PELAYANAN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT SYARIAH
KONTRIBUTOR
Harief Fadhillah, SKP., SH., M.Kep
Dr. Ati Suryamediawati, S.Kp.,M.Kep
Sumijatun, S.Kp., MARS., Ph.D
Rohman Azzam, S.Pd.,S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.M.B
DR. Budi Mulyadi, S.KP, M.Kep, Sp.Kep.Kom
Murtiningsih, SKp., M.Kep.,Sp.Mat
Melati Fajarini, S.Kp., MN
Tuti Afriani, S.Kp.,M.Kep
DR. drg. Wahyu Sulistiadi, MARS
Drg. Sri Rahayu, MMR., Ph.D
Turiman, S.Kp., Ns.
Tim Keperawatan RSI Sultan Agung Semarang
Tim Keperawatan RS Nur Hidayah Bantul DIY
ISBN
Penerbit
BAB I
PENDAHULUAN | 6
BAB II
STANDAR PELAYANAN
KEPERAWATAN SYARIAH | 11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SYARIAH DI
RUMAH SAKIT SYARIAH | 40
DAFTAR PUSTAKA | 51
Bissmillahirrahaanirrahiim
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
K
eperawatan adalah manifestasi dari ibadah yang berbentuk pe-
layanan profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan, dan amal
serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual
yang komprehensi
Pada masa Nabi Ayub, ujian sakit yang dialami Nabi Ayyub diuraikan
dalam beberapa ayat dalam al-Quran. Diantaranya terdapat dalam surat
Tenda perawatan milik Rufaidah muncul pertama kali saat Perang Uhud.
Ketika itu, Rufaidah keluar dalam peperangan dan membawa seluruh pera-
latan, termasuk tenda yang dia butuhkan di atas unta. Dia mendirikan tendan-
ya di hadapan para prajurit Muslim. Para sahabiyah turut membantunya. Ten-
da ini kemudian disebut sebagai Rufaidah al-Aslamiah. Ini merupakan tenda
perawatan lapangan pertama dalam perjuangan Islam. Di tenda tersebut, ia
merawat luka para pejuang dan menjaga mereka pada waktu malam. Dalam
Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Ishabatu fi Tamyizi menulis, ketika Ru-
faidah melihat panah tertancap di dada Saad, ia menghentikan aliran darahnya
terlebih dahulu. Ia membiarkan panah itu tetap menancap di dadanya sebab
dia mengetahui teknik pengobatan dengan baik. Jika dicabut, darah akan men-
gucur dan tak bisa dihentikan. Ini akan mengancam nyawa Saad. Rufaidah tak
hanya melakukan pengobatan selama perang. Ia adalah seorang pekerja sosial
yang penuh empati dan mempunyai kemampuan organisasi yang baik. Rumah
sakit Rufaidah didirikan di dekat masjid Rasulullah. Dalam keseharian, ia mem-
bantu orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Ia juga merawat
anak-anak dan membantu anak yatim, kaum difabel, dan orang miskin.
4. Pelayanan Pulang
Pasien dipersiapkan pulang untuk dapat melaksanakan aktif-
itas kehidupan dan aktifitas ibadahnya melalui beberapa petun-
juk dan motivasi dari perawat syariah
ۚ ال ْس َل َم ِدينًا
ِْ يت لَ ُكم
ُ
ِ ِ
ُ ت َعلَْي ُك ْم ن ْع َم ِت َوَرض
ِ
ُ الْيـَْوَم أَ ْك َم ْل
ُ ت لَ ُك ْم دينَ ُك ْم َوأَْتَ ْم
ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
﴾٣﴿ ور َّرح ٌيم ٌ صة َغيـَْر ُمتَ َجانف ِّل ٍْث ۙ فَإ َّن اللَّـهَ َغ ُف َ اضطَُّر ِف مَْ َم
ْ فَ َم ِن
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ma’idah [5]:3)
َّاس ِِ ْ َالسيِّئَة
َّ ت َوأَتْبِ ْع َِّ ا ت َِّق
َ الَ َسنَةَ تَْ ُح َها َو َخالق الن َ الل َحيـْثُ َما ُكْن
ِبُلُ ٍق َح َس ٍن
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Iringilah keburukan dengan
kebaikan yang dapat menghapusnya, dan pergauilah manusia dengan akhlak yang
baik.” [HR. Tirmidzi 1910]
perawat berada di samping pasien 1x24 jam, inilah menjadi peluang Ibadah bagi perawat untuk membantu
pasien dalam melaksanakan kewajiban ibadahnya. Tentunya sangat banyak yang peran perawat dalam spiritual
care pasien, paling tidak kami disini membahas 7 intervensi keperawatan spiritual care sebagai langkah awal
dalam penyusunan buku standar pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Syariah berdasarkan pada standar
akreditasi Rumah sakit Syariah Majelis upaya kesehatan Islam Seluruh Indonesia edisi 1438 H.
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) sholat.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyuk,” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)
ك ِ ِ السيِئ ِ ِ ْ وأَقِِم الصَّالةَ طَر َِف النـَّها ِر وزلًَفا ِمن اللَّي ِل إِ َّن
َ ات َذلَّ َّ ب
َ ْ الَ َسنَات يُ ْذه ْ َ َُ َ َ َ
)٤١١( ين ِ
ر ِلذاك
َّ ِِذ ْكرى ل
َ َ
“Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan
bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud [11]: 114)
ِ َّ ِ ِ ِ ِ
ين
َ ص َفهُ َوثـُلُثَهُ َوطَائ َفةٌ م َن الذ ْ وم أ َْد َن م ْن ثـُلُثَ ِي اللَّْي ِل َون َ ك يـَْعلَ ُم أَن
ُ َّك تـَُق َ َّإِ َّن َرب
ِ ِ َّ معك و
اب َعلَْي ُك ْم فَاقـَْرءُوا َما تـَيَ َّسَر َ َصوهُ فـَت ُ اللُ يـَُق ّد ُر اللَّْي َل َوالنـََّه َار َعل َم أَ ْن لَ ْن ُْت َ َ َ َِ
ض يـَبـْتـَغُو َن ِم ْن
ِ األر ف ِ ن ِ و ى ض ر م م ك ن ِ
َ ُ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ُ َ َ ْ َ َ ْ م َن الْ ُق
و بر ض ي ن ور آخ م ن و ك ي س ن َأ مِل ع ِ
آن ر
ْ
ِالل فَاقـرءوا ما تـي َّسر ِمْنه وأَق ِ ِ َِّ ض ِل
يموا الصَّال َة َوآتُوا ُ َ ُ َ ََ َ ُ َْ َّ آخُرو َن يـَُقاتلُو َن ِف َسبِ ِيل َ الل َو ْ َف
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َّ ضا َح َسنًا َوَما تـَُق ّد ُموا ألنـُْفس ُك ْم م ْن َخ ٍْي َت ُدوهُ عْن َد
الل ُه َو ً اللَ قـَْر
َّ ضوا ُ الزَكا َة َوأَقْ ِر
َّ
)٠٢( ور َرِح ٌيم ٌ اللَ َغ ُف َّ استـَ ْغ ِفُروا
َّ اللَ إِ َّن ْ َجًرا َوْ َخيـًْرا َوأ َْعظَ َم أ
ٍ ِ
فأخذها فرمى هبا، وسادة ً عاد صلى هللاُ عليه وسلَّ َم مر
يضا فرآه يصلي على
ِ
األرض إن ِّ : وقال، فأخذه فرمى به، عودا ليصلي عليه
صل على ً فأخذ،
ِ
أخفض من ركوعك سجودك واجعل، ً وإال فأوم إمياء، استطعت
َ َ
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam suatu kala menjenguk orang yang sedang
sakit. Ternyata Rasulullah melihat ia sedang shalat di atas bantal. Kemudian Nabi
mengambil bantal tersebut dan menjauhkannya. Ternyata orang tersebut lalu
mengambil kayu dan shalat di atas kayu tersebut. Kemudian Nabi mengambil kayu
tersebut dan menjauhkannya. Lalu Nabi bersabda: shalatlah di atas tanah jika
kamu mampu, jika tidak mampu maka shalatlah dengan imaa` (isyarat kepala).
Jadikan kepalamu ketika posisi sujud lebih rendah dari rukukmu“ (HR. Al Baihaqi)
Berikut ini tata cara shalat bagi orang yang kami ringkaskan dari pen-
jelasan Syaikh Sa’ad bin Turki Al-Khatslan dan Syaikh Muhammad bin Shalih
Al Utsaimin :
2. Mustalqiyan (telentang)
Jika tidak mampu berbaring ‘ala janbin, maka mustalqiyan. Tata
caranya:
l Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat. Yang uta-
ma, kepala diangkat sedikit dengan ganjalan seperti bantal
atau semisalnya sehingga wajah menghadap kiblat. Jika tidak
memungkinkan untuk menghadap kiblat maka tidak menga-
pa.
l Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika
shalat dalam keadaan berdiri. Yaitu tangan diangkat hingga
sejajar dengan telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan
di atas tangan kiri.
l Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit, ini mer-
upakan bentuk imaa` sebagaimana dalam hadits Jabir. Kedua
tangan diluruskan ke arah lutut.
l Cara sujudnya dengan menundukkan kepala lebih banyak dari
ketika rukuk. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.
l Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut na-
mun jari telunjuk tetap berisyarat ke arah kiblat.
ب َعلَْي ِه
ْضَ اللَ يـَ ْغ
َّ َم ْن َلْ يَ ْسأ َْل
“Barang siapa tidak mau memohon kepada Allah, niscaya Allah akan murka
kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi No. 3295)
إِ َّن َربَّ ُك ْم تـَبَ َارَك َوتـََع َال َحيِ ٌّي َك ِرميٌ يَ ْستَ ْحيِي ِم ْن َعْب ِد ِه إِ َذا َرفَ َع يَ َديِْه إِلَْي ِه أَ ْن
يـَُرَّد ُهَا ِص ْفًرا
“Sungguh Rabb kalian itu Mahahidup lagi Maha Pemurah. Dia malu bila ada
seorang hamba yang menengadahkan kedua tangannya kepada-nya lalu Dia
mengembalikannya dalam keadaan kosong.” (HR. Abu Daud No. 1273)
III. Wudhu/Tayamum
Apabila hendak melakukan sholat, seorang muslim diwajibkan untuk
bersuci terlebih dahulu dari hadats kecil maupun hadats besar. Hadats besar
dapat hilang dengan mandi jinabat, sedangkan hadats kecil akan hilang den-
gan melakukan wudhu’.
MUKISI & PPNI 2019 | 29
l Tepuk kedua tapak tangan sekali lagi ke atas debu ditempat
lain. Kemudian usap kedua belah tangan yang tidak berbalut.
4. Hijab Pasien
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
ين ِزينـَتـَُه َّن إِال َ وج ُه َّن َوال يـُْب ِد َ صا ِرِه َّن َوَْي َفظْ َن فـُُر ِ ْ ات يـ ْغض
َ ْض َن م ْن أَب
ِ ِ ِ
ُ َ ََوقُ ْل ل ْل ُم ْؤمن
ين ِزينـَتـَُه َّن إِال لِبـُعُولَتِ ِه َّن أ َْو َ ض ِربْ َن ِبُ ُم ِرِه َّن َعلَى ُجيُوبِِ َّن َوال يـُْب ِد ْ ََما ظَ َهَر ِمنـَْها َولْي
آب ِء بـُعُولَتِ ِه َّن أ َْو أَبـْنَائِ ِه َّن أ َْو أَبـْنَ ِاء بـُعُولَتِ ِه َّن أ َْو إِ ْخ َوانِِ َّن أ َْو بَِن إِ ْخ َوانِِ َّن ِ
َِِ آبئ ِه َّن أ َْو
َ
اإلربَِة ِم َن ُول ِ أ ِ
ي غ ني ِعِب َّا
ت ال ِ
و َ
أ ن ه ـن ا َي
أ ت ك ل م ا م َو
َّ ُُ َْ ْ َ َ ْ َّ َ ْ َّ َ َ َ ْ أ
َ َ أ ن هِ ِ
ائ س ِن َو أ ن ات و َخ أ ن ِ ب َو
ْ َْ َ
ِ ِ ِ ِ الطّْف ِل الَّ ِذين َل يظْهروا علَى عور
ْ َات النِّ َساء َوال ي
ض ِربْ َن ِب َْر ُجل ِه َّن ليـُْعلَ َم َ َ َُ َ ْ َ
ِ ال ِرج ِال أَ ِو
)١٣( ج ًيعا أَيـَُّها الْ ُم ْؤِمنُو َن لَ َعلَّ ُك ْم تـُْفلِ ُحو َن
َ ْ َِّ ّماَ ُيْ ِفني ِمن ِزينتِ ِه َّن وتُوبوا إِ َل
َِ الل
ُ َ َ ْ َ َ
“dan Katakanlah kepada wanita beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
mereka, atau putera-putera saudara laki mereka, atau putera saudara-saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka
miliki, atau pelayan –pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur [24]: 31).
ني َعلَْي ِه َّن ِم ْن َجالبِيبِ ِه َّنِ ِك ونِس ِاء الْم ْؤِمن ِ َ ألزو ِاج
َ ني يُ ْدن
َ ُ َ َ َ ك َوبـَنَات َ ُّ َِي أَيـَُّها الن
ْ َّب قُ ْل
)٩٥( اللُ َغ ُف ًورا َرِح ًيما َّ ك أ َْد َن أَ ْن يـُْعَرفْ َن فَال يـُْؤ َذيْ َن َوَكا َن ِ
َ َذل
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
a. Hijab untuk pasien wanita di rawat inap adalah pakaian yang me-
nutup aurat seluruh tubuh pasien kecuali muka dan telapak tangan
b. Hijab disediakan oleh rumah sakit, dipakaikan pada pasien musli-
mah saat pertama kali dating dengan diberikan edukasi tentang
hijab.
c. Pemakaian hijab ibu menyusui merupakan salah satu upaya rumah
sakit menjaga aurat pasien dengan menutup bagian dada ibu saat
menyusui.
d. Pemakaian hijab di kamar operasi adalah pemakaian hijab yang me-
nutup aurat pasien yang menjalani operasi sejak persiapan sampai
keluar kamar operasi.
Wanita yang beristihadah wajib berwudhu’ setiap kali akan sholat. Ini
berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Fatimah
binti Abi Hubaisy radhiallahu ‘anha di dalam Shahih al-Bukhari : “Kemudian
hendaklah kamu berwudhu’ pada setiap solat.” Makna Hadis ini bahwa dia
tidak berwudhu’ untuk solat yang fardhu kecuali setelah masuk waktu sholat.
6. Talqin
Kematian adalah rahasia Alloh SWT, tentunya kita selalu mengharapkan
menjadi muslim yang khusnul Khatimah. Ketika kita dipenghujung hayatnya
Istiqomah dalam keadaan Islam dan apalagi saat – saat sakaratul maut kita
berharap dapat mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illa Allah”, dan berharap
syurga dikehidupan kelak. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Atau boleh juga doa-doa lainnya yang berisi kebaikan untuk Jenazah.
3. Mengikat dagunya agar tidak terbuka
Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah mengatakan:
مث يوضع امليت فوقها برفق مستلقيا على ظهره وجتعل يداه على صدره وميناه
على يسراه أو يرسالن يف جنبيه
MUKISI & PPNI 2019 | 35
“Kemudian jenazah diletakkan di atas kain kafan dan kedua tangannya diletakkan
di atas dadanya, tangan kanan di atas tangan kiri, atau kedua tangan tersebut
dibiarkan menjulur di kedua sisi lambungnya.”
ك ِس َوى ِ
ُ َ وإن ي، ك صاحلةً فخريٌ تـَُق ّد ُمونـََهاُ َ فإن ت، َس ِرعُواْ ابجلنازِة
ْأ
فشٌّر تضعونَهُ عن رقابكم َ ، ذلكَ
“Percepatlah pengurusan jenazah. Jika ia orang yang shalih di antara kalian, maka
akan jadi kebaikan baginya jika kalian percepat. Jika ia orang yang bukan demikian,
maka keburukan lebih cepat hilang dari pundak-pundak kalian” (HR. Bukhari no.
1315, Muslim no. 944).
2. Komunikasi islami
Komunikasi adalah proses menyampaikan sesuatu untuk mempen-
garuhi orang lain melalui lambang – lambang yang berarti.
Komunikasi Islami adalah sustu proses komunikasi yang berlandas-
kan akhlaqul karimah yaitu menyampaikan pesan secara jelas, per-
suasive, simpatik, meyakinkan dan selalu memberikan kesan yang
mendalam berdasarkan 7 metode komunikasi dalam Al Qur’an
a. Qaulan Layyina
Salah satu bentuk komunikasi dengan menekankan pada sen-
tuhan rasa/hati. Materi bicara di arahkan pada hati nurani yang
mendalam dan mencoba untuk menyentuh getaran hati lawan
bicara dengan pembicaraan yang lembut (QS. Thaha: 43 – 44)
1. Pengkajian
Pengkajian spiritual dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip Puchal-
ski’s FICA Spritiual History Tool (Pulschalski, 1999). Contoh pengkajian spiritu-
al adalah sebagai berikut:
Obyektif
m Menangis
m Pola tidur berubah
m Tidak berkonsentrasi
m Tanda dan Gejala Minor
Subyektif
m Mimpi buruk atau pola mimpi berubah
m Merasa tidak berguna
m Fobia
Obyektif
m Marah
m Tampak panik
m Fungsi imunitas terganggu
Intervensi keperawatan
Observasi
m Identifikasi kehilangan yang di hadapi
m Identifikasi proses berduka yang di alami
m Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau yang
meninggal
m Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik
m Tunjukan sikap menerima dan empati
m Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
m Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang
terdekat
m Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama
dan norma sosial, fasilitas mengekspresikan perasaan dengan
cara yang nyaman (misal membaca buku, menulis, menggam-
bar atau bermain)
m Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
m Edukasi
m Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap menging-
kari, marah, tawar , sepresi dan menerima adalah wajar dalam
menghadapi kehilangan
Manajemen nyeri
Observasi
m Identifikasi lokasi karakteritis, durasi, frekuensi, kualitas intensitas
nyeri
m Identifikasi skala nyeri
m Identifikasi respon nyeri non ferbal
m Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
m Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
m Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
m Monitor keberhasilan therapy komplementer yang sudah diberikan
m Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
m Berikan tehnik non farmakologi ( membaca istighfar, dzikir dan doa
mengatasi rasa nyeri ) untuk mengurangi rasa nyeri
m Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
m Fasilitasi istirahat dan tidur
Terapi murottal
Observasi
m Identifikasi aspek yang akan di fokuskan pada therapy ( misal
stimulasi, relaksasi, konsentrasi dalam pengurangan nyeri)
m Identifikasi jenis therapy yang digunakan berdsarkan keadaan dan
kemampuan pasien ( mendengarkan/ membaca Alqur’an)
m Identifikasi media yang di pergunakan
m Identifikasi lama dan durasi pemberian sesuai kondisi pasien
m Monitor perubahan yang di fokuskan