1, Tahun 2022
OLEH:
Hilda Novikasari Butarbutar
(hilda.novikasari@widyatama.ac.id)
Allya Nadia Itra Ardana Putri
(allya.nadia@widyatama.ac.id)
Fadhila Zahra
(fadhila.zahra@widyatama.ac.id)
KOTA BANDUNG 2020
ABSTRAK
This research is titled transformation of the role of accountants in the era of society 5.0. This
study aims to determine the transformation of the role of accountants in the era of society
5.0. This research is qualitative descriptive research. The purpose of writing this article is
to determine the extent of rapid development of Technology have an impact on the
accounting profession. Results of the writing of this article that rapid development of
Technology has an impact on the accounting profession to improve their analitycs
competence, financial statement interpretation and skills in the field of digital Technology.
Penelitian ini berjudul Transformasi Peran Akuntan di Era Masyarakat 5.0. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui transformasi peran akuntan di era masyarakat 5.0. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana pesatnya perkembangan Teknologi berdampak pada profesi
akuntan. Hasil dari penulisan artikel ini bahwa perkembangan Teknologi yang pesat
berdampak pada profesi akuntan untuk meningkatkan kompetensi analitis, interpretasi
laporan keuangan dan keterampilan di bidang Teknologi digital.
22
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN
23
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
Society 5.0 adalah masyarakat informasi yang dibangun di atas Society 4.0, yang
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat makmur yang berpusat pada manusia”
(Harayama , 2017). Society 5.0 mengusulkan untuk “memajukan potensi hubungan
individu dengan teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup semua orang
melalui masyarakat super pintar (super smart society) ” (Serpa & Ferreira, 2018,
paragraf 1) dan yang muncul, sebagian , sebagai konsekuensi penerapan konsep Industri
4.0. dan dampaknya (Shamim, 2017 et al).
Akuntansi menurut America Accounting Association (AAA) adalah proses
mengidentifikasi, mengenali, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut (Sadeli, 2014:2).
Menurut Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) mengeluarkan
laporan bertajuk The Future of Jobs Report 2020 mengatakan adanya kekhawatiran
akan hilangnya pekerjaan yang didorong oleh penetrasi teknologi terbaru yaitu big data
and cloud computing dalam dunia akuntan . Bahwa hasil survey menjelaskan secara
global, 43,2% dari jumlah perusahaan yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan
mengurangi jumlah karyawan saat ini dikarenakan integrasi teknologi dan otomasi.
Dalam data tersebut di jelaskan bahwa salah satu pekerjaaannya adalah profesi akuntan
.(WEF, 2020)
Besar kemungkinan profesi akuntan tergantikan oleh robot adalah 95
persen.(Subur,2019). Besarnya prosentase tersebut diperoleh dari perkembangan
Robotics and Data Analytics (Big Data) yang banyak mengambil alih tugas dasar
akuntan seperti mencatat transaksi, mengolah transaksi, dan memilah transaksi. Oleh
karena itu, para akuntan dituntut untuk mengembangkan kompetensi yaitu menganalisis
data, pengembangan teknologi informasi, dan kemampuan kepemimpinan.
(Imran,2020)
Menanggapi permasalahan diatas maka kami berinisiatif untuk melakukan
penelitian dalam menganalisa kasus Transformasi Peran Akuntan di Era Society 5.0
untuk mengetahui bagaimana gambaran profesi akuntan kedepannnya.
Oleh karena itu karya tulis yang kami susun berjudul “Transformasi Peran
Akuntan di Era Society 5.0 ”. Akan menjadi sebuah analisa dan gagasan yang solutif
dalam mencermati keadaan Era Society 5.0.
24
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
25
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
Awalnya tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang akuntansi.
Kalaupun ada, pada zaman penjajahan Belanda mereka hanyalah merupakan tenaga-
tenaga pembantu ataupun pelaksana. Orang Indonesia pertama yang bekerjadi bidang
akuntansi adalah J. D. Massie yang pada zaman itu diangkat sebagai pemegang buku
untuk jawatan akuntan pajak. Pada zaman pendudukan Jepang,Indonesia sangat
kekurangan tenaga khususnya di bidang akuntansi. Jabatan jabatan pimpinan di
keuangan didominasi sebanyak 90% oleh bangsa Belanda.Melihat hal itu seorang
bernama Bapak Slamet mendirikan kursus-kursus untukmengisi jabatan tadi yang
didominasi oleh orang-orang Indonesia (Pujiyanti, 2015,hlm. 10).
Istilah akuntan pun baru berlaku ketika UU No. 34 Tahun 1954. Kemudian3
tahun berikutnya dibentuklah sebuah ikatan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI
(Murwanto, Khanna, & Zijl, 2011, hlm. 151-153).
Namun pada periode waktu berikutnya, gelar akuntan tidak dapat diberikan
dengan mudah bagi siapapun. Berdasarkan UU No.34 tahun 1954 yang mengandung
berbagai kontroversi yang berisi diantaranya yang dapat menghasilkan gelar akuntan
adalah perguruan tinggi negeri, dengan kata lain perguruan tinggi
swasta tidak berkenan memberikan gelar tersebut. Pada periode tahun 1980 – 2000,
kesempatan dibuka bagi mereka lulusan perguruan tinggi swasta untuk dapat gelar
akuntan melalui ujian negara. Hingga pada akhir nya diawali pada tahun 2001, gelar
akuntan kini dapat diberikan oleh semua perguruantinggi negeri maupun swasta melalui
Fakultas Ekonomi (SK Mendikbud No.056/U/1999) (Putri, 2010).
26
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
27
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
Jarang orang memikirkan secara serius asal mula sistem double entry book
keeping (DEB). Kebanyakan orang menganggap apa adanya, sehingga tidak peduli
terhadap siapa sebenarnya pencetus, penemunya atau dari mana asal usulnya (Tjiptohadi
Sawarjuwono:1997). Teknik yang kelihatannya sederhana itu, yiatu berupa debet dan
kredit sebenarnya mengandung teknologi matematis canggih. Teknologi yang ditemukan
lebih dari enam abad yang lalu sampai sekarang tidak mengalami perubahan yang
mendasar. Sejak ditemukannya, akuntansi sudah mengandung keajaiban. “It is a
beautiful system, a science in fact” menurut Childs (1901). Hal ini dikarenakan akuntansi
dirancang benar-benar berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Dapat dibayangkan
sebagaimana yang diilustrasikan oleh Childs bahwa semua komponen akuntansi saling
berkaitan sedemikian rupa sehingga bila terjadi ketidakberesan (derangement) pada
salah satu akun, orang dapat menelusuri dampaknya kepada akun-akun yang lain, suatu
sistem yang sempurna dan selalu seimbang yang berupa saling cek (checks and counter
checks), setiap rincian selalu disesuaikan enak (nicety) dan tepat yang akhirnya
membuahkan hasil yang penuh kebenaran perhitungan (correctness), sempurna dan
lengkap (Mann, 1994).
Sistem tata buku berpasangan secara bertahap mulai muncul selama abad ke-
13 dan ke-14 di beberapa pusat perniagaan di Italia bagian utara. Catatan pertama
mengenai suatu sistem tata buku berpasangan yang lengkap ditemukan dalam catatan
28
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
kota Genoa, Italia pada tahun 1340 (Raymond de Roover, 115:1956). Bagian-bagian
sebelumnya ditemukan dalam catatan Giovani Farolfi & Company, sebuah perusahaan
dagang di Florence pada tahun 1299-1300, kemudian dalam catatan Rinieri Fini &
Brothers yang berdagang pada beberapa pekan raya terkenal pada masa itu di
Champagne Perancis (Geoffrey Alan Lee, 79-96: ).
Ahli sejarah mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada pada peradaban
kurang lebih 3000 M. Bentuk pembukuan pada peradaban itu berkaitan dengan faktor-
faktor, antara lain sistem penulisan, pengenalan angka arab dan desimal, aljabar, bahan-
bahan penulisan yang murah, meningkatnya literasi, dan adanya medium pertukaran
yang baku. Orang pertama yang dikenal mengkodifikasikan akuntansi dengan mengulas
tata buku berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis adalah Luca
Pacioli karena inilah tulisan pertama kali yang diterbitkan dan dipublikasikan dan masih
relevan sampai sekarang. Pada masa Renaisans melahirkan istilah-istilah akuntansi, yaitu
debt, debtor, debenture, dan debit semuanya diturunkan dari kata dasar debere, yaitu
berutang yang disingkat menjadi dr yang dipakai dalam jurnal. Kredit datang dari akar
kata yang sama dengan kata creed yang berarti sesuatu yang dipercaya, seperti
kepercayaan agama Kristen yang dikenal sebagai Apostles’ Creed. Kata itu dapat juga
berarti orang yang dipercaya seseorang, seperti kreditur dengan memberi mereka
pinjaman kita memberikan kepercayaan pada mereka. Kata asalnya dalam bahasa Latin
adalah credere, yang disingkat menjadi cr yang digunakan dalam ayat jurnal.
Hal ini karena matematika dan sistem angka sudah dikenal peradaban Islam
dan India di beberapa abad sebelumnya, setidaknya mulai abad ke-9 Masehi.
29
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
Penggunaan sistem akuntansi yang lebih sistematis di Eropa mulai meluas pada akhir
abad ke XV. Setelah itu akuntansi berkembang dengan pesat didaerah Eropa disebut
dengan sistem tata buku kontinental.Pada awalnya tata buku iniadalah tata buku
tunggal. Namun karena kebutuhan yang ada semakin kompleks dan seiring berjalannya
waktu lahirlah buku berpasangan yang tidak hanya berkembang di Eropa
namun menyebar sampai keAmerika. Sistem Amerika tersebut dikatakan sebagai system
Anglo Saxon yang pada zaman ini disebut accounting atau akuntansi. (Pujiyanti, 2015,
hlm.9)
30
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
yang dipratikkan di Inggris dan AS berkembang menjadi dua cabang, yakni financial
accounting dan cost accounting. Cabang terakhir pada kenyataannya berpengaruh besar
pada keputusan para manager. Peran akuntansi juga semakin penting dalam ekonomi. Di
tahun 1930, New York Stock Exchange dan American Institute of Certified Public
Account membahas dan menetapkan prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-
perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham. (Teori akuntansi,2005)
31
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Bogdan
dan Taylor mendefisinikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor,2010). Menurut keduanya, pendekatan
dengan metode kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh
(holistic) (PT Remaja Posdakarya Offset, 2013).
Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan
dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi
masa sekarang . Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan
menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan serta menguraikan permasalahan
berdasarkan landasan teori yang akan dikaji. Dengan adanya pengkajian ini dapat
diperoleh solusi atas permasalahan yang ada dengan membaca literatur yang relevan.
Sedangkan dalam pelaksanaannya dilakukan melalui studi pustaka yang kemudian
disesuaikan dengan permasalahan dan konsep ide.
1. Perencanaan
32
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis mencari informasi data yang relevan dengan permasalahan yang
ada. Penulis menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
karya tulis ilmiah ini.
3. Analisis Data
Teknis analisis data dilakukan setelah penulis mendapatkan data yang diperlukan. Data
tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep yang penulis rancang sehingga dapat
diketahui kebermanfaatan konsep yang dirancang.
4. Evaluasi
33
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
BAB IV
Tabel 4. 1
Demografi Responden
34
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
STIE STembi 1
Universitas INABA 1
Jenis Kelamin :
Pria 15
Wanita 51
Angkatan :
2018 9
2019 40
2020 17
Tabel 4. 2
35
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
Tabel 4. 3
Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5 di
bawah ini:
Tabel 4. 4
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.821 13
Tabel 4. 5
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.900 13
Dari tabel pengujian reliabilitas tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa
seluruh variabel yaitu variable Variabel Perkembangan Teknologi Akuntansi di era 5.0
dan Variabel Peran Akuntan di era 5.0 memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan reliabel.
37
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
4.3.1 Uji T
Tabel 4. 6
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Perkembangan teknologi
.778 .081 .770 9.642 .000
Akuntansi di era 5.0
4.3.2 Uji F
Tabel 4. 7 ANOVAb
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
38
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas yang
digunakan mampu menjelaskan variabel terikat. Dalam penelitian ini yaitu
Perkembangan teknologi Akuntansi di era 5.0 (X) secara stimultan berkaitan terhadap
variabel terikat yaitu Peran Akuntan di era 5.0 (Y), dan apakah model tersebut sesuai atau
tidak. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah:
Berdasar tabel 4.8 didapat nilai F hitung 92,974 dengan F sig. 0,000 dimana F
sig. 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak. Dapat diartikan bahwa secara
simultan variabel perkembangan teknologi akuntansi (X) berpengaruh signifikan
terhadap Peran Akuntan di era 0.5 (Y).
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Perkembangan Teknologi Akuntansi di Era 5.0 dengan Peran
Akuntan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan teknologi akuntansi di
era 5.0 memiliki pengaruh signifikan terhadap peran akuntan di era 5.0 ini. Ini
menggambarkan bahwa semakin berkembang teknologi akuntansi maka akan semakin
berpengaruh terhadap perubahan peran akuntan. Peran akuntan di era society 5.0 adalah
menyediakan insight atas data (Mengidentifikasikan pertanyaan atas data, melakukan
analisis statistika, mengecek kualitas data, menginterpretasi hasil olah data), menjadi
penasihat (Sebagai penasihat bisnis umum, sebagai penasihat spesialis, mengambil
peran sebagai partner bisnis), bermitra dengan teknologi (memanipulasi data, bekerja
dengan robot atau mesin sejenisnya, melatih model kecerdasan buatan) dan berkembang
ke area area baru. Selain itu, Akuntan yang merupakan expert dalam penyedia informasi
memerlukan teknologi informasi sebagai kebutuhan pokok dalam menyediakan laporan
keuangann. Hal ini menuntut akuntan untuk memiliki skill penggunaan teknologi
digital.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Özdoğan, B. (2017)
yang menunjukan bahwa pada era Revolusi Industri 4.0 semua tugas yang dilakukan
oleh profesi akuntansi tradisional dapat dilakukan oleh mesin tetapi tidak menggantikan
profesi akuntansi namun memberikan perubahan dalam peran profesi akuntansi. Profesi
39
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
akuntansi dapat melakukan peran sebagai penasihat keuangan dan penasihat pajak
dalam perekonomian yang tumbuh semakin cepat karena adanya pesatnya peningkatan
jumlah bisnis start-up. Selain itu keahlian akuntan dalam mengelola investasi dan proses
pembiayaan start-up, akan membawa Certified Public Accountant (CPA) ke posisi Chief
Financial Officer (CFO) untuk perusahaan start-up.
40
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang transformasi peran akuntan di
era society 5.0, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
5.2 Saran
Ilmu akuntansi sebaiknya berevolusi agar tetap relevan dengan era society 5.0. Ilmu
akuntansi sebaiknya lebih fokus kepada peningkatan kemampuan data analitycs,
kemampuan evaluasi informasi, kemampuan penggunaan teknologi digital akuntansi
Pelajaran tentang pencatatan laporan keuangan secara tradisional dapat dikurangi.
41
Prosiding ASIC 2022 Volume 1. No. 1, Tahun 2022
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, K. (2018). Sri Mulyani Jelaskan Revolusi Industri di World Economic Forum.
Sawarjuwono, T., Basuki, B., & Harymawan, I. (2011). Menggali Nilai, Makna, Dan
Manfaat Perkembangan Sejarah Pemikiran Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Dan Auditing Indonesia, 15
Hendriksen, Eldon S., Nugroho W., ” Teori Akuntansi”, edisi 4, Erlangga, Jakarta 1982
Hendriksen, Eldon S., Michael F. Breda, ” Teori Akunting”, edisi 5, Interaksara, Batam
center 2000.
42