Para peneliti telah membuat hipotesis tentang kemungkinan mekanisme transmisi SARS-
CoV-2 melalui udara (tanpa adanya tindakan medis penghasil aerosol)
1) tetesan pernapasan menghasilkan aerosol (<5 μm) dengan cara menguap
2) pernapasan normal dan bicara menghasilkan aerosol yang dihembuskan
orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan terinfeksi jika aerosol mengandung virus
dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan infeksi Namun, proporsi aerosol dan dosis
infeksi SARS-CoV-2 yang layak yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi tidak diketahui
Penelitian lain di Nebraska menunjukkan
adanya viral load pada 2/3 sampel udara yang
dikumpulkan dari ruang isolasi pasien
penderita COVID-19 dan rumah karantina
dengan pasien infeksi ringan
partikel aerosol virus berasal dari pasien
COVID-19 tanpa gejala batuk Masih butuh penelitian
lebih lanjut dan transmisi
udara tidak dapat
diabaikan
Stabilitas Virus virus tetap stabil hingga 72 jam
pada permukaan plastik dan hingga 48 jam pada
Periode inkubasi pada manusia yaitu permukaan stainless steel, meskipun jumlah virus
sekitar 2-14 hari, dengan gejala demam, berkurang secara signifikan, belum ditemukan jika
batuk, sesak nafas, myalgia atau kelelahan jumlah ini cukup untuk menyebabkan infeksi
dengan CT dada yang abnormal. Gejala
lainnya seperti produksi sputum, sakit Lingkungan kering dapat merusak stabilitas virus,
kepala, hemoptysis dan diare dan desinfektan berbasis alcohol seperti ethanol
secara signifikan mengurangi infektivitas virus
seperti COVID-19
Manajemen COVID-19 Hingga saat ini
Diagnosis COVID-19 :
belum ada pengobatan khusus untuk
kombinasi informasi
COVID-19, sehingga manajemen klinis
epidemiologis, gejala klinis,
COVID-19 yang diberikan hanya berupa
temuan pemeriksaan CT, dan
perawatan simptomatik Tidak ada
tes laboratorium
pengobatan antivirus khusus, tetapi obat
(swab test PCR)
antivirus, antimalaria, dan biologis
diberikan dalam uji klinis
Diantara pekerja kesehatan, petugas di unit intensive care, otolaryngologist,
dan perawat berisiko paling tinggi terinfeksi COVID-19.
Pekerjaan dokter gigi pun tidak dapat diabaikan, karena virus dapat dengan
mudah menyebar selama prosedur perawatan gigi
Manajemen Pasien
Manajemen Lingkungan
Manajemen Instrumen
Pencegahan COVID-19 di
lingkungan Rumah
1. Konsep Urgensi dan Penundaan Prosedur
Dental selama Pandemi
(4A) Pemeriksaan oral awal dan berkala, dan recall visits, termasuk radiografi rutin
(4B) Pembersihan gigi rutin dan terapi pencegahan
(4C) Prosedur orthodontic
(4D) Ekstraksi gigi yang asimptomatik
(4E) Restorasi gigi termasuk pengobatan karies asimptomatik
Janji temu pasien harus dibatasi jumlahnya, dengan tujuan
mengelompokkan sebanyak mungkin prosedur yang
dimungkinkan dalam sekali pertemuan.
1 2 3 4
1
CC untuk identifikasi kasus :
Standby Waiting
Area Room
Ruang Selesai
Perawat Perawat
an an
pasien melepas masker Pasien melepas semua perlengkapan
berkumur 30 detik : 1% sekali pakai yang digunakan sebelumnya
Hidrogen peroxide atau 1% Menggunakan masker sekali pakai yang lain
povidone iodine Mencuci tangan kembali dengan alkohol
berkumur chlorhexidine Menggunakan gloves
0.2/0.3% 1 menit kembali ke “standby area”
melepaskan penutup sepatu dan
Setiap perlengkapan sekali pakai yang sudah meninggalkan klinik
digunakan pasien menjadi benda terinfeksi
dan harus dibuang sesuai ketentuan.
Bagan alur manajemen pasien
4. Manajemen Lingkungan
Rumah sakit dapat menangani lebih dari 20 pasien jarak jauh dan 12 pasien face-to-face
dengan prosedur kerja yang diusulkan per hari mulai dari pukul 08.00 hingga 14.00.
Sekelompok kecil pasien berisiko tinggi dan sangat tinggi dirawat selama rentang
waktu dua bulan, untuk pemeriksaan klinis dan jadwal perawatan dikemudian hari.
Manajemen jarak jauh memungkinkan dokter untuk mendiagnosis dan merawat pasien
mulai dari infeksi oral hingga kondisi yang lebih parah.
Tidak ada pasien terinfeksi COVID-19 yang dirawat. Selama pelaksanaan prosedur
kerja yang disusulkan, tidak ada kasus baru COVID-19 diantara pasien dan pegawai.
DISKUSI