Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PELAPORAN KEUANGAN NON PEMERINTAH (LSM ATAU YAYASAN)


Diselesaikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik yang di
Bimbing Oleh Dr. Sri Rahayu, SE. MSA, AK, CA

Oleh :
Sri Wahyuni C1C016006
Ayu Mursidah C1C016027
Cindyarsih Widya Ningrum C1C016030
Vania Utama Putri C1C016105

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITS JAMBI 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas Rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah kuliah yang
berjudul “Pelaporan Keuangan Non Pemerintah (LSM atau YAYASAN)”

Dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan berbagai kendala, hambatan dan
tantangan, tetapi dengan kerja keras dan Ridho Allah SWT, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan maklah ini dengan baik, dan semua itu tidak lepas dari dukungan bantuan, dan
dorongan dari orang-orang yang berada di sekeliling penulis, oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar besar nya Kepada Allah SWT, dan semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
dalam waktu yang tepat.

Penulis menyadarkan bahwa penyususnan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
maupun kesalahan dalam penyususnan namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan kualitas
dalam penyususnan makalah selanjutnya.

Jambi, 30 Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1. Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dan Yayasan....................................3

2.2. Jenis Laporan Keuangan Sektor Public............................................................................6

2.3. Jenis Dan Kategori LSM.........................................................................................7

2.4. Contoh Pelaporan Keuangan Sektor Publik Dan Unsur-Unsurnya Di Organisasi


Sektor Publik ................................................................................................................9

2.5. Contoh Laporan Keungan Lembaga Swadaya Masyarakat (Lsm) Atau Yayasan...........11

BAB III. PENUTUP..........................................................................................14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ............................,,...................................................................................iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Lembaga swadaya masyarakat1 adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan
ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat
umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
LSM adalah salah satu bagian yang memiliki peranan didalam struktur kemasyarakatan,
dimana jika salah satu struktur itu tidak berjalan maka akan menggangu jalannya struktur secara
keseluruhan. Sehingga LSM sebagai organisasi yang menjalankan fungsi-fungsinya. Harus
mampu berperan dengan baik guna berjalannya struktur kemasyarakatan itu secara keseluruhan.
Maka dengan berjalannya fungsi dari LSM yakni dalam hal ini perberdayaan dalam masyarakat
akan memberikan pengaruh terhadap pencapaian tujuan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai kelompok dalam masyarakat, termasuk LSM, telah memainkan peranan yang
sangat penting dalam memobilisasi anggapan umum tentang isu-isu penting tentang perempuan,
dengan tujuan akhir memberdayakan perempuan. Kemunculan berbagai LSM yang
memobilisasikan isu-isu perempuan menunjukan bahwa besarnya perhatian dari masyarakat.
Sejak awal kelahirannya pada hakikatnya para aktivis LSM Indonesia sepakat bahwa LSM
adalah suatu wadah/media/alat, untuk memperjuangkan suatu perubahan yang mendasar bagi
masyarakat. LSM bukan suatu tujuan, berada dalam suatu LSM adalah suatu pilihan, bukan
karna terjerembab apalagi karna mencari nafkah. Suara LSM diniatkan merupakan hentakan dan
gaung dari “silent majority” yang telah dibisukan dan distigmegasi pada masa krisis
kemanusiaan terbesar di Indonesia tahun 1065.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat makalah dengan judul “ Pelaporan
Keuangan Non Pemerintah (LSM atau YAYASAN)”.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Apa dari Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dan Yayasan?


2. Apa saja Jenis Laporan Keuangan Sektor Public?

1
3. Bagaimana Jenis Dan Kategori LSM?
4. Bagaimana Pelaporan Keuangan Sektor Publik Dan Unsur-Unsurnya Di Organisasi
Sektor Publik?
5. Sebutkan Contoh Laporan Keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat (Lsm) Atau
Yayasan?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulis melakukan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dan Yayasan?


2. Mengetahui saja Jenis Laporan Keuangan Sektor Public?
3. Mengetahui Jenis Dan Kategori LSM?
4. Mengetahui Pelaporan Keuangan Sektor Publik Dan Unsur-Unsurnya Di Organisasi
Sektor Publik?
5. Mengetahui Contoh Laporan Keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat (Lsm) Atau
Yayasan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) DAN YAYASAN


A. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah (non-government
organization – NGO) merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta atau di luar
pemerintahan. LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta (nirlaba) yang kegiatannya
adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi
lingkungan, menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan
masyarakat. Dengan kata lain, organisasi yang berbasis nilai, secara keseluruhan maupun
sebagian, pada lembaga donor dan pelayanan sukarela.
Perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan LSM mengacu pada PSAK Nomor 45
tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba seperti halnya pada Akuntansi Partai Politik.
LSM menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan tata buku yang berlaku.
Pembukuan keuangan LSM diperiksa oleh peninjau organisasi dan pemberi dana. Sementara
itu, kewenangan penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan dana serta pembukuan keuangan
LSM diselenggarakan oleh pelaku oganisasi LSM ditentukan oleh badan penyandang dana
berdasarkan status LSM yang dimaksud. Rencana anggaran LSM, setelah disepakati oleh
personel LSM, siusulkan kepada lembaga donor untuk disetujui menjadi sebuah program atau
proyek LSM.
Pada umumnya, siklus akuntansi organisasi nirlaba termasuk LSM, dikelompokkan
dalam tiga tahap yaitu:
1. Tahap pencatatan, terdiri dari kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk
transaksi dan buku pencatatan, kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku jurnal,
dan memindahbukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok ke dalam buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran, terdiri dari penyusunan neraca saldo berdasarkan akun-akun buku
besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian, penyusunan kertas kerja, pembuatan ayat
jurnal penutup, membuat neraca saldo setelah penutupan, membuat ayat jurnal pembalik.
3. Tahap pelaporan, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, Laporan
Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (Laporan Aktivitas).

3
Sedangkan Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang
berguna untuk pengambil keputusan, disamping untuk menunjukkan akuntabilitas organisasi
terhadap sumber daya terpercaya dengan:
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
kauangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM mendanai aktivitasnya dan
memenuhi persyaratan kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan organisasi LSM
untuk mendanai aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi LSM dan perubahan
di dalamnya.
e. Menyediakan informasi yang menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
organisasi LSM dari segi biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

Kurangnya perhatian LSM terhadap akuntabilitas dan minimnya akses informasi tentang
LSM merupakan salah satu penyebab kecilnya peluang LSM untuk mendapatkan dukungan
dana lokal, antara lain filantropy dan dana corporate social responsibility (CSR). Dengan
demikian, ketidakpedulian LSM terhadap masalah akuntabilitasnya, bukan hanya mengancam
eksistensi LSM, tetapi juga membahayakan upaya mendorong peranan masyarakat sipil dalam
pengembangan demokrasi dan perilaku demokratis di semua arena politik, nasional, lokal,
regional, dan global. Jadi, akuntabilitas bagi organisasi LSM tidak lagi hanya menjadi sekedar
isu, melainkan sudah menjadi tuntutan publik. Salah satu bentuk implementasi akuntabilitas
adalah dengan menyusun laporan keuangan LSM.

Berbagai persyaratan pelaporan keuangan organisasi sector public di Indonesia,meliputi:

 Pertama: pelaporan akuntansi harus menyajikan informasi yang bermanfaat bagi


pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
 Kedua: penyediaan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomidan alokasinya .

4
 Ketiga:penyuguhan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan serta hasil yang dicapai.
 Keempat:pemasokan informasi membiayai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya.
 Kelima:penyediaan informasi berkaitan dengan sumber penerimaannya,baik jangka
pendek maupun panjang.
 Keenam:pemberian informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan
sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
 Ketujuh:pengembangan system dan standar akutansi diorganisasi sector public
berdasarkan system pencatatan double entry dengan basis akrual.

B. YAYASAN

1. PENGERTIAN YAYASAN

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan
bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan
formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui
undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6
Oktober 2004.

Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum
setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada
Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

2. ORGAN YAYASAN

Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh

5
Pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina
mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas bertugas
melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan
yayasan.

Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak lain, atau
memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan dalam undang-undang, kekayaannya wajib
diaudit oleh akuntan publik dan laporan tahunannya wajib diumumkan dalam surat kabar
berbahasa Indonesia.

3. PENGGABUNGAN DAN PEMBUBARAN

Perbuatan hukum penggabungan yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan satu


atau lebih yayasan dengan yayasan lain, dan mengakibatkan yayasan yang menggabungkan
diri menjadi bubar. Yayasan dapat bubar karena jangka waktu yang ditetapkan Anggaran
Dasar berakhir, tujuan yang ditetapkan tercapai atau tidak tercapai, putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum.

2.2 JENIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIC


Jenis laporan keuangan sektor public yayng minimal dan terintegrasi, meliputi :
1) Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan atau disebut dengan neraca atau laporan aktiva dan kewajiban
adalah laporan keuanagn yang menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik
selama suatu periode tertentu.
2) Laporan kinerja keuangan
Laporan kinerja keuangan atau disebut juga dengan laporan pendapatan dan
biaya.Laporan surplus-rugi, laporan operasi, laporan surplus-defisit atau laporan laba-rugi
adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode
tertentu.
3) Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto
Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto menggambarkan kenaikan penurunan kekayaan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkap dalam laporan

6
keuangan. Perubahan aktiva/ekuitas neto secara keseluruhan menyajikan total
surplus/deficit neto selama suatu periode
4) Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama
satu periode tertentu.Penerimaaan dan pengeluaran kas di klasifikasikan menutur
kegiatan operasi, kegiatan oembiyaa, dan kegiatan investasi.
5) Kebijakan dan catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanagn sektor public yang menyajikan tentang penjelasan pos-pos
laporan keunagn dalam rangka pengungkapan yang memadai.Catatan atas laporan
keuanagn beryujuan untuk menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas
laporan keuangan.

2.3. JENIS DAN KATEGORI LSM

Secara garis besar dari sekian banyak organisasi non pemerintah yang ada dapat di
kategorikan sebagai berikut :

 Organisasi donor, adalah organisasi non pemerintah yang memberikan dukungan biaya bagi
kegiatan ornop lain.
 Organisasi mitra pemerintah, adalah organisasi non pemerintah yang melakukan kegiatan
dengan bermitra dengan pemerintah dalam menjalankan kegiatanya.
 Organisasi profesional, adalah organisasi non pemerintah yang melakukan kegiatan
berdasarkan kemampuan profesional tertentu seperti ornop pendidikan, ornop bantuan
hukum, ornop jurnalisme, ornop kesehatan, ornop pengembangan ekonomi dll.
 Organisasi oposisi, adalah organisasi non pemerintah yang melakukan kegiatan dengan
memilih untuk menjadi penyeimbang dari kebijakan pemerintah. Ornop ini bertindak
melakukan kritik dan pengawasan terhadap keberlangsungan kegiatan pemerintah

Sebuah laporan PBB tahun 1995 mengenai pemerintahan global memperkirakan ada sekitar
29.000 ONP internasional. Jumlah di tingkat nasional jauh lebih tinggi: Amerika Serikat
memiliki kira-kira 2 juta ONP, kebanyakan dibentuk dalam 30 tahun terakhir. Russia memiliki

7
65.000 ONP. Lusinan dibentuk per harinya. Di Kenya, sekitar 240 NGO dibentuk setiap
tahunnya.

2.4 PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR-UNSURNYA DI


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan realisasi
pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan.
Laporan keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi
kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan.
Oleh karena itu, dengan penggunaan dasar akrual, laporan keuangan LSM dapat
menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi
pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha organisasi LSM
dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, organisasi ini diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
pelayanannya.

Laporan keuangan LSM mencakup :


1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
2. Laporan Laba Rugi (Aktivitas)
3. Laporan Arus Kas

4. YAYASAN
Laporan Keuangan Organisasi Yayasan (Niralaba)
Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terika
maupun yang tidak terikat penggunaannya.Pertanggungjawaban manajer mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang
disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas harus

8
menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva
bersih.
A. Laporan posisi keuangan
 Klasifikasi aktiva dan kewajiban
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
a) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh
tempo
b) Mengelompokkan aktiva ke dalam lancer dan tidak lancer serta kewajiban ke dalam jangka
pendek dan jangka panjang
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo nya kewajiban,
termasuk pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan keuangan.

 Klasifikasi aktiva bersih terikat atau tidak terikat


Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen,
terikat secara temporer, dan tidak terikat.

B. Laporan Aktivitas
1) Tujuan dan fokus laporan aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumah aktiva bersih selama satu periode.Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas
tercermin pada aktiva bersih yang tersaji di laporan posisi keuangan.
2) Perubahan kelompok aktiva bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, temporer,
dan tidak terikat selama suatu periode.
3) Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat

9
yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai
sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai
kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva
lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi.
4) Informasi pendapatan dan beban
Menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, namun pendapatan investasi dapat
disajikan secara neto asalkan beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban
penasehat investasi.
5) Informasi pemberian jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi atas beban
menurut klasifikasi fungsional.

C. Laporan Arus Kas


- Tujuan utama laporan arus kas adalah mrnyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas selama suatu periode.
- Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini:
a) Aktivitas pembiayaan :
 penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang.
 penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan
aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
 bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

10
2.5. CONTOH LAPORAN KEUNGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)
ATAU YAYASAN
1. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)

11
12
13
BAB III
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Laporan keuangan sektor public merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
trasnsaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor public.Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu entitas yang
berguna bagi sejumlah besar pemakai (wide range user) untuk membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai suatu entitas dalam aktivitasnya guna
menvapai tujuan.
Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah (non-government
organization – NGO) merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta atau di luar pemerintahan.
LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta (nirlaba) yang kegiatannya adalah untuk
membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan,
menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan masyarakat.
Dengan kata lain, organisasi yang berbasis nilai, secara keseluruhan maupun sebagian, pada
lembaga donor dan pelayanan sukarela.

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial,
keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang
ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini, dan
Presiden RI Megawati Soekarnoputrimengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Penerbit: Erlangga, Jakarta.

Kawedar, Warsito dkk. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Semarang:Universitas Diponogoro.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu

iii

Anda mungkin juga menyukai