Anda di halaman 1dari 3

A.

INDIKATOR MUTU PELAYANAN ASKEP

Indikator Mutu Keperawatan menurut ANA

Kategori Ukuran
Ukuran 1 Angka kematian pasien karena komplikasi operasi
berfokus 2 Angka decubitus
outcomes 3 Angka pasien jatuh
pasien 4 Angka psien jatuh dengan cidera
5 Angka restrain
6 ISK karena pemasangan cateter di ICU
7 Blood stream infection karena pemasangan cateter line
central di ICU dan HDNC
8 VAP di ICU dn HDNC
Ukuran 9 Konseling berhenti merokok pada kasus AMI
berfokus 10 Konseling berhenti merokok pada kasus Gagal jantung
pada 11 Konseling berhenti merokok pada kasus Peneumonia
intervensi
perawat
Ukuran 12 Perbandingan antara RN, LVN/LPN, UAP dan kontrak
berfokus 13 Jam perawatan pasien per hari oleh RN,LPN/LPN dan
pada system UAP
14 Practice Environment Scale—Nursing Work Index
15 Turn over
Sumber: The National Database of Nursing Quality Indicators (NDNQI),2007.
     Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses,
dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari
tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS.
Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, dan audit (EDIA)
(Nursalam, 2014).
1.    Aspek struktur (input)
     Struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS yang meliputi  M1 (tenaga),
M2 (sarana prasarana), M3 (metode asuhan keperawatan), M4 (dana), M5 (pemasaran), dan
lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur sistem RS tertata dengan baik
akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat kewajaran,
kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari masing-masing komponen struktur.
2.    Proses
     Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang mengadakan
interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara lain dalam bentuk
penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana tindakan pengobatan, indikasi
tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur pengobatan.
3.    Outcome
     Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain terhadap pasien.
a.    Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:
1.    Angka infeksi nosocomial: 1-2%
2.    Angka kematian kasar: 3-4%
3.    Kematian pasca bedah: 1-2%
4.    Kematian ibu melahirkan: 1-2%
5.    Kematian bayi baru lahir: 20/1000
6.    NDR (Net Death Rate): 2,5%
7.    ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000
8.    PODR (Post Operation Death Rate): 1%
9.    POIR (Post Operative Infection Rate): 1%
b.    Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS:
1.    Biaya per unit untuk rawat jalan
2.    Jumlah penderita yang mengalami decubitus
3.    Jumlah penderita yang mengalami jatuh dari tempat tidur
4.    BOR: 70-85%
5.    BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat tidur/tahun
6.    TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong
7.    LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi nosocomial; gawat darurat; tingkat
kontaminasi dalam darah; tingkat kesalahan; dan kepuasan pasien)
8.    Normal tissue removal rate: 10%
c.    Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah keluhan
pasien/keluarganya, surat pembaca dikoran, surat kaleng, surat masuk di kotak saran, dan
lainnya.
d.   Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas:
1.    Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak RS dengan asal pasien.
2.    Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan pembedahan dan jumlah kunjungan
SMF spesialis.
3.    Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar tersebut di atas
dibandingkan dengan standar (indicator) nasional. Jika bukan angka standar nasional, penilaian
dapat dilakukan dengan menggunakan hasil penacatatan mutu pada tahun-tahun sebelumnya di
rumah sakit yang sama, setelah dikembangkan kesepakatan pihak manajemen/direksi RS yang
bersangkutan dengan masing-masing SMF dan staff lainnya yang terkait.
e.    Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien:
1.    Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi
2.    Pasien diberi obat salah
3.    Tidak ada obat/alat emergensi
4.    Tidak ada oksigen
5.    Tidak ada suction (penyedot lendir)
6.    Tidak tersedia alat pemadam kebakaran
7.    Pemakaian obat
8.    Pemakaian air, listrik, gas, dan lainnya

Standar Nasional
Ʃ BOR 75-80%
Ʃ ALOS 1-10 hari
Ʃ TOI 1-3 hari
Ʃ BTO 5-45 hari
Ʃ NDR < 2,5%
Ʃ GDR < 3%
Ʃ ADR 1,15.000
Ʃ PODR < 1%
Ʃ POIR < 1%
Ʃ NTRR < 10%
Ʃ MDR < 0,25%
Ʃ IDR < 0,2%

Anda mungkin juga menyukai