Anda di halaman 1dari 3

ZEOLIT DAN KARANG JAHE

Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perikanan penting untuk menghilangkan sisa
buangan metabolisme tubuh dari ikan yang berbahaya seperti amoniak (NH3), serta sebagai
pengganti aerasi ( Pulford Et al. 2017). Kelayakan suatu lokasi perairan hasil dari kesesuaian
antara persyaratan hidup dan berkembangnya suatu komoditas budidaya disuatu lingkungan
fisik (Kulla et al. 2020). Air sebagai media utama tempat hidup ikan sangatlah berpengaruh
dan harus diperhatikan dengan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya (Rachmawati et
al. 2015).Sistem resirkulasi merupakan teknologi untuk menjaga kualitas air media budidaya,
dimana dalam system resirkulasi ini memanfaatkan sebuah filter yang berfungsi untuk
menetralkan senyawa toksik secatra biologis yang biasanya proses ini pasti berlangsung
(Jubaedah etal. 2020). Berdasarkan hal tersebut makan penggunaan filter sangatlah penting
bagi kualitas air. Terdapat tiga dasar dari penggunaan filter yaitu, menghilangkan atau
mengangkat kotoran atau sisa kotoran dari air, seperti pakan yang tidak termakan,
mengangkat bahan kimia dan menguraikan produk yang beracun.
Tiga dasar dari penggunaan filter yaitu, menghilangkan atau mengangkat kotoran baik
dari sisa pakan ataupun buangan metabolisme, mengngkat bahan kimia. Filter dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu, filter fisika (mekanik), filter kimia dan filter biologi. Filter
yang berfungsi untuk membersihkan molekul-molekul bahan organic terlarut melalui proses
oksidasi atau penyerapan langsung disebut denga filter kimia. Penggunaan dan daya kerja
dari filter kimia ini berbeda dengan kedua jenis filter yang ada dimana untuk jenis filter ini
sanagt bergantung pada material yang digunakan dan kapasitas daya serapnya (Silaban et al.
2012). Bahan yang berfungsi dan dapat digunakan untuk filter kimia diantaranya, arang aktif,
ozon, sinar ultraviolet, resin, karang jahe, zeolite, dan peat.
Zeolit pertama kali ditemukan pada tahun 1756 di Swedia oleh Baron Axel Federick
dimana seorang ahli mineral. Zeolit sendiri berasal dari kata zein dan lithos yang mempunyai
arti batu api, dimana bentuk awal ditemukan zeolite yaitu kristal yang terdapat di dalam
rongga batuan basal (Diansari et al. 2013). Penggunaan zeolite lebih banyak diaplikasikan
pada air tawar dibandingkan air laut,zeolite sendiri digunakan sebagai absorben ammonia.
Zeolit alam dan sintesis merupakan dua macam zeolite yang bias digunakan. Pergantian
ataupun pencucian dilakukan dikarenakan zeolite mempunyai tingkat kejenuhan agar daya
kerjanya tetap terjaga dengan baik (Sklenickova et al. 2020). Karang jahe memiliki sifat
porous (berongga), fungsi dari karang jahe sebagai filter yang digunakan sebagai media filter
dalam menjernihkan air dan menurunkan kadar amoniak. Sebelum digunakan dicuci bersih
terlebih dahulu dan dikeringkan. Cara yang baik [ada saat penggunaan di media budidaya
dalam pemasangannya karang jahe ini dengan menyisipkan kasa plastic pada bagian dalam
filter (Putri et al. 2017). Selain melepaskan senyawa magnesium terlarut, komponen kalsium
karang jahe juga dapat larut dalam air dan membentuk karbonat dan senyawa lainnya. Oleh
karena itu, nilai pH dapat dinaikkan di atas 7, dan kapasitas buffer (menjaga nilai pH tidak
terpengaruh oleh perubahan faktor-faktor seperti CO2 terlarut) diperkuat. Filter karang jahe
bertindak sebagai filter fisik dalam sistem resirkulasi untuk menyaring padatan tidak
tersuspensi seperti kotoran ikan dan pakan ulat sutera (Wahyu 2012).
Menurut Nasir dan Khalil (2016), meyatakan hasil penggunaan filter kombinasi
memberikan hasil yang amoniak untuk Panjang dan kelangsungan hidup terbaik, hal ini
dikarenakan pada filter kombinasi (sabut kelapa dan zeolite) kondisi airnya yang paling
bersih dari amoniak. Hasil tersebut diindikasikan karena serabut kelapa sebagai penyaring,
sedangkan zeolite berfungsi untuk menatrilisir amoniak. Menurut Diansari et al. (2013) hail
data kadar ammonia penggunaan filter zeolite dengan kepadatan rendah yaitu 10
menunjukkan tingkat kadar ammonia kecil dibandingkan dengan kepatan yang lebih tinggi
15-20 ekor yang menunjukkan hasil ammonia terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan karena
semakin tingginya padat tebar maka limbah yang dihasilkan akan meningkat baik dari feses
ataupun sisa pakan. Sehingga zeolite sudah tidak mampu berperan sebagai penjebak kotoran
dikarenakann sudah tertutup rongga zeolite. Filter arang dan karang jahe selalu mengalami
penurunan disetiap harinya, pada hari pertama sebesar 56,11% dihari kedua terjadi penurunan
6,69% dari hari sebelumnya dan dihari ketiga sebesar 84,11% dari hari kedua. Hasil
pengujian kadar amonia yang didapatkan filter arang dan karang jahe lebih baik dibandingkan
dengan yang lainnya karena kadar amonia disetiap harinya mengalami penurunan. Hasil
kadar DO dan amonia filter arang dan karang jahe yang lebih baik untuk kenaikan kadar DO
dan penurunan kadar amonia daripada filter arang dan zeolit, meskipun keduanya memiliki
daya serap yang baik. Kombinasi arang dan karang jahe mengalami penurunan yang konstan
dan perlahan berbeda dengan menggunakan batu zeolite (Marselin 2021).
DAFTAR PUSTAKA
Diansari RVRR, Arini E, Elfitasari T. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda TERHADAP
KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA
SISTEM RESIRKULASI DENGAN FILTER ZEOLIT. Journal of Aquaculture Management
and Technology. [diakses 2022 September 26]2 (3): 37-45.

Jubaedah Dade, Marsi, Wijayanti M, Yulisman, Mukti CR, Yonarta D, Fitriana FE. 2020.
Aplikasi system resirkulasi menggunakan filter dalam pengelolaan kualitas air
budidaya ikan lele. Jurnal Akuakultur. 4(1): 1-5.doi: 10.35308/ja.v4i1.2436
Kulla Saba LO, Yuliana Ernik, Supriyono E. 2020. Analisis kualitas air dan kualitas
lingkungan untuk budidaya ikan di Danau Laimadat, Nusa Tenggara Timur.
Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan. 1(3): 135-144. doi:
10.15578/plgc.v1i3.9290

Marselin YT. 2021. Analisis PENGGUNAAN JENIS PUPUK PADA BUDIDAYA MINA PADI SISTEM
RESIRKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN DAN EFEKTIFITAS FILTER AIR. [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nasir M, Khalil M.2016. Pengaruh penggunaan beberapa jenis filter alami terhadap pertumbuhan
kualitas air dalam pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio). Acta Aquatica. 3(1): 33-
39. DOI: 10.29103/aa.v3i1.336

Pulford, E., Polidoro, B., & Nation, M. (2017). Understanding, the relationships between water
quality, recreational, fishing practices, and human health in Phoenix, Arizona. Journal
of Environmental Management, 199, 242-250. DOI: 10.1016/j.jenvman.2017.05.046.

Putri CA, Sulistiyani, Rahardjo M. 2017. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KARBON AKTIF DAN KARANG
JAHE SEBAGAI FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KADAR AMONIAK LIMBAH CAIR
RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT. 5(5): 470-476.

Rachmawati D, Samidjan I, Setyono H. 2015. Manajemen kualitas air media budidaya ikan
lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dengan Teknik probiotik pada kolam
terpal di Desa Vokasi Rekosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.
PENA Aakuatik. 12(1): 24-33. doi: 10.31941/penaakuatika.v12i1.324
Silaban Fanta T, Santosos L, Suparmono. 2012. Dalam peningkatan kinerja filter air untuk
menurunkan konsentrasi monia pada pemeliharaan ikan mas (Cyprinus
carpio). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 1(1): 1-10.
Skleničková, K., Koloušek, D., Pečenka, M., Vejmelková, D., Šlouf, M., & Růžičková, I.
(2020). Application of zeolite filters in fish breeding recirculation systems and
their effect on nitrifying bacteria. Aquaculture, 516: 734-605. doi:10.1016/
Wahyu. 2012. Peningkatan Produksi Ikan Maanvis Pterophyllum scalare Dalam Budidaya Sistem
Resirkulasi Melalui Peningkatan Padat Tebar. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai