Anda di halaman 1dari 43

EWS (Early Warning Scoring System)

TIM KODE BIRU Rumah Sakit Umum Daerah


Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Data WHO: Resiko kematian 2010

RUMAH SAKIT KECELAKAAN PESAWAT


1 : 300 1 : 1.000.000

2
3
Permasalahan :
• Banyak pasien rawat inap yg mengalami kegawatan
(actually many ICU’s patient outside the ICU)
• Mayoritas pasien-pasien yang mengalami henti jantung
tiba-tiba (“sudden” cardiac arrest) sebelumnya
menderita gangguan yang sebenarnya bisa dikenali
seperti hipotensi, takikardia, hipertermia atau takipnea
• Kurang lebih sepertiga pasien yang dirawat di ICU
menerima pelayanan yg sub-optimal di ruangan atau
emergency room

4
Permasalahan :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa TTV tidak secara
konsisten dikaji, dicatat dan diinterpretasikan

Penyebab hal ini adalah:


• Tingginya Beban Kerja
• Persepsi terhadap pemeriksaan TTV: Rutinitas, basic,
tidak penting, time consuming
• Belum adanya standarisasi interpretasi hasil
pemeriksaan TTV
• Tidak jelasnya kewenangan dalam pengambilan
keputusan
(Rose, 2010) 5
Deteksi dini dan pelaporan perubahan TTV
adalah tindakan yang sangat penting, karena
penundaan dalam memulai tindakan yang tepat
dapat berdampak buruk terhadap hasil keluaran
perawatan pasien.
(Chalfin et al, 2007)

6
EWS
• Pertama kali dikembangkan oleh Morgan dan
kawan-kawan pada tahun 1997
• Dinilai berdasarkan 5 parameter fisiologis:
– Tekanan darah Sistolik
– Laju Nadi
– Laju Napas
– Suhu
– Kesadaran (AVPU)

7
DEFINISI
• EWSS adalah sebuah sistem skoring yang
digunakan sebelum pasien mengalami kondisi
kegawatan.
• Skoring EWSS disertai dengan algoritme tindakan
berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien.
• EWSS digunakan sebagai komponen untuk Tim
Medik Reaksi Cepat dalam menangani kondisi
kegawatan pada pasien di RS.
• EWSS lebih berfokus kepada mendeteksi
kegawatan sebelum hal tersebut terjadi.
(Duncan & McMullan, 2012)
8
DEFINISI
• EWS adalah suatu metode untuk mendeteksi perburukan
kondisi pasien, sebelum mengalami kegawatan

• EWS mendeteksi perburukan kondisi pasien dengan


memberikan skor pada pemeriksaan tanda tanda vital

• EWS membantu perawat & dokter melakukan intervensi


yang lebih dini

• Tanda penurunan/perburukan kondisi muncul 6-8 jam


sebelum pasien mengalami kegawatan (henti jantung)

9
SNARS
STANDAR PAP 3.1
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali)
perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu
melakukan tindakan
• Ada regulasi pelaksanaan Early Warning System
(EWS) (R)
• Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS (D,W)
• Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS
(D,W,S)
• Tersedia pencatatan hasil EWS (D,W)

10
• Penanganan resusitasi pasien harus seragam
dan terdapat di seluruh bagian rumah sakit
• (Pelayanan Pasien 3.2, Komite Akreditasi
Rumah Sakit)

11
Manfaat sistem skoring pada EWS

• Sederhana , hanya memerlukan peralatan


pemantauan dasar
• Dapat diulang (reproducible), oleh observer
yang berbeda
• Dapat diterapkan pada tim multiprofesional
• Membutuhkan staf terlatih yang minimal

12
Prinsip Dasar EWS
• Identifikasi perubahan dan respon pasien terhadap
perburukan kondisi fisiologis selama dalam perawatan
• EWS tidak menggantikan parameter pemanggilan
code blue/ kegawatan (single parameter) tetapi
melengkapi
• Terdapat sistem aktivasi tim responder yang kompeten
dan responsif
– Kuning: Perawat Primer/KaTim/PJ Shift (<45 menit)
– Orange: DPJP/ Dr. Jaga Konsulen (<30 menit)
– Merah: Tim Medis Reaksi Cepat/Tim Code Blue/ MET (<5
menit)

13
Who, When and Where
EWS digunakan oleh :
• Perawat EWS digunakan ketika :
• Dokter • Assesment awal
• Peserta didik • Pemantauan setiap
shift
EWS digunakan di : • Sebelum transfers
• Rawat inap non ICU
• Sebelum pulang
• Rawat jalan
• Ruang persiapan
• Ruang pemulihan
14
JENIS EWS
• EWS (Early Warning System)
• NEWS (National Early Warning Score)
• MEWS (Modified Early Warning System)
• PEWS (Pediatric Early Warning Signs)
• OEWS (Obstetric Early Warning Score)

16
17
18
ALGORITMA DEWASA
Hijau • Kondisi pasien stabil
0-1 • Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS 1x/ shift

• Kaji ulang skor oleh KB/ Katim (ISBAR dan TbaK)


Kuning
2-3 • Tentukan masalah dan tindakan untuk mengatasinya
• Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS per 2 jam

• Kaji ulang skor oleh KB/ Katim, diketahui oleh dokter


jaga dan DPJP (ISBAR dan TBaK)
Orange
• Dokter menentukan tindakan sesuai kondisi pasien
4-5
• Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS setiap 1 jam
• Pertimbangan alih rawat ke ruang intensive
20
ALGORITMA DEWASA
• Total skor > 6
• Atau ada satu nilai 3 di salah satu parameter
• Aktifkan Kode Biru, perawat ruangan menangani
kegawatan pasien
Merah • DPJP menentukan rencana perawatan selanjutnya dan
>6 berkolaborasi dengan Tim dokter yang lain (ICU)
• DPJP menentukan kapan dilakukan pemantauan dan
evaluasi ulang tentang kondisi pasien

21
PEWS
<1
3 bulan

42 – 11 bulan

1 – 4 tahun

5 – 11 tahun

> 12 tahun
22
PEWS
Neonatus
< 1 bulan

2 – 11 bulan

1 – 3 tahun

4 – 11 tahun

> 12 tahun
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
ALGORITMA ANAK
Hijau • Kondisi pasien stabil
0-2 • Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS 1x/ shift

• Kaji ulang skor oleh KB/ Katim (ISBAR dan TbaK)


Kuning
3 • Tentukan masalah dan tindakan untuk mengatasinya
• Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS per 2 jam

• Kaji ulang skor oleh KB/ Katim, diketahui oleh dokter


jaga dan DPJP (ISBAR dan TBaK)
Orange
• Dokter menentukan tindakan sesuai kondisi pasien
4
• Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS setiap 1 jam
• Pertimbangan alih rawat ke ruang intensive
33
ALGORITMA ANAK
• Total skor > 5
• Atau ada satu nilai 3 di salah satu parameter
Merah • Aktifkan Kode Biru, perawat ruangan menangani
>5 kegawatan pasien
• DPJP menentukan rencana perawatan selanjutnya dan
melakulan kolaborasi dengan Tim dokter yang lain
(NICU/PICU)
• DPJP dan tim dokter yang lain menentukan kpan
dilakukan pemantauan ulang kondisi pasien

Skor 2 tambahan untuk ¼ jam nebulasi (terus menerus) atau muntah


persisten setelah operasi
34
MEOWS

35
ALGORITMA IBU HAMIL
Hanya putih Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS 1x/ shift
• Kaji ulang skor oleh KB/ Katim (ISBAR dan TbaK)
• Tentukan masalah dan tindakan untuk
Satu kuning mengatasinya
• Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS per 1
jam atau lebih sering sesuai indikasi
• Kaji ulang skor oleh KB/ Katim, diketahui oleh
dokter jaga dan DPJP (ISBAR dan TBaK)
> 2 kuning • Dokter menentukan tindakan sesuai kondisi
atau 1 merah pasien
• Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS setiap
30 menit
• Pertimbangan alih rawat ke ruang intensive 36
ALGORITMA IBU HAMIL
• Kaji ulang skor oleh KB/ Katim, diketahui oleh
dokter jaga dan DPJP (ISBAR dan TBaK)
• Dokter menentukan tindakan sesuai kondisi
2 merah pasien
• Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS setiap
15 menit
• Pertimbangan alih rawat ke ruang intensive
• Aktifkan Kode Biru, perawat ruangan menangani
kegawatan pasien
• DPJP menentukan rencana perawatan
> 2 merah selanjutnya dan berkolaborasi dengan Tim
Dokter (ICU)
• DPJP dan tim dokter menentukan kapan
dilakukan pemantauan ulang kondisi pasien 37
45
46
IDENTIFY Salam : Selamat pagi

Nama : Saya perawat Dika

Nama ruangan : Dari Ruangan Teratai

Nama rumah sakit : RSKD

47
SITUATION
Saya menelepon tentang pasien :
• Nama pasien : Dani, 50 tahun
• Diagnosa : Ca Buli
• Keluhan : saat ini pasien hematuria
• TTV : A: bebas
B: RR 25x/ menit
SpO2 95 dgn nasal kanul 3 lpm
C: Nadi 100x/menit
TD 100/50. Suhu: 37.0 C
Akral hangat kering merah
D: Somnolen. GCS 10

48
BACKGROUND
Pasien mengalami :
• Peningkatan napas dan dangkal
• Saturasi mulai menurun
• Terdapat hematuria
• Tekanan darah mulai turun
• Laju nadi meningkat
• Penurunan kesadaran sejak 30 menit
yang lalu
• Nilai NEWSS ada yang 3

49
ASSESSMENT Saya rasa pasien saat ini mulai
menunjukkan tanda-tanda kekurangan
cairan akibat hematuria

50
RECOMMENDATION
Rencana saya:
• Memberikan terapi shock hemoragic
• Cek darah lengkap
• Konsul ICU
Apakah ada terapi lain dari DPJP?
Kapan saya harus memberi laporan ulang?

51
52

Anda mungkin juga menyukai