Menurut Robert, dkk (2008:656) Manajemen waktu (time management) adalah proses
meningkatkan produktivitas seseorang melalui penggunaan waktu yang lebih efisien.
Menurut Robert, dkk (2008:657) Pengusaha mendapatkan berbagai keuntungan dari manajemen
waktunya secara efektif, beberapa di antaranya sebagai berikut.
1. Meningkatnya Produktivitas
Meningkatnya produktivitas berarti bahwa lebih banyak tugas penting yang dapat
diselesaikan secara sukses,yang kemudian akan meningkatkan kepuasan kerja pengusaha. Kecil
kemungkinannya pengusaha akan merasa terbebani dan terdesak oleh berbagai tugas yang
berkaitan dengan perkembangan perusahaannya. Menyelesaikan lebih banyak hal penting dan
menjadi lebih sukses dalam menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan akan memberikan
kepuasan kerja yang lebih pada pengusaha.
Walaupun jumlah waktu yang dihabiskan dengan orang lain dalam perusahaan mungkin
pada faktanya menurun melalui manajemen waktu yang lebih baik, waktu yang dihabiskan
tersebut akan berkualitas tinggi, membuatnya dapat memperbaikı hubungan dengan yang lain
baik di dalam dan di luar perusahaan (termasuk keluarga). Lebih jauh lagi, ketika orang lain di
perusahaan mengalami tekanan waktu yang lebih kecil, hasil yang lebih baik, dan kepuasan kerja
yang meningkat, hubungan di dalam perusahaan menjadi lebih harmonis dan perusahaan dapat
membangun espirit de corps.
Menurut Robert, dkk (2008:658-659) Manajemen waktu menyediakan suatu proses dapat
digunakan pengusaha untuk menjadi penghemat waktu, bukan pelayan waktu. Penggunaan
waktu dengan efisien membuat pengusaha dapat memperluas dan mengembangkan
perusahaannya dengan baik, meningkatkan produktivitas pribadi dan produktivitas perusahaan,
dan mengurangi gangguan dari bisnisnya terhadap kehidupan pribadinya. Pengusaha dapat
mengembangkan manajemen waktu yang baik dengan cara mengikuti enam prinsip dasar
berikut:
1. Prinsip Keinginan
pribadi
2. Prinsip Efektivitas
3. Prinsip Analisis
Analisis waktu akan menampilkan bahwa hanya sedikit waktu yang sebenarnya ada di
bawah kendalinya-kebanyakan waktunya dihabiskan oleh yang lain. Prinsip kerja tim (principle
of teamwork) menyadari bahwa delegasi semakin penting bagi pengusaha dalam
mengembangkan perusahaannya; karena itu, pengusaha harus meminta orang lain mengambil
tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh pengusaha.
Pengusaha juga harus membantu anggota lain dari tim manajemen untuk lebih sensitif pada
konsep manajemen waktu ketika berhadapan dengan orang lain di perusahaan, terutama ketnka
berhadapan dengan pengusaha. Perhatikan bahwa mengelola waktu seseorang tidak berarti
bahwa pengusaha tersebut tidak dapat disentuh oleh orang lain; alih-alih demikian, aksesibilitas
justru meningkatkan karena waktu yang dihabiskan dengan yang lainnya sekarang dapat
difokuskan secara penuh pada mereka.
Konsep Risiko
- Definisi Risiko
Menurut Rhenald (2010:76) menjelaskan dalam dunia bisnis, kita mengenal beberapa
definisi risiko. Namun, secara umum, konsep risiko selalu dikaitkan dengan adanya suatu
ketidakpastian pada masa yang akan datang. Secara spesifik risiko didefinisikan sebagai adanya
konsekuensi, sebagai dampak adanya ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang
merugikan pelaku usaha. Sebaliknya, konsekuensi yang memunculkan dampak yang
menguntungkan tidak dianggap sebagai risiko. Konsekuensi positif ini dianggap sebagai
keuntungan yang diharapkan.
Risiko seperti di atas akan selalu ada dalam kehidupan usaha sehari-hari kita. Intensitas
risiko tersebut akan semakin meningkat manakala kita melakukan kegiatan bisnis. Adalah jamak
jika ingin mendapatkan hasil/keuntungan yang besar, maka kita harus berhadapan dengan risiko
yang besar juga (high risk, high return). Oleh karenanya, dalam proses yang dilewati seorang
wirausaha tidak dapat dilepaskan dengan bagaimana seorang wirausaha melakukan pengambilan
risiko mendapatkan hasil yang diinginkan.
Atas dasar kalkulasi tersebut, dia akan menetapkan target keuntungan yang dikehendaki.
Contohnya, seseorang memiliki uang yang akan diinvestasikan. Dia dapat memilih menabung di
bank yang hanya memberi bunga sebesar 5% yang pasti akan dia dapatkan setiap bulannya atau
menginvestasikan dalam bentuk bisnis kuliner dengan potensi keuntungan 300%, Namun,
dengan potensi keuntungan yang besar itu, dia juga memiliki risiko ketidakpastian, yaitu risiko
hasil keuntungan.
Alasan lain seseorang mengambil risiko adalah karena faktor kepepet. Seseorang terpaksa
mengambil risiko karena kondisi yang menyertainya. Karena kepepet, seseorang biasanya tidak
terlalu menghiraukan risiko-risiko yang dihadapi. Jika seseorang memahami risiko yang
dihadapi, biasanya dia tidak punya cukup waktu untuk mengalkulasi besarnya risiko-risiko
tersebut.
1. Risiko Murni
Risiko murni adalah risiko yang muncul sebagai akibat dari sebuah situasi atau keputusan yang
konsekuensinya adalah kerugian. Beberapa bentuk risiko murni yang sering muncul di antaranya
adalah:
c) Risiko akibat tuntutan hukum pihak lain, misalnya keracunan dari makanan yang
Anda jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita, dan sebagainya.
e) Bencana alam (force majeure), seperti banjir, gempa, angin topan, dan
sebagainya.
2. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang muncul akibat situasi atau keputusan yang konsekuensinya
bisa berupa keuntungan ataupun kerugian. Contoh risiko spekulatif di antaranya adalah:
Harga pasar suatu produk jasa, atau komoditi dapat berubah-ubah. Ini dapat naik
maupun turun. Terkait dengan perubahan harga input, jika harga input
naik, maka perusahaan dapat mengalami kerugian penurunan marjin
keuntungan. Sebaliknya, jika harga input turun, maka perusahaan dapat mengalami
keuntungan, yaitu berupa kenaikan marjin keuntungan. Terkait dengan harga
output, jika harga output naik, maka perusahaan akan mengalami keuntungan
karena naiknya marjin keuntungan. Sementara, jika harga output turun, maka
perusahaan akan mengalami kerugian, yaitu berupa penurunan marjin
keuntungan,
b) Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang
dagang. Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar, maka
kita akan mengalami kerugian.
Menurut Rhenald (2010:77-78), terdapat dua jenis kerugian yang diakibatkan oleh risiko, yaitu:
1. Kerugian Langsung
Yaitu jumlah nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung dari risiko yang
dapat terjadi. Misalnya, terjadi korsleting listrik pada toko yang digunakan untuk usaha
sehingga terjadi kebakaran. Dari risiko kebakaran tersebut, teridentifikasi jumlah kerugian
langsung adalah nilai barang dagangan yang rusak akibat kebakaran dan nilai kerusakan
bangunan tokotersebut.
Yaitu nominal yang harus ditanggung akibat dampak tidak langsung risiko yang
terjadi,misalnya kemungkinan penjualan atau keuntungan yang gagal diterima akibat terjadinya
risiko munculnya biaya operasional tambahan, kesempatan investasi yang hilang, dan
bermacam kerugian lainnya.
Nanti setelah Anda memiliki usaha, Anda dengan mudah dapat mengalkulasi seberapa besar
risiko yang mungkin terjadi. Cara yang dapat Anda gunakan, yaitu:
Dari informasi di atas, Anda dapat menghitung prediksi besarnya kerugian yang dihadapi dari
risiko pencurian barang dagangan tersebut dalam satu bulan, yaitu:
= 5 x Rp.300.000 = Rp.1.500,000
Artinya: dalam satu bulan, terdapat risiko pencurian barang dagangan yang berpotensi
menyebabkan kerugian sebesar Rp.1.500,000.
- Pengelolaan Risiko
Dari setiap tipe risiko yang masuk dalam prioritas tersebut, selanjutnya Anda dapat
menggunakan 4 pilihan strategi pengelolaan risiko, yaitu:
Yaitu upaya-upaya yang dilakukan agar probabilitas terjadinya risiko yang kita
identifikasi menjadi berkurang. Mengontrol risiko juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak
yang mungkin terjadi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol risiko di
antaranya adalah membuat dan mengimplementasikan standard operating procedure (SOP) yang
baik, melakukan pengontrolan secara serius terhadap kualitas produk dan proses, melengkapi
area produksi dengan alat-alat keselamatan kerja, dan termasuk mengintroduksi budaya sadar
risiko kepada semua karyawan.
Yaitu upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan memindahkan risiko yang kita
hadapi terhadap pihak lain. Hal ini dapat dilakukan dengan mernindahkan risiko terjadinya
kebakaran toko kepada perusahaan asuransi, Sedangkan untuk memindahkan risiko
meningkatnya beban biaya tetap pegawai, dapat dilakukan dengan kontrak outsourcing.
Demikian pula untuk memindahkan risiko tingginya modal kerja kepada konsumen dapat
dilakukan dengan meminta pembayaran di awal, atau memindahkan risiko tingginya biaya
persediaan ke tangan supplier.
Yaitu tindakan secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi, Misalnya, jika
selama satu minggu ke depan diprediksi hujan akan turun sangat lebat, maka jika Anda
mempunyai bisnis restoran, Anda disarankan untuk menghindari penjualan bermacam-
macam minuman dingin/ aneka es. Hal ini dilakukan karena kemungkinan produk-produk itu
tidak akan laku. Namun perlu diingat, sebagai wirausaha, terlalu sering melakukan
penghindaran risiko bisa berdampak terhadap lambatnya pengembangan usaha karena bisa jadi
ada banyak kesempatan atau peluang yang terlewatkan.
Pada tahapan pengelolaan risiko ini, Anda dapat menggunakan satu metode di atas atau
mengombinasikan beberapa metode yang ada.
- Tips Praktis
Menurut Rhenald (2010: 80) tips dan trik praktis yang dapat digunakan oleth wirausaha pemula
untuk mengelola risiko-risiko yang mungkin terjadi di atas.
1) Pahamilah bahwa risiko yang Anda hadapi bukanlah penghambat bagi seseorang untuk
maju. Risiko justru harus diambil sebagai konsekuensi karena kita menginginkan sesuatu
yang lebih baik (keberhasilan). Sebagai hukum alam, semakin tinggi hasil yang
kita inginkan, maka semakin besar juga risiko yang harus kita hadapi dan kita kelola.
2) Anda tidak perlu panik. Tahap pertama yang harus Anda lakukan adalah mengidentifikasi
risiko apa yang berpotensi muncul. Anda dapat memulai dari lingkungan di sekitar Anda
untuk mengidentifikasi risiko tersebut. Anda juga dapat mengidentifikasi risiko dari
hubungan Anda dengan para pemasok, dengan pelanggan, maupun dengan competitor
bisnis Anda.
3) Dari risiko-risiko yang telah teridentifikasi di atas, tentukan seberapa sering risiko
tersebut muncul.
4) Tentukan juga seberapa besar potensi dampak yang mungkin terjadi dari risiko yang telah
teridentifikasi.
5) Siapkan langkah-langkah mitigation risiko "hanya" pada risiko yang dominan/prioritas.
Hal ini dilakukan mengingat banyak hal yang harus Anda lakukan dalam bisnis.
Terlalu fokus pada risiko-risiko yang kurang prioritas akan menghabiskan waktu Anda
atau bahkan membuat Anda menjadi ragu-ragu (takut) melanjutkan bisnis Anda.
Menurut Nugroho (2008:51) menjelaskan ada 3 golongan sikap dalam hubungan dengan risiko :
1) Risk Preference
Contohnya: Orang yang senang berspekulasi risikonya besar karena potensi diperolehnya
hasil hanya berupa harapan.
2) Risk Aversion
3) Risk Neutrality
3. Sebutkan enam prinsip dasar dalam mengembangkan manajemen waktu yang baik!
JAWABAN
1. Menurut Robert, dkk (2008:656) Manajemen waktu (time management) adalah proses
meningkatkan produktivitas seseorang melalui penggunaan waktu yang lebih efisien.
2. 1. Meningkatnya Produktivitas
3. 1. Prinsip Keinginan
2. Prinsip Efektivitas
3. Prinsip Analisis
4. Prinsip Kerja Tim
7. 1. Risiko Murni
2. Risiko Spekulatif
8. Risiko kredit adalah risiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang
dagang. Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar, maka kita
akan mengalami kerugian.
Yaitu upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan memindahkan risiko yang
kita hadapi terhadap pihak lain. Hal ini dapat dilakukan dengan mernindahkan risiko
terjadinya kebakaran toko kepada perusahaan asuransi, Sedangkan untuk memindahkan
risiko meningkatnya beban biaya tetap pegawai, dapat dilakukan dengan kontrak
outsourcing. Demikian pula untuk memindahkan risiko tingginya modal kerja kepada
konsumen dapat dilakukan dengan meminta pembayaran di awal, atau memindahkan
risiko tingginya biaya persediaan ke tangan supplier.
Yaitu tindakan secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi, Misalnya,
jika selama satu minggu ke depan diprediksi hujan akan turun sangat lebat, maka jika
Anda mempunyai bisnis restoran, Anda disarankan untuk menghindari penjualan
bermacam-macam minuman dingin/ aneka es. Hal ini dilakukan karena kemungkinan
produk-produk itu tidak akan laku. Namun perlu diingat, sebagai wirausaha, terlalu
sering melakukan penghindaran risiko bisa berdampak terhadap lambatnya
pengembangan usaha karena bisa jadi ada banyak kesempatan atau peluang yang
terlewatkan.
Competitor : saingan
Efektif : cara mencapai suatu tujuan dengan pemilihan cara yang benar dari
beberapa alternatif, kemudian mengimplimentasikan pekerjaan
dengan tepat dengan waktu yang cepat
Efesien : cara untuk mencapai suatu tujuan dengan penggunaan sumber daya yang
minimal namun hasil maksimal. Sumber daya diolah dengan bijak
dan hemat sehingga uang, waktu dan tenaga tidak banyak terbuang
Produktivitas : suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur
dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal