Kelas : 1-C
B. Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan penulisan dan pengucapan vokal
dalam bahasa Indonesia. Sesuai dengan pengertiannya, huruf ini digunakan dalam
penulisan dan pengucapan vokal. Huruf vokal terdiri atas a, i, u, e, o. Khusus untuk
penulisan huruf e dapat disertai tanda aksen, agar bisa membedakan pelafalannya.
Contohnya pelafalan huruf e dalam kata enam dan ekor, tentu berbeda. Baca juga:
Contoh Kata Tugas Hubungan Logis Berikut penggunaan huruf vokal yang dilansir
dari situs PUEBI Daring: Diakritik (é) dilafalkan (e). Contohnya: "Tiap hari Senin,
adik selalu mengikuti apel di sekolahnya." Kata apel, bukanlah merujuk pada nama
buah, melainkan pada istilah dari upacara bendera.
Agar lebih jelas, kalimat tersebut dapat diganti dengan: “Tiap hari Senin, adik
selalu mengikuti apél di sekolahnya. Kata é dilafalkan seperti huruf e. Diakritik (è)
dilafalkan (ε). Contohnya: "Kemarin sore, kami menonton fim sèri bersama."
Untuk kata sèri dilafalkan dengan ε. Kalimat tersebut merujuk pada tontonan film
bersambung atau yang terdiri dari beberapa film dengan isi cerita yang sama.
Diakritik (ê) dilafalkan (∂). Contohnya: "Pertandingan sepak bola itu berakhir sêri."
Untuk kata sêri dilafalkan dengan ∂. Kata sêri merujuk pada hasil pertandingan
sepak bola yang mana tidak dimenangkan oleh suatu tim.
A. Pengertian Konsoid
Menurut Heryadi (2009:14) konsoid adalah bunyi ujar yang dihasilkan dengan mendapat
rintangan atau alangan udara yang keluar dari paru-paru disekitar alat ucap kita.
Menurut KBBI V kontoid adalah bunyi ujar yang pada dasarnya dihasilkan oleh alat ucap
dengan hambatan pada pita suara.
Udara yang keluar dari paru-paru mendapat rintang disekitar alat ucap. Rintangan yang
dimaksud dapat berupa penggesekan, penghambatan, pendesisan, penggetaran, dan lain-lain.
Rintangan atau alangan udara dapat terjadi dalam persentuhan bibir dengan bibir, bibir bawah
dengan gigi atas, ujung lidah dengan lengkung kaki gigi, tengah lidah dengan langit-langit
keras belakang lidah dengan langit-langit lembut, dan sebagainya. Ketika terjadi perintangan
udara pada bagian alat ucap tadi posisi pita suara kadang kala bergetar atau tidak bergetar. Jika
pita suara posisi bergetar maka menghasilkan konsoid bersuara sedangkan jika tidak bergetar
maka menghasilkan konsoid tidak bersuara.
D. Pelafalan Semivokoid
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318127/pendidikan/4+FONOLOGI+1+2010+UM
+fix.pdf