Anda di halaman 1dari 22

FONOLOGI

 Cabang linguistik yang mengkaji fungsi


bunyi bahasa (fonologi = fonemik)
 Cabang linguistik yang mengkaji bunyi
bahasa, baik mengenai aspek bentuk
maupun aspek fungsinya (fonologi = fonetik
dan fonemik)
FONETIK
 Fonetik artikulatoris (organis)
Berkenaan dengan alat ucap, cara kerja alat ucap,
dan bunyi bahasa yang dihasilkan.
 Fonetik akustis
Berkenaan dengan wujud bunyi bahasa sebagai
gelombang bunyi.
 Fonetik auditoris
Berkenaan dengan sistem pendengaran manusia.
FONETIK ARTIKULATORIS (ORGANIS)

 Keutamaan Fonetik Artikulatoris bagi Linguistik

– Pada hakikatnya bahasa adalah bunyi ujaran.


– Bunyi ujaran itu adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia dalam rangka berkomunikasi dengan sesama.
– Karena fonetik artikulatoris itu berkenaan dengan alat ucap, cara
kerja alat ucap, dan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan, hasil
kajiannya sangat bermanfaat bagi linguistik sebagai ilmu bahasa.
– Linguistik membutuhkan hasil kajian fonetik artikulatoris untuk
menerangjelaskan berbagai gejala bunyi bahasa.
ALAT UCAP
1. bibir (labium)
2. gigi (dent)
3. lengkung kaki gigi (alveolum)
4. langit-langit keras (palatum)
5. langit-langit lembut (velum)
6. anak tekak (uvula)
nasal
7. dinding tenggorokan (faring)
4 5 8. ujung lidah (apex)
oral
3 6
1 2 8 9 9. daun lidah (laminum)
10
10. tengah lidah (medium)
11
7 11. pangkal lidah (dorsum)
13 12. pita suara
12
13. lubang glotis
15 14. laring
15. paru
ALAT UCAP
 Alat ucap dibedakan atas (i) alat ucap aktif
(artikulator) dan (ii) alat ucap pasif (titik artikulasi).
 Artikulator ialah alat ucap yang dapat digerak-
gerakkan (dinamis) dalam rangka penciptaan
bunyi bahasa.
 Titik artikulasi ialah alat ucap yang bersifat pasif
yang menjadi tempat terjadinya artikulasi (proses
bertemunya artikulator dan titik artikulasi).
FONASI
 Fonasi ialah proses penciptaan bunyi yang dilakukan oleh
alat-alat ucap. Fonasi terdiri atas (i) fonasi vokoid dan (ii)
fonasi kontoid.
 Fonasi vokoid terjadi apabila udara yang dihembuskan dari
paru menggetarkan pita suara kemudian melewati saluran
oral atau nasal tanpa mendapatkan hambatan yang cukup
berarti kecuali hanya gerak horizontal dan vertikal lidah
serta konfigurasi bibir.
 Fonasi kontoid terjadi apabila udara yang dihembuskan
dari paru (menggetarkan pita suara atau tidak)
mendapatkan hambatan yang cukup serius pada tempat-
tempat tertentu di sepanjang saluran oral atau nasal.
PENAMAAN BUNYI BAHASA

 Bunyi bahasa diberi nama sesuai dengan alat (artikulator dan atau titik
artikulasi) yang menghasilkannya.
 Bunyi bahasa juga diberi nama sesuai dengan cara menghasilkannya.
 Misalnya:
– Bunyi oral ialah bunyi yang dihasilkan oleh saluran oral.
– Bunyi nasal ialah bunyi yang dihasilkan oleh saluran nasal.
– Bunyi labial ialah bunyi yang dihasilkan oleh labium (bibir)
– Bunyi dental ialah bunyi yang dihasilkan oleh gigi (dent)
– Bunyi bersuara ialah bunyi yang disertai dengan bergetarnya pita suara.
– Bunyi tak bersuara ialah bunyi yang tidak disertai dengan bergetarnya pita
suara.
– Bunyi hambat (stop) ialah bunyi yang diciptakan dengan cara menghambat
arus udara pada titik artikulasi tertentu.
– Bunyi kontinuan ialah bunyi yang diciptakan dengan cara arus udara masih
diberi kesempatan untuk melewati saluran oral atau nasal.
– Bunyi frikatif ialah bunyi yang diciptakan dengan cara membuat lubang
sempit pada titik artikulasi tertentu sehingga menimbulkan bunyi desah atau
desis.
BUNYI KONTOID
 kontoid bilabial : [p, b, m, w]
 kontoid labiodental : [f, v]
 kontoid apikodental : [t, d, n, s, l]
 kontoid apikoalveolar : [t, d, n, s, l]
 Kontoid laminopalatal : [j, c, ñ, y]
 Kontoid dorsovelar : [k, g, x, ŋ]
 Kontoid faringal : [h]
 Kontoid glotal : [?]
 Kontoid nasal : [n, m, ŋ, ñ]

Catatan: silakan anda membaca buku-buku fonologi


BUNYI VOKOID
 Vokoid atas : [i, I, e, u, U]
 Vokoid madya : [ε, ə, o]
 Vokoid bawah : [æ, a]
 Vokoid depan : [i, I, e, ε, æ, a]
 Vokoid tengah : [ə]
 Vokoid belakang : [u, U, o, ө]
 Vokoid bundar : [u, U, o, ө]
 Vokoid tak-bundar : [i, I, e, ε, ə, æ, a]
FONEMIK (FONOLOGI)
 Fonemik ialah cabang linguistik yang
mengkaji bunyi bahasa berdasarkan
fungsinya (secara fungsional).
 Bunyi bahasa yang berfungsi membedakan
makna disebut fonem.
 Jadi, fonemik ialah ilmu yang mengkaji
fonem-fonem suatu bahasa.
PENENTUAN FONEM
 Untuk menentukan fonem suatu bahasa
digunakan teknik pasangan minimal; yaitu,
pasangan dua kata yang memiliki selisih bunyi
minimal.
 Contoh:
pari – paru : /i/ dan /u/
akan – ikan : /a/ dan /i/
tari – lari : /t/ dan /l/
buka – luka : /b/ dan /l/
malam – makam : /l/ dan /k/
FON, FONEM, DAN ALOFON
 Fon ialah bunyi bahasa terkecil, baik yang
berfungsi membedakan makna maupun tidak.
 Fonem ialah bunyi bahasa terkecil yang memiliki
fungsi membedakan makna.
 Alofon ialah variasi bunyi suatu fonem.
Contoh:
[baIk] – [baik] : [i] dan [I]
[satai] – [sate] : [ai] dan [e]
[tahun] – [taun] : [h] dan [zero]
Perubahan
dan Pergeseran Fonem
 mə-/-i + /naI?/ mə-na-i-ki
/?//k/
 kə-an + /dudU?/ kə-du-du-kan
/?//k/
 bər- + /?ajar/ bə-la-jar /r//l/
 tər- + /?antar/ tə-lan-tar /r//l/
Pelesapan Fonem
 /?ana?/ + -nda /?ananda/ /?/
 /səjarah/ + -wan /səjarawan/ /h/
 /?Ilmiyah/ + -wan /?Ilmiyawan/ /h/
 bər- + rumah /bərumah/ /r/
 pər- + ramal /pəramal/ /r/
 pər-an + raya pəraya?an/ /r/
 pər- + sərta /pəsərta/ /r/
 pər-an + tərnak /pətərnakan/ /r/
Peluluhan Fonem
 mə- + karaŋ məŋaraŋ /k//ŋ/
 mə- + pilIh məmilIh /p//m/
 mə- + sayUr məñayUr /s//ñ/
 mə- + tata mənata /t//n/
Catatan:
 Jika bentuk dasar berawal fonem /k/, /t/, /p/, atau /s/,
masing-masing fonem itu mengalami peluluhan pada
munculnya bunyi nasal yang homorgan.
 Klaster pada awal kata tidak mengalami peluluhan.
Penyukuan/Pemenggalan Kata
Berdasarkan Ejaan
a.Jika di tengah kata (dasar) terdapat urutan vokal dan
konsonan, pemenggalannya sebelum konsonan tersebut.
Contoh: dorong ---- do-rong
hilang ---- hi-lang
b.Jika di tengan kata terdapat urutan dua vokal atau dua
konsonan, pemenggalannya di antara vokal atau konsonan
tersebut.
Diftong (au, ai, oi) sebagai satu vokal.
Digraf (kh, ng, sy, ny) sebagai satu konsonan.
Perhatikan contoh berikut.
diam --- di-am
saudara --- sau-dara
dengan --- de-ngan
c. Jika di tengan kata terdapat urutan dua konsonan atau
lebih, pemenggalannya di antara konsonan pertama dan
kedua.
Contoh: darma --- dar-ma, astra --- as-tra
bentrok --- ben-trok
instrumen --- in-stru-men
instalasi --- in-sta-la-si

d. Awalan (termasuk yang mengalami perubahan bentuk),


akhiran, dan partikel pemenggalannya dipisahkan sebagai
satu kesatuan.
Contoh: dirampas --- di-ram-pas
mendengarkan –- men-de-ngar-kan
pergilah --- per-gi-lah
menopang --- me-no-pang
e.Kata eks jika berpasangan dengan kata yang
mengandung imbuhan in- atau im-, pemenggalannya
setelah kata tersebut.
Contoh: eks-por x im-por
eks-ter-nal x in-ter-nal
Hal tersebut berbeda dengan kata:
eksis --- ek-sis
eksosentrik --- ek-so-sen-trik

f. Kata trans jika sebagai imbuhan, pemenggalannya setelah


kata tersebut.
Contoh: transposisi -- trans-po-si-si
transmigrasi -- trans-mig-ra-si
Hal tersebut berbeda dengan kata:
transkripsi --- tran-skrip-si
transistor --- tran-sis-tor
Penyukuan Kata
Berdasarkan Ucapan
Pergeseran fonem:
Pendidikan ----- pen-di-di-kan
kedudukan ----- ke-du-du-kan
balasan ----- ba-la-san
kesadaran ----- ke-sa-da-ran
pembulatan ----- pem-bu-la-tan
Pemukulan ----- pe-mu-ku-lan
menaiki ----- me-na-i-ki

Pemunculan bunyi antara


pembelian ----- pembeliyan ----- pem-be-li-yan
himbauan ----- himbauwan ----- him-bau-wan
pembawaan ----- pembawa?an ----- pem-ba-wa-?an
FONEMIK (FONOLOGI)
 Fonemik ialah cabang linguistik yang mengkaji
bunyi bahasa berdasarkan fungsinya (secara
fungsional).

 Bunyi bahasa yang berfungsi membedakan


makna disebut fonem.

 Jadi, fonemik ialah ilmu yang mengkaji fonem-


fonem suatu bahasa.
 Fonemik:
– Fonem: objek kajian fonemik
– Alofon
– Klasifikasi fonem: segmental dan suprasegmental
– Fonem dan grafem
– Perubahan fonem:
 Asimilasi: perubahan yang berbeda menjadi sama
(al-salam – assalam; in-posible – imposible; in-
rasional -- irrasional)
 Disimilasi: perubahan bunyi yang sama menjadi
berbeda (emmer – ember; citta – cinta/cipta)
 Netralisasi : penetralan bunyi pada posisi tertentu
(lembab-lembap)
 Arkifonem: Fonem /b/ pada kata sebab berbunyi (b)
dan (p), arkifonemnya /B/
 Umlaut: perubahan bunyi bersifat alofonis (/a/ pada
hand berbunyi rendah, sedangkan /a/ pada handye
berbunyi lebih tinggi)
 Ablaut: perubahan bunyi bersifat fonemis (/a/
menunjukkan tunggal menjadi /ä/ menunjukkan
jamak; fonem /s/ menjadi /z/ pada kata haus ‘rumah
tunggal’ - hauser ‘rumah jamak’)
 Harmoni vokal: penyelarasan vokal terhadap
lingkungannya (ada ‘kamar’ – adalar ‘kamar-kamar’;
ev ‘rumah’ – evler ‘rumah-rumah’)
 Kontraksi: pemendekan ujaran (tidak tahu – ndak
tahu; yang itu tadi – tutadi; it is – it’s; are not – aren’t;
shall not – shan’t)
 Metatesis: mengubah urutan fonem dalam kata (jalur
– lajur; kolar—koral; sapu—usap, apus)
 Epentesis: penyisipan fonem (kapak—kampak)

Anda mungkin juga menyukai