Anda di halaman 1dari 3

SHORT MOVIE

EMANSIPASI WANITA
Sinopsis : intinya cerita ini mengisahkan sosok kartini yang melihat dunia masa
kini. Biasanya kan kalau cerita emansipasi wanita menggambarkan gimana perjuangan seorang
wanita untuk meraih sesuatu tanpa terhalang deskriminasi gender. Tapi terkadang mereka lupa
akan kehidupan saat ini yang mana dapat dikatakan emansipasi tu udah umum banget dan
hampir semua wanita sadar akan haknya. nah sekarang masalahnya bagaimana emansipasi itu
digunakan saat ini. menurutku ada beberapa orang yang salah dalam mengartikan emansipasi.
Mereka menganggap bahwa emansipasi itu seakan kebebasan wanita yang bener” bebas, kek
gapunya batesan. Bahkan kadang ada beberapa orang yang menganggap kalau perempuan itu
lebih dari cowok. Karena emansipasi itu, beberapa perempuan berpikir bahwa mereka bisa
hidup meskipun tanpa laki-laki. So, lewat cerita ini, aku pingin ngingetin itu aja sih… dan
pinginku didalemnya nanti ada komedi, drama, dan pastinya moral value.
“kukuruyukk… kukuruyuk..” terdengar suara kokokan ayam diiringi semburat sinar sang
Mentari yang bersamaan menyambut pagi yang dating.
(intinya menggambarkan suasana pagi hari, boleh dikasi efek embun juga wkwk)
Tiba – tiba seseorang terbangun dari tidurnya.. (R.A. Kartini) …[Gerakan ala orang baru bangun
dari tidur Panjang]
Kartini : “(menguap)… huhh sampun enjing rupinipun, raosipun kula enggal tangi sawise turu
atusan tahun. [Gerakan meregangkan badan dll]
setelah membuka mata dan melihat keadaan sekitar…
Kartini : “Loh.. aku ana nang endi iki?!” (kaget)
“Banjur kamarku?! Kratonku! Nang endi kabeh.. aku ana nang endi iki??”
Lalu kartini pun berjalan di jalanan beraspal tanpa mengenakan alas kaki alias nyeker. Sambil
bertanya – tanya apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa semuanya sudah berbeda…( dadi kek
ala” drakor sg travel time ndek masa lampau wkwk)
Tiba – tiba dia bertemu dengan seorang pria, misalnya ki hajar dewantara…
Kartini : “nyuwun ngapunten Pak, kula niki sebenere wonten ing pundi nggih? Kenging punapa
kawontenanipun sampun ebah sedaya? sampun mboten wonten malih penduduk dhusun lan
kenging punapa sadayaning tiyang penampilane aneh? Apa piyambakipun sedaya menika
penjajah enggal? lan wonten pundi penjajah Londo?”
Ki hajar dewantara : “(tersenyum) kamu sekarang sedang ada di masa depan, lebih tepatnya
kamu ada di tahun 2021. Nggak usah bingung, disini kamu bisa melihat sendiri bagaimana hasil
dari perjuanganmu 117 tahun lalu.” [sampeyan samenika saweg wonten ing masa ngajeng,
langkung leresipun sampeyan wonten ing warsa 2021. mboten betah bingung, wonten ngriki
sampeyan saged priksa piyambak kados pundi kasil saking perjuanganipun sampeyan 117 warsa
kala-wingi.”
Kartini : “ tapi…” (sosok itupun tiba” hilang)
“2021??” (ekspresi bingung)
Lalu kartini pun berjalan menyusuri jalan… melihat – lihat mobilitas penduduk sekitar di masa
modern.
Di perjalanan dia melihat para wanita yang telah diakui hak – haknya oleh masyarakat luas, dia
melihat kesetaraan antaa hak pria dan wanita sudah terwujud. Hatinya merasa Bahagia, tak ada
lagi kaum wanita yang tertindas.
Missal peristiwa yang terjadi:
- seorang wanita menang olimpiade
- wanita yang kampanye pemilu di depan umum.
- banyak pelajar wanita yang bersekolah
- lomba debat antara cewek cowok, (wanita berani mengemukakan pendapatnya)
Kartini juga melihat seorang anak memajang fotonya dan tersenyum sambil berucap terima
kasih….
But…. Setelahnya dia juga menyaksikan sendiri bagaimana perilaku wanita modern yang over
emansipasi or menganggap bahwa emansipasi merupakan sebuah kebebasan mutlak seorang
wanita hingga lupa akan kodrat yang sebenarnya.
-------***------
Setelah lama berjalan, kartini melihat seorang cewe naik motor kek cowok (digas:v) dan kaget…
Kartini : “Ya Allah Gusti! Apa iku mau wong wadon?? Ya Allah, nok.. ( mengelus dada dan
geleng kepala)
Kemudian dia juga melihat kumpulan geng cewek – cewek yang lagi nongkrong dengan suara
ketawa yang keras…
Kartini : astaghfirullah.. njumbul aku… iku bocah wadon ap ambak kunti, suarane medeni.. ora
isin apa yen nganthi krungu tanggane? Jan bocah jaman saiki.
Lalu kartini menemui aksi tik tok an anak zaman sekarang dan juga anak – anak cewek yang
dance k-pop…
Kartini : “……….
Adegan pacaran juga boleh wkwk

-----****------
Hingga suatu ketika kartini melihat sebuah keluarga yang sedang bertengkar ( ala-ala indosiar
wkwk ).
Ayah : “ Ma, kamu nggak masak ya, hari ini?”
Ibu : “Ya, enggaklah. Kamu nggak tahu apa aku tu kerja seharian, jadi nggak sempet buat
masak.”
Ayah : “Tap ikan ma, ngurusin rumah, masak, dll itu kan emang tugas perempuan.”
Ibu : “ Pa, kalau mama aja bisa kerja yang notabene nya tugas laki – laki, harusnya cowok
juga nggak masalah dong buat ngerjain tugas perempuan?”
Ayah : “ya harusnya kamu luangin waktu kamu buat keluarga dong. Kamu itu perempuan,
jangan lupa sama kewajiban kamu buat ngurusin rumah.”
Ibu : “ Terus kalau aku perempuan, aku harus di rumah aja kaya orang - orang zaman dulu
gitu? Ini itu udah zaman modern, wanita juga punya hak buat sederajat sama laki – laki.
Emangnya kamu nggak inget gimana perjuangan R.A. Kartini buat memperjuangkan emansipasi
wanita. Jadi kamu juga harus ngargain itu dong.”
Ayah : “ tapi bukannya lupa sama kewajiban wanita juga, kamu itu…”
Ibu : “ Udahlah, kita bahas besok lagi aja ok, aku capek mau istirahat.”

Kartini yang melihat hal itu pun merasa sedih..ia merasa emansipasi wanita yang telah
diperjuangkannya ternyata tidak semanis harapannya. Banyak orang yang menyalahartikan
persamaan hak itu. Banyak orang yang melupakan kodratnya sebagai wanita dengan alasan
kesetaraan gender.

Kartini pun bertemu dengan ki hajar dewantara lagi dan berbincang.


Ki hajar : “ bagaimana? Apakah kamu puas dengan hasil perjuanganmu 171 tahun yang
lalu? Emansipasi yang kamu perjuangkan mati – matian kini telah terwujud. Apakah kamu
senang sekarang?”
Kartini : “tentu, kini kaum wanita telah mendapatkan hak yang pantas mereka dapatkan.
Aku sangat Bahagia mengetahui perjuanganku kini telah berhasil. Banyak ku kulihat kaum
wanita yang sudah bersekolah dan sukses. Bahkan mereka juga bisa keluar rumah dengan bebas
dan melakukan aktivitas yang dulu mungkin hanya bisa dilakukan oleh kaum laki-laki.”
Kartini : “Tetapi kenapa raut wajahmu Nampak sedih?”
Kartini : “ aku sedikit sedih karena tak sedikit perempuan yang menyalahgunakan emansipasi
wanita. Mereka menganggap bahwa emansipasi memberikan kebebasan penuh pada mereka
untuk melakukan segala hal, bahkan sampai membuat mereka melupakan kodratnya sendiri.
Jujur, bukan ini yang aku mau. Aku tidak ingin kesetaraan ini menggeser peran wanita yang
sesungguhnya. Aku ingin tercipta keadilan antara kaum pria dan wanita. Melalui emansipasi ini
aku ingin wanita menyadari bahwa diri mereka juga punya hak yang sama dengan pria dengan
demikian wanita tidak akan tertindas lagi dan bersama pria mereka dapat memajukan ibu pertiwi.
Aku harap setelah ini wanita menyadari peran mereka yang sesungguhnya. Dengan tetap
menjaga emansipasinya tapi tanpa melupakan kodratnya.” (kasih ekspresi sedramtis mungkin
wkwk, kalau bisa sampe nangis).

Sekian, terima kasihhhh


Mon maap kalau salah – salah… just saran aja hehe..

Nabila A

Anda mungkin juga menyukai