Semester I
Tahun 2019
LAPORAN PROGRAM
PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
RSUD ULIN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1
SAMBUTAN
Akhir kata, kami dari Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSU
Permata Husada Banjarbarumengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya seluruh program dari Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSU
Permata Husada Banjarbarusehingga tersusunnya laporan Peningkatan Mutudan
Keselamatan pasien RSU Permata Husada Banjarbaru. Semoga dengan adanya laporan ini
kita dapat meningkatkan mutu layanan RSU Permata Husada Banjarbaru.
Ketua
NIP.
2
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 49
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. .LATAR BELAKANG
Validasi data dilakukan oleh anggota komite PMKP dengan cara melakukan validasi
terhadap 20% sampel. Penetuan jumlah sampel yang akandinilai dilakukan dengan
4
systematic random sampling yaitu jumlah populasi dibagi jumlah sampel hasilnya
dijadikan kelipatan dalam pengambilan sampel. Dilakukan analisa dengan sumber data
tentang indikator yang divalidasi. Hasil validasi dibandingkan dengan hasil analisa
kemudian dikali 100%. Apabila didapatkan hasil > 90% maka data dikatakan valid.
Standar capaian dari indikator mutu yang telah ditetapkan oleh RSU Permata Husada
Banjarbarudiambil dari referensi nasional seperti Kepmenkes no 129 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dari capaian/standar yang ada di
SISMADAK dan dari keputusan Kepala Instalasi / Unit terkait. Laporan hasil analisa
data semua indikator mutu RSU Permata Husada Banjarbarudilakukan oleh unit terkait
bekerjasama dengan komite PMKP RSU Permata Husada Banjarbaru.
Data indikator mutu yang telah ditetapkan dikumpulkan oleh Instalasi/ Unit terkait.
Semua data indikator mutu dilakukan analisa dan ditampilkan dalam bentuk grafik-
grafik. Hasil analisa data indikator mutu yang termasuk dalam indikator mutu nasional
RS dilakukan banchmarking dengan SISMADAK.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
A. KEGIATAN POKOK
B.KEGIATAN
2. Membuat konsep regulasi yaitu Kebijakan, Pedoman, Panduan serta program kerja
seluruh kegiatan Peningkatan Mutu danKeselamatan Pasien RSU Permata Husada
Banjarbaruyang ditetapkan oleh direktur.
4. Membuat usulan anggota Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
RSU Permata Husada Banjarbaruuntuk mengikuti pelatihan eksternal PMKP yang
diselenggarakan oleh KARS
5. B e r s a m a d e n g a n b i d a n g d i k l i t menyelenggarakan pelatihan
Penanggungjawab Data (PJ) data, workshop Analisa dan Validasi Data dan pelatihan
PMKP internal untuk seluruh penanggung jawab (PJ) data dan seluruh staf rumah sakit
yang terlibat dalam kegiatan PMKP RSU Permata Husada Banjarbarusecara bertahap.
6. Melakukan sosialisasi tentang pelaporan insiden keselamatan pasien di semua unit kerja
di RSU Permata Husada Banjarbaru.
8. Melakukan validasi data yang dikumpulkan oleh penanggungjawab data data unit dan
melakukan pengolahan analisa data bersama sama dengan instalasi/unit kerja
terkait di RSU Permata Husada Banjarbaru.
9. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu oleh masing masing instalasi
/ unit kerja.
Data hasil pemantauan indikator mutu rumah sakit dicatat oleh petugas unit terkait
dalam sensus harian, direkap oleh penanggung jawab data unit, di supervisi oleh kepala
Instalasi / unit kerja terkait, di validasi oleh anggota Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP RSU Permata Husada Banjarbaru. Validasi data
9
dilakukan apabila ada indikator mutu mutu dan perubahan PJ data. Analisa data dilakukan
oleh unit terkait bekerjasama dengan Komite PMKP.
BULAN
NO PROGRAM KERJA
Januari Februari Maret April Mei Juni
Usulan Kebijakan SK No 188.4/084/Kep-
KUM/2019 ,
PMKPRSUD ULIN Tanggal 4 Januari 2019
1 tentang Penetapan
Kebijakan PMKP
RSUD Ulin
3 SK No 188.4/093/Kep-
Penyusunan Pedoman PMKP KUM/2019 ,
Tanngal 7 Januari 2019
tentang
Pedoman PMKP RSUD
Ulin
4.
Penetapan Area Prioritas Rapat tanggal 7 Januari
PMKP RSUD Ulin 2019
SK No 188.4/090//Kep-
KUM/2019 tanggal
14 Januari 2019 tentang
Kebijakan
Penetapan Area Prioritas
PMKP
6 SK No 188.4/ 0/Kep-
Penetapan Panduan Manajemen KUM/2019, tgl Januari
Resiko 2019 tentang
Penetapan Panduan
Menajemen Risiko RSUD
Ulin
20-21 Juni 2019 di
7 Pelatihan PMK P eksternal : 6-7 Februari 2019 Jakarta 2 orang
(Semarang, Jakarta,Medan) 20-21 Des 2018 20-21 Februari
2019
11 Evaluasi terhadap
5 PPK Kardiologi (sebagai 25 Feb s/d 9
indikator pelayanan prioritas Mar2019
RS)
Pengumpulan Data Pengumpulan Data
12 Pengumpulan Data indikator Pengumpulan Data Pengumpulan Data Pengumpulan
perhari perhari
mutu RS oleh PJ Data Pengumpulan Data perhari perhari perhari Data perhari
12
Validasi Data oleh Validasi Data oleh Validasi Data Validasi Data Validasi Data oleh
13 Pelaksanaan Validasi Data oleh Komite PMKP Komite PMKP oleh oleh Komite Komite PMKP
Komite PMKP Komite PMKP PMKP
BAB III
HASIL KEGIATAN
target capaian
Interpretasi :
Kepatuhan terhadap clincal pathway menggambarkan terselenggaranya
standarisasi proses asuhan klinis, mengurangi resiko proses asuhan klinis,
mengurangi adanya variasi asuhan klinis dan memberikan asuhan klinis yang
tepat waktu serta penggunaan sumber daya yang efisien dan konsisten sehingga
menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi dengan menggunakan praktek klinik
yang berbasis bukti.Berdasarkan grafik diatas menunjukkan kepatuhan terhadap
clincal pathway sudah sesuai standar, Hanya Bulan Mei terjadi penurunan
sedikit.
Format Clinical
120%
100%
80%
60%
40%
20%
target capaian
Interpretasi :
Berdasarkan grafik diatas kepatuhan jam visite dokter spesialis pada bulan
Januari-Juni 2019 sudah sesuai standar, namun terjadi penurunan pada bulan
Maret dan Juni 2019 dengan capaian dibawah standar. Hal ini disebabkan karena
jumlah dokter sub spesialis yang terbatas sehingga beban kerja cukup tinggi.
Dokter sub spesialis yang jumlahnya terbatas harus memberikan pelayanan di
Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap dan Bedah Sentral maupun unit tindakan
lainnya sehingga terlambat melakukan visite.
FAKTOR INDIVIDU/MANUSIA KEBIJAKAN
-Terbatasnya ketenagaan dokter spesialis
SARANA Melakukan tugas Luar -SPO jam visite dokter
Banyaknya tugas/tindakan pelayanan baik rawat jalan/inap
- Melengkapi fasilitas alat medis
-Edaran jam Visit
Rekomendasi :
a.Melakukan sosialisasi tentang ketetuan jam visite kepada para DPJP
b.Mengupayakan formasi penambahan dokter sub spesiaalis sehingga mampu
melayani sesuai kasus yang ada
3. Penundaan Operasi Elektif
target capaian
Interpretasi :
Ketepatan dan kecepatan penangana mengindikasikan keefektifan dan efisiensi
waktu tunggu operasi. Indikator mutu penundaan operasi elektif pada grafik
diatas menunjukkan kasus penundaan operasi elektif masih belum sesuai
standar 5 %, meskipun ada kecendurungan penurunan dari bulan Januari
2019 namun rata-rata masih belum memenuhi standar. Untuk menganalisa
penyebab angka penundaan operasi yang belum sesuai standar dibuat suatu
diagram tulang ikan sebagai berikut
SARANAINDIVIDU/MANUSIA
FAKTOR KEBIJAKAN
-Alat rusakkondisi umum pasien
Penurunan FISHBO -SPO penundaan pasien operasi elektif
-Ruangan kondisi
Perbaikan kamar op rusak -sosialisasi SPO
-Air tidak mengalir(PDAM dalam perbaikan)
Team dan organisasi: 1.Monitor kelayakan alat dikamar operasi secara berkala 2.Koordinasi dengan pihak terkait apabila ada kerusakan kamar
METODE air 4.Koordinasi dengan seluruh tim,manajemen,dan pihak terkait untuk kelancaran operasi
3.Mencek secara berkala ketersedian/penampungan
Edukasi keluarga adanya penundaan operasi elektif
LINGKUNGAN
Monitor/observasi kondisi pasien
Rekomendas
17
Berdasarkan diagram tulang ikan yang telah dibuat maka agar angka
penundaan operasi elektif sesuai standar maka perlu dilakukan upaya :
a. Pemenuhan sarana :
- Memonitor kelayakan alat dikamar operasi secara berkala
- Berkoordinasi dengan pihak terkait apabila ada kerusakan dikamar operasi
- Melakukan pemeriksaan/inspeksi secara berkala ketersedian/penampungan air
b. Sumber Daya Manusia
- Berkoordinasi dengan semua pihak dan terkait untuk kelancaran jalanya operasi.
target capaian
Interpretasi
target capaian
Interpretasi
Rekomendasi :
Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan asuhan
pasien IGD sesuai dengan SPO yang ditetapkan rumah sakit.
1.50%
1.00%
0.50%
standar capaian
19
Interpretasi :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI 129/Menkes/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, waktu kematian pasien IGD <24 jam adalah
HAIs IDO
9%
8%
7%
6%
5%
4%
3%
2%
1%
0%
Interpretasi :
Capaian indikator mutu Infeksi Daerah Operasi masih diatas 2 % dibulan jan-
april sehingga belum sesuai standar .Berdarakan surveilan IPCN, tingginya
infeksi daerah operasi terjadi pada pasien post operasi sectio caesaria. Untuk
menganalisa penyebab angka Infeksi Daerah Operasi yang belum sesuai
standar, namun pada bulan mei dan juni 2019 angka Infeksi Daerah Operasi
sudah terjadi penurunan/sesuai standar. Komite PMKP dan Komite PPI telah
melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan peningkatan mutu dan
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit berupa supervisi, rapat
bersama dan membuat analisa dengan diagram tulang ikan sebagai berikut :
20
Rekomendasi :
Berdasarkan diagram tulang ikan yang telah dibuat maka agar angka Infeksi
daerah Operasi sesuai standar maka perlu dilakukan upaya perbaikan-perbaikan
sarana, sumber daya manusia dan prosedur yaitu :
a. Sarana
- Pegaturan aliran udara, suhu, kelembaban sesuai standar PPRA
- Pemeliharaan alat pendingin udara secara ruitn
- Penyediaan blade operasi sesuai kebutuhan Instalasi Bedah Sentral
- Penambahan fasilitas cuci tangan (hand rub, sabun, wastafel ruangan,
tissue)
- Penyediaan Alat Pelindung Diri di ruang rawat inap dan OK sesuai
kebutuhan
- Penyediaaan fasilitas untuk memandikan pasien di ruang rawat inap
atau ruang bersalin
- Penambahan alat perawatan luka
- Penambahan sarana penyimpanan alat kedokteran
- Penyediaan alat dan linen operasi secara tertur dengan jumlah
sesuai kebutuhan
b. Sumber daya manusia :
- Penambahan tenaga kesehatan di Instalasi Bedah Sentral meliputi
dokter, perawat bedah, penata anestesi dan staf pegelola alat kesehatan
dan linen
- Penambahan tenaga di Instalasi CSSD dan Instalasi Laundry
- Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM melalui pendidikan
dan pelatihan
c. Prosedur :
- Pemberian antibiotik sesuai standar
- Kepatuhan prosedur pre operasi : memandikan pasien, pemakaian clipper
21
- Pelaksanaan perawatan luka yang aseptik dan penggantian korset
pasien post operasi sesuai SPO
- Pemeriksaan kultur pada kejadian IDO
- Tata kelola sarana kamar operasi sesuai standar meliputi
pemantauan aliran udara, suhu, kelembaban
- Pembuatan PDSA tentang kepatuhan cuci tangan oleh Komite PPI
dan antibiotic profilaksis oleh Komite PPRA
8. HAIs HAP
HAIs HAP
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
jan feb mar apr mei jun
-
standar 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
capaian 0.70 - - - 0.69 -
Interpretasi :
Indikator mutu HAIs HAP bertujuan untuk mendukung upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit. Standar capaiananya sebesar 1.00 permil.
Berdasarkan grafik diatas kejadian Pneumonia masih sesuai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan
pelayanan sesuai SPO.
- Surveilan secara rutin oleh IPCN dan IPCLN agar upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi rumah sakit berjalan dengan baik
target capaian
Interpretasi
22
Berdasarkan grafik indikator kecepatan respon terhadap komplain diatas terlihat
belum mencapai standar. Hal ini disebabkan karena petugas Instalasi Pengaduan
Masyarakat harus berkoordinasi dengan unit kerja, bidang atau bagian terkait dengan
materi pengaduan yang ada. Untuk menganalisa penyebab belum tercapainya standar
kecepatan respon terhadap komplain, dibuat diagram tulang ikan sebagai berikut :
Rekomendasi :
Berdasarkan diagram tulang ikan yang telah dibuat maka agar angka kecepaan
respon terhadap komplain sesuai standar maka perlu dilakukan upaya perbaikan-
perbaikan sarana, sumber daya manusia dan prosedur yaitu :
a. Sarana
- Peningkatan sarana Instalasi Pengaduan Masyarakat berupa penyediaan
buku atau formulir komplain
- Peningkatan saranan untuk meningkatkan kenyaman pasien di
ruang pengaduan masyarakt.
- Penyediaan sarana rumah sakit untuk pasien berkebutuhan khusus
- Monitoring lingkungan rumah sakit sehingga tercipta suasana lingkungan
yang nyaman dan aman untuk pasien/keluarga
b. Sumber Daya Manusia
- Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Instalasi Pengaduan
Masyarakat memalui pendiikan dan pelatihan sehingga petugas penangan
komplain memunyai kompetensi :
- Bersikap netral, tidak memihak pasien, keluarga pasein maupun rumah sakit
- Berpenampilan rapi , bersikap ramah, komunikatif dan agresif
dalam koordinasi.
- Mendengarkan dan menghargai pendapat pasien /kelaurga pasien
- Melakukan komunikasi dan informasi efektif dengan pendekatan
persuasive pada pasien dan keluarga
- Koordinasi segera dengan bidang terkait materi komplain
- Jaga kerahasian pasien
c. Prosedur :
23
- Kepatuhan pelaksanaan SPO Penanganan Pengaduan Pasien/Keluarga
- Sosialisasi panduan manajemen komplain
- Pelaksanaan alur penyampaian dan penyelesaian komplain yang berjenjang
- Pembentukan tim reaksi cepat penanganan komplain
- Membuka jalur penyampaian komplain dengan teknologi informasi dan
elektronik lainya.
- Melakukan edukasi prosedur dan peraturan yang berlaku kepada pasien
dan keluarga untuk mempercepat pemahaman
target capaian
Interpretasi :
Rekomendasi :
standar capaian
Interpretasi
Indikator mutu Kepatuhan terhadap penggunaan formularium nasional
menggambarkan efisiensi pelayanan obat kepada pasien JKN sehingga terwujudnya
penyelenggaraan system pelayanan kefarmasian berbasis mutu dan
keselamatanpasien. Kepatuhan penggunaan FORNAS sudah sesuai dengan standar.
Kondisi ini diharapkan dapat dipertahankan.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan sesuai
SPO.
- Instalasi Farmasi menambah indikator mutu dalam Standar Pelayanan Minimal
yang belum tercapai
target capaian
Interpretasi :
Berdasarkan grafik indikator diatas terlihat Keterlambatan Pelayanan Ambulans
Rumah Sakit belum mencapai mencapai standar. Untuk menganalisa penyebab belum
tercapainya standar kecepatan respon terhadap komplain, dibuat diagram tulang ikan
sebagai berikut :
25
Rekomendasi :
Berdasarkan diagram tulang ikan yang telah dibuat maka agar Keterlambatan
Pelayanan Ambulans Rumah Sakit sesuai standar maka perlu dilakukan upaya
perbaikan-perbaikan sarana, sumber daya manusia dan prosedur yaitu :
a. Sarana :
- Pemeliharaan mobil ambulan dan peralatannya secara berkala
- Peningkatan kerjasama dengan pihak di luar rumah sakit untuk pemeliharaan
ambulan
b. Sumber Daya Manusai :
- Penambahan tenaga di Instalasi Ambulan sesuai beban kerja
c. Prosedur :
- Dilakukan review regulasi pelayanan ambulans
- Dilakukan review dan sosialisasi SPO pelayanan ambulan dan sosialisas
- Sosialisasi SOP
- Pelaksanaan monitoring kesiapan unit ambulan secara berkala
Interpretasi :
Berdasarkan grafik indikator diatas terlihat Keterlambatan Waktu Penanganan
Kerusakan Hardware/Jaringan sudah mencapai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan sesuai
SPO.
- Instalasi Pengolah Data Elektronik menambah indikator mutu lain untuk
meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Pengolah Data Elektronik.
target capaian
Interpretasi :
Berdasarkan grafik indikator diatas terlihat indikator mutu Keterlambatan Respon
Genset sudah mencapai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan
sesuai SPO.
- Instalasi Pemelihraan Sarana Rumah Sakit menambah indikator mutu lain
dalam Standar Pelayanan Minimal untuk meningkatkan mutu pelayanan
27
13. Keterlambatan Waktu Penanganan Kerusakan Alat
target capaian
Interpretasi
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan sesuai
SPO.
- Instalasi Pemelihraan Sarana Rumah Sakit menambah indikator mutu lain dalam
Standar Pelayanan Minimal untuk meningkatkan mutu pelayanan
14. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada
Pasien Rawat Inap
target capaian
Interpretasi :
Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat pasien jatuh di rawat inap
merupakan indikator keselamatan pasien, belum mencapai standar 100%. Untuk
menganalisa penyebab belum tercapainya standar indikator mutu kepatuhan upaya
pencegahan risiko cedera akibat pasien jatuh di rawat inap, dibuat diagram tulang
ikan sebagai berikut
28
Rekomendasi :
Berdasarkan diagram tulang ikan yang telah dibuat maka agar indikator mutu
kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat pasien jatuh di rawat inap sesuai
standar maka perlu dilakukan upaya perbaikan-perbaikan sarana, sumber daya
manusia dan prosedur yaitu :
a. Sarana :
- Perbaikan tempat tidur masih ada yang rusak/tidak Pagar pengamannya
- Perbaikan roda tempat tidur/brankar yang sudah aus/lepas bantalan karetnya
c. Prosedur :
- Peningkatan koordinasi unit kerja dengan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit untuk perbaikan pagar pengaman dan roda tempat tidur/brankar
- Peningkatan koordinasi unit kerja dengan dengan Instalasi Kesehatan dan
keselamatan Kerja Rumah Sakit untuk manajemen faktor-faktor resiko di
lingkungan rumah sakit.
- Monitoring kepatuhan pelaksanaan skrining pasien resiko jatuh di semua unit
pelayanan
- Edukasi kepada petugas dan keluarga pasien di setiap unit kerja tentang
pencegahan pasien resiko jatuh
- Edukasi petugas kepada keluarga pasien untuk meninkatkan pemahaman dan
kesadaran keluarga untuk berperan serta dalam pencegahan cedera pada
pasien resiko jatuh
- Monitor kualitas pagar pengaman/roda tempat tidur/brankar
29
15. Kepatuhan Cuci Tangan
target capaian
Interpretasi :
Target capaian ndikator mutu kepatuhan cuci tangan tahun 2019 sebesar 90%.
Berdasarkan grafik diatas kepatuhan cuci tangan belum mencapai standar,
Terdapat peningkatan kepatuhan cuci tangan sejak bulan Februari 2019 namun
masih belum mencapai standar. Untuk menganalisa penyebab belum tercapainya
standar indikator mutu kepatuhan cuci tangan, dibuat diagram tulang ikan
sebagai berikut
Rekomendasi :
Berdasarkan diagram tulang ikan yang telah dibuat maka agar indikator mutu
kepatuhan cuci tanga sesuai standar maka perlu dilakukan upaya perbaikan-
perbaikan sarana, sumber daya manusia dan prosedur yaitu :
a. Sarana
- Pemeliharaan dan perbaikan wastafel secara berkala sehingga dapat berfungsi
baik.
- Penyediaaan hand rub secara berkala oleh Instalasi Farmasi sehingga hand
rub terjaminkecukupannya.
- Penyediaan tissue disetiap wastafel.
30
- Penyediaan banner dan poster cuci tangan untuk meningkatkan kepatuhan
cuci tangan.
target capaian
Interpretasi
Indikator mutu waktu lapor hasil kritis laboratorium bertujuan untuk
mendukung keselamatan pasien. Standar capaiananya sebesar 100% . Berdasarkan
grafik diatas belum mencapai standar bahkan pada bulan Maret- April 2019
mengalami penurunan capaiannya. Untuk menganalisa penyebab belum
tercapainya standar indikator mutu waktu lapor hasil test kritis laboratorium
dibuat diagram tulang ikan sebagai berikut :
31
Rekomendasi :
Berdasarkan diagram tulang ikan yang telah dibuat maka agar indikator mutu
waktu lapor hasil test kritis laboratorium sesuai standar maka perlu dilakukan
upaya perbaikan-perbaikan sarana, sumber daya manusia dan prosedur yaitu :
a. Sarana
- Penyediaan kelengkapan alat laboratorium.
- Penyediaan buku register untuk mencatat hasil test kritis laboratorium.
b. Sumber Daya Manusia :
- Review jumlah tenaga laboratorium patologi klinik sesuai beban kerja
c. Prosedur :
- Review SPO pelaporan hasil test kritis laboratorium oleh analis kesehatan ke
dokter penanggung jawab laboratorium
- Review SPO pelaporan hasil test kritis laboratorium ke DPJP
target capaian
Interpretasi :
Identifikasi pasien merupakan upaya rumah sakit menjamin keselamatan pasien.
Dentifikasi pasien yang benar akan menghindarkan pasien terhadap resiko
kesalahan prosedur tindakan, kesalahan pemberian obat dan lainnya. Berdasarkan
grafik diatas dapat dilihat bahwa kepatuhan identifikasi pasien di RSUD Ulin
sesuai standar .
32
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan sesuai
SPO.
- Instalasi rawat inap menambah indikator mutu lain dalam Standar Pelayanan
Minimal untuk meningkatkan mutu pelayanan.
HAIs VAP
20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
-
Interpretasi :
Indikator mutu Penumonia Akibat Pemakaian Ventilator (Ventilator
Assosiated Penuomonia/VAP) bertujuan untuk mendukung upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi rumah sakit. Standar capaiananya sebesar 20% .
Berdasarkan grafik diatas kejadian Penumonia Akibat Pemakaian Ventilator
(Ventilator Assosiated Penuomonia/VAP) masih sesuai standar.
Satuan Penumonia Akibat Pemakaian Ventilator (Ventilator Assosiated
Penuomonia/VAP) di SISMADAK adalah % sementara satuan Nasional adalah
permil sehingga capaian angka VAP Januari-Juni 2019 dipandang belum bisa
digunakan untuk pengukuran mutu PPI.
33
HAIs ISK
Interpretasi :
Indikator mutu Infeksi Saluran Kemih (ISK) bertujuan untuk mendukung
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit. Standar capaiananya
sebesar 10% . Berdasarkan grafik diatas kejadian Penumonia Akibat Pemakaian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) masih sesuai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan
sesuai SPO.
- Surveilan secara rutin oleh IPCN dan IPCLN agar upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit berjalan dengan baik
21. Pasien IMA Yang Tidak Mendapatkan Terapi Aspirin (Anti Trombotilik)
Dalam Waktu 24 Jam Sejak Datang ke Rumah Sakit
standar capaian
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan
sesuai SPO.
- Menetapkan indikator mutu yang baru dalam area prioritas
pelayanan kardiologi dan kardiovaskuler
standar capaian
Interpretasi :
Indikator Kejadian Tidak Dilaporkanya Hasil Lab Cito Pasien Jantung
merupaka indikator area klinik prioritas bertujuan untuk mengetahui kecepatan
penangana pasien jantung di rumah sakit. Standar capaiananya sebesar 0% .
Berdasarkan grafik diatas Kejadian Tidak Dilaporkanya Hasil Lab Cito Pasien
Jantung sesuai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan
sesuai SPO.
- Menetapkan indikator mutu yang baru dalam area prioritas
pelayanan kardiologi dan kardiovaskuler
standar capaian
Interpretasi :
Indikator Kejadian Tidak Berfungsinya Alat Defibrilator di IGD merupaka
indikator area manajemen prioritas bertujuan untuk mengetahui kecepatan
penanganan pasien jantung dan dukungan peraatan pelayanan kardiologi dan
kedokteran vaskuler di rumah sakit. Standar capaiananya sebesar 0% .
Berdasarkan grafik diatas, capaian indikator mutu Kejadian Tidak Berfungsinya
Alat Defibrilator di IGD sesuai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan
sesuai SPO.
- Menetapkan indikator mutu yang baru dalam area prioritas
pelayanan kardiologi dan kardiovaskuler
24. Kejadian Tidak Dilaporkannya Nilai Kritis Hasil Laboratorium Pasien Jantung
standar capaian
Interpretasi :
36
Indikator mutu Kejadian Tidak Dilaporkannya Nilai Kritis Hasil
Laboratorium Pasien Jantung merupaka indikator sasaran keselamatan pasien
prioritas bertujuan untuk mengetahui kualitas upaya menjaga standar
keselamatan pasien pada penanganan pasien di rumah sakit. Standar
capaiananya sebesar 0% . Berdasarkan grafik diatas, capaian indikator mutu
Kejadian Tidak Dilaporkannya Nilai Kritis Hasil Laboratorium Pasien Jantung
sesuai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan
sesuai SPO.
- Menetapkan indikator mutu yang baru dalam area prioritas
pelayanan kardiologi dan kardiovaskuler
standar capaian
Interpretasi :
target capaian
Interpretasi :
Indikator mutu Ketidaklengkapan Pengisian Informed Consent Tindakan
Kateterisasi Pasien Jantung merupakan indikator sasaran keselamatan pasien
prioritas bertujuan untuk mengetahui kualitas upaya menjaga standar
keselamatan pasien pada penanganan pasien di rumah sakit. Standar
capaiananya sebesar 0% . Berdasarkan grafik diatas, capaian indikator mutu
Ketidaklengkapan Pengisian Informed Consent Tindakan Kateterisasi Pasien
Jantung sesuai standar.
Rekomendasi :
- Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan
sesuai SPO.
- Menetapkan indikator mutu yang baru dalam area prioritas
pelayanan kardiologi dan kardiovaskuler
38
BULAN KESESUA
NO INDIKATOR X STANDAR
JAN FEB MAR APR MEI JUN IAN
IDIK- ketidaklengkapan pengisian formulir informed consent
1 kateterisasi jantung
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
2 IGD-Kejadian tidak berfungsiinya alat defebrilator 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
FARMASI-kejadian tidak tersedianya obat jantung untuk pasien
3 jantung
0.29% 0.00% 0.75% 1.01% 0.00% 0.00% 0.34% 0.00% TS
4 FARMASI-kesalahan penyerahan obat pasien jantung 0.57% 0.74% 0.75% 0.00% 0.00% 0.00% 0.34% 0.00% TS
RUANG TULIP 2c-Kelengkapan asesmen pasien jantung dalam waktu
5 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% S
24 jam setelah pasien masuk rawat inap 100.00%
IPDE-Keterlambatan waktu penanganan kerusakan hardware /
6 jaringan
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
LOGISTIK - Kecepatan Pelayanan Peemenuhan Permitaan Blanko
9 Cetak Unit Kerja
87.05% 86.86% 89.62% 90.43% 91.95% 90.52%
89.41% 100.00% TS
LABORATORIUM- Kejadian tidak dilaporkannya nilai kritis hasil
13 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
laboratorium pasien jantung 0.00%
LABORATORIUM -kejadian tidak dilaporkannya hasil laboratorium cito
14 pasien jantung
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
15 Kejadian kematian ibu karena pre eklampsia/Eklampsia. 0.00% 2.94% 6.45% 2.27% 7.14% 1.75% 3.43% 3% S
DIKLIT Prosentase Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20
16 jam pertahun
0.11% 0.73% 1.80% 1.58% 0.39% 0.17% 0.80% 100.00% TS
IRM - waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
18 inap
90.00% 97.00% 92.00% 98.00% 95.00% 90.00% 93.67% 100.00% TS
IRM - Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
19 jalan
94.12% 97.17% 96.52% 95.83% 96.72% 96.78% 96.19% 100.00% TS
20 IRM - kepatuhan kelengkapan pengisian informed consent 66.74% 73.33% 72.06% 72.02% 74.60% 73.57% 72.05% 100.00% TS
IRM - kelengkapan pengisisan rekam medis 1x24 jam setelah pasien
21 7.54% 6.77% 8.72% 0.35% 0.58% 0.74% 100.00% TS
selesai pelayanan rawat inap 4.12%
ANESTESI - penggunaan obat dan bahan habis pakai anestesi tidak
22 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
sesuai dengan formularium nasional 0.00%
39
23 ANESTESI - kejadian blok total spinal 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
24 ANESTESI - kejadian gagal intubasi 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
ANESTESI - Kejadian gigi tanggal,trauma wajah dan oral akibat
25 tindakan intubasi
0.00% 0.00% 0.00% 0 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
ANASTESI - Kejadian salah penempatan ett yang berakibat adanya
26 kejadian sentinel
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% S
27 PSIKOLOGI - Drop Out Pasien Terapi Perilaku 8.33% 0.00% 8.33% 0.00% 24.00% 29.41% 11.68% 0.00% TS
28 Laundry - Ketepatan waktu penyediaan linen untuk rawat inap 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% S
ANESTESI - lembar edukasi tindakan anestesi / sedasi terisi sebelum
29 dilakukan induksi
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% S
ANASTESI - Persetujuan Tindakan anestesi / sedasi terisi sebelum
30 dilakukan induksi
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% S
31 GERIATRI - Buka pelayanan sesuai ketentuan 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% S
32 IPM - Penanganan pengaduan langsung yang diselesaikan di tempat 72.73% 76.92% 100.00% 86.96% 70.59% 90.00% 82.87% 100.00% TS
35 MCU - Buka pelayanan sesuai ketentuan 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% S
36 HD - Tindakan Hemodialisis (HD) elektif terlayani sesuai jadwal 100.00% 100.00% 100.00% 99.74% 100.00% 100.00% 99.96% 100.00% S
37 IPSRS - Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat 94.07% 94.68% 94.95% 95.48% 95.31% 91.00% 94.25% 100.00% TS
AMBULANS - Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta
39 92.11% 100.00% 86.49% 98.25% 100.00% 100.00% 100.00% TS
jenazah di rumahsakit 96.14%
40 SANITASI - Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit 83.67% 84.00% 86.50% 87.50% 88.00% 83.00% 85.45% 100.00% TS
BANK DARAH - Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan
41 transfusi
72.86% 75.33% 72.65% 71.90% 66.43% 39.92% 66.52% 100.00% TS
42 GIZI - Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien 14.72% 14.66% 13.99% 13.99% 13.96% 14.57% 14.32% 20.00% S
43 FARMASI - Keterlambatan waktu penerimaan obat non racikan 10.88% 8.89% 0.74% 1.11% 2.85% 1.84% 4.39% 0.00% TS
44 LAB.PK - Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium 97.72% 97.51% 97.30% 97.01% 97.11% 96.86% 97.25% 100.00% TS
45 RADIOLOGI - Kejadian kegagalan pelayanan rontgen 0.08% 0.00% 0.16% 0.69% 0.47% 0.51% 0.32% 0.00% S
INTENSIVE - Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif
46 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.17% 3.00% S
dengan kasus yang sama < 72 jam 0.03%
VK - Kejadian kematian persalinan ibu karena perdarahan post
47 partum.
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 9.09% 1.52% 3.00% S
50 IRJA - Buka pelayanan sesuai ketentuan 100.00% 100.13% 100.00% 99.00% 100.00% 100.36% 99.92% 100.00% S
40
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu kepatuhan terhadap clinical pathway
menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2019 capaian indikator mutu kepatuhan terhadap
clinical pathway di RSUD Ulin dibawah capaian rumah sakit pembanding, namun pada
bulan Februari dan Maret 2019 capaiannya sama .
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu kepatuhan jam visite dokter spesialis
menunjukkan bahwa pada bulan Januari dan Februari 2019 capaian indikator mutu
kepatuhan jam visite dokter spesialis di RSUD Ulin dibawah capaian rumah sakit
pembanding, namun pada bulan Maret 2019 capaiannya sama.
43
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Penundaan Operasi Elektif menunjukkan bahwa
pada bulan Januari 2019 capaian indikator mutu Penundaan Operasi Elektif di RSUD
Ulin diatas capaian rumah sakit pembanding, namun pada bulan Februari dan Maret
2019 capaiannya sama.
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Waktu Tunggu Rawat Jalan menunjukkan bahwa
pada bulan Januari dan Februari 2019 capaian indikator mutu Waktu Tunggu Rawat
Jalan di RSUD Ulin diatas capaian rumah sakit pembanding, namun pada bulan Maret
2019 capaiannya sama.
44
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Emergency Respon Time (Waktu Tanggap
Pelayanan Gawat Darurat ≤ 5 menit )menunjukkan bahwa pada bulan Januari dan
Febrauari 2019 capaian indikator mutu Emergency Respon Time (Waktu Tanggap
Pelayanan Gawat Darurat ≤ 5 menit)di RSUD Ulin diatas capaian rumah sakit
pembanding, namun pada bulan Maret 2019 capaiannya sama.
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Kecepatan Respon Terhadap Komplain
menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2019 capaian indikator mutu Kecepatan
Respon Terhadap Komplain di RSUD Ulin dibawah capaian rumah sakit pembanding,
bualn Februari 2019 capaiannya diatas capaian rumah sakit pembanding , pada bulan
Maret 2019 capaiannya sama.
45
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Kepuasan Pasien dan Keluarga menunjukkan
bahwa pada bulan Januari 2019 capaian indikator mutu Kepuasan Pasien dan Keluarga
di RSUD Ulin dibawah capaian rumah sakit pembanding, bulan Februari 2019
capaiannya diatas capaian rumah sakit pembanding , pada bulan Maret 2019
capaiannya sama.
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Bagi RS Provider BPJS menunjukkan bahwa pada bulan Januari dan Februari 2019
capaian indikator mutu Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS
Provider BPJS di RSUD Ulin diatas capaian rumah sakit pembandingpada bulan Maret
2019 capaiannya sama.
46
9.Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada Pasien
Rawat Inap (Provinsi Jawa Timur)
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera
Akibat Pasien Jatuh pada Pasien Rawat Inap menunjukkan bahwa pada bulan Januari,
Februari dan Maret 2019 capaian indikator mutu Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko
Cedera Akibat Pasien Jatuh pada Pasien Rawat Inap di RSUD Ulin sama dengan
capaian rumah sakit pembanding.
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Kepatuhan Cuci Tangan menunjukkan
bahwa pada bulan Januari, dan Februari 2019 capaian indikator mutu Kepatuhan Cuci
Tangan di RSUD Ulin dibawah capaian rumah sakit pembanding, pada bulan Maret
2019 capaiannya sama dengan rumah sakit pembanding.
47
11.Waktu Lapor Hasil Test Kritis Laboratorium (Provinsi Sumatera Utara)
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu Waktu Lapor Hasil Test Kritis Laboratorium
menunjukkan bahwa pada bulan Januari, Februari dan Maret 2019 capaian indikator
mutu Kepatuhan Cuci Tangan di RSUD Ulin saa dengan capaian rumah sakit
pembanding.
Interpretasi :
Hasil benchmarking indikator mutu menunjukkan bahwa pada bulan Januari dan
Maret 2019 dan bulan Februari capaian RSUD Ulin lebih tinggi capaiannya dibanding
dengan RS pembanding.
48
II. PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
1. Laporan Diskrepansi Diagnose Pre dan Post Operasi bulan Januari – Maret 2019
3 Maret 333 80 0
2 Februari 180 0 0
3 Maret 142 0 0
4 April 0 0
5 Mei 0 0
6 Juni 0 0
A. Kesimpulan
Upaya peningkatan mutu yang dilakukan oleh Rumah Umum Daerah Ulin
Banjarmasin saat ini sudah mendapatkan dukungan yang maksimal dari Direktur dan
seluruh staf Rumah sakit.Akan tetapi masih butuh koordinasi dan tatakelola yang baik
dalam sistemika kerjanya.
Kedisiplanan dalam pelaporan mutu juga harus ditingkatkan.Kompetensi dan
pengetahuan seluruh anggota Komite Mutu dan Keselamatan Pasiendan Penanggung
Jawab Mutu Unit tentang upaya peningkatan mutu harus selalu di up date dan
dilaksanakan
B. Saran
1. Memaksimalkan pertemuanrutin Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai
upaya sosialisasi seluruh program peningkatan mutu kepada kepala unit maupun
penanggung jawab mutu di unit.
2. Peningkatan pemahaman unit kerja tentang PMKP melalui pelatihan internal PMKP
secara bertahap.untuk seluruh pegawai rumah sakit .
3. Penataan dan pendistribusian ulang seluruh dokumen PMKP yang berupa program,
Panduandan SPO sehingga setiap pegawai lebih memahami upaya peningkatan mutu
di RSU Permata Husada Banjarbaru.
4. Mengoptimalkan upaya validasi data mutu sehingga data mutu dapat ditampilkan dan
pertanggungjawabkan di publik
5. Melakukan peninjauan kembali terhadap profil indikator mutu yang telah dibuat
untuk mendapat hasil penilaian mutu yang tidak bias dan berkualitas.
Banjarmasin, September
2019 Ketua Komite PMKP