Anda di halaman 1dari 3

Akuntabilitas dan Pengendalian Keuangan Yayasan

I4,5
PSAK45
Bastian, Indra, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007 (I)
BAB 4
Akuntanbilitas Yayasan

Perbedaan utama organisasi nonprofit dengan organisasi swasta ada pada mekanisme
organisasi dalam memperoleh sumber daya awal yang biasanya diperoleh dari sumbangan.
Penggunaan laporan keuangan dalam organisasi nonprofit digunakan oleh pemilik
kepentingan seperti kreditur dan pemasok dana dalam memantau pengukuran jumlah, saat
dan kepastian arus masuk kas karena kebutuhan operasi organisasi nonprofit berasal dari
pendapatan atau jasa yang diberikan. Selain itu dari laporan keuangan para pemakai laporan
keuangan

dapat

menilai

kemampuan

yayasan

dalam

memberikan

jasa

secara

berkesinambungan dan juga mencakup pertanggungjawaban pengelola yayasan atas hasil


pengelolaan sumber daya yayasan.
Dengan adanya standar pelaporan laporan keuangan yayasan , hal ini akan membantu
pemakai keuangan memahami laporan keuangan tersebut , dan memiliki relevansi serta
memiliki daya banding yang tinggi. Penggunaan standar akuntansi untuk organisasi nonprofit
disesuaikan

berdasarkan

kompetensi

dan

kebutuhan

pemakainya.

Seiring

dengan

berkembangnya suatu organisasi nonprofit dan transaksi yayasan yang semakin kompleks
maka aktivitas manajemen keuangan akan membutuhkan peningkatan jumlah staf , hal ini lah
yang menyebabkan sistem akuntansi yang akan digunakan akan semakin rumit pula.

1.1

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai :


1.

Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan.

2.

Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat
aktiva bersih.

3.

Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber daya selama satu periode dan
hubungan di antara keduanya ;

4.

Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, meperoleh pinjaman


dan melunasi pinjaman, serta faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditas;

5.

1.2

Usaha jasa suatu yayasan.

Unsur-unsur dalam Sistem Akuntansi

1.2.1 Komponen-komponen Sistem Akuntansi

a.

Bagan perkiraan/Akun

b.

Buku Besar

c.

Jurnal

d.

Buku cek

e.

Manual prosedur akuntansi

f.

Siklus Akuntansi, terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap pencatatan, tahap
pengikhtisaran, dan tahap pelaporan.

1.3

Mempertahankan Integritas Sistem Akuntansi


Tugas kunci dalam mempertahankan integritas sistem akuntansi adalah :
a. Neraca Saldo (Trial Balance)
Dalam sistem manual, saldo buku besar dihitung atas basis bulanan, sedangkan
pada sistem akuntansi yang terkomputerisasi akan menghasilkan neraca saldo
dengan mekanisme built-in.
b. Rekonsiliasi Bank
Setiap bulan saldo buku cek harus disesuaikan dengan saldo perkiraan bank. Hal ini
melibatkan tiga langkah dasar, yaitu :
1. Membandingkan cek dan deposito dalam buku cek dengan laporan bank.
2. Menyesuaikan biaya bank atau bunga bank dengan saldo buku cek.
3. Mengurangi cek nonkas dari saldo bank dan menambahkan pada cek yang
disetorkan yang belum dicerminkan dalam saldo bank.

1.4

Tahap Pengembangan Sistem Akuntansi


Sistem akuntansi yang akan diterapkan akan berubah sebagaimana halnya dengan
sumber daya dan kebutuhan yayasan. Oleh sebab itu sistem akuntansi harus dirancang
sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan pemakainya.

1.4.1 Perbedaan antara Akuntansi untuk Yayasan dan Organisasi Bisnis


Prinsip akuntansi yang diterima umum biasanya dapat diterapkan pada organisasi non
profit , namun ada tiga perbedaan yang signifikan yaitu:
a. Akuntansi untuk Sumbangan
b. Kapitalisasi dan Penyusutan Aktiva
c. Klasifikasi Biaya Fungsional
d. Implikasi Perbedaan antara Akuntansi Nonprofit dan Akuntansi swasta.

1.5 Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Berbasis Akrual


Akuntansi berbasis kas dan akuntansi berbasis akrual memiliki kriteria yang berbeda
dalam menentukan kapan mengakui serta mencatat penerimaan dan pengeluaran dalam
laporan keuangan. Pada akuntansi berbasis kas, pendapatan diakui saat kas diterima dan
disetorkan sementara biaya dicatat pada saat membayar tagihan. Sedangkan pada
akuntansi berbasis akrual, pendapatan diwujudkan dalam periode akuntansi ketika
pendapatan itu diperoleh; misalnya saat jasa yang dikontrak diberikan dan ketentuan
hibah terpenuhi, tanpa menghiraukan waktu penerimaan kas dari donasi.
1.6

Anda mungkin juga menyukai