagian ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam. Alat-alat yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari sudah banyak yang terbuat dari logam. Pada masa ini, sudah ada pembagian
kerja yang jelas disesuaikan dengan keahlian masing-masing.
Masyarakat tersusun menjadi kelompok majemuk, seperti kelompok petani, pedagang, maupun
perajin.
A. Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa lalu
1) Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara
a. Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
 Kapak Perimbas ( Kapak ini tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara
menggenggam, Tempat ditemukannya antara lain di Lahat (Sumatra Selatan), Kamuda
(Lampung), Bali, Flores, Timor, Punung (Pacitan, Jawa Timur), Jampang Kulon (Sukabumi,
Jawa Barat), Parigi, Tambangsawah (Bengkulu).
 Kapak Penetak ( Kapak penetak dibuat dari fosil kayu. Kapak penetak ini bentuknya lebih
besar daripada kapak perimbas ,Kapak ini berfungsi untuk membelah kayu, pohon, bambu,
atau disesuaikan dengan kebutuhannya.)
 Pahat Genggam ( Pahat genggam dibuat dari kalsedon dan fosil kayu, berukuran sedang
dan kecil. Pahat genggam memiliki bentuk yang lebih kecil dari kapak genggam. fungsinya
untuk menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari umbiumbian yang dapat
dimakan)
 Alat Serpih ( Alat serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang
dibentuk menjadi tajam. Alat tersebut berfungsi sebagai serut, gurdi, penusuk, dan pisau.
Tempat ditemukannya alat serpih ini antara lain di Punung (Pacitan, Jawa Timur), Sangiran,
Ngandong (lembah Sungai Bengawan Solo), Gombong (Jawa Tengah), Lahat, Cabbenge,
dan Mengeruda)
 Alat-Alat dari Tulang (Alat-alat dari tulang dibuat dari tulang-tulang binatang buruan,
seperti tanduk menjangan, duri ikan pari, ada kemungkinan digunakan sebagai mata
tombak. Alat-alat itu ditemukan di Gua Lawang di daerah Gunung Kendeng, Bojonegoro. Di
gua-gua di daerah Tuban (Gua Gedeh dan Gua Kandang)
b. Hasil Kebudayaan Masa Bercocok Tanam
 Beliung Persegi/Kapak Persegi ( Beliung persegi merupakan alat dengan permukaan
memanjang dan berbentuk persegi empat. Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok
halus, kecuali pada bagian pangkal yang digunakan untuk tempat ikatan tangkai. Sisi pangkal
diikat pada tangkai, sisi depan diasah sampai tajam.)
 Kapak Lonjong ( Kapak lonjong merupakan alat berbentuk lonjong,Seluruh permukaan alat
tersebut telah digosok halus.)
 Mata Panah
 Gerabah ( Gerabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pada masa bercocok tanam, alat ini
dibuat secara sederhana. Semua dikerjakan dengan tangan. )
 Perhiasan ( Pada masa bercocok tanam, sudah dikenal perhiasan berupa gelang yang terbuat
dari batu dan kerang. )
 Bangunan Megalitik ( Batu besar)
Megalitik berasal dari kata mega yang artinya besar, dan lithos yang artinya batu
 Menhir (bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan
roh nenek moyang atau tanda peringatan untuk orang yang telah meninggal.)
 Dolmen (bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa
batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja arwah
leluhur. Di samping sebagai tempat pemujaan, dolmen juga berfungsi sebagai pelinggih,
tempat duduk untuk kepala suku atau raja. Dolmen ditemukan bersama dengan kubur
batu.)
 Kubur peti batu ( tempat menyimpan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk dari enam buah
papan batu, dan sebuah penutup peti.)
 Sarkofagus (bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup.
Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.)
 Waruga ( peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya kubus dan bulat. Waruga
banyak ditemukan di Sulawesi Tengah).
 Punden berundak( Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan
tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek
moyang).
c. Hasil Kebudayaan Masa Perundagian
 Nekara ( semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi
atasnya tertutup. Pada nekara, terdapat pola hias yang beraneka ragam. Pola hias yang dibuat
ialah pola binatang, geometrik dan gambar manusia.)
 Moko ( Bentuk moko menyerupai nekara yang lebih ramping. banyak terdapat di Pulau Alor.)
 Kapak Perunggu / corong ( Kapak perunggu terklasifikasi dalam tiga golongan, yaitu kapak
corong (kapak sepatu), kapak upacara, dan tembilangan atau tajak.)
 Bejana Perunggu ( berbentuk bulat panjang seperti tempat ikan yang diikatkan di pinggang. )
 Perhiasan Perunggu
 Arca Perunggu
9. Pengaruh ajaran Hindu dan Budha di Indonesia diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Bidang Agama
2. Bidang Arsitektur (Bangunan)
banyak bermunculan bangunan-bangunan megah seperti Candi yang didirikan pada masa kebudayaan
Hindu dan Budha yang dijadikan sebagai tempat religius atau tempat beribadah
3. Seni Ukir dan Arca ( relief di Candi )
4. Bahasa dan Sastra : Bahasa Sansekerta dan huruf palawa
5. Bidang Politik : sistem pemerintahan kerajaan
6. Bidang Pendidikan : pendidikan agama
7. Bidang Kesenian : tarian, alat musik
8. Bidang Sosial : munculnya sistem kasta
10. Cara penyebaran islam di indonesia adalah dengan
 Perdagangan
 Pernikahan
 Pendidikan
 Kesenian
 Tasawuf
 Politik
11. Karakter negara Thailand
1. Banyak bentang alam berbentuk pegunungan dan perbukitan
2. Mata pencaharian penduduk di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, industri dan pariwisata
3. Terdiri atas berbagai suku
4. Agama mayoritas adalah Budha
5. Belum pernah dijajah bangsa lain

12. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial


1. Faktor Struktural
Faktor struktural merupakan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta
kemudahan untuk memperolehnya. Contoh faktor struktural yaitu ketidakseimbangan jumlah lapangan
kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar kerja.
 Faktor struktural terdiri atas:
Struktur Pekerjaan : Dalam struktur kerja terdapat kedudukan tinggi dan yang lebih rendah
 Perbedaan Fertilitas : Tingkat kelahiran berhubungan dengan jumlah jenis pekerjaan yang
mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini berpengaruh pada proses mobilitas sosial yang
akan berlangsung.
 Ekonomi Ganda : Sebuah negara dapat menerapkan sistem ekonomi ganda atau gabungan
tradisional dan modern. Ekonomi ganda berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus
tinggi maupun rendah.
2. Faktor Individu
Faktor individu merupakan kualitas seseorang baik dari segi pendidikan, penampilan, kecakapan,
hingga keahlian.
Faktor individu terbagi atas:
 Perbedaan Kemampuan
Orang yang cakap atau memiliki kemampuan lebih punya kesempatan dalam menentukan
mobilitas sosial atau keberhasilan hidup.
 Orientasi Sikap pada Mobilitas
Tiap orang punya sikap berbeda dalam mendorong prospek mobilitas sosialnya. Di antaranya yaitu
melalui pendidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki penampilan diri.
 Kemujuran
Kemujuran berperan dalam mendorong kerja keras seseorang mencapai titik hasil dan respons
yang diharapkan.
3. Status Sosial
Setiap manusia lahir dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya. Jika tidak puas dengan status
pemberian tersebut, seseorang dapat mencari kedudukan sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi
4. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat mendorong seseorang menjalani mobilitas. Contoh, orang yang tidak lagi mau
hidup di lingkungan dengan keadaan ekonomi berkekurangan akan berpindah ke tempat lain, baik
migrasi atau urbanisasi).
5. Situasi Politik atau Keamanan
Situasi politik dan keadaan negara yang tidak sesuai dengan harapan, paham, atau hati nurani dapat
mempengaruhi situasi keamanan dan kenyamanan seseorang bertahan di negerinya, meskipun negara
tersebut memiliki sumber daya alam yang baik.
6. Kondisi Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan mendorong masyarakat mencari kediaman dan penghidupan yang lebih baik di
tempat lain. Dengan demikian, mobilitas secara geografis tersebut dapat mendorong mobilitas sosial.
7. Keinginan Melihat Daerah Lain
13. Pengendalian Sosial
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, jenis pengendalian sosial dapat dibagi menjadi dua yaitu,
pengendalian sosial preventif dan pengendalian sosial representatif yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengendalian sosial preventif
Jenis pengendalian sosial berdasarkan waktu pelaksanaannya yang pertama adalah pengendalian sosial
preventif yang merupakan sebuah pengendalian yang terjadi pada lingkungan masyarakat sebelum adanya
atau terjadinya sebuah perilaku yang menyimpang.
Pengendalian sosial preventif ini biasanya dilakukan oleh seseorang melalui sosialisasi mengenai norma-
norma yang ada, pendidikan masyarakat sekitar, penyuluhan masyarakat, serta memberikan nasihat serta
konsekuensi agar tidak terjadinya penyimpangan sosial.
. Pengendalian sosial represif
Jenis pengendalian sosial berdasarkan waktu pelaksanaannya yang kedua adalah pengendalian sosial
represif yang merupakan sebuah pengendalian yang terjadi pada sebuah lingkungan masyarakat setelah
adanya terjadi perilaku menyimpang di masyarakat.
Pengendalian sosial represif ini sendiri biasanya berbentuk sebuah upaya yang dilakukan melalui
memberikan konsekuensi bagi yang melanggar, hukuman yang sepadan, nasehat serta penyuluhan agar
tidak mengulanginya lagi dan sadar bahwa hal tersebut merupakan kesalahan. Berdasarkan petugas
pelaksananya, jenis pengendalian sosial juga dapat dibagi menjadi dua yaitu, pengendalian formal serta
pengendalian informal.
3. Pengendalian formal
Jenis pengendalian sosial berdasarkan petugas pelaksananya yang pertama adalah pengendalian formal
yang biasanya dilakukan oleh berbagai lembaga resmi yang mencanangkan peraturan serta nilai dan norma
secara resmi di dalam sebuah lingkungan yang ada.
Pengendalian informal
Jenis pengendalian sosial berdasarkan petugas pelaksananya yang kedua adalah pengendalian informal
yang biasanya dibuat dalam sebuah kelompok masyarakat yang memiliki sifat tidak resmi serta peraturan
ataupun nilai dan norma yang ada tidak tertulis.
Pengendalian informal pada umumnya dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti kita berkumpul
dengan keluarga ataupun bersama teman. Pengendalian informal ini juga pada umumnya tidak
direncanakan dan terjadi secara spontan. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul dengan teman dan
memainkan sebuah permainan.
Ketika ada yang melakukan kecurangan, maka orang tersebut akan diejek. Hal tersebut merupakan salah
satu bentuk pengendalian informal. Berdasarkan sifatnya, jenis pengendalian sosial juga dapat dibagi
menjadi dua yaitu, pengendalian sosial kuratif dan pengendalian sosial partisipatif.
5. Pengendalian sosial kuratif
Jenis pengendalian sosial berdasarkan sifatnya yang pertama adalah pengendalian sosial kuratif yang
merupakan bentuk pengendalian sosial yang dilakukan melalui berbagai pembinaan serta penyembuhan
kepada pelaku penyimpangan sosial untuk mengubah nilai dan norma yang ada pada dirinya. Pengendalian
sosial kuratif dapat kita lihat melalui rehabilitasi yang diberikan kepada para pengguna obat terlarang atau
narkoba serta minuman keras beralkohol.
6. Pengendalian sosial partisipatif
Jenis pengendalian sosial berdasarkan sifatnya yang kedua adalah pengendalian sosial partisipatif yang
merupakan bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan mengajak atau mengikutsertakan pelaku
penyimpangan sosial yang sudah merubah dirinya untuk membantu memperbaiki nilai dan norma pelaku
penyimpangan sosial yang lain.
14. Upaya memaksimalkan potensi laut
a. Meningkatkan Semangat Cinta Bahari Kepada Masyarakat
b. Meningkatkan dan Memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan
c. Meningkatkan dan Menguatkan Peranan IPTEK dan Riset Kelautan
d. Memperkuat Keamanan Maritim

15.

16. Redistribusi (pendistribusian kembali) pendapatan adalah pendistribusian kembali pendapatan


masyarakat kelompok kaya kepada masyarakat kelompok miskin baik berasal dari pajak ataupun pungutan-
pungutan lain
1. Program Pemberian Jaminan Akses Kebutuhan Dasar bagi Rakyat Bawah : Strategi pemenuhan
kebutuhan dasar rakyat yang dilakukan pemerintah di antaranya Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari rakyat, Bantuan Tunai Bersyarat (BTB) atau disebut juga Program
Keluarga Harapan (PKH), Jaminan sosial (social security), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan
Beasiswa untuk memenuhi akses pendidikan
2. Program Kredit Lunak dan Penjaminan Kredit Berbasis Komunitas
3. Pengembangan Usaha atau Industri Kecil
4. Pemerintah Bekerja Sama dengan Swasta Lokal dan Asing untuk Menjalankan Program Corporate
Social Responsibility (CSR)
5. Pemerintah Konsisten dalam Mewujudkan Kebijakan Penegakan Hukum dan Keadilan Ekonomi
17. Pelaku ekonomi adalah orang/lembaga yang melakukan kegiatan ekonomi. yaitu
1) rumah tangga keluarga/konsumen (masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi terhadap barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri ataupun keluarga )
2) rumah tangga perusahaan/produsen (Pihak yang melakukan kegiatan produksi yaitu kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kepentingan orang lain)
3) rumah tangga pemerintah, (pihak yang bertugas untuk mengatur, mengendalikan, serta mengadakan
kontrol terhadap jalannya roda perekonomian)
4) rumah tangga luar negeri. (lembaga yang melakukan kegiatan ekspor dan impor)
18. faktor pendorong bangsa dan daya tarik kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia,
1. Indonesia penghasil rempah-rempah
2. Motivasi 3G (Gold, Gospel, dan Glory)
3. Revolusi Industri
19. Latar Belakang dan Faktor-faktor yang Mendorong Didirikannya VOC
a. Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger (penggabungan) dari
beberapa perusahaan dagang Belanda.
b. Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan pedagang-pedagang lainnya
di Indonesia
c. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol
d. Monopoli Perdagangan
VOC mempunyai hak oktroi/istimewa yang isinya sebagai berikut.
 Hak mencetak uang.
 Hak memiliki angkatan perang.
 Hak memerintah daerah yang diduduki.
 Hak melakukan perjanjian dengan raja-raja.
 Hak memonopoli perdagangan rempah-rempah
20. Penyebab kegagalan perjuangan rakyat sebelum tahun 1908 antara lain :
 Masih berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan, hal ini dikarenakan pada saat ini belum adanya rasa
senasib dan sepenanggungan yang dirasakan oleh masyarakat indonesia. Tidaknya hanya itu
perjuangan yang dilakukan masih terpisah - pisah.
 Perjuangan masih bersifat kedaerahan, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa perjuangan hanya
dilakukan oleh sebagian masyarakat indonesia dan itu masih dilakukan secara terpisah. Perjuangan
yang dilakukan secara terpisah tersebut mereka hanya memperjuangkan daerahnya sendiri bukan
perjuangan untuk indonesia.
 Peralatan yang digunakan untuk berperang masih sangat tradisional, dimana pada saat itu masyarakat
indonesia hanya menggunakan bambu runcing. Sementara belanda telah menggunakan senjata api
dalam berperang tersebut.
 Pada saat itu di indonesia masih ada politik adu domba, hal ini merupakan taktik dari belanda .
21. Politik Etis
pada tahun 1901, yaitu dalam bidang irigasi/pengairan, emigrasi/transmigrasi, dan edukasi/pendidikan.
Segi positif yang paling dirasakan bangsa Indonesia adalah pendidikan. Semakin banyak orang Indonesia
berpendidikan modern, yang kemudian mempelopori gerakan pendidikan, sosial, dan politik.
22. Tokoh Tiga Serangkai: Tokoh Pendiri Indische Partij
IP (Indische Partij) didirikan pada tanggal 25 Desember 92 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E
Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).

Anda mungkin juga menyukai