TINJAUAN PUSTAKA
kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal satu atap dan memiliki
kelahiran, dan adopsi yang memiliki keterikatan aturan dan emosional, serta
(Setyawan, 2016).
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Extended family ialah
keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang tinggal bersama dibawah satu
atap (satu rumah), yaitu ayah, ibu, anak-anak, paman, tante, kakek, nenek,
dan keponakan. Blended family adalah keluarga yang terdiri dari janda atau
6
7
poligami yang hidup bersama dalam satu rumah. Cahabitation family ialah
kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Keluarga “Dyad” adalah
keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. Single Parent adalah
rumah tangga yang terdiri dari salah satu orang tua (ayah atau ibu) dan anak
hubungan kekerabatan dan tinggal bersama dalam satu rumah, dengan latar
ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Murdock, 1965 dalam Lestari, 2012
: 3). Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka keluarga dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar
terdapat ayah, ibu, anak, nenek, kakek, keponaan, sepupu, paman, bibi, dan
a. Tahap perkembangan
kesehatan berbeda-beda.
dirinya.
c. Faktor emosional
kecil ketika sakit. Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping
adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan.
d. Spiritual
a. Praktik di keluarga
yang sama.
b. Faktor sosial
penyakit.
kesehatan pribadi.
nikotin dan tar. Pada saat orang menyalakan rokok akan dihasilkan gas CO,
nikotin, dan tar yang berbahaya bagi si perokok itu sendiri dan orang
Bahaya primer yaitu bahaya yang mengancam perokok itu sendiri. Perokok
saat dikeluarkan tidak semua asap rokok keluar melainkan ada yang terhisap
masuk kedalam tubuh. Bahaya sekunder yaitu bahaya untuk orang lain yang
merokok (mainstream smoke) maupun asap yang keluar dari ujung rokok
dan berakumulasi secara kronis dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
setelah dibakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25%.
Walaupun dalam jumlah kecil, hanya dalam waktu 15 detik sampai ke otak
tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.
rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah perokok sulit
fisiologis yang bersifat umum seperti ketegangan otot, marah, menarik diri,
akan berperan dalam respon stres (Sholichatun, 2011). Stres terbagi menjadi
beberapa tingkatan yaitu tidak stres (normal), stres ringan, stres sedang,
12
stres berat, dan stres sangat berat. Tingkatan stres tergantung dari bagaimana
Menurut PP nomor 109 tahun 2012, rokok adalah salah satu produk
asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya
spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,
benzopiren, fenol, cadmium, indol, karbarzol dan kresol. Tar, nikotin dan
berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap. Zat ini berubah
200 kali lebih kuat terhadap afinitas oksigen. Hal ini tentu akan berpengaruh
rokok yang dihisap setiap harinya. Disebut dengan perokok ringan apabila
13
rokok. Dan disebut dengan perokok berat apabila dalam satu harinya
asap yang dapat terhisap orang-orang disekitarnya. Ada empat tahap dalam
perhari. Dan tahap maintenance of smoking, pada tahap ini merokok telah
2012).
coba-coba dan perokok aktif. Non perokok yaitu seseorang yang sama sekali
coba adalah seseorang yang merokok lebih dari 1 kali setiap minggunya
atau dalam waktu kurang dari sebulan. Sedangkan perokok aktif adalah
14
seseorang yang merokok setiap minggu atau setiap hari dalam waktu 3
budaya, situasi sosial, dan personal. Sepertiga hingga setengah dari remaja
yang ada didalam rokok. Hal ini akan membuat seorang perokok mengalami
ketergantungan atau adiksi pada nikotin, dan yang kedua adalah 15 faktor
di sisi lain, masa remaja seringkali menjadi masa untuk bereksperimen dan
15
ikut serta dalam sejumlah aktivitas termasuk perilaku yang berisiko seperti
dari masa anak ke masa dewasa dan terjadi pematangan secara kognitif yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
2013).
luar rumah. Sosialisasi dimulai sejak lahir, dan keluarga merupakan tempat
seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian. Fungsi keluarga ini sukar
(Setyawan, 2016).
sedang sakit dan dapat menentukan kapan anggota keluarga yang sakit perlu
bagi keluarga.
score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau
anggota keluarga lain. Penilaian ini dilakukan pada salah seorang anggota
Smilkstein pada tahun 1978 untuk menilai tingkat kepuasan sosial dengan
a. Adaptasi (Adaptation)
keluarga lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga
b. Kemitraan (Partnership)
antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga
c. Pertumbuhan (Growth)
e. Kebersamaan (Resolve)
dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain (Smilkstein,
1978).