Anda di halaman 1dari 4

Tsuda Umeko dan Perempuan Jepang: Mengkonstruksi Pandangan Tsuda Umeko

tentang Pendidikan Perempuan Jepang melalui Onna Gakusei no Shiori

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Reischauer (1982), dalam hal Women’s lib (gerakan emansipasi wanita),
sebetulnya wanita Jepang dewasa ini lebih leluasa dalam mengekspresikan dirinya dalam
kehidupan sosialnya. Hal ini dikarenakan modernisasi yang pesat terutama dalam bidang
perekonomian. Tetapi pada kenyataannya, kaum wanita Jepang kurang menyambut
gerakan ini, dengan penyebab yang tidak diketahui. Kemungkinan karena mereka merasa
mempunyai peran yang dominan dalam keluarganya, walaupun sebetulnya merasa
tertindas. Setelah Jepang memulai restorasi Meiji pada tahun 1868 dan memulai hubungan
internasional mereka berusaha untuk beradaptasi dengan tata norma yang ada pada negara
barat. Di Barat, sistem norma pergaulan laki-laki dan perempuan sangat berbeda dan
‘terbalik’ dengan Jepang. Hal ini sangat mengejutkan para cendekiawan yang dikirimkan
oleh pemerintah jepang, karena yang mereka tahu para pengurus pemerintahan yang
memerintah pada masa Meiji ini terdidik dengan paham konfusianisme yang mengangkat
tinggi derajat laki-laki daripada derajat perempuan. (Andy Bangkit Setiawan :2008)

Pada tahun 1871, dibawah perintah Iwakura Tomomi, diadakannya sebuah misi
pengiriman 5 anak perempuan Jepang ke Amerika. Yang mana misi ini bertujuan untuk
mempelajari bagaimana pendidikan dan budaya yang diajarkan kepada wanita wanita barat.
Diantara kelima anak perempuan yang paling muda adalah Tsuda Umeko yang kala itu
masih berumur 6 tahun. ketika ia kembali dari studi pertamanya di luar negeri di amerika
serikat, pada tahun 1882, Tsuda umeko terkejut akan perubahan ekspektasi pemerintah
terhadap para akademisi perempuan yang kembali dari pendidikan perempuan barat
mereka, tidak seperti yang di harapkan sebelumnya untuk menjadi model terdidik bagi
wanita jepang di masa depan. Sedangkan para akademisi laki-laki yang telah menuntaskan
pendidikannya di Barat, langsung ditempatkan pada posisi penting dalam kontribusi
pembangunan negara. Tidak seperti ekspektasi Tsuda Umeko setelah ia dinobatkan sebagai
guru besar di Peeresses’ School pada tahun 1886, sekolah negeri untuk perempuan ini tidak
mempertahankan standar akademik yang tinggi. Para siswa terutama dari keluarga
bangsawan tidak bersemangat dalam belajar dan hanya menganggap sekolah hanya sebagai
pelengkap pendidikan mereka. Sekolah menengah putri negeri hanya berjumlah tujuh pada
tahun 1891, diresmikan pada tahun 1899 setelah terdapat dua puluh sekolah. Meskipun
jumlah sekolah menengah perempuan mulai meningkat, sekolah tersebut tidak bertujuan
untuk membantu perempuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat luas, tetapi lebih fokus
pada keterampilan rumah tangga seperti menjahit dan mata pelajaran yang berorientasi
pada spesialisasi wanita untuk menjadi ibu yang baik dan istri yang bijaksana atau dikenal
dengan sebutan Ryousai Kenbo daripada pelajaran akademis. (Mari Kunieda: 2020).

Dari sudut pandang Amerika yang di ajarkan pada Tsuda Umeko, salah satu fungsi
pendidikan adalah membantu anak laki-laki dan perempuan mendapatkan kepercayaan diri
dan kemampuan untuk mandiri. Meskipun pendidikan untuk anak perempuan masih jauh di
belakang daripada anak laki-laki di Amerika, Tsuda Umeko menyadari bahwa hal itu jauh
lebih maju dari pada sistem pendidikan perempuan di Jepang. (Mari Kunieda : 2020).
Kurangnya institut institut khusus wanita, membuat Tsuda Umeko berusaha
mengumpulkan biaya untuk membuat institut khusus wanita. Hingga pada tahun 1900,
umeko berhasil mendirikan institut wanita untuk belajar bahasa inggris dan ilmu-ilmu
bergaya barat. Institut tersebut diberi nama Joshi Eigaku Juku. Dalam pengajarannya Tsuda
Umeko bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pendidikan wanita “serba
bisa”, melalui pengajaran bahasa inggris. Dengan mempelajari bahasa Inggris, Tsuda
Umeko ingin membentuk kepribadian wanita yang kritis, mandiri dan bertanggung jawab
seperti halnya wanita wanita Barat. Lebih jauh, Tsuda Umeko menyadari bahwa
kekurangan wanita Jepang adalah kemandirian dari diri mereka sendiri. Oleh karena itu,
perlu untuk melatih kekuatan mental. Tsuda Umeko meminta siswi-siswi nya untuk
membuat keputusan sendiri, dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan dan mencoba
melatih untuk memberdayakan mereka. Hal tersebut dimaksudkan agar mereka tahu bahwa
rasa tanggung jawab akan muncul setelah mereka membuat penilaian dan
mempraktekkannya. Tsuda Umeko melatih wanita seperti itu, sebab wanita yang kuat dan
tangguhlah yang dapat memimpin era baru dengan bertindak secara mandiri,
mengembangkan pemikiran mereka sendiri dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari
tindakan mereka (Nilfal : 2010). Berkat peran Tsuda Umeko dan dimulainya pemberlakuan
sistem pendidikan modern membuat wanita wanita Jepang menjadi dapat berpikir kritis.
Dengan sistem pendidikan modern yang diberikan, Umeko percaya bahwa wanita dapat
memperoleh kemerdekaan dan membuktikan diri mereka pantas untuk kedudukan yang
sama seperti laki laki (Yamashiro 1998).

Matsubara Iwagoro adalah seorang jurnalis yang ternama pada zaman Meiji,
kontribusinya dalam pembuatan serial reportase yang berisikan tentang bagaimana
masyarakat kalangan bawah hidup di pinggiran Tokyo di era meiji di bawah naungan
Kokumin Shinbun yang berhasil di terbitkan pada tahun 1893 dengan judul “The Darkest
Black Tokyo”. setelah mulai tumbuhnya pendidikan wanita pada awal abad 19, Matsubara
Iwagoro kembali menuliskan buku berjudul “Onna Gakusei no Shiori” yang diterbitkan
pada tahun 1903. Yang mana dalam buku ini Matsubara Iwagoro mencoba menampilkan
bagaimana seharusnya pendidikan dan para pelajar wanita itu. dalam buku tersebut terdapat
pula bagaimana opini opini tokoh pendidikan wanita Jepang seperti Shitada Utako, Ayako
Tanashi, Atomi Kakei dan Tsuda Umeko.
1.2. Rumusan Masalah

Dalam skripsi ini penulis ingin meneliti dan menganalisis sebuah opini Tsuda
Umeko dalam sebuah buku karya Matsubara Iwagoro yang berjudul “Onna Gakusei no
Shiori” tahun 1903.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemikiran Tsuda
Umeko mengenai perempuan Jepang dan upaya-upaya yang dilakukan Tsuda Umeko
dalam mendidik perempuan Jepang pada zaman Meiji, dalam buku karya Matsubara
Iwagoro yang berjudul “Onna Gakusei no Shiori”

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan batasan batasan agar penelitian
dapat berfokus pada masalah yang sama dari awal sampai akhir. Penelitian ini berfokus
pada opini Tsuda Umeko mengenai pendidikan perempuan jepang zaman Meiji dalam
lampiran buku karya Matsubara Iwagoro yang berjudul “Onna Gakusei no Shiori”.

Penambahan informasi mengenai pendidikan perempuan Jepang di batasi dalam


ruang lingkup pendidikan perempuan yang dijalankan pada zaman Meiji. Referensi di luar
bidang sejarah juga digunakan, namun hanya yang memiliki kaitan dengan Tsuda Umeko,
pendidikan dan perempuan Jepang.

1.5. Manfaat Penelitan

Penelitian ini diharapkan dapat lebih mengetahui tentang bagaimana pemikiran Tsuda
Umeko mengenai perempuan dan upaya-upaya dalam memajukan pendidikan perempuan
Jepang pada zaman Meiji, yang terdapat pada lampiran buku karya Matsubara Iwagoro
yang berjudul “Onna Gakusei no Shiori”

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, sebagai berikut :

Bab 1, menjelaskan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, ruang llingkup penelitian mengenai pembatasan yang dibuat oleh peneliti,
manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

Bab 2, menjelaskan tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian, di dalamnya


menjabarkan penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik dan kajian teori sebagai
pendukung penelitian.
Bab 3, membahas metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian, data dan juga
sumber yang akan dipakai, serta membahas teknik pengumpulan data dan teknik analisis
data.

Bab 4, menjelaskan secara detail analisis data dari opini Tsuda Umeko mengenai
pendidikan perempuan jepang pada zaman meiji dalam buku karya Matsubara Iwagoro
yang berjudul “Onna Gakusei no Shiori”.

Bab 5, berisi simpulan dan saran terkit penelitian yang dibahas.

Anda mungkin juga menyukai