Anda di halaman 1dari 6

UAS

OLEH :
DESYLA ISKA NOVALIA
2021511360

PRODI MANAJEMEN
MATA KULIAH : MANAJEMEN SDM I

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IPWIJA


JAKARTA
1. Tahap pertama : Menyiapkan Data Pendukung yang Lengkap
Tahap kedua : Pemberitahuan kepada Karyawan yang Bersangkutan
Tahap ketiga : Musyawarah
Tahap ke empat : Bantuan Pihak Ketiga Seperti dari Dinas Tenaga Kerja
Tahap kelima : Melakukan Mediasi Hukum
Tahap keenam : Persiapan Uang Kompensasi

2. a. Cara Menangani Pemutusan


Ketika Anda diberhentikan dari pekerjaan, ada bedanya apakah Anda
diberhentikan atau dipecat karena suatu alasan. Jika Anda telah
dirampingkan atau diberhentikan karena kurangnya pekerjaan atau alasan
lain, Anda akan berhak atas manfaat yang berbeda daripada jika Anda
dipecat.
b. Cek Pesangon
Uang pesangon dapat diberikan kepada karyawan setelah pemutusan
hubungan kerja. Biasanya didasarkan pada masa kerja. Jika Anda
diberhentikan dari pekerjaan atau posisi Anda dihilangkan, majikan dapat
memberikan uang pesangon. Diskusikan dengan majikan Anda, seperti
apa bentuk paket pesangon, dan bagaimana menegosiasikan paket
pesangon.
c. Kumpulkan Gaji Terakhir Anda
Ilustrasi resign Perbesar
Ilustrasi resign (Unsplash)
Sebelum Anda meninggalkan pekerjaan Anda, pastikan tahu kapan
menerima gaji terakhir Anda, dan bagaimana itu akan dikirimkan kepada
Anda. Di beberapa negara bagian, majikan diharuskan untuk segera
membayarnya. Di tempat lain, mungkin ada kelambatan.
Anda mungkin berhak atas liburan yang masih harus dibayar, cuti sakit,
lembur, atau pembayaran kembali ketika Anda kehilangan pekerjaan.
d. Periksa Kelayakan untuk Manfaat Karyawan
Ketika Anda dipecat atau diberhentikan, Anda mungkin memenuhi syarat
untuk mendapatkan manfaat tertentu. Beberapa manfaat yang Anda
dapatkan saat bekerja, seperti asuransi kesehatan, mungkin juga berlanjut,
setidaknya untuk jangka waktu tertentu.
e. Tinjau Opsi Asuransi Kesehatan
Melanjutkan cakupan asuransi kesehatan, bila memungkinkan, adalah
penting. Bahkan telah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan, bahwa
perusahaan diharuskan memberi karyawan dan keluarga mereka yang
kehilangan tunjangan kesehatan pilihan untuk melanjutkan tunjangan
kesehatan kelompok yang disediakan oleh rencana kesehatan kelompok
mereka untuk jangka waktu terbatas.
f. Dapatkan Referensi
Ketika Anda dipecat atau diberhentikan, Anda mungkin masih meminta
surat rekomendasi (terutama jika Anda diberhentikan karena PHK
perusahaan atau alasan serupa lainnya yang tidak terkait dengan Anda atau
pekerjaan Anda).
Apapun, Anda harus bertanya bagaimana perusahaan berencana untuk
menangani pertanyaan apapun tentang waktu Anda dengan perusahaan.
Tanyakan apakah perusahaan hanya akan membagikan tanggal kerja Anda,
atau apakah mereka akan memberi tahu majikan lain bahwa Anda dipecat.
g. Cari Tahu Tentang Rencana Pensiun Anda
Ketika Anda diberhentikan, pastikan sudah memiliki gambaran apa yang
akan dilakukan. Apakah Anda akan pensiun atau tetap melanjutkan mencari
pekerjaan. Jika iya, maka Anda harus mempersiapkan rencana pensiun
kedepannya seperti menabung dan lainnya.
h. Mencari Pekerjaan Baru
Setelah Anda meninggalkan pekerjaan Anda dan menyelesaikan semua,
inilah saatnya untuk mulai mencari pekerjaan baru. Tentunya sebelum
melamar pekerjaan baru, Anda harus tahu cara menulis resume, CV, surat
lamaran, dan materi pekerjaan lainnya dengan baik.

3. a). Atrisi (attrition) adalah pengurangan karyawan sukarela dan bertahap


(melalui pengunduran diri dan pensiun yang tidak diganti), yang mengurangi
jumlah karyawan.
b). Terminasi adalah suatu titik akhir dari proses perubahan. Jumlah waktu
yang harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan proses perubahan
mempunyai perbedaan-perbadaan diantara kasus yang satu dengan yang
lainnya, tergantung pada kerumitan tujuan dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam usaha pencapainnya.

4. Faktor pemicu stres saat bekerja:


a. Konflik dengan Rekan Kerja
Enggak sedikit orang yang merasa kalau dirinya tak mendapatkan rekan kerja
yang cocok. Nah, ketidakcocokan dalam bekerja inilah yang rentan
menimbulkan konflik antar pegawai. Pastinya, konflik yang berkelanjutan
akan meningkatkan stres dan membuat pekerjaan jadi tak optimal. Solusinya,
cobalah untuk tak membawa sentimen pribadi dalam menjalankan aktivitas
kerja di kantor.
b. Tak Bisa Menahan Emosi
Meski pikiran semrawut, tapi cobalah untuk tetap menjaga emosi diri. Sebab,
faktor pemicu stres saat bekerja juga bisa dikarenakan hal ini. Jangan sampai
kemarahan ini menyebar di kantor dan diperlihatkan pada rekan atau atasan.
Bila dirimu tak bisa menstabilkan emosi dengan baik, tandanya bahwa dirimu
sedang dilanda stres. Cobalah untuk melakukan kegiatan yang bisa
membuatmu lebih tenang. Misalnya, mendengarkan musik atau berselancar
di situs yang bisa membuatmu tertawa. Cara ini cukup ampuh untuk
mengurangi stres.
c. Tumpukan Pekerjaan
Datangnya tugas-tugas baru di saat tugas lainnya belum rampung, kerap kali
membuat para karyawan kewalahan. Bila terjadi berkelanjutan, maka beban
atau tumpukan pekerjaan ini barang pasti dapat memicu stres. Solusinya,
cobalah prioritaskan pekerjaan mana yang sebaiknya dirampungkan terlebih
dahulu.
d. Notifikasi di Luar Jam Kantor
Faktor pemicu stres saat bekerja juga bisa karena hal yang terbilang sepele
ini. Sebab, siapa sih yang kepingin mendapatkan notifikasi pekerjaan di luar
jam kantor? Misalnya, di malam hari, hari libur, atau bahkan saat sedang
berlibur. Namun, untuk seseorang yang posisinya sebagai staf atau
karyawan, kadang kala merasa tidak enak untuk mengabaikan pesan dari
atasannya. Apalagi bila berisi tentang hal yang penting. Jangan salah, hal
kecil inilah yang bisa merusak mood, bahkan memicu stres.
e. Masalah Personal
Ingat, enggak selamanya stres bersumber dari pekerjaan di kantor. Faktor
pemicu stres saat bekerja juga bisa karena faktor eksternal yang memicu
gangguan pikiran. Masalah personal, seperti dengan keluarga, teman,
ataupun pasangan, dapat memberikan tekanan-tekanan pada pikiran,
sehingga membuat produktivitas jadi terhambat.
f. Lingkungan Pekerjaan
Kadang kala atasan atau rekan kerja yang tak mendukung atau kompetisi
internal bisa membuat lingkungan kerja jadi tak nyaman. Sebab, adanya
tekanan yang tidak sesuai dengan kapasitas dari karyawan, memang terbukti
dapat menimbulkan stres di kantor.
Tips Meminimalkan Stres di Kantor : Datang lebih awal,prioritaskan
tugas,istirahat.

5. Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain,


bawahan atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang
pemimpin.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan :
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan
hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak
informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
c. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah
yang dihadapi.
Tips Menjadi Pemimpin Hebat Nan Sukses :
# Bangun Kolaborasi.
# Fokus Pada Tim Anda.
# Mampu Menjadi Mediator yang Bijak.
# Menjadi Pemimpin yang Terus Belajar.
# Pemimpin yang Mengayomi.
# Tetapkan Nilai & Pandangan Anda.
# Miliki Karakter Pemimpin yang Positif.
# Berikan Inspirasi Bukan Intimidasi.

Anda mungkin juga menyukai