umur ban tersebut serta poin tambahan untuk memilih ban yang sesua
dengan tambang.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan hasil tambang yang hampir menyebar rata disetiap pulau pulaunya. Hasil tambang
tersebut bisa merupakan hasil tambang mineral logam maupun hasil tambang non mineral logam.
Disini akan kita bahas situasi tambang batu bara dari sudut pandang ban dan poin poin yang perlu diperhatikan dalam memilih
ban dan cara perawatan dasar dari ban tersebut.
Secara garis besar, aktifitas tambang batu bara bisa kita kategorikan dalam 2 aktifitas yaitu :
1. Aktivitas mining.
Pengertian aktivitas mining adalah aktivitas penambangan batu bara mulai dari land clearing, pengangkutan top soil,
pemindahan tanah ( Over Burden ) ke Disposal, pemindahan batu bara ke ROM ( Ruin of Mine ).
2. Aktivitas hauling.
Pengertian aktivitas hauling adalah pemindahan batu bara dari ROM ke pelabuhan atau dari tambang langsung ke pelabuhan.
Kendaraan pengangkut pada aktivitas diatas ada yang berbeda dan ada yang sama. Pada aktivitas mining kendaraan pengangkut
biasa disebut dengan A2B ( Alat Alat Berat ) atau Earth Mover, sementara pada aktivitas hauling terebut kita biasa sebut dengan
kendaraan angkut.
Persamaan unit pada kedua aktivitas ini adalah pada unit atau alat pemeliharaan jalan, disini kita sama sama menggunakan unit
grader walaupun besar atau kecil grader tergantung pada besar kecilnya tambang tersebut serta kesamaan kendaraan lainnya
yaitu pada kendaraan angkut batu bara dari mining ke ROM dengan kendaraan angkut dari Mining /ROM ke pelabuhan.
Dewasa ini sudah banyak kendaraan yang assembling di Indonesia ( spt HINO dan Mitsibishi FUSO) yang beredar di tambang
( baik sebagai kendaraan untuk aktivitas mining ataupun untuk kendaraan aktivitas hauling ) disamping kendaraan dari negeri
Cina dan dari Eropha yang lebih dulu menguasai pasar kendaraan di aktivitas pertambangan batu bara ini.
Ukuran ban yang dipergunakan pada aktivitas mining adalah mulai dari yang terkecil 11.00R20 ( dewasa ini semakin banyak ),
kemudian ukuran 29.5R25 ( Kendaraan articulated dump truck ADT ) dan ban untuk Rigid Dump Truck RDT ( 24.00R35,
27.00R49, 33.00R51 serta 40.00R57 ) serta kendaraan pemeliharaan jalan tambang yaitu grader ( mulai dari 13.00R24, 17.5R25,
20.5R25 dan 23.5R25 ).
Sementara kendaraan yang dipergunakan untuk aktivitas hauling adalah mulai dari kendaraan terkecil menggunakan ban
10.00R20, 11.00R20 kemudian 12.00R20 ( biasanya kendaraan dengan manufacture dari Cina ) dan ukuran 12.00R24 yang
biasanya di dominasi oleh kendaraan dari Eropha. Disini ada kendaraan dengan single vessel ( satu bak ) atau double vessel serta
pada tempat tertentu ada yang 4 vessel. Semua itu tergantung dari kondisi kontur tanah pada jalur hauling
Articulated Dump Truck
Area disposal adalah area penimbunan material tanah yang diambil dari daerah
tambang,. Dikareanakan tambang batu bara berlapis lapis maka setiap material
tanah yang dikupas akan ditumpuk didaerah disposal yang nantinya akan di
reklamasi menjadi bukit dengan tanaman hijau.
Point penting yang harus diperhatikan disini ada 2 yaitu :
✓ Dozer harus lebih dari dua unit untuk meratakan material setelah di bongkar
juga untuk meratakan jalan masuk ke area ini. Dikarenakan ,aterial masih
lembut maka akan sangat gampang sekali untuk jalan menjadi bergelombang.
Daerah ini akan padat dengan sendirinya dengan dilalui kendaraan.
✓ Operator dari kendaraan berat harus selalu memperhatikan jalan dan memilih
jalan yang sudah diratakan dan menjaga kecepatan pada daerah ini.
Beberapa acuan untuk memilih ban yang sesuai dengan keadaan tambang
Kita semua tau bahwa spesifikasi ban yang akan kita beli sudah tertera semua di dinding ban tersebut, tetapi ada acuan
tambahan yang juga harus kita perhatikan yaitu antara lain :
1. Gunakan ban sesuai dengan spek unit yang kita punya.
Dari TKPH ini juga akan bisa kita lihat, berapa km yang boleh
ditempuh oleh ban itu dalam satu jam kerja.
Contoh penghitungan TKPH actual di lapangan
PT. MnM site XX HD 465-7
Penghitungan dilapangan yang kita cari adalah :
Empty Vehicle Weight (kg) 43.100
• Rata rata muatan yang diangkut ( sample minimum yang kita dapat
(based on catalogue)
adalah 3 dan di rata ratakan ).
Weight Distribution Front Rear
(Empty) 47% 53%
• Jarak satu siklus ( dari loading area ke disposal ke loading area lagi )
Load on Tire (kg) 10129 5711 • Lama tempuh satu cycle ( dari loading area ke disposal dan sampai
Average payload (kg) (Data Engineering) 65.000 waktu berangkat yang kedua, termasuk wantu tunggu dan waktu
Gross Vehicle Weight (kg) 108.100 mengisi ).
Weight Distribution Front Rear Distribusi beban antara kosongan dan isi kita dapatkan di spesifikasi unit,
(Loaded) 32% 68% begitu juga berat kosongan unit.
Load on Tire (kg) 17.296 18.377
Setelah mendapatkan data data itu semua maka kita masukkan ke
Mean Tire Load (kg) 13.712 12.044
8
formulanya.
Distance of one trip
Average time of one trip 0,25
TKPH = Berat rata rata ( kosongan + ( kosongan + beban )) dikali dengan
Average Actual Working Shift Speed (km/h) 32,00
jarak dan di bagi dengan lama tempuh ( dalam jam ).
Front Rear Dari sini kita akan mendapatkan TKPH unit.
Operating TKPH 439 385 Kemudian kita bagi per distribusi beban, maka akan didapatkan TKPH per
Tire TKPH 24.00R35 GHJ[E4] Heat Res (430) 102% 90% tire per posisi.
Tire TKPH 24.00R35 BNM [E4] Heat Res (380) 115% 101% Setelah kita mendapatkan TKPH actual di lapangan, maka kita bandingkan
Load Capacity (kg) at Max 50 km/h
dengan TKPH dari ban yang kita pergunakan.
24.00R35 *2 GHJ E4 Heat Res 18,500 kg at 102 psi
Ketika TKPH lapangan lebih tinggi dari spek ban, segera konsultasikan
24.00R35 *2 BNM E4 Heat Res 18,500 kg at 102 psi
dengan pihak ban terkait.
Pressure Recommendation
24.00R35 *2 GHJ E4 Heat Res 102 psi (Cold)
24.00R35 *2 BNM E4 Heat Res 102 psi (Cold)