Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan sebagaimana

terurai pada bab sebelumnya, dalam penulisan skripsi ini dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Bahwa keberadaan visum et repertum selalu dibutuhkan dalam setiap penyidikan

tindak pidana perkosaan. Peranan visum et repertum dalam membantu penyidik

mengungkap tindak pidana perkosaan adalah sebagai berikut :

a. visum et repertum dapat memberi petunjuk mengenai adanya unsur persetubuhan

dan unsur kekerasan, perkiraan waktu terjadinya tindak pidana perkosaan, juga

dapat memberikan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti dalam tindak pidana

perkosaan,

b. hasil yang termuat dalam visum et repertum dapat menjadi bukti permulaan bagi

penyidik untuk melakukan penindakan lainnya dalam mengungkap suatu kasus

tindak pidana perkosaan ;

c. keberadaan visum et repertum penting untuk kelengkapan/kesempurnaan berkas

perkara tindak pidana perkosaan yang dibuat dan diserahkan penyidik kepada

penuntut umum.

2. Bahwa dalam hal visum et repertum tidak sepenuhnya mencantumkan keterangan

mengenai tanda kekerasan pada diri korban, maka akan dilakukan upaya/tindakan

oleh penyidik untuk menemukan dan membuktikan adanya unsur tersebut atau unsur

ancaman kekerasan. Tindakan yang dimaksud ini seperti pemeriksaan terhadap


pelaku, saksi-saksi, dan korban untuk mendapatkan keterangan selengkap mungkin,

pemeriksaan dan penyitaan benda-benda yang dapat menjadi barang bukti terjadinya

tindak pidana perkosaan khususnya yang menunjukkan terjadinya unsur kekerasan

terhadap korban, serta bila perlu dilakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara.

A. Saran

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Peranan visum et repertum dalam pemeriksaan suatu perkara pidana khususnya

dalam hal ini pada tahap penyidikan menunjukkan peran yang cukup besar dan

penting dalam pengungkapan suatu perkara pidana yang membutuhkan keahlian

khusus, mengingat belum adanya pengaturan yang secara jelas dan rinci mengenai

tata cara penggunaan visum et repertum oleh aparat penegak hukum khususnya

dalam hal ini bagi penyidik, seharusnya dibuat ketentuan atau pedoman mengenai hal

tersebut.

2. Mengingat terdapat keadaan-keadaan tertentu yang dapat mempengaruhi hasil

pemeriksaan dokter yang tertuang dalam visum et repertum, seperti keaslian keadaan

korban perkosaan pada waktu pemeriksaan, keadaan tertentu lainnya yang sudah

terjadi pada diri korban (misalnya sebelum tindak pidana perkosaan korban sudah

pernah bersetubuh/tidak virgin, keadaan elastisitas selaput dara korban, derajat

penetrasi saat perkosaan, dan keadaan khusus lainnya), terhadap kemungkinan hal-

hal tersebut sebaiknya penyidik juga mempertimbangkannya dalam membaca dan

menerapkan hasil visum et repertum. Dalam hal ini diperlukan tambahan

pengetahuan bagi penyidik mengenai hal-hal yang mungkin dapat mempengaruhi

hasil visum et repertum. Pengetahuan ini penting agar penyidik tidak menafsirkan
secara apa adanya hasil visum et repertum yang diperoleh yang selanjutnya dapat

mempengaruhi dan menentukan tindak lanjut penyidik dalam memeriksa perkara

tersebut.

3. Hal-hal yang termuat dalam visum et repertum korban perkosaan yang selama ini

selalu dalam bentuk yang umum dan baku mengenai hal-hal yang diperiksa,

sebaiknya dapat dilakukan secara lebih lengkap dan tidak terpaku pada hal-hal yang

umum tersebut. Seperti misalnya mengenai bentuk dari tanda-tanda kekerasan dan

tanda persetubuhan, kemungkinan korban mengalami keadaan pingsan atau tidak

berdaya saat dilakukan perkosaan, hal ini sebaiknya dicantumkan pula dalam visum

et repertum. Hasil yang lengkap ini sebaiknya juga diikuti dengan pemaparan yang

jelas dan tidak banyak mengandung kata-kata medis yang kurang dipahami oleh

penyidik.

Anda mungkin juga menyukai