PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Pedoman penatausahaan disusun dalam rangka mewujudkan tertib administrasi
dan tertib pelaksanaan sesuai prisip pengendalian intern yang baik atas transaksi-
transaksi keuangan maupun non keuangan Puskesmas. Penatausahaan ditetapkan
untuk memastikan bahwa setiap langkah-langkah kerja dilaksanakan sesuai dengan
peraturan dan kebijakan yang berlaku dan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
1
BAB II
PROSEDUR PENERIMAAN KAS
2
3) Rekapitulasi Penerimaan Harian (untuk pendapatan non APBD)
4) Buku kasir
3
- Lembar 3 (warna kuning) Kasir/Bendahara Penerimaan Pembantu.
h. Dengan menunjukkan kuitansi tersebut, pasien mengambil hasil laboratorium dan
diserahkan ke dokter yang memeriksanya.
i. Apabila menurut dokter yang memeriksanya penderita masih perlu dikonsultasikan
kepada dokter lain yang tidak dapat dilakukan di puskesmas, maka kepada pasien
diberi surat pengantar ke dokter pada fasilitas kesehatan lanjutan dengan dibuatkan
surat rujukan.
j. Secara harian pada akhir jam loket, Kasir membuat rekap penerimaan, yaitu jumlah
pasien (berdasarkan jumlah karcis dan kuitansi) dan jumlah uang yang diterima,
kemudian dicocokan antara jumlah uang yang diterima dengan yang sesungguhnya
(antara catatan hasil rekap dan fisik uangnya) untuk kemudian diserahkan kepada
Bendahara Penerimaan Pembantu dan disetor ke Bank Jatim Mojokerto (rekening
BLUD) dengan Surat Tanda Setoran (STS) selambat-lambatnya 1x24 jam pada hari
efektif.
4
5
3. Penerimaan Obat-Obatan (Farmasi)
Penerimaan jasa pelayanan kesehatan dari obat-obatan/farmasi merupakan
penerimaan dari penjualan dan atau pemakaian barang farmasi / alat kesehatan pakai
habis dari pelayanan rawat inap maupun rawat jalan untuk pasien umum serta peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Prosedur:
a. Pasien menyerahkan resep ke petugas pelayanan penerimaan resep.
b. Petugas membaca resep, melihat persediaan barang (Obat dan Alkes) dan
menghitung harga obat kemudian memberitahukan ke pasien/ keluarga pasien
jumlah harga obat yang harus dibayar.
c. Pasien membayar harga obat di kasir pembantu yang berada di Farmasi dan
mendapat obat yang dimaksud.
d. Untuk pasien rawat inap, petugas Farmasi merekap resep, obat/Alkes selama masa
perawatan (dari pasien mulai masuk sampai pasien pulang).
e. Petugas Farmasi membuat laporan pemberian obat ke kasir (untuk pasien rawat
inap).
f. Pada akhir jam kerja petugas kasir farmasi membuat rekap penerimaan per hari
dan mencocokan dengan jumlah penerimaan uangnya kemudian menyetorkan
kepada Bendahara Penerimaan Pembantu.
g. Untuk pasien JKN mendapat pelayanan obat dan tidak dikenakan biaya, namun
biaya akan ditagihkan kepada BPJS (Non Kapitasi).
h. Pengajuan klaim (Non Kapitasi) diajukan oleh Pemimpin BLUD kepada BPJS
setelah diverifikasi oleh petugas yang menangani JKN.
i. BPJS mentransfer ke rekening Kas BLUD dan mengirimkan laporan pembayaran
klaim kepada Dinas Kesehatan Kota Mojokerto cq Sub Bagian Keuangan
j. Bendahara penerimaan pembantu mengambil bukti transfer pembayaran klaim dari
BPJS ke Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto.
4. Penerimaan Laboratorium
Penerimaan jasa pelayanan kesehatan dari laboratorium merupakan penerimaan
pembayaran/tarif atas pelayanan pemeriksaan penunjang diagnostik yang meliputi
pemeriksaan laboratorium kepada pasien dari dalam Puskesmas (pasien rawat
jalan/IGD dan rawat inap) dan dari luar atas permintaan sendiri untuk melengkapi
penegakan diagnosis atau terapi.
Prosedur :
a. Untuk pasien dari dalam Puskesmas (pasien rawat jalan/ IGD dan rawat inap)
mendapat surat pengantar dari dokter yang memeriksanya, sedangkan untuk
pasien dari luar Puskesmas mendaftar di loket dan langsung menuju laboratorium.
6
b. Pasien menuju ruang laboratorium dengan membawa surat pengantar dan
kemudian mendapatkan pelayanan.
c. Setelah melakukan tindakan pelayanan, petugas laboratorium membuat rincian
tindakan (pasien umum) untuk diserahkan ke kasir dan kasir menghitung biaya
yang harus dibayar pasien.
d. Petugas kasir membuat kuitansi rangkap tiga :
- Lembar ke 1 (warna putih) untuk pasien
- Lembar ke 2 (warna merah) untuk mengambil hasil pemeriksaan
- Lembar ke 3 (warna kuning) untuk arsip Kasir/Bendahara Penerimaan
Pembantu.
e. Setelah melakukan pembayaran, pasien mengambil hasilnya dengan menyerahkan
kuitansi lembar ke 2 sebagai bukti telah membayar.
f. Untuk pasien JKN mendapat pelayanan laboratorium dan tidak dikenakan biaya,
namun biaya akan ditagihkan kepada BPJS (Non Kapitasi).
j. Pengajuan klaim (Non Kapitasi) diajukan oleh Pemimpin BLUD kepada BPJS
setelah diverifikasi oleh petugas yang menangani JKN.
k. BPJS mentransfer ke rekening Kas BLUD dan mengirimkan laporan pembayaran
klaim kepada Dinas Kesehatan Kota Mojokerto cq Sub Bagian Keuangan
l. Bendahara penerimaan pembantu mengambil bukti transfer pembayaran klaim dari
BPJS ke Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto.
m. Setiap bulan petugas laboratorium membuat rekapitulasi penerimaan laboratorium
dan melakukan konfirmasi ke Bendahara Penerimaan Pembantu.
7
d. Untuk pasien yang membayar dirumah, sopir membawa kuitansi pembayaran dan
setelah dibayar, kuitansi ditandatangai keluarga pasien, lembar ke 1 untuk pasien,
lembar ke 2, dan ke 3 dibawa petugas mobil Ambulance (sopir) untuk diserahkan ke
kasir/bendahara penerimaan pembantu berikut uangnya.
8
5) Setelah dicapai kesepakatan maka dibuat surat perjanjian kerjasama
operasional/nota kesepakatan.
6) Hasil dari kegiatan disetor oleh mitra kerja ke bendahara penerimaan (untuk
kegiatan) dan atau transfer ke rekening Kas BLUD (Kerjasama operasional).
2.4 Penerimaan Kas Dari Kapitasi JKN
Penerimaan kas dari kapitasi adalah penerimaan kas yang diperoleh dari BPJS
sesuai dengan jumlah kepesertaan JKN yang terdaftar di puskesmas.
Prosedur :
1. BPJS melakukan transfer ke rekening puskesmas di Bank Jatim (Rekening Kas
BLUD) sejumlah nilai yang di sesuaikan dengan jumlah kepesertaan setiap bulan.
2. Bendahara Penerimaan Pembantu mencatat sejumlah dana kapitasi yang diterima
di buku kas umum penerimaan.
Terhadap penerimaan kas dari pendapatan tersebut di atas, bendahara penerimaan
pembantu melakukan penatausahaan sebagai berikut:
a. Bendahara penerimaan pembantu membukukan seluruh penerimaan setiap hari
pada buku kas umum, buku pembantu per rincian obyek penerimaan dan buku
rekapitulasi penerimaan harian.
b. Bendahara Penerimaan pembantu setiap hari pada hari yang sama menyetor
seluruh penerimaan tersebut ke rekening kas BLUD di Bank Jatim Mojokerto
dengan membuat bukti setor/Surat Tanda Setoran (STS) rangkap dua (lembar ke 1
untuk Bank dan lembar ke 2 untuk Arsip) dan melaporkan kepada pejabat
keuangan BLUD.
c. Setiap bulan paling lambat tanggal 5, bendahara penerimaan pembantu membuat
laporan bulanan penerimaan dan disampaikan kepada bendahara penerimaan
Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, melalui Kuasa Pengguna Anggaran (Pemimpin
BLUD).
9
3. Apabila dokumen SPP tersebut dinyatakan tidak lengkap, maka KaSub Bag. Tata
Usaha (Pejabat KeuanganBLUD) mengembalikan dokumen SPP tersebut kepada
bendahara pengeluaran pembantu untuk dilengkapi.
4. Apabila dokumen SPP tersebut dinyatakan lengkap, maka kuasa pengguna
anggaran (Pemimpin BLUD) menerbitkan SPM (Surat Perintah Membayar) dan
mengajukan kepada kuasa BUD setelah diverifikasi PPK SKPD Dinas Kesehatan
untuk diterbitkan SP2D.
5. Pejabat keuangan BLUD/KaSub Bag. Tata Usaha mencatat penerbitan SPP-TU
dan SPP-LS serta SPM (TU/LS) dalam :
a. regsiter SPP-TU dan SPP-LS;
b. register SPM-TU/SPM-LS; dan
c. register surat penolakan penerbitan SPM
6. Berdasarkan SP2D yang diterima, bendahara pengeluaran pembantu
menguangkan SP2D tersebut ke Bank Jatim Mojokerto.
7. Berdasarkan dokumen penerimaan kas tersebut, bendahara pengeluaran
pembantu mencatat dalam BKU.
10
11
BAB III
PROSEDUR PENGELUARAN KAS
3.1 Pengelolaan dan Penatausahaan Pengeluaran Kas Yang Berasal Dari Dana
Fungsional (Pendapatan PUSKESMAS)
1. Pembayaran Belanja dengan SPP-UP/GU/TU
Pembayaran untuk suatu kegiatan/belanja yang dilakukan melalui pengajuan SPP-
UP/GU/TU. Pembayaran ini dilakukan langsung oleh bendahara pengeluaran
pembantu kepada PPTK atas suatu kegiatan yang dilakukan tidak atas kontrak atau
SPK
Prosedur:
12
a. Pada awal tahun anggaran bendahara pengeluaran pembantu mengajukan SPP-
UP sesuai kebutuhan pelaksanaan kegiatan selama 1-2 bulan kepada pemimpin
BLUD melalui Pejabat Keuangan
b. Setelah uang persediaan tersedia (lihat prosedur penerimaan kas) dan berdasarkan
permintaan dana dari PPTK, bendahara pengeluaran pembantu mendistribusikan
dana kepada PPTK untuk melakukan kegiatan opersional sesuai dengan kuitansi
(Panjar) rangkap 2 (satu lembar untuk PPTK dan satu lembar arsip) kemudian
bendahara pengeluaran pembantu mencatat dalam buku panjar.
c. Setelah melakukan kegiatan dan pembayaran, PPTK mempertanggungjawabkan
pengeluaran definitif ke bendahara pengeluaran pembantu dengan menyerahkan
bukti-bukti asli beserta sisa uangnya (jika ada) dan kuitansi panjar dicap sudah
dipertanggungjawabkan.
d. Atas pertanggungjawaban pengeluaran definitif tersebut bendahara pengeluaran
pembantu mencatat pengeluaran tersebut dalam BKU serta kendali kegiatan dan
menyiapkan SPP-GU sebesar pengeluaran definitif.
e. SPP-GU disampaikan kepada Pejabat Keuangan untuk diterbitkan SPM-GU,
setelah SPM-GU disetujui oleh Pemimpin BLUD maka diterbitkan cek untuk
pencairan dari Kas BLUD, kemudian setelah dana dicairkan maka diberikan kepada
PPTK untuk operasional berikutnya.
f. Apabila terdapat kegiatan yang memerlukan dana banyak dan melebihi dari
kebutuhan yang telah direncanakan maka PPTK dapat mengajukan permintaan
tambahan dana kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu.
g. Bendahara pengeluaran pembantu mengajukan SPP-TU kepada pemimpin BLUD
melalui Pejabat Keuangan, Tambahan uang tersebut harus dipertanggungjawabkan
paling lama 1 bulan kemudian.
h. Pada akhir kegiatan apabila masih terdapat saldo uang maka saldo tersebut
disetorkan ke Kas BLUD.
i. Pada akhir tahun anggaran apabila masih terdapat saldo kas di bendahara
pengeluaran pembantu, harus di setor ke kas BLUD.
13
d. Cek tersebut dicairkan dari Kas BLUD (PUSKESMAS) oleh bendahara pengeluaran
pembantu dan kemudian dibayarkan kepada penerima sesuai daftar.
2) Pembayaran kepada pihak ketiga
Pembayaran langsung kepada pihak ketiga adalah untuk pembayaran suatu
kegiatan/belanja yang dilakukan secara langsung kepada pihak ketiga berdasarkan
kontrak dan atau Surat Perintah Kerja.
Prosedur :
a. Pihak ketiga setelah menyelesaikan sebagian atau seluruh pekerjaan mengajukan
tagihan sesuai yang diatur dalam Kontrak atau SPK kepada PPTK dengan dilampiri
bukti-bukti pendukungnya antara lain berita acara kemajuan pekerjaan/berita acara
penyelesaian pekerjaan, laporan kemajuan kegiatan dan atau berita acara serah
terima barang/jasa.
b. PPTK meneliti terlebih dahulu kelengkapan tagihan, setelah lengkap maka PPTK
mengajukan kelengkapan dokumen tagihan kepada bendahara pengeluaran
pembantu.
c. Tagihan tersebut terlebih dahulu diverifikasi kelengkapan dan keabsahannya serta
dibuatkan kartu kendali kegiatan, setelah dinyatakan lengkap maka bendahara
pengeluaran pembantu membuat SPP-LS.
d. SPP-LS diajukan kepada pemimpin BLUD melalui pejabat keuangan BLUD untuk
diterbitkan SPM-LS, setelah disetujui oleh pejabat keuangan dan pemimpin BLUD,
maka diterbitkan Cek untuk diberikan kepada pihak ketiga.
e. Setiap bulan bendahara pengeluaran pembantu menyampaikan
SPM-UP/GU/TU/LS (untuk pengajuan Pengesahan) yang telah ditandatangani oleh
Pemimpin BLUD, dilampiri copy cek dan surat pernyataan tanggungjawab kepada
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Mojokerto melalui Kepala
Dinas Kesehatan Kota Mojokerto untuk diterbitan Pengesahan.
14
BAB IV
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG
15
b. Berdasarkan rencana kebutuhan barang dari unit kerja kerja/bagian pengguna
barang, Pengurus barang melakukan analisa kebutuhan barang dan selanjutnya
menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD).
c. Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) yang telah disusun diajukan
kepada Pemimpin BLUD untuk mendapat persetujuan dan apabila telah disetujui
maka RKBMD tersebut diusulkan menjadi Rencana Tahunan Barang Milik Daerah.
d. Rencana Tahunan Barang Milik Daerah tersebut di koordinasikan ke Dinas
Kesehatan terutama kebutuhan investasi yang bersumber dari dana APBD.
16
b. Pada saat barang datang, pejabat penerimaan/pemeriksaan barang mencocokan
barang yang datang dengan pertinggal surat pesanan, surat/faktur pengiriman
barang dan atau Berita Acara penyerahan barang tentang jumlah, jenis dan
spesifikasi barang yang dipesan dan kemudian dibuatkan Berita Acara penerimaan
barang atau dengan menandatangani surat/faktur pengiriman barang.
c. Pejabat penerimaan/pemeriksaan menyerahkan barang kepada pengurus barang
beserta dokumen pendukungnya (surat pesanan, pertinggal surat/faktur pengiriman
barang dsb).
d. Pengurus barang melakukan penyimpanan pada tempatnya dan mencatat pada
buku Penerimaan Barang dan Kartu Barang.
5. Pengeluaran/penggunaan Barang
Prosedur :
a. Unit unit kerja/bagian pengguna barang yang membutuhkan barang mengajukan
permohonan kepada pengurus barang dengan membuat Surat/Bon Permintaan
disertai data persediaan terakhir.
b. Setelah SPB diteliti dan dilihat ketersediaan barangnya, kemudian Pengurus barang
mengeluarkan barang sesuai permintaan.
c. Setelah menyerahkan barang ke unit peminta barang dan membuat bukti
pengeluaran barang rangkap dua yang ditandatangani pengurus barang dan unit
peminta barang, serta mencatat ke dalam buku dan kartu barang.
6. Penatausahaan Barang Inventaris
Terhadap penerimaan dan pengeluaran barang inventaris dan pakai habis lainnya
yang dibeli:
a. Dalam rangka penyusunan neraca, PPTK bersama Pengurus barang melakukan
penilaian terhadap barang inventaris yang dibeli tersebut apakah akan diakui
sebagai aset tetap atau sebagai barang inventaris pakai habis dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a) Mempunyai masa manfaat (manfaat ekonomis yang dapat diberikan barang
tersebut) lebih dari 12 bulan dan nilai perolehan diatas Rp 300.000,-
b) Tidak dimaksud untuk dijual dalam operasi normal
c) Diperoleh atau dibangun dimaksud untuk digunakan
d) Biaya perolehan dapat diukur
e) Barang telah diterima atau diserahkan kepemilikannya kepada Puskesmas.
b. Untuk melakukan penilaian dan pengakuan apakah barang tersebut termasuk aset
tetap atau bukan, PPTK bersama Pengurus barang membuat Dokumen Kapitalisasi
rangkap dua (lembar ke 1 untuk Pengurus Barang Dinas Kesehatan dan lembar ke
2 untuk Sub Bagian Tata Usaha).
c. Untuk barang inventaris yang termasuk dalam kategori aset tetap:
- diberi kode barang;
17
- penempatan barang pada unit kerja dikendalikan dengan Kartu Inventaris Ruangan
(KIR) yang dipasang di dalam ruangan dan dievaluasi/diganti yang baru setiap
terdapat mutasi dan atau satu tahun sekali dan paling lama lima tahun sekali
(sensus barang).
d. Dalam rangka pengamanan, dokumen kepemilikan barang yang berada dalam
penguasaan Puskesmas harus diadministrasikan dengan tertib.
e. Pengurus barang mencatat penerimaan dan pengeluaran barang pada buku
Inventaris serta membuat laporan pengurusan barang secara semester dan
tahunan, berupa laporan Pengadaan Barang, Laporan Barang Inventaris (Aset
Daerah) kepada Walikota BPKAD.
f. Pengurus barang sedikitnya setiap tiga bulan sekali melakukan inventarisasi yaitu
melakukan pendataan/perhitungan barang (stock opname) dan dibuatkan Berita
Acara Perhitungan Barang yang ditandatangani oleh pengurus barang dan atasan
langsungnya.
18
f. Berdasarkan SPB/Bon Barang, petugas farmasi/gudang mengeluarkan dan
menyerahkan/mengirimkan barang yang dimaksud ke unit yang meminta barang
dan mencatat pengeluaran barang tersebut dalam Kartu Persediaan Barang
g. Setiap bulan terhadap persediaan di farmasi dan laboratorium dilakukan stock
opname.
h. Atas persediaan Obat-obatan dan Alkes pakai habis, farmasi dan laboratorium
membuat laporan:
- Laporan stock Obat – per minggu
- Laporan kuantitas pemakaian obat dan Alkes per bulan
- Laporan stock obat – per triwulan
- Daftar Persediaan Obat dan Peralatan per akhir tahun.
i. Untuk persediaan barang yang ada di farmasi dan Laboratorium, berdasarkan
duplikat surat/Bon Permintaan Barang dicatat dalam buku/kartu persediaan.
Sedangkan untuk pengeluaran/pemakaian barang tidak menggunakan Bon/Surat
Pengeluaran Barang dan cukup dicatat dalam buku/kartu persediaan.
19
perhitungan barang (stock opname) dan dibuatkan Berita Acara Perhitungan
Barang.
20