Anda di halaman 1dari 21

Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No.

1, Tahun 2022

TRANSFORMASI PERAN AKUNTAN DI ERA SOCIETY 5.0

OLEH:
Hilda Novikasari Butarbutar
(hilda.novikasari@widyatama.ac.id)
Allya Nadia Itra Ardana Putri
(allya.nadia@widyatama.ac.id)
Fadhila Zahra
(fadhila.zahra@widyatama.ac.id)
KOTA BANDUNG 2020

ABSTRAK

This research is titled transformation of the role of accountants in the era of society 5.0. This
study aims to determine the transformation of the role of accountants in the era of society
5.0. This research is qualitative descriptive research. The purpose of writing this article is
to determine the extent of rapid development of Technology have an impact on the
accounting profession. Results of the writing of this article that rapid development of
Technology has an impact on the accounting profession to improve their analitycs
competence, financial statement interpretation and skills in the field of digital Technology.

Keywords : society 5.0, accountant, Technology

Penelitian ini berjudul Transformasi Peran Akuntan di Era Masyarakat 5.0. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui transformasi peran akuntan di era masyarakat 5.0. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana pesatnya perkembangan Teknologi berdampak pada profesi
akuntan. Hasil dari penulisan artikel ini bahwa perkembangan Teknologi yang pesat
berdampak pada profesi akuntan untuk meningkatkan kompetensi analitis, interpretasi
laporan keuangan dan keterampilan di bidang Teknologi digital.

Kata kunci : masyarakat 5.0, akuntan, Teknologi

22
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah akuntansi dimulai ketika sistem pembukuan ganda diciptakan oleh Luca
Pacioli pada tahun 1494. Saat itu, selain menjelaskan pencatatan ganda (debit-kredit),
yang mencatat akun-akun yang memiliki dimensi fisik atau legal (kas, persediaan, harga
pokok persediaan), Pacioli juga sudah mengembangkan konsep abstrak mengenai
pendapatan (income) dan modal (capital) untuk mengatasi permasalahan pencatatan
terkait perbedaan antara harga jual dengan harga pokok barang yang dijual. (Financial
Accounting Theory, Scott ,2012)
Sawarjuwono (1997) mengindikasikan bahwa akuntansi sebenarnya berasal dari
Islam. Akuntansi berkembang dan menyebar bersamaan dengan penyebaran
perdagangan bangsa Arab yang dapat diindikasikan sebagai penyebaran agama Islam.
Mereka sambil berdagang sekaligus mengajarkan cara mencatat kegiatan
perdagangannya, yang selanjutnya ditenggarai cara inilah asal-usul pembukuan dagang.
Pendapat Sawarjuwono (1997) sedemikian ini, pada saat itu, ditentang oleh para
pendukung pemikiran mainstream yang telah tertanam bahwa pembukuan atau
akuntansi adalah berasal dari Itali. .( Sawarjuwono, T., Basuki, B., & Harymawan,
I,2011)
Pada Era Revolusi Industri 5.0 saat ini Perkembangan Teknologi meningkat
pesat, semakin pintarnya mesin dan robot dapat melakukan tugas yang juga dilakukan
oleh manusia, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh pada Profesi yang ada. Lima
tahun kedepan profesi jasa penilaian, aktuaria, dan akuntansi akan digantikan oleh robot
yang menggunakan system algoritma dalam menjelaskan tugasnya (Sri Mulyani,2019)
Konsep Society 5.0 muncul pada tahun 2015 di Jepang (Abreu, 2018), dalam inisiatif
politik nasional strategis (Harayama, 2017). Society 5.0 mengikuti, sampai batas
tertentu, Industri 4.0, dan, sementara Industri 4.0 berfokus pada produksi, Society 5.0
berupaya menempatkan manusia sebagai pusat inovasi. Ini juga memanfaatkan dampak
teknologi dan hasil Industri 4.0, dengan pendalaman integrasi teknologi dalam
peningkatan kualitas hidup, tanggung jawab sosial dan keberlanjutan (Serpanos, 2018)

23
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

Society 5.0 adalah masyarakat informasi yang dibangun di atas Society 4.0, yang
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat makmur yang berpusat pada manusia”
(Harayama , 2017). Society 5.0 mengusulkan untuk “memajukan potensi hubungan
individu dengan teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup semua orang
melalui masyarakat super pintar (super smart society) ” (Serpa & Ferreira, 2018,
paragraf 1) dan yang muncul, sebagian , sebagai konsekuensi penerapan konsep Industri
4.0. dan dampaknya (Shamim, 2017 et al).
Akuntansi menurut America Accounting Association (AAA) adalah proses
mengidentifikasi, mengenali, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut (Sadeli, 2014:2).
Menurut Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) mengeluarkan
laporan bertajuk The Future of Jobs Report 2020 mengatakan adanya kekhawatiran
akan hilangnya pekerjaan yang didorong oleh penetrasi teknologi terbaru yaitu big data
and cloud computing dalam dunia akuntan . Bahwa hasil survey menjelaskan secara
global, 43,2% dari jumlah perusahaan yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan
mengurangi jumlah karyawan saat ini dikarenakan integrasi teknologi dan otomasi.
Dalam data tersebut di jelaskan bahwa salah satu pekerjaaannya adalah profesi akuntan
.(WEF, 2020)
Besar kemungkinan profesi akuntan tergantikan oleh robot adalah 95
persen.(Subur,2019). Besarnya prosentase tersebut diperoleh dari perkembangan
Robotics and Data Analytics (Big Data) yang banyak mengambil alih tugas dasar
akuntan seperti mencatat transaksi, mengolah transaksi, dan memilah transaksi. Oleh
karena itu, para akuntan dituntut untuk mengembangkan kompetensi yaitu menganalisis
data, pengembangan teknologi informasi, dan kemampuan kepemimpinan.
(Imran,2020)
Menanggapi permasalahan diatas maka kami berinisiatif untuk melakukan
penelitian dalam menganalisa kasus Transformasi Peran Akuntan di Era Society 5.0
untuk mengetahui bagaimana gambaran profesi akuntan kedepannnya.
Oleh karena itu karya tulis yang kami susun berjudul “Transformasi Peran
Akuntan di Era Society 5.0 ”. Akan menjadi sebuah analisa dan gagasan yang solutif
dalam mencermati keadaan Era Society 5.0.

24
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi di era society 5.0 terhadap peran
akuntan dan bagaimana gambaran profesi akuntan kedepannya?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui perubahan
peran akuntan di era society 5.0 dan memberikan gambaran bagaimana profesi
akuntan kedepannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi


Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan
penyajian dengan cara-cara tertentu mengenai transaksi-transaksi keuangan perusahaan
atau badan usaha lain serta penafsiran terhadap hasil kegiatannya (Soemarso, 2009:90).
Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi
yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada
pihak-pihak yang memiliki kepentingan (Stakeholders) terhadap hasil kinerja dan
kondisi keuangan perusahaan (Heri S.E.,M.Si.,2015:6)

2.2 Perkembangan Akuntansi di Indonesia


Perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi seiring dengan perkembangan
dunia bisnis baik dibidang industri jasa manufakturing maupun perdagangan Akuntansi
sebagai suatu aktivitas jasa, sangat bergantung perkembangannnya pada aktivitas suatu
komunitas. Bisnis di Indonesia dalam perkembangannya mengalami kemajuan-
kemajuan yang sangat besar terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin
maju dunia bisnis, tentu akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi
yang terjadi baik dari sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri. Pada
akhirnya hal imi akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu
sendiri (Drs.Hadri Mulya, M.Si 2013:4).

25
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

Akuntansi di Indonesia sebenarnya sudah masuk ke Indonesia sejak zaman


kerajaan di masa yang lalu, seperti kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan
Mataram dapat disebut menjadi ‘pintu masuk’ bagi akuntansi
untuk berkembang di Indonesia (Waluyo, 2008, hlm. 19). Sejak tahun 1642, akuntansi
sudah mulai diterapkan di Indonesia (Purwanti & Nugraheni, 2001, hlm. 2).

Awalnya tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang akuntansi.
Kalaupun ada, pada zaman penjajahan Belanda mereka hanyalah merupakan tenaga-
tenaga pembantu ataupun pelaksana. Orang Indonesia pertama yang bekerjadi bidang
akuntansi adalah J. D. Massie yang pada zaman itu diangkat sebagai pemegang buku
untuk jawatan akuntan pajak. Pada zaman pendudukan Jepang,Indonesia sangat
kekurangan tenaga khususnya di bidang akuntansi. Jabatan jabatan pimpinan di
keuangan didominasi sebanyak 90% oleh bangsa Belanda.Melihat hal itu seorang
bernama Bapak Slamet mendirikan kursus-kursus untukmengisi jabatan tadi yang
didominasi oleh orang-orang Indonesia (Pujiyanti, 2015,hlm. 10).

Istilah akuntan pun baru berlaku ketika UU No. 34 Tahun 1954. Kemudian3
tahun berikutnya dibentuklah sebuah ikatan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI
(Murwanto, Khanna, & Zijl, 2011, hlm. 151-153).

Namun pada periode waktu berikutnya, gelar akuntan tidak dapat diberikan
dengan mudah bagi siapapun. Berdasarkan UU No.34 tahun 1954 yang mengandung
berbagai kontroversi yang berisi diantaranya yang dapat menghasilkan gelar akuntan
adalah perguruan tinggi negeri, dengan kata lain perguruan tinggi
swasta tidak berkenan memberikan gelar tersebut. Pada periode tahun 1980 – 2000,
kesempatan dibuka bagi mereka lulusan perguruan tinggi swasta untuk dapat gelar
akuntan melalui ujian negara. Hingga pada akhir nya diawali pada tahun 2001, gelar
akuntan kini dapat diberikan oleh semua perguruantinggi negeri maupun swasta melalui
Fakultas Ekonomi (SK Mendikbud No.056/U/1999) (Putri, 2010).

Pada Desember tanggal 23 tahun 1957 didirikan organisasi profesi yang


menghimpun para akuntan dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan
pendiri lima orang akuntan Indonesia. Profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat
sejak tahun 1967 (Shatu, 2016, hlm. 12-13)

26
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

2.3 Sejarah dan Perkembangan Akuntansi di Dunia


Di dunia ini, tentu saja segala sesuatu itu memiliki sejarahnya masing-masing.
Sejarah sangatlah penting karena sejarah dapat dijadikan sebagai gambaran kehidupan-
kehidupan manusia di masa lampau, dapat menjadi pedoman dalam hidup, dan kita dapat
mengetahui apa saja yang telah terjadi pada masa yang lampau itu (TanayaYP, para. 2,
2011)

Mengenai sejarah lahirnya praktik akuntansi, riwayatnya bisa dilacak sejak


masa Mesir Kuno pada tahun 3200 sebelum Masehi. Saat itu, telah dikenal dua teknik
akuntansi yang berlaku pada waktu yang bersamaan. Teknik pertama adalah sejenis koin
dengan bentuk tertentu yang disimpan dan ditandai, serta kemudian di masukkan ke
dalam amplop. Sementara teknik yang kedua menggunakan sejenis token yang disimpan
dalam bentuk lebih besar dengan berbagai jenis yang lebih kompleks dibandingkan
dengan koin. Selain itu, catatan mirip akuntansi juga ditemukan di reruntuhan tembok
bangunan dari peradaban Babilonia yang diperkirakan ditulis pada tahun 4000 SM.
Catatan akuntansi dalam bentuk sederhana juga ditemukan pada sisa-sisa peninggalam
peradaban Yunani Kuno dan Roma Kuno (Teori akuntansi, 2005).

Sudah banyak tulisan yang mengemukakan mengenai kelahiran, asal usul


lahirnya akuntansi, baik yang menunjukkan negara dan nama-nama orang, pencetus, dan
penggagas akuntansi. Pembahasan tersebut dimulai dari timbulnya sistem pembukuan
berpasangan. Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik -
sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) -
sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang
juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang
“pembukuan” di Venice (John Gouge , 1543).

Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada zaman kuno tersebut berkaitan


dengan berbagai faktor. Faktor-faktor itu di antaranya penemuan sistem penulisan,
pengenalan angka Arab dan sistem desimal, penyebaran pengetahuan aljabar, adanya
bahan-bahan penulisan yang murah, meningkatnya literasi (kemelek hurufan), dan
adanya medium pertukaran yang baku. Berikut tujuh prakondisi bagi timbulnya
pembukuan yang sistematik menurut littleton, yaitu:

1. seni menulis karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan;

27
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

2. aritmetika karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian


komputasi sederhana;
3. kekayaan pribadi karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta
tentang kekayaan dan hak atas kekayaan;
4. uang (yaitu perantara dalam perekonomian) karena pembukuan tidak diperlukan
kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator umum ini;
5. kredit (yaitu transaksi yang belum selesai) karena dorongan untuk membuat catatan
tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat kejadian;
6. perniagaan karena pertukaran yang hanya bersifat lokal tidak cukup memberi
tekanan (volume usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang
berbeda-beda ke dalam suatu sistem;
7. modal karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak
mungkin(Littleton 1996).

Jarang orang memikirkan secara serius asal mula sistem double entry book
keeping (DEB). Kebanyakan orang menganggap apa adanya, sehingga tidak peduli
terhadap siapa sebenarnya pencetus, penemunya atau dari mana asal usulnya (Tjiptohadi
Sawarjuwono:1997). Teknik yang kelihatannya sederhana itu, yiatu berupa debet dan
kredit sebenarnya mengandung teknologi matematis canggih. Teknologi yang ditemukan
lebih dari enam abad yang lalu sampai sekarang tidak mengalami perubahan yang
mendasar. Sejak ditemukannya, akuntansi sudah mengandung keajaiban. “It is a
beautiful system, a science in fact” menurut Childs (1901). Hal ini dikarenakan akuntansi
dirancang benar-benar berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Dapat dibayangkan
sebagaimana yang diilustrasikan oleh Childs bahwa semua komponen akuntansi saling
berkaitan sedemikian rupa sehingga bila terjadi ketidakberesan (derangement) pada
salah satu akun, orang dapat menelusuri dampaknya kepada akun-akun yang lain, suatu
sistem yang sempurna dan selalu seimbang yang berupa saling cek (checks and counter
checks), setiap rincian selalu disesuaikan enak (nicety) dan tepat yang akhirnya
membuahkan hasil yang penuh kebenaran perhitungan (correctness), sempurna dan
lengkap (Mann, 1994).

Sistem tata buku berpasangan secara bertahap mulai muncul selama abad ke-
13 dan ke-14 di beberapa pusat perniagaan di Italia bagian utara. Catatan pertama
mengenai suatu sistem tata buku berpasangan yang lengkap ditemukan dalam catatan

28
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

kota Genoa, Italia pada tahun 1340 (Raymond de Roover, 115:1956). Bagian-bagian
sebelumnya ditemukan dalam catatan Giovani Farolfi & Company, sebuah perusahaan
dagang di Florence pada tahun 1299-1300, kemudian dalam catatan Rinieri Fini &
Brothers yang berdagang pada beberapa pekan raya terkenal pada masa itu di
Champagne Perancis (Geoffrey Alan Lee, 79-96: ).

Ahli sejarah mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada pada peradaban
kurang lebih 3000 M. Bentuk pembukuan pada peradaban itu berkaitan dengan faktor-
faktor, antara lain sistem penulisan, pengenalan angka arab dan desimal, aljabar, bahan-
bahan penulisan yang murah, meningkatnya literasi, dan adanya medium pertukaran
yang baku. Orang pertama yang dikenal mengkodifikasikan akuntansi dengan mengulas
tata buku berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis adalah Luca
Pacioli karena inilah tulisan pertama kali yang diterbitkan dan dipublikasikan dan masih
relevan sampai sekarang. Pada masa Renaisans melahirkan istilah-istilah akuntansi, yaitu
debt, debtor, debenture, dan debit semuanya diturunkan dari kata dasar debere, yaitu
berutang yang disingkat menjadi dr yang dipakai dalam jurnal. Kredit datang dari akar
kata yang sama dengan kata creed yang berarti sesuatu yang dipercaya, seperti
kepercayaan agama Kristen yang dikenal sebagai Apostles’ Creed. Kata itu dapat juga
berarti orang yang dipercaya seseorang, seperti kreditur dengan memberi mereka
pinjaman kita memberikan kepercayaan pada mereka. Kata asalnya dalam bahasa Latin
adalah credere, yang disingkat menjadi cr yang digunakan dalam ayat jurnal.

Luca Pacioli sebenarnya bukan orang pertama yang menemukan sistem


pembukuan double entry accounting. Sebab, Luca mengakui bahwa sistem tersebut
sudah berkembang paling tidak 100 tahun di Venesia ketika dia menulis bukunya. Sistem
akuntansi yang diperkenalkan Luca Pacioli bahkan sudah dikenal jauh
sebelumnya.Pacioli tidak pernah menyatakan bahwa dia yang menemukan
sistem pencatatan double entry (Lee, Bishop, & Parker, 2013). Dia menggunakan system
ini untuk disebarluaskan keluar dari Italia yaitu ke negara Eropa lainnya bahkan
keseluruh dunia (melalui para pedagang dari Venice) sehingga banyak yang mengenal
pencatatan ini dengan pembukuan ala orang Venice atau pembukuan ala orang Italia
(Galassi, 1996, hlm. 445)

Hal ini karena matematika dan sistem angka sudah dikenal peradaban Islam
dan India di beberapa abad sebelumnya, setidaknya mulai abad ke-9 Masehi.

29
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

Penggunaan sistem akuntansi yang lebih sistematis di Eropa mulai meluas pada akhir
abad ke XV. Setelah itu akuntansi berkembang dengan pesat didaerah Eropa disebut
dengan sistem tata buku kontinental.Pada awalnya tata buku iniadalah tata buku
tunggal. Namun karena kebutuhan yang ada semakin kompleks dan seiring berjalannya
waktu lahirlah buku berpasangan yang tidak hanya berkembang di Eropa
namun menyebar sampai keAmerika. Sistem Amerika tersebut dikatakan sebagai system
Anglo Saxon yang pada zaman ini disebut accounting atau akuntansi. (Pujiyanti, 2015,
hlm.9)

Akibatnya, sistem akuntansi yang telah dikembangkan Romawi juga ikut


berpindah dan digunakan di negara-negara tersebut. Pada masa itu, laporan laba-rugi
mulai dibuat secara tahunan yang lalu mendorong berkembangnya penyusunan neraca
rutin pada jangka waktu tertentu. Perkembangan akuntansi semakin pesat usai terjadi
revolusi industri di Eropa. Tumbuhnya industri membuat kebutuhan akan informasi
biaya produksi semakin tinggi. Ini kemudian mendorong kemunculan akuntansi biaya,
untuk melengkapi administrasi keuangan yang sudah ada sebelumnya, yakni laporan
laba-rugi dan neraca. Buku Robert Hamilton yang berjudul Introduction to Merchandise
(1798) menjadi sumber otoritatif pertama yang memuat informasi mengenai akuntasi
biaya. Kemudian, perkembangan ilmu akuntansi menjadi semakin kompleks pada abad
ke-19, yakni saat depreciation accounting (depresiasi dianggap biaya) dan industrial
accounting mulai dikenal luas (Introduction to Merchandise,1798).

Akuntansi kemudian berkembang lagi dengan munculnya akuntansi biaya dan


sistem penyusutan (depresiasi) pada abad ke 19, ketika terjadi revolusi industridi benua
Eropa pada saat itu (Purwanti & Nugraheni, 2001, hlm. 2). Akuntansi pada akhirnya
berkembang seiring dengan berkembangnya zaman dan peradaban manusia, dan
akuntansi di zaman modern saat ini berkembang dengan baik di Eropa dan semakin
makin pesat di negara Amerika Serikat (Kartikahadi, Sinaga, Syamsul,Siregar, &
Wahyuni, 2016, hlm. 2). Ketika memasuki abad ke-20 kerumitan didunia akuntansi
mulai muncul secara bersamaan sehingga akuntansi diakui menjadi ilmu akademik yang
tersendiri (Shatu, 2016, hlm. 10)

Demikianlah seiring dengan tumbuh pesatnya industri di dunia barat,


akuntansi pun berkembang di Amerika Serikat dan Eropa. Memasuki abad 20, akuntansi

30
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

yang dipratikkan di Inggris dan AS berkembang menjadi dua cabang, yakni financial
accounting dan cost accounting. Cabang terakhir pada kenyataannya berpengaruh besar
pada keputusan para manager. Peran akuntansi juga semakin penting dalam ekonomi. Di
tahun 1930, New York Stock Exchange dan American Institute of Certified Public
Account membahas dan menetapkan prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-
perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham. (Teori akuntansi,2005)

31
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

BAB III

METODE PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Bogdan
dan Taylor mendefisinikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor,2010). Menurut keduanya, pendekatan
dengan metode kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh
(holistic) (PT Remaja Posdakarya Offset, 2013).
Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan
dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi
masa sekarang . Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan
menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan serta menguraikan permasalahan
berdasarkan landasan teori yang akan dikaji. Dengan adanya pengkajian ini dapat
diperoleh solusi atas permasalahan yang ada dengan membaca literatur yang relevan.
Sedangkan dalam pelaksanaannya dilakukan melalui studi pustaka yang kemudian
disesuaikan dengan permasalahan dan konsep ide.

3.2 Desain Penelitian


Penulisan karya ilmiah ini mengambarkan perubahan dan pengembangan peran
akuntan. Pembahasan dalam memecahkan rumusan masalah yang ada, dilakukan secara
mendalam dan terperinci berdasarkan teori yang telah dibahas sebelumnya serta
didukung oleh data yang akurat dan relevan. Desain penelitian ini dibagi dalam empat
tahap yaitu :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan penulis menganalisis masalah kemudian setelah mendapatkan


gagasan untuk menyelesaikan masalah tersebut, penulis menyusun rancangan penelitian.

32
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini penulis mencari informasi data yang relevan dengan permasalahan yang
ada. Penulis menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
karya tulis ilmiah ini.

3. Analisis Data
Teknis analisis data dilakukan setelah penulis mendapatkan data yang diperlukan. Data
tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep yang penulis rancang sehingga dapat
diketahui kebermanfaatan konsep yang dirancang.
4. Evaluasi

Pada tahap ini setelah konsep diimplementasikan, penulis akan mengevaluasi


kekurangan yang ada kemudian menjadikannya acuan untuk adanya perbaikan dan
penyempurnaan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi sendiri
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner melalui google form dan studi pustaka baik
itu dari buku, jurnal, artikel ilmiah, skripsi, website resmi pemerintah maupun literatur
yang relevan dengan pembahasan masalah.

3.4 Teknik Analisis Data


Data yang telah terkumpul dari hasil studi literatur dan pengamatan selanjutnya
digunakan sebagai pijakan dlam melakukan analisis. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Data tersebut kemudian
dihubungkan dengan informasi terkait masalah yang pernah terjadi untuk menemukan
benang merah dari masalah yang dibahas. Kemudian data yang diperoleh kemudian
dianalisis untuk menemukan gagasan baru dalam menyelesaikan permasalahan yang
diabahas. Gagasan yang dihasilkan akan dipaparkan dan dideskripsikan dengan jelas
untuk memeberi gambaran atas solusi dari permasalahan yang ada.

33
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Sampel Penelitian


Data dalam penelitian ini berasal dari data primer berupa kuesioner yang
ditujukan kepada Mahasiswa dan mahasiswi akuntansi di berbagai universitas di
Indonesia. Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 15 agustus 2021 sampai dengan
20 agustus 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara
Online melalui google form. Sampel dalam penelitian ini ada 60 sampel, dari 60
eksemplar kuesioner yang disebarkan , sebanyak 60 eksemplar kembali

4.1.1 Demografi Responden


Berdasarkan 60 kuesioner yang dapat diolah, diperoleh informasi mengenai
demografi responden sebagai acuan dalam melihat karakteristik responden yang menjadi
sampel penelitian. Adapun gambaran mengenai demografi responden dalam penelitian
ini berdasarkan universitas, angkatan dan jenis kelamin.

Tabel 4. 1

Demografi Responden

Keterangan Jumlah (orang)


Asal Universitas :
Universitas Widyatama 44
Universitas Sangga Buana 5
Universitas Methodist 4
Indonesia
Universitas Mercubuana 4
Yogyakarta
Telkom-university 3
Universitas pendidikan 2
Indonesia
PKN Stan 2

34
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

STIE STembi 1
Universitas INABA 1

Jenis Kelamin :
Pria 15
Wanita 51
Angkatan :
2018 9
2019 40
2020 17

4.2 Uji Kualitas Data


4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh suatu kuesioner. Hasil
pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 sebagai
berikut:

Tabel 4. 2

Variabel Perkembangan Teknologi Akuntansi di era 5.0

Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan


XP1 0,240 0,643 Valid
XP2 0,240 0,509 Valid
XP3 0,240 0,564 Valid
XP4 0,240 0,650 Valid
XP5 0,240 0,690 Valid
XP6 0,240 0,535 Valid
XP7 0,240 0,608 Valid
XP8 0,240 0,526 Valid
XP9 0,240 0,459 Valid
XP10 0,240 0,435 Valid
XP11 0,240 0,572 Valid
XP12 0,240 0,644 Valid

35
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

XP13 0,240 0,613 Valid

Tabel 4. 3

Variabel Peran Akuntan di era 5.0

Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan


YP1 0,240 0,589 Valid
YP2 0,240 0,759 Valid
YP3 0,240 0,770 Valid
YP4 0,240 0,794 Valid
YP5 0,240 0,789 Valid
YP6 0,240 0,718 Valid
YP7 0,240 0,814 Valid
YP8 0,240 0,743 Valid
YP9 0,240 0,583 Valid
YP10 0,240 0,646 Valid
YP11 0,240 0,612 Valid
YP12 0,240 0,649 Valid
YP13 0,240 0,419 Valid

Hasil pengujian pada R Tabel didapatkan dari sampel N = 66 sebesar 0,240.


Dari tabel 4.2 , 4.3 dan 4.4 dapat dilihat bahwa setelah dianalisis diperoleh bahwa
seluruh pernyataan memiliki nilai koefisien validitas diatas 0.240 yang mengartikan
bahwa hasil pengujian dari variabel Perkembangan Teknologi Akuntansi di era 5.0 dan
Peran Akuntan di era 5.0 dalam penelitian ini dinyatakan valid pada level signifikan
0,05 dan 0,01. Disimpulkan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner mampu
mengukur variabel yang diharapkan.

4.2.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban responden terhadap
pertanyaan dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pada penelitian
ini, uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dapat
dinyatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005).
36
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5 di
bawah ini:

Tabel 4. 4

Variabel Perkembangan Teknologi Akuntansi di era 5.0

Reliability Statistics

Cronbach's
N of Items
Alpha

.821 13

Tabel 4. 5

Variabel Peran Akuntan di era 5.0

Reliability Statistics

Cronbach's
N of Items
Alpha

.900 13

Dari tabel pengujian reliabilitas tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa
seluruh variabel yaitu variable Variabel Perkembangan Teknologi Akuntansi di era 5.0
dan Variabel Peran Akuntan di era 5.0 memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan reliabel.

4.3 Uji Hipotesis


Pengujian ini dilakukan untuk melakukan pembuktian hipotesis yang
didasarkan pada penelitian yang sudah ada.Pengujian ini meliputi uji T dan uji F

37
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

4.3.1 Uji T
Tabel 4. 6

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 15.302 4.240 3.609 .001

Perkembangan teknologi
.778 .081 .770 9.642 .000
Akuntansi di era 5.0

Dependent Variable: Peran Akuntan di era 5.0


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Untuk
memberikan interpretasi terhadap uji t dapat dijelaskan pada Tabel 4.7 adalah:
Dasar Pengambilan Keputusan :
Jika sig < 0,05 / T hitung > T tabel = maka terdapat pengaruh
Jika sig > 0,05 / T hitung < T tabel = maka tidak terdapat pengaruh
Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel perkembangan teknologi akuntansi
adalah 9,642 dengan sig 0,000. Hasil analisis sig. 0,000 lebih kecil daripada 0,05 artinya
secara simultan variabel perkembangan teknologi akuntansi berpengaruh signifikan
terhadap Peran Akuntan di era 0.5.

4.3.2 Uji F
Tabel 4. 7 ANOVAb

Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares

1 Regression 1295.784 1 1295.784 92.974 .000a

Residual 891.974 64 13.937


Total 2187.758 65

38
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

a. Predictors: (Constant), Perkembangan teknologi Akuntansi di era 5.0


b. Dependent Variable: Peran Akuntan di era 5.0

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas yang
digunakan mampu menjelaskan variabel terikat. Dalam penelitian ini yaitu
Perkembangan teknologi Akuntansi di era 5.0 (X) secara stimultan berkaitan terhadap
variabel terikat yaitu Peran Akuntan di era 5.0 (Y), dan apakah model tersebut sesuai atau
tidak. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah:
Berdasar tabel 4.8 didapat nilai F hitung 92,974 dengan F sig. 0,000 dimana F
sig. 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak. Dapat diartikan bahwa secara
simultan variabel perkembangan teknologi akuntansi (X) berpengaruh signifikan
terhadap Peran Akuntan di era 0.5 (Y).

4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Perkembangan Teknologi Akuntansi di Era 5.0 dengan Peran
Akuntan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan teknologi akuntansi di
era 5.0 memiliki pengaruh signifikan terhadap peran akuntan di era 5.0 ini. Ini
menggambarkan bahwa semakin berkembang teknologi akuntansi maka akan semakin
berpengaruh terhadap perubahan peran akuntan. Peran akuntan di era society 5.0 adalah
menyediakan insight atas data (Mengidentifikasikan pertanyaan atas data, melakukan
analisis statistika, mengecek kualitas data, menginterpretasi hasil olah data), menjadi
penasihat (Sebagai penasihat bisnis umum, sebagai penasihat spesialis, mengambil
peran sebagai partner bisnis), bermitra dengan teknologi (memanipulasi data, bekerja
dengan robot atau mesin sejenisnya, melatih model kecerdasan buatan) dan berkembang
ke area area baru. Selain itu, Akuntan yang merupakan expert dalam penyedia informasi
memerlukan teknologi informasi sebagai kebutuhan pokok dalam menyediakan laporan
keuangann. Hal ini menuntut akuntan untuk memiliki skill penggunaan teknologi
digital.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Özdoğan, B. (2017)
yang menunjukan bahwa pada era Revolusi Industri 4.0 semua tugas yang dilakukan
oleh profesi akuntansi tradisional dapat dilakukan oleh mesin tetapi tidak menggantikan
profesi akuntansi namun memberikan perubahan dalam peran profesi akuntansi. Profesi

39
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

akuntansi dapat melakukan peran sebagai penasihat keuangan dan penasihat pajak
dalam perekonomian yang tumbuh semakin cepat karena adanya pesatnya peningkatan
jumlah bisnis start-up. Selain itu keahlian akuntan dalam mengelola investasi dan proses
pembiayaan start-up, akan membawa Certified Public Accountant (CPA) ke posisi Chief
Financial Officer (CFO) untuk perusahaan start-up.

40
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang transformasi peran akuntan di
era society 5.0, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Perkembangan teknologi di era society 5.0 membuat pengelolaan transaksi lebih


cepat, akurat dan mengurangi beban akuntan pada pekerjaan yang monoton. Akibatnya
pengelolaan informasi di level dasar dapat dikelola oleh teknologi digital akuntansi
sehingga peran akuntan akan lebih fokus ke penilaian profesional atau interprestasi
laporan keuangan. . Selain itu, Akuntan yang merupakan expert dalam penyedia
informasi memerlukan teknologi informasi sebagai kebutuhan pokok dalam
menyediakan laporan keuangann. Hal ini menuntut akuntan untuk memiliki kemampuan
penggunaan teknologi digital.

5.2 Saran
Ilmu akuntansi sebaiknya berevolusi agar tetap relevan dengan era society 5.0. Ilmu
akuntansi sebaiknya lebih fokus kepada peningkatan kemampuan data analitycs,
kemampuan evaluasi informasi, kemampuan penggunaan teknologi digital akuntansi
Pelajaran tentang pencatatan laporan keuangan secara tradisional dapat dikurangi.

41
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022

DAFTAR PUSTAKA

Yulianto, E. (2012). Anomali Perkembangan Akuntansi. Universitas Gajah Mada.

Anggraeni, K. (2018). Sri Mulyani Jelaskan Revolusi Industri di World Economic Forum.

Sawarjuwono, T., Basuki, B., & Harymawan, I. (2011). Menggali Nilai, Makna, Dan
Manfaat Perkembangan Sejarah Pemikiran Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Dan Auditing Indonesia, 15

Riahi-Belkaoui, Ahmed, ”Accounting Teori”, edisi 5, Salemba empat, Jakarta 2006.

Hendriksen, Eldon S., Nugroho W., ” Teori Akuntansi”, edisi 4, Erlangga, Jakarta 1982

Hendriksen, Eldon S., Michael F. Breda, ” Teori Akunting”, edisi 5, Interaksara, Batam

center 2000.

Gamal, Merza, ”Akuntansi Syariah”. www.kabarindonesia.com, 27 Maret 2007

42

Anda mungkin juga menyukai