Anda di halaman 1dari 11

BHJ 5(2) 2021

BALI HEALTH JOURNAL


ISSN 2599-1280 (Online); ISSN 2599-2449 (Print)
http://ejournal.unbi.ac.id/index.php/BHJ

PENGGUNAAN DIGITALISASI PROGRAM BPJS UNTUK


MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DALAM MENGHADAPI
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
I Gusti Ayu Ika Larassinta Darmawangsa1*, I Gede Sanica2
1,2
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Nasional

ABSTRAK

Latar belakang: Digitalisasi Sistem Pelayanan BPJS semakin menuju sempurna, terbukti selain mudah dan praktis,
pelayanan BPJS di puskesmas atau rumah sakit juga sudah mulai menggunakan layanan daring yang terintegrasi antara
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) seperti rumah sakit. Tujuan: mengetahui penggunaan digitalisasi
program BPJS untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Metode: Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan dilakukan pada UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Utara dengan sampel adalah pasien pengguna layanan JKN. Teknik pengambilan data dengan
wawancara dan analisis data dengan triangulasi. Hasil: Efektivitas pelayanan dan informasi yang diberikan kepada
masyarakat melalui aplikasi Mobile JKN sudah cukup efektif, hal ini banyak diungkapkan oleh masyarakat yang
menggunakan aplikasi Mobile JKN namun masih banyak juga masyarakat yang belum memahami dalam menggunakan
aplikasi tersebut. Simpulan: Penggunaan Digitalisasi program BPJS Kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN sudah efektif
karena sudah memenuhi semua factor pengukuran keefektivan pelayaanan dan informasi yang didapatkan.

Kata Kunci: BPJS, Digitalisasi, Mutu Pelayanan, Revolusi Industri

ABSTRACT

Background: Digitalization of the BPJS Service System is getting more and more perfect, proven that in addition to being
easy and practical, BPJS services at puskesmas or hospitals have also started using online services that are integrated
between Advanced Referral Health Facilities (FKRTL) such as hospitals. Purpose: To determine the use of the digitalization
of the BPJS program to improve service quality in the face of the Industrial Revolution Era 4.0. Methods: This study used a
qualitative descriptive approach and was conducted at the UPTD Puskesmas I of the North Denpasar District Health Office
with the sample of patients using JKN services. The technique of collecting data by interview and data analysis by
triangulation. Result: The effectiveness of services and information provided to the public through the Mobile JKN
application is quite effective, this has been expressed by many people who use the Mobile JKN application, but there are still
many people who do not understand how to use the application. Conclusion: The use of digitalization of the BPJS Health
program through the Mobile JKN application has been effective because it has met all the factors for measuring the
effectiveness of services and information obtained.

Keywords: BPJS, Digitization, Service Quality, Industrial Revolution

*
Korespondensi:
I Gusti Ayu Ika Larassinta Darmawangsa Riwayat Artikel:
Email: gungayuika@gmail.com Diterima 20 Desember 2020
Disetujui 4 Oktober 2021
Dipublikasikan 28 November 2021
Darmawangsa & Sanica Bali Health Journal
5(2) 2021

PENDAHULUAN mendapatkan pelayanan kesehatan di


FTKL. Meski aturan dalam sistem
Golongan masyarakat yang rujukan berjenjang sudah lama
dianggap dikesampingkan dalam hal diterapkan. Namun, masih banyak yang
jaminan kesehatan adalah golongan perlu dibenahi. Oleh karena itu, evaluasi
masyarakat kecil dan pedagang serta terhadap pelaksanaan sistem rujukan
masyarakat miskin. Kemiskinan berjenjang penting dilakukan terus
merupakan salah satu hambatan terbesar menerus di banyak lokasi di Indonesia,
bagi sebuah negara berkembang terutama agar perbaikan kualitas pelayanan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan dapat terus diperbaiki.
kualitas hidup rakyatnya. Tingkat Aplikasi digital berbasis internet
kemiskinan juga menjadi penyebab pada smartphone turut andil dalam
masyarakat miskin tidak mampu mengembangkan penggunaan media
memenuhi kebutuhan akan pelayanan komunikasi yang semakin bervariasi,
kesehatan yang tergolong mahal. Namun, sebut saja munculnya berbagai aplikasi
kemahalan akan biaya kesehatan tidak media-media sosial. Paparan diatas telah
menjamin kualitas yang baik pada menjadi permasalahan klasik di semua
kesehatan itu sendiri karena kualitas bidang, tak terkecuali dalam dunia
kesehatan masyarakat Indonesia selama kesehatan. Sistem konvensional yang
ini tergolong rendah.[1] masih mayoritas diterapkan oleh
Peningkatan derajat kesehatan lembaga-lembaga penyelenggara
masyarakat Indonesia diselenggarakan pelayananan kesehatan khususnya pada
dengan Program Jaminan Kesehatan Puskesmas, membuat terbatasnya akses
Nasional (JKN) melalui Badan informasi dan diragukannya kualitas data
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang ada. Hal ini dibuktikan dengan
Kesehatan sebagai perwujudan amanat seringnya terdapat perbedaan data antara
UUD 1945 dan Pancasila yang Dinas Kesehatan dengan Puskesmas
dituangkan dalam UU Nomor 40 Tahun terkait. Sehingga dapat dengan mudah
2009 tentang Sistem Jaminan Sosial disimpulkan proses pengambilan
Nasional (SJSN). Sejak dilaksanakan keputusan dan kebijakan kesehatan
sistem Jaminan Kesehatan Nasional masyarakat oleh Dinas Kesehatan terkait
(JKN) pada 2014, banyak perubahan mejadi tidak efektif karena lambatnya
yang terjadi dalam sistem pelayanan informasi yang diterima dan ditambah
kesehatan di Indonesia. Pasien yang ingin dengan permasalahan kualitas data.[2]
mendapatkan pelayanan kesehatan harus BPJS Kesehatan adalah badan
menyesuaikan dengan sistem berjenjang. hukum yang dibentuk untuk
Pasien tidak bisa langsung mendapatkan menyelenggarakan program jaminan
pelayanan di FKTL, namun melewati sosial yang juga sebagai upaya kendali
proses berjenjang dengan sistem rujukan. mutu dan biaya terhadap pelayanan
Sistem rujukan berjenjang secara tidak kesehatan di Indonesia. Pesera BPJS
langsung dapat memperbaiki fasilitas terbagi menjadi dua golongan, yaitu
kesehatan di semua tingkatan. Meski Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan non-
demikian, masih banyak tantangan yang PBI. Dalam menjalankan program
dihadapi. Dukungan pembiayaan dan layanan kesehatan, BPJS Kesehatan
kepesertaan masih belum optimal. Sudah bekerjasama dengan berbagai fasilitas
lazim terjadi antrian panjang dari pasien kesehatan seperti puskesmas, posyandu
yang ingin mendapatkan pelayanan dan rumah sakit untuk membuka pintu
kesehatan. Kondisi pada FKTL yaitu pelayanan kesehatan masyarakat.
seringkali pasien yang sudah Puskesmas merupakan layanan kesehatan
mendapatkan surat rujukan tidak tingkat pertama yang sangat penting

94
Penggunaan Digitalisasi Program BPJS Bali Health Journal
5(2) 2021

dalam memberikan pelayanan kesehatan baik. Baik faskes 1,2 maupun seterusnya.
kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan Dan ini terbukti untuk layanan sistem
BPJS, fungsi Puskesmas akan rujukan di fasilitas kesehatan juga sudah
dimaksimalkan Puskesmas menjadi mulai menggunakan layanan daring yang
gatekeeper yaitu penyelenggara terintegrasi antara Fasilitas Kesehatan
pelayanan kesehatan dasar sebagai Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) seperti
kontak pertama pada pelayanan rumah sakit. Badan Penyelenggara
kesehatan yang memiliki peran besar dan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
strategis.[3] berupaya mendigitalkan layanan
Puskesmas sebagai Fasilitas kesehatan terkait dengan program
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Jaminan Kesehatan Nasional yang
diharapkan dapat memperbaiki dan nantinya akan memanfaatkan sistem
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi komputasi awan (cloud) hingga akses
masyarakat. Pemberi pelayanan biometric, akan mengarah pada
kesehatan yang bermutu baik dari dokter digitalisasi seluruh sistem administrasi
maupun tenaga medis lainnya akan hingga pelayanan secara perlahan-lahan.
memberikan kepuasan bagi diri pasien Sebagaimana disampaikan oleh
yang berefek pada keinginan pasien Fachmi Idris dalam acara Public Expose
untuk kembali kepada institusi yang BPJS Kesehatan tahun 2019 dengan tema
memberikan pelayanan yang efektif. Digitalisasi Sistem Pelayanan dan
Adanya prinsip mutu pelayanan di Pembiayaan Kesehatan Sebagai Game
Puskesmas sebagai FKTP perlu untuk Changer Dunia Kesehatan bahwa
dilihat bagaimana analisis kepuasan yang pemanfaatan teknologi informasi juga
dirasakan oleh peserta BPJS. Berkenaan akan menjadi kesempatan bagi Program
dengan hal tersebut maka diperlukan JKN-KIS untuk mendorong sistem
optimalisasi pelayanan di berbagai lini pembiayaan dan pelayanan kesehatan
termasuk di antaranya adalah dari segi yang berkualitas namun tetap efektif dan
teknologi sistem informasi. efisien dari sisi pembiayaan. Merujuk
Masalah yang sering di jumpai kepada kemajuan teknologi yang terus
pada pengguna BPJS adalah keluhan berkembang, fitur layanan yang BPJS
asuhan keperawatan yang diberikan dan Kesehatan buat dan capaian di tahun
pengobatan yang di berikan tidak 2018 merupakan langkah konkret
semuanya dapat di berikan secara gratis. mengsukseskan program JKN-KIS
Keluhan yang ada di masyarakat adalah sekaligus bukti komitmen mereka dalam
belum ada kejelasan tentang program upaya memberikan layanan kesehatan
BPJS, alur pelayanan yang di berikan berkualitas bagi peserta JKN serta siap
juga masih belum jelas, masalah yang menghadapi tantangan di era
[4,5]
demikian menyebabkan persepsi Digitalisasi.
masyarakat tentang BPJS menjadi Menurut American Marketing
negatif, masyarakat hanya menilai bahwa Association bahwa pelayanan pada
program BPJS masih bersifat semu, dasarnya adalah merupakan kegiatan atau
sehingga prosedur pelayanan yang di manfaat yang ditawarkan oleh suatu
berikan masih berbelit-belit. pihak kepada pihak lain dan pada
Digitalisasi Sistem Pelayanan hakekatnya tidak berwujud serta tidak
BPJS sudah hampir berjalan 5 tahun menghasilkan kepemilikan sesuatu,
kedepan ini dengan sistem pelayanan proses produksinya mungkin juga tidak
BPJS secara digitalisasi makin berangsur dikaitkan dengan suatu produk fisik[6].
kearah sempurna, terbukti selain mudah Pelayanan publik adalah kepercayaan
dan praktis pelayanan di BPJS di public yang dilaksanakan secara
puskesmas atau rumah sakit rekanan bertanggungjawab dan sesuai dengan

95
Darmawangsa & Sanica Bali Health Journal
5(2) 2021

ketentuan dan peraturan yang ada[7]. Nilai METODE


akuntabilitas pelayanan yang diberikan
dapat memberikan kepercayaan kepada Penelitian ini dilakukan pada
masyarakat tentang pelayanan yang UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan
diberikan. Pertanggungjawaban terhadap Kecamatan Denpasar Utara yang
aspek yang dilayani adalah bagian dari beralamat di Jalan Angsoka no. 17, Desa
pemenuhan terhadap pelayanan publik Dangin Puri Kangin, Kecamatan
untuk menjunjung tinggi kepercayaannya Denpasar Utara, Bali, yang dilakukan
kepada masyarakat. terhadap pasien yang memiliki kartu
BPJS Kesehatan terus berupaya BPJS Kesehatan serta pasien yang
untuk meningkatkan layanan kepada memiliki aplikasi layanan BPJS
seluruh peserta BPJS Kesehatan. Pada Kesehatan di smartphonenya.
perkembangan teknologi informasi saat Penelitian ini menggunakan
ini yang mengarah ke pengguna mobile pendekatan kualitatif yang bersifat
application, BPJS Kesehatan deskriptif untuk membuat gambaran
memberikan inovasi pengembangan mengenai situasi atau kejadian, sehingga
aplikasi mobile JKN yang berguna untuk metode ini berkehendak mengadakan
mempermudah pelayanan JKN-KIS akumulasi data dasar belaka. Jenis data
(Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu yang digunakan dalam penelitian ini
Indonesia Sehat). Aplikasi ini adalah jenis data kualitatif yang
memanfaatkan teknologi informasi yang merupakan data-data berupa informasi
dapat diunduh melalui aplikasi Mobile baik berupa wawancara langsung maupun
JKN di Goggle Playstore atau Apps dokumen terkait dengan penelitian
Store. Tujuan Adanya Mobile JKN yaitu pelaksanaan sistem digitalisasi program
masyarakat dapat menikmati layanan BPJS Kesehatan di UPTD Puskesmas I
dengan cepat. Aplikasi ini dapat Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
digunakan dimana saja kapanpun tanpa Utara seperti foto-foto saat kunjungan,
batasan waktu (Self Service). percakapan pasien dengan tenaga medis
Berdasarkan latar belakang yang ataupun tenaga administrasi.
dipaparkan sebelumnya, maka tujuan Teknik non probability sampling
dalam penelitian ini adalah untuk yang digunakan dalam penelitian ini
mengetahui penggunaan digitalisasi meliputi purposive sampling dengan
program BPJS untuk meningkatkan mutu pertimbangan tertentu dimana sampel
pelayanan dalam menghadapi Era yang dipilih adalah orang yang memiliki
Revolusi Industri 4.0. Hasil penelitian ini dan otoritas pada bidang yang dilakukan
diharapkan untuk mengembangkan ilmu penelitian (BPJS), sehingga mampu
pengetahuan di bidang manajemen membukakan pintu kemana saja peneliti
pelayanan, khususnya pelayanan jasa akan melakukan pengumpulan data.
kesehatan yang dilaksanakan oleh BPJS Selain itu juga digunakan snowball
yang bekerja sama dengan fasilitas sampling yang mula-mula jumlahnya
kesehatan umum baik milik pemerintah kecil, kemudian membesar pada awal
maupun swasta. Selain itu, dapat penelitian ini peneliti memilih 3 (tiga)
menjadi masukan bagi Pemerintah dalam orang sampel untuk memperoleh
merumuskan kebijakan berkaitan dengan informasi yang diinginkan dan bila data
system digitalisasi yang digunakan yang diperoleh belum lengkap, peneliti
layanan BPJS Kesehatan dalam upaya akan mencari sampel lain berdasarkan
peningkatan mutu pelayanan. referensi yang diberikan oleh sampel
sebelumnya yang dianggap sebagai orang
yang lebih mengerti tentang masalah
yang diteliti.

96
Penggunaan Digitalisasi Program BPJS Bali Health Journal
5(2) 2021

Merujuk pada kriteria informan


yang disampaikan di atas, maka sumber HASIL
informan yang digunakan untuk
memperoleh data yang representative Kesehatan merupakan hal yang
dalam penelitian ini adalah sebagai sangat penting bagi kemajuan suatu
berikut : bangsa, karena kesehatan masyarakat
1. Kepala UPTD Puskesmas I Dinas merupakan bagian dari sumber daya
Kesehatan Kecamatan Denpasar manusia yang sangat berperan dalam
Utara pembangunan suatu bangsa. Sesuai
2. Kepala bidang Penjaminan dengan amanat UU 1945, bahwa setia
Manfaat Primer BPJS Kesehatan warga negara berhak hidup sehat
Kota Denpasar sejahtera lahir dan batin serta berhak
3. Pasien peserta BPJS Kesehatan memperoleh pelayanan kesehatan dan
rawat jalan di UPTD Puskesmas I negara bertanggung jawab atas
Dinas Kesehatan Kecamatan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
Denpasar Utara yang layak.
Demi memastikan peserta Jaminan
Teknik analisis data dalam Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia
penelitian kualitatif, dilakukan pada saat Sehat (JKN-KIS) mendapat pelayanan
pengumpulan data berlangsung, dan kesehatan berkualitas, peran Fasilitas
setelah selesai pengumpulan data dalam Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
periode tertentu. Pada saat wawancara, maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan
peneliti sudah melakukan analisis Tingkat Lanjutan (FKRTL) mitra BPJS
terhadap jawaban yang diwawancarai. Kesehatan semakin dioptimalkan melalui
Bila jawaban yang diwawancarai setelah sejumlah pengembangan sistem
dianalisis terasa belum memuaskan, maka teknologi, di antaranya melalui sistem
peneliti akan melanjutkan pertanyaan rujukan online. Hal ini didukung oleh
lagi, sampai tahap tertentu sampai hasil wawancara yang peneliti lakukan
diperoleh data yang dianggap kredibel. pada hari Senin, tanggal 3 Agustus 2020
Aktivitas dalam analisis data kualitatif Pukul. 12.30 wita dengan PIC Prolanis
yaitu meliputi : (1) data reduction, (2) UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan
data display, dan (3) conclusion Kecamatan Denpasar Utara yaitu drg.
drawing/verfikasi.[8] IGA Pradnyadani mengenai prosedur
Untuk memperoleh data yang pelayanan kesehatan penerima rujukan.
valid dilakukan dengan melaksanakan uji Pelayanan UPTD Puskesmas I
keabsahan terhadap data hasil penelitian Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
sesuai dengan prosedur uji kredibilitas Utara di atas bahwa pasien peserta
data dalam penelitian kualitatif. Uji tunjangan BPJS Kesehatan hanya dapat
keabsahan data dalam penelitian ini dilayani oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
adalah uji kredibilitas dengan triangulasi Pertama bila pasien tersebut ingin dirujuk
sumber data dan triangulasi teknik. ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Sekunder.
Triangulasi sumber adalah pengujian Uji coba fase 1 rujukan online oleh BPJS
kredibilitas melalui beberapa sumber Kesehatan yang telah dimulai sejak
yang berbeda-beda. Triangulasi teknik tanggal 15 Agustus 2017 dan kini telah
untuk menguji kredibilitas data dilakukan mulai memasuki fase 2 sejak tanggal 1
dengan cara memeriksa data kepad hingga 15 September 2018. Banyak hal
sumber yang sama namun dengan teknik positif yang diperoleh dari uji coba
yang berbeda, yaitu dengan obsevasi, selama fase 1, antara
wawancara dan dokumentasi. lain terkumpulnya data rumah sakit
rujukan beserta dokter

97
Darmawangsa & Sanica Bali Health Journal
5(2) 2021

spesialis/subspesialis berikut jadwal potensi penolakan pelayanan karena tidak


prakteknya. Lalu teredukasinya Fasilitas membawa rujukan, semua dokumen
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pasien sudah terekam dalam sistem
untuk disiplin menggunakan aplikasi P- sehingga peserta tidak perlu lagi
Care. Selain itu teredukasinya Fasilitas membawa dokumen-dokumen rujukan.
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Sistem ini dapat berjalan dengan baik jika
(FKRTL) untuk senantiasa melengkapi didukung oleh seluruh fasilitas kesehatan.
dan meng-update data kompetensi dan Selain itu (AA) pun mengatakan
sarana serta mulai dikenalnya konsep “Fasilitas kesehatan harus cepat
rujukan online bagi peserta. Kini, dan mau beradaptasi dengan
memasuki uji coba fase 2, telah dilakukan kemajuan teknologi saat ini,
berbagai penyempurnaan antara lain kualitas layanan kesehatan dan
pertama kemudahan FKRTL dalam kepuasan pasien merupakan
melakukan edit data kompetensi dan tanggung jawab kita bersama,
sarana yang ada di aplikasi Health oleh sebab itu mari kita dukung
Facilities Information System (HFIS). sistem digitalisasi rujukan
Lalu kedua dilakukan perbaikan berjenjang ini, dengan sistem ini
data mapping FKRTL (Rumah Sakit dan kita semua dipermudah baik
Klinik Utama), yaitu fasilitas kesehatan dalam membuat rencana
rujukan mana saja yang bisa dirujuk dari pelayanan, maupun berkoordinasi
Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan antar faskes.”
dan Klinik Pratama berdasarkan jarak dan
kompetensinya. Ketiga adalah Pendapat senada juga
penambahan fitur untuk rujukan kasus- diungkapkan oleh Kepala Bidang
kasus tertentu yang membutuhkan Penjaminan Manfaat Primer BPJS
perlakuan khusus seperti Kanker, Kesehatan Kota Denpasar, I Kadek Budi
Hemodialisa, Thallasemia, Hemofilia, Astawan yang selanjutnya disingkat (BA)
Transplantasi Hati, Transpalantasi Ginjal, berdasarkan hasil wawancara yang
TB, Jiwa dan Kusta. Melalui dilakukan tanggal 5 Agustus 2020 pk.
penyempurnaan-penyempurnaan tersebut 10.00 memperjelas bahwa Penggunaan
diharapkan dalam fase 2 ini pelaksanaan rujukan online mulai dirasakan dampak
sistem rujukan online ini akan semakin positifnya. Demi memastikan layanan
baik dan dirasakan manfaatnya oleh kesehatan yang berkualitas bagi peserta
peserta. Pada jangka panjang, digitalisasi Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
rujukan ini akan mendekatkan peserta Indonesia Sehat (JKN-KIS) Fasilitas
JKN-KIS dengan fasilitas kesehatan dan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
mengurangi antrean dalam pelayanan maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan
kesehatan. Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang menjadi
Dari hasil wawancara dengan mitra BPJS Kesehatan semakin
Kepala UPTD Puskesmas I Dinas dioptimalkan melalui sejumlah
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara, pengembangan sistem teknologi, di
dr, Agung Ayu Ampera Prihatini, MM antaranya melalui sistem rujukan online.
dapat dipahami bahwa saat ini BPJS Menurut Kepala Bidang
Kesehatan telah mengembangkan sebuah Penjaminan Manfaat Primer BPJS
sistem rujukan online, sistem ini Kesehatan Kota Denpasar, I Kadek Budi
merupakan digitalisasi sistem rujukan Astawan (BA) berdasarkan hasil
berjenjang. Bagi peserta JKN-KIS sistem wawancara yang dilakukan tanggal 5
rujukan ini banyak manfaatnya, Agustus 2020 pk. 10.00 yang mengatakan
pelayanan dapat dilakukan lebih efisien, bahwa untuk layanan sistem rujukan di
mengurangi antrian, memitigasi semua fasilitas kesehatan juga sudah mulai

98
Penggunaan Digitalisasi Program BPJS Bali Health Journal
5(2) 2021

menggunakan layanan daring yang memaksimalkan fitur tersebut untuk


terintegrasi antara Fasilitas Kesehatan dapat memantau kesehatan peserta yang
Tingkat Pertama (FKTP) seperti terdaftarnya di FKTP-nya, terlebih lagi
Puskesmas serta klinik dengan Fasilitas pada saat wabah covid 19 yang
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut mengharuskan peserta JKN-KIS untuk
(FKRTL) seperti rumah sakit. Sebagai berada dirumah dan berobat ke klinik
langkah untuk meningkatkan pelayanan hanya apabila kondisi tertentu.
terhadap peserta Jaminan Kesehatan Disini pun penulis melakukan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN- wawancara dengan salah satu Dokter
KIS), BPJS Kesehatan pun terus Umum yang bekerja di UPTD Puskesmas
menghadirkan berbagai inovasi terbaru I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
berbasis teknologi. Dengan hadirnya Utara, yaitu dr. Luh Nick Ratna Sari
aplikasi Mobile JKN, kini masyarakat Dewi (40) pada tanggal 10 Agustus 2020
tidak perlu repot ke kantor BPJS pada pukul 12.00 yang menyimpulkan
Kesehatan untuk melakukan pendaftaran bahwa BPJS Kesehatan meluncurkan
JKN-KIS dan cukup meggunakan inovasi yang mempermudah masyarakat
aplikasi mobile JKN. Adapun hasil dan peserta JKN-KIS dalam mengakses
wawancara dengan Kepala Bidang pelayanan baik di fasilitas kesehatan
Penjaminan Manfaat Primer BPJS maupun di kantor BPJS Kesehatan.
Kesehatan Kota Denpasar, I Kadek Budi Inovasi tersebut bernama aplikasi Mobile
Astawan (BA) JKN. Penulispun melakukan wawancara
“Banyaknya informasi tentang kepada salah satu pasien yang sedang
aplikasi mobile JKN terdapat berkunjung pada tanggal 5 Agustus 2020
banyak layanan yang dapat pukul 09.30, bernama Ida Ayu
mengakomodir segala kebutuhan Tunjungsari (28), diman Tunjungsari
peserta JKN-KIS seperti merupakan salah satu peserta JKN-KIS
memudahkan dalam melakukan dari segmen Pekerja Bukan Penerima
pendaftaran peserta, Upah (PBPU) kelas dua mengungkapkan,
memudahkan jika ada data ia tak lagi khawatir JKN-KIS miliknya
peserta yang berubah misal hilang, sebab ada kartu digital yang
alamat email, alamat surat, tersedia di Mobile JKN. Di era serba
nomor telepon bahkan jika ingin digital ini, Mobile JKN mempermudah
mengubah kelas pelayanan di urusan akses pelayanan kesehatan secara
fasilitas Kesehatan ataupun praktis dalam genggaman tangan.
pindah hak kelas perawatan.”

Mobile JKN saat ini menjadi PEMBAHASAN


salah satu Ikon dari program Jaminan
Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Dalam sebuah perusahaan atau
Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh organisasi keberadaan sistem informasi
BPJS kesehatan, dengan mobile JKN sangatlah diperlukan. Pemanfaatan sistem
peserta dapat memanfaatkan berbagai informasi dalam menyajikan kebutuhan
fitur-fitur yang ada baik untuk akan informasi yang cepat, andal dan
pendaftaran peserta, ubah data, akurat sangat diperlukan. Organisasi
pendaftaran layanan di FKTP maupun dapat memanfaatkan sistem informasi
fitur lainnya. Saat ini juga telah dengan menerapkan sistem komputerisasi
dikembangkan fitur baru agar peserta maupun aplikasi yang sudah dapat
juga dapat berkonsultasi secara daring digunakan di smartphone. Saat ini
dengan dokter yang menjadi pilihannya, teknologi yang sering digunakan yaitu
selain itu dokter FKTP juga dapat smartphone, sehingga banyak perusahaan

99
Darmawangsa & Sanica Bali Health Journal
5(2) 2021

atau organisasi memberikan pelayanan Mobile JKN dan penggunaan digitalisasi


melewati sistem informasi berbasis program BPJS untuk meningkatkan mutu
aplikasi mobile. Sistem informasi yang pelayanan.
telah diterapkan pada organisasi dapat Efektifitas merupakan seberapa
menunjang kelancaran organisasi untuk kinerja yang baik dikerjakan dan sejauh
membantu masyarakat dalam mana karyawan mampu menghasilkan
mendapatkan pelayanan yang baik. suatu iuran sesuai dengan yang
Dalam pengembangan untuk diharapkan. Ini artinya bahwa apabila
meningkatkan kualitas pelayanan, BPJS suatu dapat diselesaikan dengan sesuai
Kesehatan memberikan layanan yang rencana, dan baik dalam waktu, biaya
berbasis teknologi informasi yaitu inovasi maupun mutunya, dapat dikatakan
terbaru yang dikembangkan oleh BPJS efektif.[9] Begitupun hal yang sama
Kesehatan yaitu Mobile JKN. Inovasi disampaikan oleh Handoko yang
terbaru ini dalam upaya meningkatkan mengatakan efektivitas pelayanan dapat
pelayanan Kesehatan dengan adanya dikatakan efektif apabila masyarakat
program JKN-KIS (Jaminan Kesehatan sudah mendapatkan layanan yang cepat,
Nasional-Kartu Indonesia Sehat) dimana singkat dan bermutu dengan biaya yang
setiap warga negara Indonesia wajib murah tentunya.[10] Efektifitas dapat juga
mendapatkan jaminan Kesehatan. dikatakan bagaimana ketepatan dalam
Aplikasi Mobile JKN ini merupakan memilih tujuan dari suatu perencanaan
suatu aplikasi BPJS Kesehatan yang dalam pencapaian target pada suatu
semula berupa kegiatan administrasi yang organisasi. Jadi pada penelitian ini sejauh
dilakukan di Kantor Cabang atau Fasilitas mana efektivitas yang diberikan melalui
Kesehatan, yang diubah dalam bentuk aplikasi JKN apakah sudah termasuk
suatu aplikasi yang dapat digunakan oleh singkat, cepat dan bermutu. Pelayanan
masyarakat maupun peserta kapanpun yang dikatakan tepat dan cepat ataupun
dan dimana pun. efektif apabila masyarakat mendapatkan
Kota Denpasar merupakan salah kemudahan dalam pelayanan dengan
satu Kota yang sudah menerapkan prosedur yang mudah, cepat, dan tepat
Jaminan Kesehatan Nasional Kartu serta masyarakat merasa puas dengan
Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang pelayanan yang diberikan.
berbasis elektronik, dalam penerapan Efektifitas adalah proses
JKN yang berbasis elektronik ini pengukuran yang bisa memberikan
berdasarkan dari hasil observasi bayangan terkait gambaran dari
sementara hampir semua narasumber perencanaan baik dilihat dari kualitas
memiliki pengetahuan terkait aplikasi dan waktu yang ditentukan dan fokus
Mobile JKN ini, Namun ada juga pada hasilnya. Dalam pengukuran
masalah yang terjadi di lapangan. efektifitas ada tiga faktor, yaitu:[11]
Banyak masyarakat yang merupakan 1. Faktor Waktu
peserta BPJS Kesehatan belum bisa Faktor waktu disini adalah cepat
mengakses sendiri aplikasi tersebut dan tepat waktu dari pelayanan
bahkan dari beberapa narasumber yang yang diberikan oleh pemberi
mengatakan bahwa tidak mengetahui apa pelayanan. Namun penggunaan
itu Aplikasi Mobile JKN, namun yang ukuran tepat atau tidaknya atau
menjadi fokus pada penelitian ini adalah cepat tidaknya pelayanan yang
efektif atau tidaknya pelayanan yang diberikan berbeda dari satu orang
diberikan kepada masyarakat melalui ke orang lain tergantung dari
aplikasi ini dan juga untuk mengetahui kebutuhan pelayanan masing-
faktor kendala yang dihadapi oleh BPJS masing. Kecepatan pelayanan yang
Kesehatan dalam penerapan Aplikasi didapatkan oleh masyarakat dapat

100
Penggunaan Digitalisasi Program BPJS Bali Health Journal
5(2) 2021

membantu dalam meningkatkan yang dihadapi. Berdasarkan hasil


kepuasan masyarakat dalam penelitian di lapangan terkait aplikasi
mendapatkan pelayanan yang Mobile JKN banyak sekali fitur-fitur
efektif, dengan adanya aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh
Mobile JKN merupakan suatu masyarakat. Di dalam aplikasi Mobile
kemudahan yang memberikan JKN untuk saat ini masih dalam proses
pelayanan dan informasi yang perkembangan untuk meningkatkan
didapat masyarakat dengan cepat pelayanan. Sebagaimana yang diketahui
dan juga dalam waktu yang tepat. tujuan aplikasi ini adalah untuk
2. Faktor Kecermatan mempermudah masyarakat maupun
Faktor kecermatan juga dapat peserta JKN-KIS dalam melihat kartu
dijadikan rujukan pengukuran JKN-KIS perubahan faskes dan masih
dalam menilai tingkat efektivitas banyak fitur yang lain. Dalam tujuan
kerja organisasi yang memberikan mencapai pelayanan yang efektif yang
pelayanan bagi masyarakat. Faktor dapat menjadi sebuah tolak ukur
kecermatan ini dapat dilihat dari kualitasnya suatu pelayanan yang
segi ketelitian dari pemberi diselenggarakan oleh pemerintah. Dalam
pelayanan kepada masyarakat. memberikan pelayanan dan informasi
Ketelatenan pihak BPJS Kesehatan kepada peserta dan masyarakat harus
dalam memberikan informasi sesuai dengan standar prosedur yang
kepada masyarakat juga dapat sudah ditetapkan dan dalam mencapai
mempengaruhi tingkat keefektivan suatu efektivitas pelayanan harus
pelayanan dan informasi yang mencakup cepat, singkat dan bermutu.
diberikan kepada masyarakat dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
wujud aplikasi Mobile JKN. telah dilakukan menyatakan bahwa
3. Faktor Gaya efektivitas pelayanan dan informasi yang
Gaya pemberian pelayanan diberikan kepada masyarakat melalui
merupakan salah satu yang menjadi aplikasi Mobile JKN sudah cukup efektif,
tolak ukur lain yang dapat dan hal ini banyak diungkapkan oleh
biasanya digunakan dalam masyarakat yang menggunakan aplikasi
mengukur efektivitas kinerja. Gaya Mobile JKN namun masih banyak juga
pemberian pelayanan cara dan masyarakat yang belum memahami
kebiasaan dalam memberikan jasa dalam menggunakan aplikasi tersebut dan
kepada masyarakat. Keramahan dan masih saja ada kendala pada wawancara
sikap sopan santun kepada dengan pasien yang berkunjung ke UPTD
masyarakat sebagai penerima Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan
pelayanan, dan juga memberikan Denpasar Utara masih banyak juga
rasa nyaman disaat masyarakat kelemahan dari aplikasi Mobile JKN ini
mendapatkan suatu pelayanan diantaranya ada yang tidak bisa
melalui aplikasi Mobile JKN menggunakan gadget ataupun tidak
punya gadget, kendala tergantung umur
Dari beberapa faktor diatas dapat atau usia dari peserta JKN-KIS karena
disimpulkan, efektivitas merupakan suatu semakin berumur cenderung untuk malas
konsep yang dapat digunakan sebagai menggunakan gadget apalagi tidak mau
sarana dalam mengukur keberhasilan menggunakan gadget. Selain itu masih
suatu organisasi yang dapat diwujudkan belum banyak yang mengetahui aplikasi
dengan memperhatikan faktor tenaga, Mobile JKN, para user atau pengguna
biaya, waktu sarana, prasarana, Mobile JKN ketika melakukan registrasi
resposibilitas, dan akses yang tetap pada aplikasi terjadi kesalahan dalam
diperhatikan risiko dan suatu keadaan kesesuaian data yang diinput peserta

101
Darmawangsa & Sanica Bali Health Journal
5(2) 2021

dalam aplikasi dengan data yang sudah juga dapat merasakan kecepatan dan
ada di BPJS Kesehatan sehingga peserta ketepatan dalam mendapatkan layanan
harus melakukan konfirmasi kembali dan informasi yang diberikan melalui
tentang informasi kepesertaan di Kantor aplikasi Mobile JKN ini. Faktor waktu,
BPJS Kesehatan cabang terdekat. kecepatan dan ketepatan layanan dan
Kemudian, aplikasi Mobile JKN informasi yang diberikan melalui aplikasi
pernah mengalami down. Pengguna Mobile JKN sudah efektif karena data
aplikasi Mobile JKN mengalami keluhan yang diberikan pada waktu yang tepat
tidak bisa log in pada aplikasi Mobile dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
JKN, sehingga user ingin mengetahui Faktor kecermatan, faktor ini juga
informasi kepesertaan atau tagihan harus merupakan cakupan yang sangat penting
menghubungi care centre via telepon dalam memberikan layanan kepada
yang sistemnya antrian sehingga harus masyarakat sesuai keinginan masyarakat
dicoba secara berkala. Gejala-gejala dan ketelitian pemberian informasi juga
permasalahan ini menimbulkan sudah teliti. Faktor gaya pemberian
kekhawatiran terhadap kelanjutan pelayanan yang diberikan melalui
penerapan aplikasi Mobile JKN pada aplikasi Mobile JKN dengan keramahan,
masa mendatang terutama terhadap sikap sopan dan santun bahasa yang
penerimaan pengguna. Penerimaan digunakan dalam penyampaian informasi
pengguna merupakan hal penting untuk melalui aplikasi Mobile JKN juga sudah
menentukan keberhasilan sistem. Namun dikatakan sangat baik. Faktor kendala
secara keseluruhan sampai saat ini dari penerapan aplikasi Mobile JKN ini
pelayanan yang diberikan sudah baik. masih ada beberapa orang dikarenakan
Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan faktor usia atau umur yang sudah lanjut,
dan informasi yang diberikan melalui mereka tidak mau menggunakan gadget
aplikasi Mobile JKN sudah efektif karena maka dari itu tidak menggunakan aplikasi
karena sudah mencakup ketiga faktor Mobile JKN selain itu ada usia lanjut
tersebut dan banyak masyarakat maupun yang tau aplikasi Mobile JKN namun
peseta merasa puas dengan pelayanan malas menggunakannya. Secara garis
dari fitur-fitur aplikasi Mobile JKN. besar dapat disimpulkan bahwa
pelayanan dan informasi yang diberikan
melalui aplikasi Mobile JKN sudah
SIMPULAN efektif karena mencakup ketiga faktor
tersebut dan banyak masyarakat maupun
Penggunaan Digitalisasi program peserta JKN-KIS merasa puas dengan
BPJS Kesehatan salah satunya adalah layanan pada aplikasi Mobile JKN.
penggunaan dengan aplikasi Mobile JKN
dan pelayanan yang diberikan melalui
apikasi ini sudah dikatakan efektif karena SARAN
sudah memenuhi semua factor
pengukuran keefektivan pelayaanan dan Bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat
informasi yang didapatkan. Karena Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan
banyak masyarakat merasa puas dengan Tingkat Lanjutan (FKTL) khususnya di
pelayanan yang diberikan melalui UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan
aplikasi tersebut dimana masyarakat Kecamatan Denpasar Utara, penelitian ini
dapat merasakan kemudahan seperti dapat dijadikan sebagai salah satu dasar
pendaftaran peserta baru pengguna BPJS, penetapan strategi dalam meningkatkan
bisa mengubah data peserta maupun mutu pelayanan yang optimal. Bagi
keluarga, dapat melihat informasi terkait pembuat kebijakan BPJS Kesehatan,
JKN-KIS. Masyarakat maupun peserta penelitian ini dapat dijadikan sumber

102
Penggunaan Digitalisasi Program BPJS Bali Health Journal
5(2) 2021

informasi dalam penentuan kebijakan 5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan


yang berorientasi pada peningkatan mutu Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta:
pelayanan di UPTD Puskesmas I Dinas Kemenkes RI; 2013.
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara 6. Hardiansyah. Kualitas Pelayanan
dan secara praktis penelitian ini Publik: Konsep, dimensi, Indikator
diharapkan dapat menjadi tambahan dan Implementasinya. Yogyakarta:
informasi, sumbangan pemikiran, dan Gaya Media; 2018.
bahan pertimbangan bagi BPJS 7. Lewis CW. The ethics challenge in
Kesehatan dalam penentuan kebijakan public service: A problem-solving
perkembangan digitalisasi. guide. John Wiley & Sons; 2005.
8. Miles MB, Huberman AM, Saldana
J. Qualitative Data Analysis: A
DAFTAR RUJUKAN Methods Sourcebook. 4th ed.
Thousand Oaks, CA: SAGE
1. Ardiansyah, Sulasno. Implementasi Publications; 2019.
Pelayanan Kesehatan terhadap 9. Masruri M, Muazansyah I. Analisis
pasien pengguna Badan efektifitas program nasional
Penyelenggara Jaminan Sosial pemberdayaan masyarakat mandiri
(BPJS) Di Rumah Sakit Umum perkotaan (PNPM-MP). J Gov Publ
Daerah Kota Cilegon. Jurnal Ilmiah Pol [Internet]. 2017;4(2):363–93.
Niagara. 2017;9(1):40–6. Available from:
2. Wulanadary A, Sudarman S, Ikhsan https://journal.umy.ac.id/index.php/
I. Inovasi Bpjs Kesehatan Dalam GPP/article/view/2995
Pemberian Layanan Kepada 10. Hani Handoko T. Manajemen
Masyarakat : Aplikasi Mobile Jkn. J Personalia dan Sumber Daya
Public Policy [Internet]. Manusia. Yogyakarta: BPFE-
2019;5(2):98. Available from: Yogyakarta; 2003.
http://jurnal.utu.ac.id/jppolicy/article 11. Siagian S. Manajemen sumber daya
/view/1119 manusia. Jakarta, Indonesia: Bumi
3. Parman P, Majid R, Lisnawaty L. Aksara; 1996.
Studi pelaksanaan sistem rujukan
Rawat Jalan tingkat pertama (rjtp)
padapeserta bpjs kesehatan Di
Puskesmas Perumnas Kota kendari
tahun 2016. (Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
[Internet]. 2017;2(5). Available
from:
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMK
ESMAS/article/view/2096
4. Dwiheryana R. Kiat BPJS
Kesehatan Mengahadapi Era
Digitalisasi Halaman 1 -
Kompasiana.com [Internet].
Kompasiana.com. 2019. Available
from:
https://www.kompasiana.com/santar
osa/5ceb441e3ba7f7073b34f496/kia
t-bpjs-kesehatan-mengahadapi-era-
digitalisasi?page=1

103

Anda mungkin juga menyukai