Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 9 fonologi

Kelas : 1-C

Dosen pengampu : Prof.Dr.H. Dedi Heryandi, Drs, M.pd


Anggota kelompok :
- Moh.Hafiz assidiq syam 212121076
- Neng ira hoerunisa 212121103
- Ai fuadzah 212121511

A. Deskripsi pelafalan bunyi ujar.


Setiap tata Bahasa yang dibentuk oleh indra pengucap memiliki bunyi ujar yang
beragam, pelafalan dalam berbahasa tentu harus sesuai dengan kaidah tata bahsa suatu
Bahasa yang sesuai
a. Pelafalan Diftong
Mengutip dari buku Estetika Berbahasa: Mengapresiasi Bahasa Indonesia
(Penerapan Diskusi Terpumpun) (2018) karya Syihaabul Hudaa, huruf diftong
adalah penggabungan dua huruf vokal. Huruf diftong dalam bahasa Indonesia
hanya ada ketika huruf vokal bertemu dengan huruf vokal lainnya. Huruf diftong
sering juga disebut vokal rangkap. Hanya ada empat bentuk huruf diftong, yakni
au, ai, oi, ei. Berikut penggunaan huruf diftong:
Contoh 1: "Pertemuan hari ini akan diadakan di aula sekolah." Kata ‘aula’
merupakan bentuk huruf diftong ‘au’.
Contoh 2: "Ia adalah anak yang pandai." Kata ‘pandai’ merupakan bentuk huruf
diftong ‘ai’.
Contoh 3: "Kita harus mengisi survei ini terlebih dahulu." Kata ‘survei’ merupakan
bentuk huruf diftong ‘ei’.
Contoh 4: "Kemarin Tim A kalah poin dalam pertandingan basket." Kata ‘poin’
merupakan bentuk huruf diftong ‘oi’.

B. Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan penulisan dan pengucapan vokal
dalam bahasa Indonesia. Sesuai dengan pengertiannya, huruf ini digunakan dalam
penulisan dan pengucapan vokal. Huruf vokal terdiri atas a, i, u, e, o. Khusus untuk
penulisan huruf e dapat disertai tanda aksen, agar bisa membedakan pelafalannya.
Contohnya pelafalan huruf e dalam kata enam dan ekor, tentu berbeda. Baca juga:
Contoh Kata Tugas Hubungan Logis Berikut penggunaan huruf vokal yang dilansir
dari situs PUEBI Daring: Diakritik (é) dilafalkan (e). Contohnya: "Tiap hari Senin,
adik selalu mengikuti apel di sekolahnya." Kata apel, bukanlah merujuk pada nama
buah, melainkan pada istilah dari upacara bendera.
Agar lebih jelas, kalimat tersebut dapat diganti dengan: “Tiap hari Senin, adik
selalu mengikuti apél di sekolahnya. Kata é dilafalkan seperti huruf e. Diakritik (è)
dilafalkan (ε). Contohnya: "Kemarin sore, kami menonton fim sèri bersama."
Untuk kata sèri dilafalkan dengan ε. Kalimat tersebut merujuk pada tontonan film
bersambung atau yang terdiri dari beberapa film dengan isi cerita yang sama.
Diakritik (ê) dilafalkan (∂). Contohnya: "Pertandingan sepak bola itu berakhir sêri."
Untuk kata sêri dilafalkan dengan ∂. Kata sêri merujuk pada hasil pertandingan
sepak bola yang mana tidak dimenangkan oleh suatu tim.

C. Pelafalan Gugus Konsoid

A. Pengertian Konsoid
Menurut Heryadi (2009:14) konsoid adalah bunyi ujar yang dihasilkan dengan mendapat
rintangan atau alangan udara yang keluar dari paru-paru disekitar alat ucap kita.
Menurut KBBI V kontoid adalah bunyi ujar yang pada dasarnya dihasilkan oleh alat ucap
dengan hambatan pada pita suara.
Udara yang keluar dari paru-paru mendapat rintang disekitar alat ucap. Rintangan yang
dimaksud dapat berupa penggesekan, penghambatan, pendesisan, penggetaran, dan lain-lain.
Rintangan atau alangan udara dapat terjadi dalam persentuhan bibir dengan bibir, bibir bawah
dengan gigi atas, ujung lidah dengan lengkung kaki gigi, tengah lidah dengan langit-langit
keras belakang lidah dengan langit-langit lembut, dan sebagainya. Ketika terjadi perintangan
udara pada bagian alat ucap tadi posisi pita suara kadang kala bergetar atau tidak bergetar. Jika
pita suara posisi bergetar maka menghasilkan konsoid bersuara sedangkan jika tidak bergetar
maka menghasilkan konsoid tidak bersuara.

B. Konsoid yang Ada dalam Bahasa Indonesia


Bunyi Ciri-ciri Contoh kata
(p) Mati, oral, bilabial, plosive (paku) ‘paku’
(b) Hidup, oral, bilabial, plosive (baru) baru‘
(t) Mati, oral, apiko-dental, plosif (tidUr) ‘tidur’
(d) Hidup, oral, apiko-dental, plosif (dari) ‘dari’
(k) Mati, oral, velar, plosive (kaku) ‘kaku’
(g) Hidup, oral, velar, plosive (gali) ‘gali’
(?) Mati, oral, glottal, plosive (jara?) ‘jara?’
(c) Mati, oral, lamino-palatal, aprikatif (ciri) ‘ciri’
(j) Hidup, oral, lamino-palatal, aprikatif (jara?) ‘jara?’
(f) Mati, oral, labio-dental, prikatif (final) ‘final’
(s) Mati, oral, apiko-alveolar, frikatif (satu) ‘satu’
(z) Hidup, oral, apiko-alveolar, frikatif (zaman) ‘zaman’
(Š) Mati, lamino-valatal, frikatif (Šarat) ‘syarat’
(x) Mati, oral, frikatif (xas) ‘khas’
( ) Hidup, oral, velar, frikatif (tabli ) ‘tabligh’
(h) Mati, oral, laringal, frikatif (tahan) ‘tahan’
(l) Hidup, oral, apiko-alveolar, tril (lama) ‘lama’
(m) Hidup, nasal, bilabial (makan) ‘makan’
(n) Hidup, nasal, apiko-dental (minta) ‘minta’
(n) Hidup, nasal, apiko-alpeolar (tanam) ‘tanam’
(ñ) Hidup, nasal, lamino-palatal (ñala) ‘nyala’
(η) Hidup, nasal, velar (ηilu) ‘ngilu’
(w) Mati, oral, bilabial (waktu) ‘waktu’
(y) Mati, oral, lamino-palatal (yatim) ‘yatim’

C. Pelafalan Konsoid Bahasa Indonesia


Untuk mengetahui cara melafalkan konsoid bahasa Indonesia dengan tepat kita harus
menelusurinya dari pelbagai segi, yaitu (1) terjadinya persentuhan antara titik artikulator dan
titik artikulasi, (2) bentuk alangan udara yang dijumpai ketika keluar melewati alat ucap, (3)
kondisi pita suara (bergetar tidaknya), dan (4) jalan udara yang dilalui ketika keluar melalui
rongga-rongga ujaran.
Berdasarkan persentuhan titik articulator dengan titik artikulasi kita dapat menemukan
konsoid-konsoid homorgan (satu dasar ucap yang sama) seperti berikut.
1. Konsonan bilabial, yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mempersentuhkan titik artikulator
bibir bawah dengan titik artikulasi bibir atas. Konsoid yang termasuk pada jenis ini adalah [b],
[p], dan [m].
2. Konsoid labiodentals, yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mempersentuhkan gigi atas
sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulatornya. Konsoid yang termasuk pad
jenis ini adalah [w], [v], dan [f].
3. Konsoid apikoalveolar, yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mempersentuhkan ujung lidah
(apeks) sebagai artikulat dan lengkung kaki gigi (alveolum)sebagai titik artikulanya. Konsoid
yang termasuk jenis ini adalah [t], [d], [s], [z], dan [n].
4. Konsoid midiopalatal yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mempersentuhkan tengah lidah
sebagai artikulator dengan langit-langit keras (palatum) sebagai titik artikulasi. Konsoid yang
termasuk jenis ini adalah [c], [j], [y], [S], dan [ň].
5. Konsoid dorsovelar, yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mempersentuhkan belakang
lidah (dorsum) sebagai artikulator dengan langit-langit lunak (velum) sebagai titik
artikulasi. Konsoid yang termasuk jenis ini adalah [k], [g], [q], [ ], dan [ƞ].
6. Konsoid glottal stop, yaitu konsoid yang dihasilkan dengan posisi pita suara tertutup
sehingga udara yang keluar dari paru-paru terhalangi sama sekali. Konsoid yang
termasuk jenis ini adalah [?].
7. Konsoid laringal, yaitu konsoid yang dihasilkan dengan posisi pita suara terbuka lebar.
Konsoid yang termasuk jenis ini adalah [h].
Berdasarkan jenis alangan yang dijumpai udara ketika keluar dari paru-paru konsoid dapat
ditelusuri menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Konsoid hambat (plosif), yaitu konsoid yang dihasilkan dengan cara menghambat udara yang
keluar dari paru-paru secar penuh. Konsoid yang termasuk jenis ini adalah [c], [b], [k], [d], [t],
[j], [p], [g], dan [?]. konsoid-konsoid plosif jika terdapat pada awal suku kata disebut konsoid
implosif, sedangkan jika berada di akhir suku kata disebut konsoid eksplosif.
2. Konsoid frikatif, yaitu konsoid yang dihasilkan bila udar yang keluar dari paru-paru digeserkan
hingga terjadi bunyi geser. Konsoid yang termasuk jenis ini adalah [f], [v], [q], [ ], [y], [w],
dan [h].
3. Konsoid spian atau desis , yaitu konsoid yang terjadi bila udara dari paru-paru mendapat
alangan berupa pengaduan hingga menghasilkan bunyi desis. Konsoid yang termasuk jenis ini
adalah [s], [S], dan [z].
4. Konsoid lateral atau likwida , yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mengangkat lidah ke
langit-langit sehingga udara keluar melalui kedua sisi. Konsoid yang termasuk jenis ini adalah
[l].
5. Konsoid getar, yaitu konsoid yang dihasilan dengan mendekatkan lidah kepad alveolum atau
pangkal gigi,kemudian lidah menjauh, lalu mendekat lagi dan seterusnya secara berulang
dengan cepat sehingga menghasilkanbunyi getar. Konsoid yang termasuk jenis ini adalah [r].
Berdasarkan kondisi (bergetar tidaknya) pita suara, konsoid dapat dikategorikan atas :
1. Konsoid bersuara, yaitu konsoid yang dihasilkan bila pita suara dalamkondisi bergetar.
Konsoid yang termasuk jenis ini adalah [b], [d], [g], [j], [l] [m], [ň], [ƞ], [ ], [q], [r], [v], [w],
[y], dan [z].
2. Konsoid tidak bersuara, yaitu konsoid yang dihasilkan bila pita suara dalam kondisi tidak
bergetar, konsoid yang termasuk jenis ini adalah [c], [f], [h], [p], [s], [S], [k], dan [?].
Beradasakna arus udara yang dilewati ketika keluar dari paru-paru, konsoid dapat
dikategorikan atas:
1. Konsoid oral, yaitu konsoid yang dihasilakn bila udara keluar secara keseluruhan melalui arus
rongga mulut. Konsoid yag termasuk jenis ini adalah [b], [c], [d], [f], [g], [h], [j], [k], [l], [p],
[q], [r], [s], [t], [v], [w], [y], [z], [ ], [S] dan [?].
2. Konsoid nasal, yaotu konsoid yang dihasilkan bila udara keluar secara keseluruhan atau
sebagian melalui arus rongga hidung. Konsoid yang termasuk jenis ini adalah [n], [m], [ň], dan
[ƞ].
D. Pengertian Gugus Konsoid
Menurut Heryadi (2009:17) gugus konsoid adalah dua buah konsoid berurutan dalam satu
suku kata suatu tuturan dituturkan secara berurutan dalam tempo yang cepat.
Menurut KBBI V gugus konsoid adalah dua konsoid atau lebih yang berurutan dalam satu
suku kata.
E. Pelafalan Gugus Konsoid
Proses penghasilan gugus konsoid yaitu disenyawakan dua buah bunyi ujaran dengan
menggunakan tempo yang sama dengan pelafalan satu bunyi ujar.
Karena dalam menghasilkan gugus konsoid itu terjadi adanya persenyawaan antara dua
atau lebih konsoid maka dalam prosesnya terjadi keterlibatan dua dasar pengucapan pelafalan
dengan memlalui perpindahan dari dasar pengucapan jonsoid pertama kepada dasar
pengucapan konsoid yang kedua. Berikut adalah contoh deskripsi dalam melafalkan gugus
konsoid.
1. Gugus konsoid [pr] adalah gugus konsoid yang memiliki dua dasar pengucapan pelafalan,
konsoid [p] dan dasar pengucapan pelafalan konsoid [r]. Dalam proses munculnya gguskonsoid
[pr] terjadi persenyawaan dari dasar pengucapan kedua konsoid tersebut melalui perpindahan
yang sangat cepat, yaitu dari bilabial tidak bersuara kepada apikoalveolar getar.
2. Gugus konsid [str] adalah gugus konsoid yang memiliki tiga dasar pengucapan, yaitu dasar
pengucapan konsoid [s], dasar pengucapan konsoid [t] dan dasar pengucapan konsoid [r].
Dalam munculnya gugus konsoid [str] terjadi persenyawaan dari tiga dasar pengucapan
konsoid tersebut, yaitu dari apiko alveolar desis tidak bersuara berpindah ke apiko alveolar
tidak bersuara, kemudian berpindah pula pada apiko alveolar getar. Perpindahan dalam ketiga
dasr pengucapan ini dilakukan dalam tempo pengucapn yang sangat cepat.
3. Gugus konsoid [kl] adalah gugus konsoid yang memiliki dua dasar pengucapan, yaitu dasar
pengucapan konsoid [k] dan dasar pengucapan konsoid [l]. terbentuknya gugus konsoid [kl]
yaitu terjadi melalui persenyawaan dari dua dasar pengucapan konsoid tersebut, yaitu
dorsovelar tidak bersuara berpindah kepad apiko alveolar dalam tempo pengucapan yang
sangat cepat.
4. Gudgus konsoid [gr]yaitu gugus konsoid yang memiliki dua dasar pengucapan, yaitu dasar
pengucapa konsoid [g] dan dasar pengucapan konsoid [r]. terbentuknya gugus konsoid [gr]
yaitu melalui persenyawaan dari dua dasar pengucapan konsoid tersebut, yaitu dari dorsovelar
bersuara berpindah kepada apiko alveolar getar dengan tempo pengucapan yang sangat cepat.
5. Gugus konsoid [sp] yaitugugus konsoid yang memiliki dua dasar pengucapan, yaitu dasar
pengucapan konsoid [s] dan dasar pengucapan konsoid [p]. terwujudnya gugus konsoid [sp]
melaluipersenyawaan dari dua dasar pengucapan konsoid tersebut, yaitu dari apiko alveolar
desis tak bersuara berpindah kepada bilabial tak bersuara dengan tempo yang sangat cepat.
6. Gugus konsoid [st] yaitu gugus konsoid yang memiliki dua dasar pengucapan yaitu dasar
pengucapan konsoid [s] dan dasar pengucapan konsoid [t]. terwujudnya gugus konsoid [st]
terjadi melalui persenyawaan antara dua dasar pengucapan konsoid tersebut, yaitu dari apiko
alveolar desis tidak bersuara berpindah pada apiko alveolar tidak bersuara dengan tempo yang
sangat cepat.
F. Gugus Konsoid yang Ada dalam Bahasa Indonesia
[pr] = {prasaranα} {proses}
[kr] = {kritik} {baηkrUt}
[tr] = {traktor} {bentrok}
[kl] = {klasIfIkasI} {klasik}
[fr] = {infra}
[gr] = {grafik} {geografI} {gram}
[str] = {strUktUr} {strategI}
[ks] = {Indeks} {konteks}
[sp] = {spIdol} {spirit}

D. Pelafalan Semivokoid

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318127/pendidikan/4+FONOLOGI+1+2010+UM
+fix.pdf

Anda mungkin juga menyukai