Anda di halaman 1dari 12

107

PELAKSANAAN FUNGSI DINAS SOSIAL DALAM PERLINDUNGAN


ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR

Oleh:
HARSINAR
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MUSTARING
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
IMAM SUYITNO
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan


Dinas Sosial dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar, mengetahui
faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi Dinas Sosial dalam
perlindungan anak jalanan di Kota Makassar dan mengetahui sejauh mana
efektifitas kerjasama antara Dinas Sosial dengan Lembaga Sosial Masyarakat
(LSM) dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : 1) Upaya Dinas Sosial dalam perlindungan anak jalanan di
kota Makassar telah berjalan dengan baik dalam pembinaan pencegahan yang
meliputi pendataan, pemantauan pengendalian dan pengawasan, Sosialisai dan
Kampanye begitupun Pembinaan Lanjutan dengan cara perlindungan,
pengendalian sewaktu-waktu, penampungan sementara, pendekatan awal,
pengungkapan dan pemahaman masalah, pendampingan sosial dan rujukan; 2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi Dinas Sosial dalam
perlindungan anak jalanan di Kota Makassar adalah faktor pendukung Adanya
Regulasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Anak Jalanan
sebagai dasar hukum dalam mengurangi jumlah anak jalanan dengan baik,
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dalam pembinaan anak
jalanan di kota Makassar dan tersedianya layanan masyarakat. Faktor penghambat
Belum adanya tempat Rehabiltasi Sosial dan Kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat; 3) Efektifitas kerjasama antara Dinas Sosial dengan Lembaga terkait
dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar telah berjalan efektif dengan
YKP2N dalam pembinaan lanjutan dengan melakukan rehabilitasi sosial.

Keywords: Dinas Sosial, Pembinaan Anak Jalanan


108

ABSTRACT: This study aims to determine the efforts made by the Social Service
in the protection of street children in the city of Makassar, knowing what factors
affect the implementation of Social Service functions in the protection of street
children in the city of Makassar and know the extent of the effectiveness of
cooperation between the Office of Social Affairs (NGO) in the protection of street
children in Makassar. The results of the research indicate that: 1) Social Service
Efforts in street children protection in Makassar city have been running well in the
guidance of prevention which includes data collection, monitoring control and
supervision, Socialization and Campaign as well as Advanced Guidance by means
of protection, control at any time, temporary shelter , initial approaches, disclosure
and understanding of issues, social assistance and referrals; 2) Factors influencing
the implementation of Social Service function in street children protection in
Makassar City is a supporting factor The existence of Regulation of Regional
Regulation No. 2 Year 2008 About The Development of Street Children as legal
basis to reduce the number of street children properly, Availability of Human
Resources (Human Resource ) that is adequate in the construction of street
children in the city of Makassar and the availability of community services.
Factors inhibiting the absence of Social Rehabilitation and Lack of socialization to
the community; 3) The effectiveness of cooperation between the Social Service
with the relevant Institution in the protection of street children in Makassar has
been effective with YKP2N in the follow-up development by doing social
rehabilitation.

Keywords: Social Service, Child Development Street


109

PENDAHULUAN beraktifitas di jalan dan tempat-tempat umum


Negara Indonesia memiliki penduduk untuk mencari rezeki namun dengan kondisi
yang sangat banyak maka perlu peningkatan lingkungan yang tidak bisa di tebak bahwa
pembangunan untuk menopang kesejahteraan dunia jalanan adalah dunia yang bebas akan
penduduk sebagaimana yang tercantum prilaku yang menyimpang dengan pengaruh
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar lingkungan dan teman sepergaulan mereka
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai mencoba dan menggunakan obat-
Alinea keempat menegaskan bahwa tujuan di obatan narkotika. Anak jalanan yang berada
bentuknya pemerintahan Negara Republik di jalan sebagian besar telah putus sekolah
Indonesia adalah memajukan kesejahteraan karena faktor ekonomi keluarga yang
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyebabkan mereka tidak melanjutkan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang sekolahnya lagi dengan hal itu pula mereka
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi rela membantu keluarganya demi menambah
dan keadilan sosial. Ditegaskan pula dalam penghasilan keluarga.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Upaya yang dilakukan oleh Dinas
Indonesia Tahun 1945 pasal 34 ayat (1) Sosial kota Makassar dengan menjalankan
menegaskan bahwa ”fakir miskin dan anak- sebuah pemantauan, pengendalian dan
anak terlantar, di pelihara oleh Negara”. pengawasan terhadap anak jalanan dengan
Artinya pemerintah mempunyai wewenang melakukan operasi penertiban yang terjaring
dan tanggung jawab terhadap pemeliharaan dalam patroli 24 jam bersama Satpol Pamong
anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Praja, membangun posko di beberapa ruas
Pemerintah Kota Makassar dalam hal jalan untuk menjaring anak jalanan,
ini Dinas Sosial mempunyai wewenang dan pemerintah kota juga memasang spanduk
tanggung jawab yang ditegaskan dalam diberbagai lokasi yang strategis untuk
Peraturan Daerah Kota Makassar No 22 menghimbau kepada penggunan jalan untuk
Tahun 2005 tentang Pembentukan, Susunan tidak memberikan uang kepada pengemis
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Kota dan anak jalanan. Usaha pembinaan lanjutan
Makassar Bagian keempat Bidang Dinas Sosial dengan anak jalanan hasil
Rehabilitasi Sosial Pasal 10 ayat 1 “Bidang penertiban yaitu dengan mengembalikan
rehabilitasi sosial mempunyai tugas anak kepada pihak keluarga ini disebabkan
melaksanakan pembinaan anak jalanan, keluarga adalah tempat yang terbaik untuk
rehabilitasi gelandangan, pengemis, tuna memberikan pola asuh kepada anak
susila, penderita cacat dan rehabilitasi anak disamping itu pekerja sosial dari Dinas Sosial
nakal dan korban narkoba.” Sasaran akan mendampingi secara berkala untuk
pembinaan bagi anak jalanan dalam pasal 4 diberikan penguatan-penguatan kepada
yaitu Anak yang berada di tempat umum keluarga. Adapun usaha lain dari Dinas
yang berperilaku sebagai pengemis, Sosial yaitu dengan memberikan bimbingan
pemulung dan pedagang asongan yang dapat pelatihan keterampilan kepada anak dan
mengganggu ketertiban umum, keamananan mengembalikan anak jalanan untuk
dan kelancaran lalu lintas termasuk anak bersekolah lagi jika anak tersebut putus
yang beraktifitas atas nama organisasi sosial, sekolah.
yayasan, lembaga sosial masyarakat (LSM) Namun, upaya yang dilakukan
dan panti asuhan. pemerintah dan lembaga-lembaga
Berdasarkan pengamatan dilapangan masyarakat yang peduli pada anak jalanan,
bahwa fenomena anak jalanan merupakan belum memberikan solusi yang efektif bagi
gambaran nyata bahwa mereka bukan saja permasalahan anak jalanan karena melihat
110

kondisi dilapangan ada saja anak jalanan perihal (perbuatan, usaha) melaksanakan
yang masih berada dijalanan. Demi rancangan.4
menjalankan regulasi yang ada maka butuh Pengertian Fungsi
partisipasi dari pihak masyarakat yang dapat Fungsi adalah kegiatan pokok yang
membantu menangani terkait anak jalanan. dilakukan dalam suatu organisasi atau
Karena penanganan anak jalanan bukan lembaga.Menurut J.S. Badudu dan Sutan
hanya terletak di pihak Pemerintah Kota saja Mohammad Zain dalam KamusUmum
namun semua elemen masyarakat dapat ikut Bahasa Indonesia, mengemukakan fungsi
andil. adalah jabatan atau kedudukan. Fungsi
TINJAUAN PUSTAKA merupakan sekelompok aktivitas yang
Pengertian Pelaksanaan tergolong pada jenis yang sama berdasarkan
Untuk mewujudkan suatu tujuan atau sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan
target, maka haruslah ada pelaksanaan yang lainnya.
merupakan proses kegiatan yang Definisi tersebut memiliki persepsi
berkesinambungan sehingga mencapai tujuan yang sama dengan definisi fungsi menurut
yang diharapkan. Pelaksanaan berasal dari Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal, yaitu
kata “laksana” yang berarti bautan, sifat dan Fungsi adalah rincian tugas yang sejenis atau
tanda. Ditambah awalan pe- dan akhiran –an erat hubungannya satu sama lain untuk
yang berfungsi membentuk kata benda dilakukan oleh seorang pegawai tertentu
menjadi “pelaksanaan”.1 yang masing-masing berdasarkan
Pengertian Pelaksanaan adalah sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat
sebagai proses dapat kita pahami dalam atau pelaksanaannya. Sedangkan pengertian
bentuk rangkaian kegiatan yakni berawal dari singkat dari definisi fungsi menurut Moekijat
kebijakan guna mencapai tujuan maka dalam Nining Haslinda Zainal, yaitu fungsi
kebijakan itu diturunkan dalam suatu adalah sebagai suatu aspek khusus dari suatu
program dan proyek.2 tugas tertentu.
Pelaksanaan atau implementasi yakni Fungsi Dinas Sosial
konsep dinamis yang melibatkan secara terus Kementerian Sosial mempunyai tugas
menerus usaha-usaha yang mencari apa yang menyelenggarakan urusan di bidang
dilakukan, mengatur aktivitas-aktivitas yang rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
mengarah pada pendapat suatu program ke pemberdayaan sosial, perlindungan sosial,
dalam dampak.3 dan penanganan fakir miskin untuk
Pelaksana adalah orang yang membantu Presiden dalam
mengerjakan atau melakukan rencana yang menyelenggarakan pemerintahan negara.
telah disusun, sedangkan pelaksanaan adalah Dalam pelaksanaanDinas Sosial
adapun tugas pokok dan fungsi jabatan pada
Bab V dalam peraturan daerah No 2 Tahun
2005 yaitu bagian keempat Bidang
1
Dwi Purnama Wati. 2014. Pelaksanaan Fungsi Rehabilitasi Sosial Pasal 10 yaitu :
Pengawasan Pendidikan Agama Islam Terhadap 1) Bidang Rehabilitasi Sosial
Guru Pendidikan Agama Islam di Kota Bandar mempunayi tugas melaksanakan
Lampung.Skripsi. Universitas Lampung. Hal. .7 pmbinaan anak jalanan, rehabilitasi
2
Rahardjo Adisasmita. 2011. Pembiayaan
Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. gelandangan, pengemis, tuna susila,
24
3
Hisyam Djihad dan Suyanto. 2000. Pelaksanaan
4
Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium W.J.S. Purwadarminto. 1986. Kamus Umum Bahasa
III. Yogyakarta: Adi Cita Hal. 151 Indonesia. Jakata: Nilai Pustaka. Hal. 553
111

penderita cacat dan rehabilitasi anak Anak jalanan, tekyan, arek kere, anak
nakal dan korban narkoba. gelandangan atau kadang disebut juga secara
2) Dalam melaksanakan tugas eutemistis sebagai anak mandiri. Menurut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rano Karno tatkala ia menjabat sebagai Duta
Bidang Rehabilitasi Sosial besar UNICEF, mengemukakan bahwa :
menyelenggarakan fungsi: “Sesungguhnya mereka adalah
a) Penyiapan bahan perumusan anak-anak yang tersisih,
kebijaksanaan teknis pelaksanaan marginal, dan teralienasi dari
koordinasi dan pengendalian perlakuan kasih saying
layanan dan rehabilitasi karena kebanyakan dalam
penyandang cacat dan tuna susila usia yang relatif dini sudah
(gelandangan, pengemis, eks napi, harus berhadapan dengan
tuna susila, waria, anak nakal dan lingkungan kota yang keras,
anak jalanan); dan bahkan tidak
5
b) Penyiapan bahan penyusunan bersahabat.
rencana dan program pelayanan Pengertian anak jalanan menurut PBB
dalam dan luar panti dan adalah anak yang menghabiskan sebagian
rehabilitasi sosial penyandang besar waktunya dijalanan untuk bekerja,
cacat; bermain atau beraktivitas lain. Anak jalanan
c) penyiapan bahan penyusunan tinggal di jalanan karena dicampakkan atau
rencana dan program pelayanan tercampakkan dari keluarga yang tidak
dan rehabilitasi tuna sosial mampu menanggung beban karena
(gelandangan, pengemis, eks napi, kemiskinan dan kehancuran keluarganya.
tuna susila, waria, anak nakal dan Menurut Kementerian Sosial, anak
anak jalanan); jalanan adalah anak yang menghabiskan
Pengertian Anak sebagian waktunya untuk mencari nafkah
Menurut Undang-Undang No 35 atau berkeliaran di jalanan atau tempat-
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak tempat umum lainnya.6
pasal 1 ayat 2 anak adalah seseorang yang Peter Davies memberikan
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, pemahaman bahwa fenomena anak-anak
termasuk anak yang masih dalam kandungan. jalanan sekarang ini merupakan suatu gejala
Konvensi Hak-hak Anak (1989) global. Pertumbuhan urbanisasi dan
mendefinisikan anak ialah “Anak adalah membengkaknya daerah kumuh di kota-kota
setiap manusia yang berusia di bawah 18 yang paling parah keadaannya adalah di
tahun, kecuali berdasarkan yang berlaku bagi negara berkembang, telah memaksa sejumlah
anak tersebut ditentukan bahwa usia dewasa anakyang semakin besar untuk pergi ke
dicapai lebih awal” jalanan ikut mencari makan
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 demikelangsungan hidup keluarga dan bagi
tentang HAM Pasal 1 angka 5 ialah “Anak dirinya sendiri.7
adalah setiap manusia yang berusia di bawah
18 (delapan belas) tahun dan belum menikah,
terrnasuk anak yang masih dalam kandungan 5
Bagong Suyanto. 2013. Masalah Sosial Anak.
apabila hal tersebut adalah demi Jakarta: KENCANA. cetakan ke 2. Hal 199
kepentingannya.” 6
Departemen Sosial RI.2001. Intervensi Psikososial.
Pengertian Anak Jalanan Jakarta: Departemen Sosial. Hal. 20
7
Muh.Sahar. 2015.Kinerja Dinas Sosial dalam
Pelaksanaan Program Pembinaan Anak Jalanan
112

Pusdatin Kesos Departemen Sosial RI penangan anak jalanan yaitu di kantor Dinas
sebagaimana dikutip oleh Zulfadli Sosial Kota Makassar, YKP2N dan PSMP
menjelaskan bahwa anak jalanan adalah anak Toddopuli Makassar dengan mengamati
yang sebagian besar waktunya dihabiskan di lingkungan dan kondisi pada lembaga yang
jalanan atau di tempat-tempat umum, dengan memberikan. Teknik pengumpulan data
usia antara 6 sampai 21 tahun yang dengan dokumentasi ialah pengambilan data
melakukan kegiatan di jalan atau di tempat yang diperoleh melalui pengambilan gambar
umum seperti: pedagang asongan (menjual dan beberapa dokumen data pendukung
minuman, rokok, tissue dan Koran) , penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya
pengamen, tukang parkir, dan lain-lain.8 di analisis dengan teknik analisis data
Pengertian Perlindungan anak kualitatif, secara terinci sistematis dan terus
Istilah “perlindungan anak” (child menerus yang meliputi langkah-langkah
protection) digunakan dengan secara berbeda reduksi data,penyajian data, dan penarikan
oleh organisasi yang berbeda di dalam situasi kesimpulan guna menjawab permasalahan
yang berbeda pula. Dalam buku panduan ini, penelitian
istilah tersebut mengandung arti HASIL DAN PEMBAHASAN
perlindungan dari kekerasan, abuse, dan 1. Upaya Dinas Sosial dalam
eksploitasi.9 perlindungan anak jalanan di kota
Negara memberikan perlindungan Makassar
kepada anak termasuk anak jalanan yang Menurut Peraturan Daerah (Perwali)
tertuang dalam Pasal 34 Undang-Undang No 2 Tahun 2008 bahwa pembinaan anak
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun jalanan, gelandangan, pengamen dan
1945 yaitu “fakir miskin dan anak-anak pengemis menurut pasal 5 ayat 2 yaitu
terlantar di pelihara oleh Negara. dengan pembinaan sebagaimana dimaksud
METODE PENELITIAN pada ayat (1) pasal ini dilakukan melalui
Permasalahan yang akan dikaji oleh pembinaan pencegahan, pembinaan lanjutan
peneliti merupakan masalah yang bersifat dan rehabilitasi sosial.
sosial yaitu menggunakan pendekatan a. Pendataan
penelitian kualitatif dengan cara wawancara Dalam hal ini dinas sosial untuk
untuk mencari, mengumpulkan, mengolah pembinaan pencegahan dalam hal pendataan
dan menganalisis sehingga memudahkan anak jalanan telah melakukan dengan baik
penulis untuk mendapatkan data yang karena dinas sosial melakukan pendataan di
objektif dengan menggunakan interaksi 14 kecamatan yang ada di kota Makassar.
sosial. Teknik pengumpulan data ini peneliti Hasil dari pendataan tersebut setiap tahunnya
akan mewawancarai informan-informan yang mengalami dinamika dimana dibeberapa
mengetahui banyak informasi mengenai kecamatan ada yang setiap tahunnya
bertambah jumlah anak jalanan yang di
diKota Makassar. Makassar. Universitas Hasanuddin. dapatkan ada juga yang setiap tahunnya
Hal 23 terjadi naik turun jumlah anak jalanan dan
8
Zulfadli. 2014. Pemberdayaan Anak Jalanan dan ada pula yang terjadi penurunan jumlah anak
Orangtuanya Melalui Rumah Singgah (Studi jalanan di setiap tahunnya. Ini menunjukkan
Kasus Rumah Singgah Amar Makruf I Kelurahan
bahwa keberadaan dinas sosial dan instansi
Pasar Pandan Air Mati Kecamatan Tanjung
Harapan Kota Solok Propinsi Sumatra Barat).Tesis. terkait dalam hal penanganan anak jalanan
Bogor. Institut Pertanian. telah memberikan dampak kepada
9
https://www.unicef.org/indonesia/id/resources_7444. masyarakat baik yang dapat mengambil dari
htmlpada tanggal 24 Februari 2017 pukul sisi positifnya bahwa ada pembelajaran dari
06.57 WITA
113

pihak keluarga untuk memberikan perhatian disediakan namun masih saja ada masyarakat
dan pengawasan kepada anaknya agar tidak yang tidak tahu apa saja bentuk partisispasi
lagi kembali ke jalan dan untuk sisi masyarakat dalam hal menangani anak
negatifnya bahwa inilah menjadi fenomena jalanan begitupun dengan hak dan kewajiban
anak jalanan bahwa yang terjadi anak jalanan beserta larangan yang mesti diketahui oleh
yang terus-terusan berada di jalanan ini tidak masyarakat luas maka dari itu Dinas Sosial
terlepas dari keinginan orangtuanya yang dan stekholder lainnya dapat memberikan
mengingkan anaknya untuk bekerja dan dengan rutin dan terjadwal untuk sosialisasi
membantu keuangan keluarga dengan dan kampanye dalam penangan anak jalanan
bekerja di jalanan. dikota Makassar.
b. Pemantauan, Pengendalian dan Menurut Peraturan Daerah No 2
Pengawasan Tahun 2008 pasal 11 menjelaskan pembinaan
Berdasarkan hasil data yang lanjutan dilakukan terhadap anak jalanan,
diperloleh bahwa hasil penertiban yang gelandangan, pengemis dan pengamen
dilakukan oleh dinas sosial dan instansi sebagai upaya meminimalkan atau
terkait tercatat bahwa dari tahun 2014-2017 membebaskan tempat-tempat umum dari
jumlah anak jalanan hasil penertiban anak jalanan, gelandangan, pengemis dan
mengalami kenaikan baik anak jalanan laki- pengamen. Adapun pembinaan lanjutan yang
laki dan perempuan.di tahun 2016 saja anak dilakukan dengan cara :
jalanan yang berhasil dijaring sebanyak 372 a. Perlindungan
anak. Terkait dengan perlindungan anak
Ini menunjukkan bahwa hasil menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1974
Pemantauan, pengendalian dan pengawasan tentang kesejahteraan anak dinyatakan bahwa
yang dilakukan sudah berjalan dengan baik anak adalah potensi serta penerus cita-cita
karena hasil dari inilah ternyata masih ada bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan
anak yang didapatkan dijalan walaupun oleh generasi sebelumnya.Agar anak setiap
jumlahnya tetap bertambah tapi dinas sosial mampu memikul tanggung jawab tersebut
telah melakukan semaksimal mungkin untuk maka perlu mendapat kesempatan yang
mengurangi dengan berpatroli dan sosialisasi seluas-luasnya untuk tumbuh dan
dilakukan namun bahwa untuk hal ini berkembang dengan wajar secara rohani,
pemantauan, pengendalian dan pengawasan jasmani dan sosial.
bukan hanya tugas dari dinas sosial namun Dinas sosial dalam hal ini telah
pihak keluarga khususnya dan lingkungan melakukan perlindungan kepada anak jalanan
sekitar yang menjadi pusat untuk memantau dengan baik dengan melibatkan pekerja
mengendalikan dan mengawasi anak-anak sosial untuk menangani tindakan lanjutan
yang semestinya butuh perlindungan dan dari hasil assessment anak jalanan. Hasil
ruang untuk belajar dan bermain bukan assessment dapat dilihat bahwa alasan anak
bekerja apalagi dijalanan. sampai turun ke jalan disinilah pekerja sosial
c. Sosialisasi dan Kampanye dapat menentukan langkah apa yang dapat
Upaya Dinas Sosial dalam diambil untuk memecahkan masalah anak
mensosialisasikan dan mengkampanyekan jalanan tersebut.
adanya peraturan daerah belum berjalan b. Pengendalian Sewaktu-waktu
maksimal walaupun peraturan daerah ini di Dalam pembinaan lanjutan untuk hal
sahkan pihak dinas sosial dan telah gencar pengendalian sewaktu-waktu dinas sosial
melakukan sosialisasi dan kampanye kepada telah melakukan semaksimal mungkin
masyarakat di posko-posko yang telah dengan melakukan patroli di beberapa ruas
114

jalan dikota Makassar dan tempat umum melaksanakan dengan baik bahwa hasil dari
yang menjadi keramaian masyarakat kota pengungkapan dan pemahaman masalah
Makassar. Pengendalian sewaktu-waktu dinaa sosial memberikan solusi kepada pihak
diperuntukkan untuk melindungi anak keluarga yang terjadi bahwa kasus yabg ada
jalanan dari oknum-oknum yang anak jalanan yang putus sekolah solusinya
mengatasnamakan lembaga sosial atau panti akan dikembalikan untuk bersekolah lagi dan
asuhan yang melakukan aktivitas ditempat anak yang ingin mengasah kemampuannya
umum. diberikan pembinaan yaitu pelatihan
c. Penampungan sementara keterampilan yang telah disediakan oelh
Dari data yang ada bahwa setiap dinas sosial.
tahunnya di RPSA Turukale menampung f. Pendampingan Sosial
anak jalanan yang meningkat dari rahun ke Pendampingan sosial telah dilakukan
tahun.Di tahun 2017 saja jumlah anak semaksimal mungkin oleh dinas sosial dari
jalanan yang pernah berada di RPSA data yang diperoleh bahwa di tahun 2016
Turikale sebanyak 50 anak. Walaupun saja dinas sosial telah melakukan
terbatas dengan sarana yaitu lokasi yang pendampingan ke keluarga anak jalanan
tidak begitu luas untuk menampung anak tapi sebanyak 60 keluarga anak jalanan. Di tahun
di RPSA semampunya telah melakukan 2017 sampai bulan mei sebanyak 120
sesuai dengan kemampuan yang ada dengan pendampingan keluarga anak jalanan. Ini
1 ruang belajar dengan buku-buku bacaan, 2 disebabkan karena makin merebaknya
ruang kamar dengan tempat tidur susun dan masalah fenomena anak jalanan yang perlu
diluar ada taman bermain. Anak yang berada ditangani. Melalui proses pendampingan
di RPSA biasanya mereka tidak sampai tiga dengan melakukan home visit ke rumah anak
hari karena lebih cepat dijemput oleh pihak jalanan maka disinilah cara yang tepat untuk
orangtuanya dan biasanya rumahnya juga pendekatan kepada pihak keluarga untuk
tidak begitu jauh dari RPSA. membujuk agar anak dapat mengikuti
d. Pendekatan Awal program keterampilan yang telah disediakan
Dinas sosial dalam hal pendekatan dinas sosial selain itu pekerja sosial juga bisa
awal kepada anak jalanan telah dilaksanakan memberikan atahan-arahan dan masukan
dengan baik dengan melihat hasil pendataan kepada pihak keluarga agar anak baiknya
sementara disinilah pekerja sosial merujuk tidak akan turun ke jalan lagi dengan tetap
untuk mengetahui apa akar permasalahan membantu keluarga sesuai jalur yang tepat.
dari anak dan keluarga. Pendekatan awal g. Rujukan
penting karena disini pihak pekerja sosial Rujukan di lakukan apabila anak
akan mencari tahu terlebih dahulu bagaimana jalanan membutuhkan penanganan lebih
kondisi keluarga anak jalanan. lanjut seperti mengikutkan anak ke
e. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah pendidikan formal dan non formal. Ini
(Assesment) dilakukan kepada anak yang putus sekolah
Dalam pengungkapan dan hasil dari assessment yang diperoleh anak
pemahaman masalah (assessment) ini saling akan di usahakan untuk bisa bersekolah
berkaitan antara tahap sebelumnya. Setelah kembali. Untuk yang non formal anak akan
mengetahui apa akar masalah dari pihak di ikutkan untuk melakukan pelatihan
keluarga anak jalanan maka pihak dinas keterampilan yang diberikan oleh dinas
sosial yaitu pekerja sosial akan memberikan sosial seperti keterampilan menjahit dan
solusi sesuai dengan kebutuhan dari anak perbengkelan. Diberikan kepada Anak
jalanan. Untuk tahap ini dinas sosial telah jalanan usia 15 tahun keatas sesuai dengan
115

minatnya. Tujuan akan akan hal ini agar Dalam mendukung keinginan
kedepannya anak jalanan memiliki usaha pemerintah kota Makassar untuk
sendiri dengan minatnya tersebut karena mengurangi jumlah anak jalanan yang
setelah mengikuti keterampilan nantinya beraktifitas di jalan maupun di
peralatan dan perlengkapan tersebut akan tempat-tempat umum kota Makassar.
diberikan langsung kepada anak jalanan, Maka di buatlah aturan tersebut
sehingga nanti mereka bisa sebagai alat dasar hukum yang
mempraktekkannya dan mengembangkan dipakai dalam mengurangi jumlah
usahanya. Selain itu dengan keterampilan ini anak jalanan di kota Makassar dengan
dapat membuat anak jalanan memanfaatkan cara memberikan pembinaan-
waktunya dengan lebih melatih dirinya dan pembinaan.
memanfaatkan waktunya dengan lebih baik Dengan mengikuti pembinaan seperti
untuk tidak kembali lagi ke jalan. keterampilan sesuai dengan minatnya
Adapun untuk anak dilakukan untuk diharapkan anak tersebut tidak
pembinaan rehabilitasi sosial melalui sistem kembali beraktifitas di jalan ataupun
panti yang bekerjasama antara dinas sosial tempat umum lagi dengan
dengan lembaga terkait seperti YKP2N untuk keterampilan yang telah dimiliki
anak-anak yang terindikasi menggunakan sekiranya dapat membantu dan
narkoba dengan melakukan pembinaan mengembangkan potensi anak dengan
adapun bimbingan-bingan yang diberikan baik.
oleh YKP2N ke anak jalanan yang 2. Tersedianya Sumber Daya Manusia
terindikasi narkotika dan ke Rujukan Dinas (SDM) yang memadai dalam
Sosial Kota Makassar ke PSMP Toddopuli pembinaan anak jalanan di kota
yaitu anak jalanan yang telah berkali-kali di Makassar
tertibkan oleh Tim Patroli Dinas Sosial dan Dalam mendukung program
tidak mampu lagi dibina orangtuanya. pembinaan yang di lakukan oleh
Namun yang terjaring pada saat patroli Dinas Dinas Sosial kota Makassar tidak
Sosial pada saat itu adalah semua kategori terlepas dari beberapa instansi dan
dewasa dengan usia di atas 18 tahun. lembaga yang ikut andil dalam hal
Walaupun seperti itu PSMP masih terbuka tersebut. Dalam hal pembinaan saja
dengan hal tersebut demi melindungi dari adanya kinerja dari pegawai maupun
prilaku rentan atas kriminal maka pada saat aparatur baik dari Dinas Sosial Kota
itu ada salah satu rujukan dari Dinas Sosial Makassar, Pekerja sosial dari
kota yang melakukan rehabilitasi di PSMP Kementerian Sosial, Satpol PP
Toddopuli dengan mengikuti pelatihan (Satuan Polisi Pamong Praja) dan
keterampilan dan pembinaan lainnya. Polrestabes kota Makassar. Dengan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya sumber daya manusia tersebut
pelaksanaan fungsi Dinas Sosial dalam dapat menjalankan kebijakan dengan
perlindungan anak jalanan di Kota baik sehingga dapat dirasakan
Makassar dampaknya oleh anak jalanan dan
a. Faktor Pendukung masyarakat sekitar.
1. Adanya Regulasi Peraturan Daerah 3. Tersedianya layanan masyarakat
No 2 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Layanan masyarakat menjadi
Anak Jalanan sebagai dasar hukum pendukung suatu instansi untuk
dalam mengurangi jumlah anak membuka pelayanan sehingga mudah
jalanan dengan baik. di akses dengan kecanggihan
116

teknoligi yang tersedia sekarang Sosial belum merata ke semua lapisan


kiranya dapat mempermudah masyarakat karena masih ada saja
informasi keberadaan anak jalanan di masyarakat yang memberikan uang
wilayah kota Makassar dengan kepada anak jalanan dengan rasa iba.
layanan call center, dan aplikasi 3. Efektifitas kerjasama antara Dinas
Whatsup dimiliki dinas sosial kota Sosial dengan Lembaga terkait dalam
Makassar ini dapat membantu perlindungan anak jalanan di Kota
pencegahan penyebarluasan anak Makassar
jalanan di kota Makassar. a. Adanya data rujukan anak jalanan
b. Faktor penghambat dari Dinas Sosial ke YKP2N
1. Belum adanya tempat Rehabiltasi Rujukan diperkuat dengan data
Sosial yang diperoleh oleh peneliti yaitu tahun
Inilah yang menjadi satu 2016 ada 46 anak jalanan yang di
kendala dalam hal penanganan anak menjadi rujukan ke ykp2n namun dengan
jalanan di kota Makassar karena jika keterangan 33 anak menjadi rawat inap
ada tempat rehabilitasi jumlah akan atau di lakukan rehabilitasi, Rawat jalan
adanya anak jalanan setiap tahunnya 1 anak dan 4 anak yang dikembalikan di
akan menurun dengan memberikan Dinas Sosial kota Makassar.
mereka tempat untuk bisa mengasah Rujukan tersebut tidak terlepas
keterampilan melalui minat dan sampai situ saja.Anak jalanan yang
bakatnya selain itu mereka lebih bisa dirujuk tetap dilakukan kordinasi dengan
mengisi waktunya dengan hal yang menjalin komunikasi dengan orangtua
lebih produktif dengan mengikuti anak jalanan dan pihak
berbagai kegiatan di dalam tempat YKP2N.komunikasi yang dilakukan
rehabilitasi jadi untuk memberikan biasanya terkait ketika orangtua ingin
mereka ruang untuk di jalan akan anaknya dikeluarkan dari tempat
lebih kecil. Ketika mereka sudah rehabilitasi dan ketika pemulangan anak
memiliki keterampilan yang di tekuni setelah masa rehabilitasinya selasai
mereka akan bisa menghasilkan usaha selama 6 bulan pihak pekerja sosial tetap
sendiri tanpa kembali turun ke jalan. memberikan arahan kembali ke pihal
2. Kurangnya sosialisasi kepada keluarga.
masyarakat b. Adanya rujukan dari pihak dinsos ke
Dinas Sosial kota Makassar PSMP Toddopuli Makassar
dalam usahanya untuk menyelesaikan Untuk hal rujukan anak jalanan
permasalahan anak jalanan, tentunya dari Dinas Sosial ke Panti sosial Marsudi
tidak hanya terletak pada aparaturnya Putera masih sampai batas pelayanan
saja tetapi dibutuhkan partisipasi dan sementara. Hanya 7 orang sampai ke
perhatian masyarakat karena tahap assessment namun tidak memenuhi
masyarakat Makassar menjadi objek syarat karena mereka umurnya 18 tahun
utama dari para anak jalanan untuk ke atas dan hanya 1 orang yang
mendapatkan penghasilan dengan mengikuti program rehabilitasi di PSMP
pemberian uang secara langsung akan Toddopuli. Hal inipun masih
memberikan kebiasaan kepada anak dipertimbangkan oleh pihak rehabilitasi
jalanan untuk kembali lagi ke jalan. sosial di PSMP Toddopuli Makassar
Adapun sosialisasi dan karena PSMP untuk anak yang
kampanye yang telah dilakukan Dinas berhadapan dengan hukum dan menerima
117

diversi dari kepolisian dan pengadilan lanjutan dengan melakukan


negeri. rehabilitasi sosial.
PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Buku
Pelaksanaan Fungsi Dinas Sosial Dalam Badan Kesejahteraan Sosial Nasional
Perlindungan Anak Jalanan di Kota (BKSN) 2000, Modul Pelatihan Pimpinan
Makassar maka dapat disimpulkan sebagai Rumah Singah Jakarta : Direktorat
berikut Kesejahteraan Anak, Keluarga Anak
1. Upaya Dinas Sosial dalam Terlantar dan Lanjut Usia, Deputi
perlindungan anak jalanan di kota Bidang Peningkatan Kesejahteraan
Makassar telah berjalan dengan baik Sosial
dalam pembinaan pencegahan yang Marwan Setiawan. Cetakan pertama
meliputi pendataan, pemantauan, 2015.Anak dan Remaja, Bogor:Ghalia
pengendalian dan pengawasan, Indonesia
Sosialisai dan Kampanye begitupun Bagong Suyanto, 2013. Masalah Sosial
Pembinaan Lanjutan yang dilakukan Anak. Jakarta: Kencana.
dengan cara perlindungan, Basrowi & Suwandi. 2008. Mamahami
pengendalian sewaktu-waktu, penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
penampungan sementara, pendekatan Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2015.
awal, pengungkapan dan pemahaman Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
masalah, pendampingan sosial dan Aksara
rujukan. Departemen Sosial RI, 2001. Intervensi
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Psikososial. Jakarta: Departemen Hamid
pelaksanaan fungsi Dinas Sosial Isbandi Rukminto Adi, 2013. Kesejahteraan
dalam perlindungan anak jalanan di Sosial (Pekerja Sosial, Pembangunan
Kota Makassar yaitu faktor Sosial dan Kajian Pembangunan).
pendukung Adanya Regulasi Jakarta: PT Raja Grafindo
Peraturan Daerah No 2 Tahun 2008 Maidin Gultom, 2006. Perlindungan Hukum
Tentang Pembinaan Anak Jalanan Terhadap Anak Dalam Sistem
sebagai dasar hukum dalam Peradilan Pidana Anak Di Indonesia.
mengurangi jumlah anak jalanan Bandung: Refika Aditama
dengan baik, Tersedianya Sumber Maulana Hassan Wadong, 2000. Advokasi
Daya Manusia (SDM) yang memadai dan Hukum perlindungan
dalam pembinaan anak jalanan di Anak.Jakarta: Grasindo.
kota Makassar dan Moh Shocib, 2000. Pola Asuh Orang Tua
tersedianyalayanan masyarakat. dalam Membantu Anak
Faktor penghambat Belum adanya mengembangkan disiplin diri. Jakarta:
tempat Rehabiltasi Sosial dan Rineka Cipta
Kurangnya sosialisasi kepada Patilima. 2007. Metode Penelitian Kualitatif.
masyarakat Bandung: Alfabeta
3. Efektifitas kerjasama antara Dinas Sri Rahaju. 2016. Ilmu Sosial Budaya.
Sosial dengan Lembaga terkait dalam Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
perlindungan anak jalanan di Kota W.J.S. Purwadarminto, 1986. Kamus Umum
Makassar telah berjalan efektif Bahasa Indonesia. Jakata: Nilai
dengan YKP2N dalam pembinaan Pustaka.
Peraturan Undang-Undang
118

Undang-Undang Dasar Negara Republik Zulfadli. 2014. Pemberdayaan Anak Jalanan


Indonesia Tahun 1945 dan Orangtuanya Melalui Rumah
Undang-Undang Republik Indonesia No 35 Singgah (Studi Kasus Rumah Singgah
Tahun 2014 Tentang Perlindungan Amar Makruf I Kelurahan Pasar Panda
Anak Air Mati Kecamatan Tanjung Harapan
Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Kota Solok Propinsi Sumatra
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Barat).Tesis. Bogor. Institut Pertanian.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Internet
Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan http://febasfi.blogspot.co.id/2012/11/pengerti
Anak an-dan-karakteristik-anak.html
Undang-Undang Republik Indonesia No 39 https://www.unicef.org/indonesia/id/resource
Tahun 1999 Tentang HAM s_7444.html
Kitab Undang Hukum Perdata
Konvensi Hak Anak
Peraturan Daerah Walikota No 2 Tahun 2008
Tentang Pembinaan anak jalanan,
Gelandangan, Pengemis dan
pengamen di Kota Makassar.
Peraturan Daerah Kota Makassar No 22
Tahun 2005 Tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Sosial Kota Makassar
SKRIPSI
Dwi Purnama Wati. 2014. Pelaksanaan
Fungsi Pengawasan Pendidikan Agama
Islam Terhadap Guru Pendidikan
Agama Islam di Kota Bandar Lampung.
Skripsi. Universitas Lampung.
Febyanti Putri. 2014. Pelaksanaan
Pemberian Izin Oleh Kepolisian di Kota
Bandar Lampung. Skripsi.
Universitas Lampung.
Haidir Ali. 2014. Peranan Lembaga
Perlindungan Anak Bagi Anak Jalanan Di
Kota Makasaar.skripsi. Universitas
Hasanuddin.
Muh.Sahar. 2015. Kinerja Dinas Sosial
dalam Pelaksanaan Program Pembinaan
Anak Jalanan di Kota
Makassar.Makassar. Universitas Hasanuddin
Asriati. 2002. Peranan Rumah singgah
yayasan ulul azmi dalam upaya
penanganan anak jalanan di kota
Makassar. skripsi. Universitas Negeri
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai