Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR KIMIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. Husnul Mubarak A. Dg. Pageso

2. Abdul Asis

3. Adriansyah

4. Agung Riyadi

5. Asraf Ashari

6. Hastiar

7. Irgiansyah

8. Jesen Irawan

Guru Pembimbing : Ibu Indo Lette, S.Pi.

SMA AL-KHAIRAAT BUNGINTIMBE

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kelimpahan Unsur-unsur Kimia" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indo Lette selaku guru Mata Pelajaran Kimia. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bungintimbe, 26 November2021

Penulis

Husnul Mubarak A. Dg. Pageso

1
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................................(1)

Daftar Isi.....................................................................................................................................................(2)

Bab 1 Pendahuluan....................................................................................................................................(3)

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................(3)

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................(3)

C. Tujuan....................................................................................................................................................(3)

Bab 2 Pembahasan....................................................................................................................................(4)

A. Kelimpahan Unsur-unsur Kimia di Alam................................................................................................(4)

B. Kecenderungan Sifat Fisik dan Kimia Unsur Utama...............................................................................(6)

C. Kecenderungan Sifat Fisik dan Kimia Unsur Transisi Periode Pertama..................................................(8)

Bab 3 Penutup..........................................................................................................................................(12)

A. Kesimpulan...........................................................................................................................................(12)

B. Kritik dan Saran.....................................................................................................................................


(12)

Daftar Pustaka..........................................................................................................................................(13)
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawanya, banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.

Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai biji logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya
akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi
logam yang dibutuhkan. Pada bab ini dibahas beberapa unsur logam dan beberapa unsur nonlogam
yang berperan penting bagi kesejahteraan hidup manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Cara Mengidentifikasi Kelimpahan Unsur-unsur Kimia di Alam?


2. Bagaimana Cara Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia Unsur Utama, yakni Titik
Didih, Titik Leleh, Kekerasan, Warna, Kelarutan, Kereaktifan, dan sifat khusus lainnya pada unsur
utama?
3. Bagaimana Cara Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia Unsur Transisi, yakni Titik
Didih, Titik Leleh, Kekerasan, Warna, Kelarutan, Kereaktifan, dan sifat khusus lainnya pada unsur
transisi?

C. Tujuan

1. Untuk Mengidentifikasi Kelimpahan Unsur-unsur Kimia di Alam.


2. Untuk Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia Unsur Utama, yakni Titik Didih, Titik
Leleh, Kekerasan, Warna, Kelarutan, Kereaktifan, dan sifat khusus lainnya pada unsur utama?
3. Untuk Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia Unsur Transisi, yakni Titik Didih, Titik
Leleh, Kekerasan, Warna, Kelarutan, Kereaktifan, dan sifat khusus lainnya pada unsur transisi?
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelimpahan Unsur-unsur Kimia di Alam

Kelimpahan unsur kimia adalah suatu ukuran keberadaan unsur relatif terhadap seluruh unsur yang
ada di lingkungan. Kelimpahan diukur berdasarkan salah satu dari tiga cara berikut: berdasarkan fraksi
massa (sama seperti fraksi berat); berdasarkan fraksi mol (fraksi jumlah atom, atau kadang-kadang fraksi
molekul dalam gas); atau berdasarkan fraksi volume.

Fraksi volume adalah ukuran kelimpahan umum dalam campuran gas seperti atmosfer planet, dan
memiliki nilai yang sama dengan fraksi mol melekul untuk campuran gas pada kerapatan dan tekanan
relatif rendah, serta campuran gas ideal. Kebanyakan nilai kelimpahan dalam artikel ini dinyatakan
sebagai fraksi massa.

1. Kelimpahan Unsur di Alam Semesta

Hidrogen adalah unsur paling melimpah di alam semesta; helium berada di posisi kedua. Namun,
pemeringkatan kelimpahan tidak merujuk kepada nomor atom; oksigen memiliki peringkat 3
kelimpahannya, tetapi memiliki nomor atom 8. Semua unsur lainnya secara substansial kurang umum.

Kelimpahan unsur-unsur ringan dengan baik diprediksi oleh model kosmologi standar, karena mereka
sebagian besar diproduksi sesaat (misalnya, dalam beberapa ratus detik) setelah Big Bang, dalam proses
yang dikenal sebagai nukleosintesis Big Bang. Unsur yang lebih berat sebagian besar terbentuk jauh di
kemudian hari, dalam bintang.

Hidrogen dan helium diperkirakan menyusun sekitar 74% dan 24% dari semua materi baryonik di
alam semesta berturut-turut. Meskipun hanya sebagian kecil dari alam semesta, "unsur-unsur berat"
yang tersisa dapat sangat mempengaruhi fenomena astronomi. Hanya sekitar 2% (massa) dari cakram
Galaksi Bima Sakti terdiri dari unsur-unsur berat.

Unsur-unsur yang lain dihasilkan oleh proses stellar. Dalam astronomi, sebuah "logam" adalah unsur
selain hidrogen atau helium. Perbedaan ini signifikan karena hidrogen dan helium adalah satu-satunya
unsur yang diproduksi dalam jumlah yang signifikan di Big Bang. Dengan demikian, kelogaman dari
galaksi atau benda lain merupakan indikasi aktivitas stellar, setelah Big Bang.
4

2. Kelimpahan Unsur di Bumi

Bumi terbentuk dari awan yang sama dari materi yang membentuk Matahari, tetapi planet
memperoleh komposisi yang berbeda selama pembentukan dan evolusi tata surya. Pada gilirannya,
sejarah alam dari Bumi menyebabkan bagian planet ini memiliki konsentrasi unsur-unsur yang berbeda.

Massa Bumi adalah sekitar 5.98×1024 kg. Dalam jumlah besar, berdasarkan massa, Bumi sebagian
besar terdiri dari besi (32.1%), oksigen (30.1%), silikon (15.1%), magnesium (13.9%), sulfur (2.9%), nikel
(1.8%), kalsium (1.5%), dan aluminium (1.4%); dengan 1.2% yang tersisa terdiri dari unsur lainnya dalam
jumlah runut.

Komposisi meruah dari Bumi dengan massa-unsur secara kasar mirip dengan komposisi bruto tata
surya, dengan perbedaan utama adalah bahwa bumi kehilangan banyak unsur hidrogen yang mudah
menguap, helium, neon, dan nitrogen, serta karbon yang telah hilang sebagai hidrokarbon volatil.
Komposisi unsur yang tersisa secara kasar mirip dengan bagian dalam planet "yang berbatu", yang
terbentuk di zona termal di mana panas matahari mendorong senyawa volatil ke angkasa luar. Bumi
mempertahankan oksigen sebagai komponen dengan massa terbesar kedua (dan fraksi-atom terbesar),
terutama berasal dari oksigen yang dipertahankan dalam mineral silikat yang memiliki titik leleh yang
sangat tinggi dan tekanan uap yang rendah.

a Kelimpahan Unsur di Kerak Bumi

Kelimpahan massa dari sembilan unsur paling melimpah di kerak bumi (lihat artikel utama di atas)
kurang lebih: oksigen 46%, silikon 28%, aluminium 8,2%, besi 5,6%, kalsium 4,2%, natrium 2,5%,
magnesium 2,4%, kalium, 2,0%, dan titanium 0,61%. unsur-unsur lain muncul pada kurang dari 0,15%.

Grafik di sebelah kanan menggambarkan kelimpahan atom relatif unsur-unsur kimia dalam kerak
benua bagian atas bumi, yang relatif dapat diakses untuk pengukuran dan estimasi. Banyak unsur yang
ditampilkan dalam grafik diklasifikasikan ke dalam (sebagian tumpang tindih) kategori:

1) Unsur pembentuk-batuan (unsur utama dalam area hijau, dan unsur minor di dalam area hijau
terang);
2) Unsur tanah jarang (lantanida, La-Lu, and Y; diberi label biru);
3) Logam industri utama (produksi global >~3×107 kg/tahun; diberi label merah);
4) Logam berharga (diberi label ungu);
5) Sembilan "logam" paling jarang — enam unsur golongan platina plus Au, Re, dan Te (metalloid)
— dalam area kuning.
Oksigen dan silikon adalah unsur menonjol cukup umum dalam kerak. Keduanya telah sering
dikombinasikan dengan satu sama lain untuk membentuk mineral silikat yang umum.

b. Kelimpahan Unsur di Atmosfer Bumi

Urutan kelimpahan unsur berdasarkan fraksi volume (yang kira-kira mendekati fraksi mol molekul) di
dalam atmosfer adalah nitrogen (78.1%), oksigen (20.9%),[6] argon (0.96%), diikuti oleh (dengan urutan
acak) karbon dan hidrogen karena uap air dan karbon dioksida, yang merupakan sebagian besar dari
kedua unsur di udara, merupakan komponen variabel. Sulfur, fosfor, dan semua unsur lain yang hadir
dalam proporsi lebih rendah secara signifikan.

3. Kelimpahan Unsur di Tubuh Manusia

Terhadap massa, sel manusia terdiri dari 65–90% air (H2O), dan sebagian besar sisanya terdiri dari
molekul organik yang mengandung karbon. Oleh karena itu oksigen berkontribusi pada sebagian besar
massa tubuh manusia, diikuti oleh karbon. Hampir 99% dari massa tubuh manusia terdiri dari enam
unsur: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Selanjutnya 0,75% terdiri dari lima unsur
berikutnya: kalium, sulfur, klorin, natrium, dan magnesium. Hanya 17 unsur diketahui secara pasti akan
diperlukan untuk kehidupan manusia, dengan satu unsur tambahan (fluor) dianggap bermanfaat untuk
kekuatan enamel gigi. Beberapa jejak unsur lainnya mungkin memainkan peran dalam kesehatan
mamalia. Boron dan silikon yang terutama diperlukan untuk tanaman tapi memiliki peran yang tidak
pasti pada hewan. Unsur-unsur aluminium dan silikon, meskipun sangat umum di kerak bumi, adalah
secara mencolok langka di tubuh manusia.

B. Kecenderungan Sifat Fisik dan Kimia Unsur Utama

1. Sifat-sifat Gas Mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil
(sangat sukar bereaksi), dan memiliki elektron valensi ns2 np6, kecuali Helium.

a. Sifat Fisika

1) Sebagai gas monoatomik.


2) Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut dalam air.
3) Bersifat non polar.
4) Titik didih dan titil leleh sangat rendah karena memiliki gaya London sangat lemah.

b. Sifat Kimia
1) Kereaktifan rendah, karena kulit terluarnya sudah penuh sehingga bersifat stabil.
2) Sangat inert, hanya beberapa senyawa yang dapat dibentuk yaitu XeF2, XeF4, dan XeF6.

2. Sifat-sifat Halogen

Unsur halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA. Halogen itu berasal dari bahasa Yunani halos berati
garam dan genes berarti pembentuk, jadi “pembentuk garam”, karena unsur-unsur tersebut dapat
bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsur-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada
subkulit ns2 np5 sehinggan unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap
satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan negatif satu.

a. Sifat Fisika

1) Sebagai molekul diatomik.


2) Umumnya berbau menyengat dan menusuk.
3) Titik didih dan titik leleh relatif rendah karena memiliki gaya Vander walls antar
molekulnya.
4) Titik didih dan titik leleh bertambah dari unsur Fluorin ke Iodin.
5) Wujud berupa gas, cair, padat dan berwarna (Fluorin berupa gas berwarna kuning muda,
klorin beruga gas berwarna hijau muda, Bromin berupa zat cair merah kecoklatan dan
Iodin padatan berwarna ungu muda).
6) Mudah larut dalam air kecuali I, kelarutan dalam air berkurang dari F ke Br, Iodin larut
dalam KI.

b. Sifat Kimia

1) Reaktif, kereaktifannya dari F ke semakin berkurang.


2) Daya Oksidator kuat ( dari F ke I makin kecil daya oksidatornya).
3) Dapat bereaksi dengan basa membentuk garam.
4) Dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam.
5) Reaksi Halogen dengan air adalah reaksi autoredoks atau disproporsionasi kecuali Fluorin.
6) Reaksi antar halogen membentuk senyawa antar halogen.

3. Sifat-sifat Alkali

Kata alkali berasal dari bahasa arab Al- qaly yang bearti abu , yang dalam air bersifat basa,
sehingga logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut dalam air.

a. Sifat Fisika

1) Logam alkali bersifat lunak.


2) Jika dibersihkan berwarna putih mengkilap. (Na berwarna pink).
3) Dapat menghantarkan panas dan listrik yang baik (konduktor).
4) Titik leleh dan titik didihnya makin kebawah makin rendah, disebabkan kerapatan delokalisasi
elektron (ikatan logam) yang makin rendah sehingga atom–atomnya mudah dipisahkan.

b. Sifat Kimia

1) Sangat reaktif, sehingga di alam tidak ditemukan sebagai unsur bebas.


2) Daya reduktor kuat, sehingga mudah teroksidasi.
3) Dapat bereaksi dengan halogen.
4) Dapat bereaksi dengan hidrogen , khusus untuk Li dapat bereaksi dengan nitrogen.
5) Dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida (jumlah oksigen terbatas), peroksida atau
superoksida (K, Rb,Cs) (jumlah oksigen berlebih).

4. Sifat-sifat Alkali Tanah

Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah, karena unsur-unsur tersebut bersifat basa dan
banyak ditemukan dalam mineral tanah.

a. Sifat Fisika

1) Relatif lunak tetapi lebih keras dibanding logam natrium dan kalium.
2) Barium bersifat keras seperti timbal.
3) Berwarna seperti perak mengkilat.
4) Dapat menghantarkan listrik dengan baik (konduktor).
5) Titik didih tinggi , dari Li ke Cs semakin turun.

b. Sifat Kimia

1) Sangat reaktif atau mudah bereaksi. Kereaktifan semakin turun.


2) Merupakan oksidator kuat.
3) Dapat bereaksi dengan halogen.
4) Dapat bereaksi dengan udara.
5) Dapat bereaksi dengan Air.
6) Dapat bereaksi dengan hidrogen

C. Kecenderungan Sifat Fisik dan Kimia Unsur Transisi Periode Pertama

1. Sifat-sifat Logam Transisi


Senyawa-senyawa-logam transisi selalu memiliki ketertarikan yang khusus bagi kimiawan anorganik.
Bila senyawa-senyawa logam-logam golongan utama hampir selalu berwarna putih, senyawa-senyawa
logam transisi menampilkan setiap warna dari pelangi. Kadangkala hearts Pembuatan Suatu Senyawa
DENGAN rumus Yang sama akan menghasilkan warna Yang BERBEDA, such as inviting participation
kromium (III) klorida heksahidrat, CrCl 3 .6H 2 O, DAPAT disintesis hearts Bentuk warna ungu, hijau
muda Dan hijau Gelap.

Penjelasan awal untuk Keragaman sifat dari logam transisi ini adalah, seperti halnya kimia organik,
komponen-komponen senyawa logam transisi juga menguntai cincin. Seorang kimiawan berkebangsaan
Swiss yang bernama Alfred Werner pada tahun 1893 yang mengemukakan konsep senyawa logam
transisi yang terdiri atas ion logam yang dikelilingi ion-ion dan molekul-molekul lain. Teori terbaru ini
diterima baik di negara Jerman tetapi mendapat pemberitahuan pada negara-negara yang berbahasa
Inggris. Selama delapan tahun berikutnya, Werner dan mahasiswanya berusaha membuat beberapa seri
senyawa-senyawa logam transisi dalam menemukan pembuktian dari teorinya dan akhirnya pada tahun
1913 Werner mendapat penghargaan Hadiah Nobel untuk pengakuan kontribusinya.

Walaupun beberapa orang menggunakan istilah "unsur-unsur blok- d " dan "logam-logam transisi"
secara bertukaran, namun kimiawan umumnya membatasi istilah-istilah logam transisi pada suatu unsur
yang memiliki paling sedikit sebuah ion sederhana dengan elektron d luar yang tidak lengkap, contohnya
kromium memiliki dua bilangan oksidasi yang umum (ditambah beberapa yang kuran umum). Bilangan
oksidasi +3 memiliki orbital d yang terisi sebagian walaupun bilangan koordinasi +6 memiliki sebuah
orbital d yang kosong. Jadi kromium dianggap logam sebagai transisi. Sebaliknya, bilangan oksidasi yang
umum bagi scandium adalah +3, memiliki sebuah orbital dyang kosong, namun scandium tidak termasuk
dalam transisi. Sedangkan unsur-unsur seperti zink, kadmium dan merkuri, unsur-unsur ini
mempertahankan orbital d yang penuh, sehingga tidak dianggap sebagai logam-logam transisi. Logam
transisi dalam yang dinyatakan dengan orbital f yang terisi sebagian akan didiskusikan pada bagian lain
dari buku ini.

Dalam modul Penyanyi Pembahasan Mengenai LOGAM Transisi blok- d Penyanyi dibatasi Hanya PADA
LOGAM-LOGAM deret Pertama (periode 4) Saja Yaitu: Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni Dan Cu. Hal ini disebabkan
karena logam-logam periode 4 adalah yang paling umum serta memiliki kepentingan industri yang paling
besar.

a. Sifat-sifat Kimia

Semua logam-logam transisi adalah keras (kecuali golongan 11) dan memiliki titik lebur yang sangat
tinggi yang membentuk paduan satu dengan lainnya serta memiliki konduktivitas listrik dan termal yang
tinggi. Fakta menunjukan bahwa 10 dari logam-logam ini memiliki titik lebur di atas 2000 o C dan tiga
buah logam di atas 3000 o C (tantalum 3000 o C, wolfram 3410 o C dan renium 3180 o C). Logam-logam
transisi semuanya memiliki kepadatan yang tinggi. Densitasnya meningkat dari unsur-unsur periode 4
hingga unsur-unsur periode 6, dengan nilai tertinggi dimiliki oleh osmium dan iridium (23 g cm –3).
Secara kimiawi, logam-logamnya adalah agak tak-reaktif. Hanya beberapa logam seperti besi yang cukup
elektropositif untuk bereaksi dengan asam.

Untuk unsur-unsur golongan utama perbedaan nyata tidak unsur dalam satu golongan. Untuk logam-
logam transisi, unsur-unsur periode 5 dan 6 menunjukkan kandungan kimiawi yang sangat erat dalam
golongannya. Kemiripan ini sebagian besar disebabkan oleh orbital-orbital 4 f dalam unsurnya yang
terletak diantara kedua baris ini.

Elektron-elektron dalam orbital-orbital ini memerisai kurang baik terhadap elektron-elektron dalam
orbital-orbital 6 s dan 5 d bagian luar. Dengan muatan inti yang lebih besar, radius atom, kovalen dan
ionik dari unsur-unsur transisi periode 6 direduksi hingga hampir sama dengan unsur-unsur periode 5.
Hal ini dikenal sebagai kontraksi lantanoida .

Perhatikan radius ion logam-logam golongan 2 dan 5. Radius logam golongan 2 meningkat dari atas ke
bawah dalam golongan, sedangkan ion-ion niobium dan tantalum memiliki radius yang mirip. Kemiripan
dalam radius (demikian juga densitas muatan) inilah yang menghargai sifat-sifat antara anggota-anggota
golongan dalam periode 5 dan periode 6.

Ada beberapa unsur yang lebih dalam dari kimia-unsur periode 5 dan 6 unsur-unsur periode 4.
Contohnya, kromium, molibdenum dan tantalum kesemuanya membentuk oksida dengan bilangan
oksidasi +6. Akan tetapi kromium(VI) oksida, CrO 3 merupakan pengoksidasi yang kuat, sedangkan
molibdenum(VI) oksida, MoO 3 dan wolfram oksida, WO 3 merupakan oksida-oksida normal dari logam-
logam ini.

Kelipatan dari bilangan oksidasi yang ditunjukan oleh logam-logam transisi disebabkan kemampuan
usnur-unsur ini kehilangan jumlah elektron-elektron d . Contohnya dalam larutan akua vanadioum
terdapat dalam bilangan oksidasi +2, +3, +4 dan +5 yang korespons dengan konfigurasi elektron d 3 , d
2 , d 1 dan d 0 . Karenanya kimia vanadium akua terdiri atas reaksi oksidasi-reduksi vanadium. Tipe
reaksi ini dapat dipahami dengan bantuan diagram potensial reduksi berikut. Fakta menunjukan bahwa
potensial reduksi vanadium secara teratur menjadi lebih negatif dari kiri ke kanan dalam diagram
tersebut menunjukan bahwa spesies V 2+ , V 3+ dan VO 2+ adalah stabil terhadap disproporsionasi .

Berbalikan DENGAN Senyawa-Senyawa Dari Unsur-unsur blok- s Dan - p Yang hampir Selalu berwarna
putih. Ketika cahaya melalui suatu material maka terhindar dari panjang gelombang yang diserap. Jika
absorpsi terjadi pada daerah yang terlihat (tampak) dari spektrum cahaya yang ditransmisikan berwarna
sesuai dengan warna komplementer terhadap cahaya yang diserap. Warna dari senyawa-senyawa logam
transisi biasanya dapat berpindah dengan transisi elektron yang melibatkan orbital-orbital d .

b. Sifat-sifat Fisika

Transisi ini adalah bagian dari dua tipe transisi yang utama. Tipe yang pertama adalah transisi d – d ,
sebuah elektron yang ditransfer diantara orbital-orbital yang memiliki karakter orbital- d logam yang
dominan. Dalam tipe transisi ini terdapat pergeseran densitas elektron dari atom yang satu ke yang
lainnya. Dalam transisi yang lainnya, transisi transfer-muatan , sebuah elektron yang ditransfer dari
suatu orbital molekul yang sesuai dengan ligan yang sesuai dengan atom logam atau sebaliknya. Dalam
tipe transisi ini muatan atom dalam keadaan awal dan akhir berbeda nyata. Sebagai aturan umum,
transisi d – dakan menghasilkan warna-warna yang muda dan transisi peralihan–muatan akan
memberikan warna-warna gelap.

10

Banyak logam-logam transisi dan senyawanya memiliki sifat-sifat sebagai katalis. Beberapa contoh
yang paling penting adalah: TiCl 4 bersama dengan Al(C 2 H 5 ) 3 campurannya digunakan sebagai katalis
Ziegler-Natta dalam produksi polimer etilen dan propena. V 2 O 5 digunakan untuk mengkonversi SO 2
menjadi SO 3 dalam proses Contact untuk pembuatan H 2 SO 4 . Mangan dioksida, MnO 2 digunakan
sebagai katalis untuk mendekomposisi KClO 3 menghasilkan O 2. Proses Haber-Bosch untuk mensintesis
amonia dari nitrogen dan hidrogen melibatkan suatu katalis oksida besi-besi. Oksidasi amonia menjadi
nitrat oksida (yang digunakan dalam mensintesis asam nitrat) dikatalis oleh katalis platinum atau
platinum-rhodium.

Sifat lainnya dari unsur-unsur transisi adalah kecenderungannya membentuk senyawa-senyawa non-
stoikiometrik, yaitu senyawa-senyawa dengan struktur dan proporsi yang tak-tentu. Contohnya besi(II)
oksida seharusnya ditulis dengan penambahan garis di atas rumusnya FeO untuk menemukan bahwa
rasio atom-atom Fe dan O tidak tepat 1 : 1. Suatu analisis menunjukan bahwa rumusnya bervariasi
antara Fe 0,94 O dan Fe 0,84 O.

c. Intisari

Logam-Logam Transisi blok- d deret Pertama (periode 4) Yaitu: Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu Dan.
Logam-logam transisi deret pertama memiliki titik lebur yang sangat tinggi yang membentuk paduan
satu dengan lainnya serta memiliki konduktivitas listrik dan termal yang tinggi. Titik leburnya di atas
2000 o C selain Tantalum (3000 o C, Wolfram (3410 o C), dan Rhenium (3180 o C). Memiliki densitas
yang tinggi dan bertambah dari periode 4 ke periode 6. Secara kimiawi logam-logamnya agak tidak
reaktif, kecuali besi yang cukup elektropositif untuk bereaksi dengan asam.

lantanoid adalah reduksi radius atom kovalen dan ionik dari unsur-unsur transisi periode 6. Warna
dari senyawa-senyawa logam transisi adalah karena transisi elektron yang melibatkan orbital d.
Terdapat dua tipe transisi utama yaitu: 1). transisi dd, sebuah elektron yang ditransfer diantara orbital-
orbital yang memiliki karakter orbital -d logam yang dominan (terdapat pergeseran densitas elektron
dari atom yang satu ke yang lainnya). 2). Transisi transfer-muatan, sebuah elektron yang ditransfer dari
suatu orbital molekul yang bertanggung jawab pada ligan untuk menggantikannya pada atom atau
sebaliknya.Logam-logam transisi dan senyawanya memiliki sifat katalis seperti TiCl 4 , V 2 O 5 , dan MnO
2 . Sifat lain tidak transisi adalah kecenderungan membentuk senyawa-senyawa non stoikiometrik
seperti FeO.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa makalah "Kelimpahan Unsur-unsur Kimia"
berisi penjelasan mengenai kelimpahan unsur-unsur kimia di alam, sifat-sifat fisika dan kimia unsur
utama dan transisi periode pertama, yakni Titik Didih Titik Leleh, Kekerasan, Warna, Kelarutan,
Kereaktifan, dan sifat khusus lainnya. Sehingga setelah kita membaca dan mempelajari makalah ini, kita
dapat mengetahui tentang sifat-sifat fisika dan kimia unsur utama dan transisi periode pertama.

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik yang membangun dari para
pembaca. Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Pasti, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang
dapat dibuat untuk nantinya.
12

Daftar Pustaka

Croswell, Ken (Februari 1996). Alchemy of the Heavens. Anchor. ISBN 0-385-47214-5.

Suess, Hans; Urey, Harold (1956). "Abundances of the Elements". Reviews of Modern Physics. 28: 53.
Bibcode:1956RvMP...28...53S. doi:10.1103/RevModPhys.28.53.

Cameron, A.G.W. (1973). "Abundances of the elements in the solar system". Space Science Reviews. 15:
121. Bibcode:1973SSRv...15..121C. doi:10.1007/BF00172440.

Anders, E; Ebihara, M (1982). "Solar-system abundances of the elements". Geochimica et Cosmochimica


Acta. 46 (11): 2363. Bibcode:1982GeCoA..46.2363A. doi:10.1016/0016-7037(82)90208-3.

Morgan, J. W.; Anders, E. (1980). "Chemical composition of Earth, Venus, and Mercury". Proceedings of
the National Academy of Sciences. 77 (12): 6973–6977. Bibcode:1980PNAS...77.6973M.
doi:10.1073/pnas.77.12.6973. PMC 350422 alt=Dapat diakses gratis. PMID 16592930.

Zimmer, Carl (3 Oktober 2013). "Earth's Oxygen: A Mystery Easy to Take for Granted". New York Times.
Diakses tanggal 3 Oktober 2013.

Table data from Chang, Raymond (2007). Chemistry (edisi ke-Ninth). McGraw-Hill. hlm. 52. ISBN 0-07-
110595-6.

Bacaan lebih lanjut Sunting

http://geopubs.wr.usgs.gov/fact-sheet/fs087-02/

http://imagine.gsfc.nasa.gov/docs/dict_ei.html Diarsipkan 2003-12-03 di Wayback Machine.

Sudarmo, Unggul. 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas III, Surakarta, Erlangga
Ambarsari, Tantri, S.Pd, M.Eng 2020, Modul Pembelajaran SMA Kimia Kelas XI, Kemendikbud

Sutresna, Nana.2016, Aktif dan Kreatif Belajar Kimia Untuk Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah
Kelas XII peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Bandung, Grafindo Media Pratama.

Sukmanawati, Wening. 2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Pangajuanto, Teguh dan Rahmidi, Tri. 2009. Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Harnanto, Ari dan Ruminten2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

13

https://www.studiobelajar.com/gas-mulia/

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/a-
kelimpahan-unsur-unsur-di-alam

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/a-
kelimpahan-unsur-unsur-di-alam

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/c-
pembuatan-unsur-unsur-dan-senyawa

https://kimiarini.wordpress.com/kimia-unsur/pembuatan-dan-manfaat-beberapa-unsur-logam-dan-
senyawanya/

http://maaymeong.blogspot.com/2015/11/gas-mulia-pengertian-sifat-keberadaan.html

https://materiipa.com/alkali-tanah
14

Anda mungkin juga menyukai