GURU PEMBIMBING:
Aceh Versus Portugis dan VOC
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, justru membawa
hikmah bagi Aceh. Banyak para pedagang Islam yang mengalihkan kegiatan
Aceh semakin ramai. Hal ini telah mendorong Aceh berkembang menjadi
barat Sumatera.
Aceh.
Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai
Portugis ini tidak dapat dibiarkan. Aceh yang ingin berdaulat dan tetap
dan prajurit;
serangan Aceh ini dapat digagalkan. Sebagai tindakan balasan pada tahun
1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini
melakukan monopoli. Oleh karena itu, VOC harus bersaing dengan Portugis
dan harus mendapat izin dari Aceh. Padahal Aceh dikenal anti terhadap
dominasi dan para pedagang asing. Terkait dengan ini para pedagang
tangan Yang Mulia, dari hamba, Maurits de Nassau” Pada waktu utusan
Barat Sumatera: dalam buku Indonesia dalam Arus Sejarah, 2012). Dengan
surat ini ternyata Sultan Aceh yang kebetulan sedang bermusuhan dengan
tahun 1607 Aceh memberikan izin kepada VOC untuk membuka loji di Tiku
Apapun yang terjadi, rakyat Aceh dan para pemimpinnya tetap memiliki
orang asing. Oleh karena itu, jiwa dan semangat juang untuk mengusir
Portugis dari Malaka tidak pernah padam. Pada masa pemerintahan Sultan
kehadiran VOC. Iskandar Muda adalah raja yang gagah berani dan bercitacita
untuk mengenyahkan penjajahan asing, termasuk mengusir Portugis dari
juga menyiapkan pasukan gajah dan milisi infanteri. Sementara itu untuk
serangan Aceh kali ini juga belum berhasil mengusir Portugis dari Malaka.
antara kedua belah pihak masih sering terjadi, tetapi Portugis tetap tidak
berhasil menguasai Aceh dan begitu juga Aceh tidak berhasil mengusir
Portugis dari Malaka. Portugis dapat diusir dari Malaka oleh VOC pada tahun