JAKARTA 1. Tahap pertama : Menyiapkan Data Pendukung yang Lengkap Tahap kedua : Pemberitahuan kepada Karyawan yang Bersangkutan Tahap ketiga : Musyawarah Tahap ke empat : Bantuan Pihak Ketiga Seperti dari Dinas Tenaga Kerja Tahap kelima : Melakukan Mediasi Hukum Tahap keenam : Persiapan Uang Kompensasi
2. a. Cara Menangani Pemutusan
Ketika Anda diberhentikan dari pekerjaan, ada bedanya apakah Anda diberhentikan atau dipecat karena suatu alasan. Jika Anda telah dirampingkan atau diberhentikan karena kurangnya pekerjaan atau alasan lain, Anda akan berhak atas manfaat yang berbeda daripada jika Anda dipecat. b. Cek Pesangon Uang pesangon dapat diberikan kepada karyawan setelah pemutusan hubungan kerja. Biasanya didasarkan pada masa kerja. Jika Anda diberhentikan dari pekerjaan atau posisi Anda dihilangkan, majikan dapat memberikan uang pesangon. Diskusikan dengan majikan Anda, seperti apa bentuk paket pesangon, dan bagaimana menegosiasikan paket pesangon. c. Kumpulkan Gaji Terakhir Anda Ilustrasi resign Perbesar Ilustrasi resign (Unsplash) Sebelum Anda meninggalkan pekerjaan Anda, pastikan tahu kapan menerima gaji terakhir Anda, dan bagaimana itu akan dikirimkan kepada Anda. Di beberapa negara bagian, majikan diharuskan untuk segera membayarnya. Di tempat lain, mungkin ada kelambatan. Anda mungkin berhak atas liburan yang masih harus dibayar, cuti sakit, lembur, atau pembayaran kembali ketika Anda kehilangan pekerjaan. d. Periksa Kelayakan untuk Manfaat Karyawan Ketika Anda dipecat atau diberhentikan, Anda mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan manfaat tertentu. Beberapa manfaat yang Anda dapatkan saat bekerja, seperti asuransi kesehatan, mungkin juga berlanjut, setidaknya untuk jangka waktu tertentu. e. Tinjau Opsi Asuransi Kesehatan Melanjutkan cakupan asuransi kesehatan, bila memungkinkan, adalah penting. Bahkan telah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan, bahwa perusahaan diharuskan memberi karyawan dan keluarga mereka yang kehilangan tunjangan kesehatan pilihan untuk melanjutkan tunjangan kesehatan kelompok yang disediakan oleh rencana kesehatan kelompok mereka untuk jangka waktu terbatas. f. Dapatkan Referensi Ketika Anda dipecat atau diberhentikan, Anda mungkin masih meminta surat rekomendasi (terutama jika Anda diberhentikan karena PHK perusahaan atau alasan serupa lainnya yang tidak terkait dengan Anda atau pekerjaan Anda). Apapun, Anda harus bertanya bagaimana perusahaan berencana untuk menangani pertanyaan apapun tentang waktu Anda dengan perusahaan. Tanyakan apakah perusahaan hanya akan membagikan tanggal kerja Anda, atau apakah mereka akan memberi tahu majikan lain bahwa Anda dipecat. g. Cari Tahu Tentang Rencana Pensiun Anda Ketika Anda diberhentikan, pastikan sudah memiliki gambaran apa yang akan dilakukan. Apakah Anda akan pensiun atau tetap melanjutkan mencari pekerjaan. Jika iya, maka Anda harus mempersiapkan rencana pensiun kedepannya seperti menabung dan lainnya. h. Mencari Pekerjaan Baru Setelah Anda meninggalkan pekerjaan Anda dan menyelesaikan semua, inilah saatnya untuk mulai mencari pekerjaan baru. Tentunya sebelum melamar pekerjaan baru, Anda harus tahu cara menulis resume, CV, surat lamaran, dan materi pekerjaan lainnya dengan baik.
3. a). Atrisi (attrition) adalah pengurangan karyawan sukarela dan bertahap
(melalui pengunduran diri dan pensiun yang tidak diganti), yang mengurangi jumlah karyawan. b). Terminasi adalah suatu titik akhir dari proses perubahan. Jumlah waktu yang harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan proses perubahan mempunyai perbedaan-perbadaan diantara kasus yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada kerumitan tujuan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam usaha pencapainnya.
4. Faktor pemicu stres saat bekerja:
a. Konflik dengan Rekan Kerja Enggak sedikit orang yang merasa kalau dirinya tak mendapatkan rekan kerja yang cocok. Nah, ketidakcocokan dalam bekerja inilah yang rentan menimbulkan konflik antar pegawai. Pastinya, konflik yang berkelanjutan akan meningkatkan stres dan membuat pekerjaan jadi tak optimal. Solusinya, cobalah untuk tak membawa sentimen pribadi dalam menjalankan aktivitas kerja di kantor. b. Tak Bisa Menahan Emosi Meski pikiran semrawut, tapi cobalah untuk tetap menjaga emosi diri. Sebab, faktor pemicu stres saat bekerja juga bisa dikarenakan hal ini. Jangan sampai kemarahan ini menyebar di kantor dan diperlihatkan pada rekan atau atasan. Bila dirimu tak bisa menstabilkan emosi dengan baik, tandanya bahwa dirimu sedang dilanda stres. Cobalah untuk melakukan kegiatan yang bisa membuatmu lebih tenang. Misalnya, mendengarkan musik atau berselancar di situs yang bisa membuatmu tertawa. Cara ini cukup ampuh untuk mengurangi stres. c. Tumpukan Pekerjaan Datangnya tugas-tugas baru di saat tugas lainnya belum rampung, kerap kali membuat para karyawan kewalahan. Bila terjadi berkelanjutan, maka beban atau tumpukan pekerjaan ini barang pasti dapat memicu stres. Solusinya, cobalah prioritaskan pekerjaan mana yang sebaiknya dirampungkan terlebih dahulu. d. Notifikasi di Luar Jam Kantor Faktor pemicu stres saat bekerja juga bisa karena hal yang terbilang sepele ini. Sebab, siapa sih yang kepingin mendapatkan notifikasi pekerjaan di luar jam kantor? Misalnya, di malam hari, hari libur, atau bahkan saat sedang berlibur. Namun, untuk seseorang yang posisinya sebagai staf atau karyawan, kadang kala merasa tidak enak untuk mengabaikan pesan dari atasannya. Apalagi bila berisi tentang hal yang penting. Jangan salah, hal kecil inilah yang bisa merusak mood, bahkan memicu stres. e. Masalah Personal Ingat, enggak selamanya stres bersumber dari pekerjaan di kantor. Faktor pemicu stres saat bekerja juga bisa karena faktor eksternal yang memicu gangguan pikiran. Masalah personal, seperti dengan keluarga, teman, ataupun pasangan, dapat memberikan tekanan-tekanan pada pikiran, sehingga membuat produktivitas jadi terhambat. f. Lingkungan Pekerjaan Kadang kala atasan atau rekan kerja yang tak mendukung atau kompetisi internal bisa membuat lingkungan kerja jadi tak nyaman. Sebab, adanya tekanan yang tidak sesuai dengan kapasitas dari karyawan, memang terbukti dapat menimbulkan stres di kantor. Tips Meminimalkan Stres di Kantor : Datang lebih awal,prioritaskan tugas,istirahat.
5. Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain,
bawahan atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan : a. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. b. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. c. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Tips Menjadi Pemimpin Hebat Nan Sukses : # Bangun Kolaborasi. # Fokus Pada Tim Anda. # Mampu Menjadi Mediator yang Bijak. # Menjadi Pemimpin yang Terus Belajar. # Pemimpin yang Mengayomi. # Tetapkan Nilai & Pandangan Anda. # Miliki Karakter Pemimpin yang Positif. # Berikan Inspirasi Bukan Intimidasi.