Anda di halaman 1dari 12

Makalah Evaluasi Program Olahraga

(Analisis Teknik Karate)

Disusun Oleh :

- Dendy Rachmad Maulana (19060484072)


- Figo De Atgi (19060484073)
- Enricoe Pramudya Oemardi (19060484074)
- Moch. Bhagas Sulistyo (19060484077)
- Aji Nurudin Araniri (19060484143)
- Artamalia Rizky Fareza (19060484145)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN


A. Karate
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Okinawa, Jepang. Olahraga ini terinspirasi dari
seni bela diri kenpo yang berasal dari Cina dan pertama kali diperkenalkan kepada warga Jep
ang pada tahun 1916 oleh Gichin Fukanosi.
Secara harafiah, karate berarti tangan kosong. Namun menurut Gichin, kata “Kara” pada kara
te juga bisa diartikan sebagai sifat jujur dan rendah hati.
Di Indonesia sendiri, karate pertama kali dibawa oleh mahasiswa Indonesia yang belajar di Je
pang. Lalu pada tahun 1964, terbentuklah induk organisasi karate pertama di negara ini yang
bernama Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI).
Pada tahun 1972, setelah banyaknya perkembangan yang terjadi, nama PORKI berubah menj
adi Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI)

I. Prinsip Dasar
Di dalam karate, ada suatu prinsip yang disebut Bushido. Bushido adalah suatu sikap mental
atau cara berpikir seorang samurai yang dimaksudkan untuk membuat para samurai tersebut
menguasi pikiran dan alam semesta melalui pengalaman hidup serta kontrol diri, kebijaksana
an, maupun pengembangan kekuatan.
 Bushido memiliki tujuh prinsip penting, yaitu:
 Seigi (keputusan yang tepat)
 Yuki (keberanian dan kepahlawanan)
 Jin (kasih dan kebajikan bagi semua orang)
 Reigi (sopan santun dan tindakan yang tepat)
 Makoto (sejati dan ketulusan ucapan)
 Meiyo (hormat dan kemuliaan)
 Chugi (loyalitas)
Bagi para atlet atau pegiat karate, tujuan tertinggi dari menjalani Bushido adalah mendapatka
n kebajikan dan kebijaksanaan dalam pikiran dan tindakan.
Pola pikir ini akan membantu para karateka untuk menyelaraskan pikiran dengan tubuh, sehin
gga tidak gegabah dalam bertindak dan tenang saat menghadapi kesulitan maupun tantangan.
Para praktisi karate juga harus memahami 20 filosofi karate Gichin Funakoshi, yaitu:
 Dalam karate, semua bermula dan berakhir dengan sikap hormat
 Tidak ada sikap menyerang terlebih dahulu
 Karate adalah sebuah pertolongan pada keadilan
 Kenali diri sendiri sebelum mengenal orang lain
 Pertama semangat, kedua Teknik
 Bersiaplah untuk membebaskan pikiran
 Kecelakaan bisa terjadi akibat kurang perhatian
 Berlatih karate tidak hanya di dalam dojo
 Belajar karate membutuhkan waktu seumur hidup
 Atasi masalah dengan semangat karate
 Karate sama dengan air panas, jika tidak selalu dipanaskan, akan menjadi dingin
 Jangan berpikir untuk menang tapi berpikir untuk tidak kalah
 Rahasia pertarungan karate, tersembunyi dalam seni yang mengarahkannya
 Bergeraklah mengikuti lawan
 Pikirkan bahwa kedua kaki dan tanganmu adalah pedang
 Saat akan berjuang untuk bekerja, pikirkan bahwa jutaan lawan tengah menunggumu.
 Pemula harus mempelajari sikap tubuh yang rendah. Posisi tubuh yang wajar diperunt
ukkan bagi tingkat lanjut
 Berlatih kata adalah satu hal dan menghadapi pertarungan adalah yang sudah berbeda
 Jangan pernah lupa aplikasi ringan dan berat dari kekutan, meregangkan dan mengeru
tkan badan, serta cepat dan lambat dari Teknik
 Carilah cara untuk bisa berlatih sepanjang waktu

II. Teknik Dasar


Teknik dasar dalam karate ada tiga, yaitu sebagai berikut ini.
1. Kihon
Kihon adalah teknik-teknik dasar dalam latihan karate. Ini adalah teknik pertama akan dipelaj
ari saat seseorang ingin mendalami ilmu bela diri ini.
Teknik yang dipelajari dalam kihon adalah teknik berdiri (Dachi), teknik pukulan (Tsuki), tek
nik tangkisan (Uke), teknik tendangan (Geri), dan teknik sentakan (Uchi).
Kihon dimulai dengan mempelajari pukulan dan tendangan. Pada tahap ini, Anda mendapatk
an sabuk putih. Lalu setelah itu, saat sudah mulai belajar bantingan, akan ada kenaikan tingka
t menjadi sabuk cokelat.
Orang yang sudah mendapatkan sabuk hitam atau DAN, dianggap sudah menguasai semua te
knik karate dengan baik.
A. DACHI WAZA ( Teknik Kuda-Kuda)
1. Shizen-tai (Posisi alami/netral)
Posisi berdiri netral/alami dimana badan tetap rileks/santai namun tetap waspada.
Dalam posisi ini berpotensi melakukan gerak yang tidak direncanakan secara khu
sus, tetapi dari posisi ini segala bentuk serangan atau pertahanan dapat dengan ce
pat di lakukan, untuk itu lutut harus rileks dan tetap fleksibel dengan bobot badan
seimbang pada kedua kaki. Posisi badan dan kaki berubah dalam berbagai bentuk
tetapi tetap berdasarkan azas kewaspadaan yang rileks/santai.
Macam-macam posisi Shizen-tai:
a) Heisoku-dachi (Posisi Siap, Tidak Resmi)
b) Musubi-dachi (Posisi Siap, Telapak Kaki Terbuka)
c) Hachiji-dachi (Posisi Kaki Terbuka)
d) Uchi Hachiji-dachi (Posisi Kaki Terbuka-Terbalik)
e) Heiko-dachi (Posisi Sejajar)
f) Teiji-dachi (Huruf T)
g) Renoji-dachi (Huruf L)
2. Zenkutsu-dachi (Kuda-kuda Posisi Depan)
Pastikan ada ruang yang cukup besar antara kaki depan dan kaki belakang. Renda
hkan pinggul. Tekuk lutut depan. Pertahankan kaki belakang agar tetap lurus. Past
ikan pandangan tetap kedepan baik itu posisi lurus ke depan atau pada posisi han
mi. Posisi Zenkutsu-dachi adalah posisi kuda-kuda yang kuat untuk maju kedepan
dan sangat efektif digunakan pada saat maju dengan kekuatan. Ini digunakan untu
k menahan serangan yang datang dari arah depan, tetapi posisi ini juga kuat untuk
melakukan serangan ke arah atas.
3. Kokutsu-dachi (Posisi Belakang)
Jaga pinggul tetap rendah, tekuk lutut kaki belakang dengan benar, dan mengulur
kan kaki maju ke depan. Sikap ini kuat ke belakang dan sangat berguna dalam me
ngeblok. Ini adalah posisi ideal untuk memblokir serangan datang dari depan dan
kemudian, dengan mengubah ke sikap depan untuk memberikan balasan langsung.
4. Kiba-dachi (Posisi Terbuka Lebar)
Gerakan untuk melakukan kiba-dachi yang benar adalah menekuk lutut, menjaga
tubuh bagian atas tegak lurus ke tanah, dan wajah lurus ke depan. Posisi ini kira-k
ira menyerupai sepertiseorang pria menunggang kuda. Sikap kaki mengangkang k
uat di samping.
5. Shiko-dachi (Posisi Persegi)
Sikap ini seperti sikap kaki mengangkang kecuali kaki diputar keluar pada sudut
45 derajat dan pinggul lebih rendah. Sebuah garis tegak lurus turun dari pusat lutu
t akan memukul titik tengah antara kaki.
6. Sanchin-dachi (Posisi Jam Kaca)
Gerakan Sanchin-dachi kaki kanan adalah ringan di belakang kaki kiri sehingga g
aris horisontal akan menyentuh bagian belakang tumit kaki kiri dan bagian depan
jempol kaki kanan. Kedua lutut harus membungkuk dan berbalik ke dalam . menj
aga tubuh bagian atas tegak lurus ke tanah dan tegang perut bagian bawah. Meski
pun posisi kaki relatif sempit, sikap ini membuat dasar yang kuat untuk teknik def
ensive. Dari sikap ini dapat dengan mudah pindah ke sikap lain dan menuju ke se
gala arah. Lutut dalam posisi menekuk ke dalam.
7. Hangetsu-dachi (Posisi Separuh Bulan)
Penggabungan Zenkutsu-dachi dengan Sanchin-dachi. Menempatkan kaki hampir
sama seperti dalam sikap depan namun jarak antara kaki hangestu lebih pendek.
Metode memaksa lutut ke dalam adalah mirip dengam sikap jam-kaca. Sikap ini s
angat bermanfaat baik untuk serangan dan pertahanan, tetapi cenderung disukai u
ntuk pertahanan.
8. Neko Ashi-dachi (Posisi Kaki Kucing)
Untuk melakukan neko-ashi-Dachi, mulai dari sikap kembali dan menarik kaki de
pan sampai tumit diangkat dan bola kaki ringan menyentuh lantai. Putar lutut kaki
yang didepan sedikit ke dalam sehingga paha melindungi pangkal paha. Arahkan
kaki belakang ke depan pada sudut 45 derajat dan tekuk lutut. Berat badan harus
didukung dengan kaki belakang. Bentuk ini menyesuaikan diri dengan baik untuk
gerakan tubuh yang lentur dan lincah. Misalnya, gunakan sikap kucing untuk kelu
ar dari jangkauan serangan lawan dan serangan balik dengan kaki depan. Ini adala
h sikap yang sangat elastis. Sikap ini harus memberikan kesan membungkuk dari
kucing siap untuk musim semi.
9. Fudo-dachi atau Sochin-Dachi
Sikap ini juga dikenal sebagai sochin-Dachi. Ini adalah kombinasi dari sikap depa
n dan sikap kaki mengangkang. Ilustrasi menunjukkan kesamaan besar untuk posi
si kaki mengangkang kecuali untuk perbedaan dalam arah titik kaki. Sikap beraka
r adalah sebuah kekuatan dan sikap yang kuat, memberikan kesan pohon berakar.
Hanya dengan mengubah arah titik kaki, sikap ini dapat berubah menjadi sikap ka
ki mengangkang. Untuk melakukan sikap ini, kedua lutut harus ditekuk ke tingkat
yang sama. Sikap berakar efektif untuk memblokir serangan yang kuat dan memb
erikan serangan balik segera. Dalam sikap ini mengerahkan kekuatan luar di lutut,
dan mendistribusikan berat badan sama antara kedua kaki.

B. TE-WAZA (Teknik Tangan)


1. Ken ( tangan tertutup/kepalan )
a. Sei-ken (kepalan depan)
Seiken di gunakan untuk melakukan pukulan (tsuki). Pada saat melakukan puk
ulan dengan menggunakan kepalan tangan yang mengenai sasaran/ target adala
h bagian depan dua ruas jari yaitu ruas jari tengah dan ruas jari telunjuk. Seike
n digunakan pada jenis-jenis pukulan seperti : Ura-tsuki, Mawashi-tsuki, Tate-t
suki, Kagi-tsuki, Yama-tsuki, Oi-tsuki, dan lain-lain.
b. Ura-ken (kepalan belakang)
Pada ura-ken bentuk tangan tetap seiken. Bagian kepalan tangan yang digunak
an melakukan serangan adalah bagian belakang/punggung kepalan, pada bagia
n atas buku jari telunjuk dan buku jari tengah. Uraken biasanya digunakan unt
uk menyerang bagian wajah atau badan bagian samping. Serangan ini dilakuka
n dengan gerakan lengan secara snapping/ lecutan.
c. Kentsui (kepalan palu)
Kentsui disebut juga Shutsui (Tangan Palu) atau Tettsui (Palu Besi). Bentuk ke
palan tangan adalah seiken, gunakan bagian bawah dari kepalan yang mengena
i sasaran. Sama dengan uraken, lakukan serangan dengan snap/lecutan/sentaka
n.
d. Ippon-ken (kepalan satu buku jari)
Bentuk kepalan adalah seiken tetapi buku jari telunjuk lebih menonjol kedepan
dari jari yang lain, tekan bagian samping dengan ibu jari untuk menguatkan. B
entuk kepalan ini di gunakan untuk menyerang hidung, bagian bawah hidung d
an tulang rusuk.
e. Nakadaka-ken (kepalan ruas jari)
Bentuk kepalan adalah seiken, tetapi buku jari tengah menonjol kedepan. Taha
n jari tengah yang menojol itu dengan jari telunjuk dan jari manis, dan tekan d
ari arah bawah dengan ibu jari. Nakadakaken di gunakan untuk menyerang bag
ian-bagian yang sama dengan sasaran ipponken (hidung, bagian depan bawah
hidung dan tulang rusuk).
f. Hira-ken (kepalan ruas jari tangan ke depan)
Tekuk semua jari-jari sampai menyentuh telapak tangan. Tekuk jari-jari, hanya
ringan kearah bawah. Tekan dengan ibu jari untuk menguatkan atau tahan pad
a bagian belakang telapak tangan. Kepalan ini lebih banyak di gunakan untuk
menyerang bagian bawah hidung atau tulang rusuk.

1. Kaisho ( Tangan terbuka )


Jangan hanya melakukan tangan terbuka untuk membentuk kaisho, tapi tekan jar
i-jari erat. Tekuk jempol pada persendian dan tekan kembali di sisi telapak tangan
Seperti dalam Seiken pergelangan tangan dan punggung tangan harus membentu
k garis lurus. Tegangkan pergelangan tangan erat. Jangan menekan ibu jari terlalu
banyak di dasar.
a. Shuto (tangan pisau)
Pada Shuto, kekuatan harus mengalir ke jari-jari sampai jari-jari tegang dan ku
at. Hal ini berlaku terutama untuk jari kecil. Bayangkan kekuatan yang mengal
ir ke jari-jari dan kemudian keluar dari tepi luar telapak tangan. Gunakan perm
ukaan luar dari tangan seperti pisau atau pedang untuk menyerang lengan atau
kaki lawan saat ia menyerang. Hal ini juga efektif digunakan dalam serangan k
e pelipis lawan, sisi leher, atau tulang rusuknya. Ketika menerapkan tanganpis
au, hentakkan lengan keluar dari sendi siku dengan kecepatan maksimum dan
kekuatan.
b. Haito (tangan bubungan)
Haito menggunakan sisi berlawanan dari tangan dari yang digunakan di tanga
n-pisau. Daerah yang mencolok memanjang sedikit di bawah pangkal jari telun
juk untuk sendi pertama ibu jari. Punggungantangan dapat digunakan dalam ca
ra yang sama seperti tangan-pisau.
c. Haishu (punggung tangan)
Menggunakan seluruh permukaan punggung tangan untuk memukul di Haishu.
Bagian belakang tangan terutama digunakan untuk memblokir. Namun, memu
kul di sisi tubuh lawan atau perutnya dengan belakang tangan akan menghasilk
an kekuatan yang effective.
d. Kumade (tangan beruang)
Bentuk kumade dengan menekuk jari pada sendi tengah sampai ujung-ujung ja
ri hanya menyentuh telapak tangan. Tekuk ibu jari dan tekan disisi telapak tan
gan. Meregangkan telapak tangan sepenuhnya dan menggunakan semua permu
kaan

e. Nukite (tangan tombak)


Pada nukite, tips nya pada tiga jari pertama membentuk sebuah permukaan den
gan tingkat yang sama, dibutuhkan suatu lengkungan sedikit di jari tengah. Dal
am metode sebelumnya membentuk kaisho (tangan terbuka), jari-jari dijaga tet
ap lurus. Ujung jari di nukite digunakan untuk menyerang titik antara mata, ket
iak, dan daerah lainnya mudah menyerang dengan senjata ini. Ketika tombak-t
angan dibentuk dengan hanya dua ujung jari, baik tengah dan telunjuk, atau ib
u jari dan telunjuk, hal itu disebut Nihon-nukite (tombak-tangan dua-jari).
f. Washide (tangan elang)
Pada Washide tekan ujung jari bersama sampai jari-jari menyerupai paruh bur
ung. Tangan-Elang berguna dalam serangan terhadap tenggorokan dan poin pe
nting lainnya.
g. Keito (pergelangan tangan kepala ayam)
Tekuk pergelangan tangan dan lenturkan jari-jari dan ibu jari sedikit ke dalam.
Gunakan area menonjol dan sendi pertama pada ibu jari. Serang lengan pukula
n lawan atau ketiak dengan mematuk lengan bawah.
h. Seiryuto (tangan rahang sapi)
Tekuk tangan ke samping di pergelangan tangan sehingga ujung tangan dan ek
stensi ke dalam pergelangan tangan dari kurva. Angkat tepi tangan ke depan u
ntuk mempertahankan posisi ini. Gunakan tangan-rahang sapi untuk membloki
r serangan mendorong ke depan dan untuk menyerang wajah lawan dan tulang
selangka.
i. Kakuto (pergelangan tangan menekuk)
Tekuk tangan ke bawah sampai batas maksimum dan menggunakan bagian dar
i pergelangan tangan yang membentuk lengkungan sebagai permukaan menyol
ok. Gunakan lengkungan-pergelangan tangan untuk menyerang lengan lawan y
ang sedang memukul atau ketiak dengan gerakan mematahkan lengan bawah.
j. Teisho (tumit telepak tangan)
Tekuk tangan ke atas pada pergelangan tangan, dan melenturkan pergelangan t
angan. Gunakan teisho untuk menyikat lengan lawan menyerang ke samping at
au ke bawah. Hal ini juga sangat kuat ketika digunakan untuk menyerang dagu
lawan.

2. Wan (lengan)
Penggunaan lengan pada daerah ini di kenal juga dengan nama wanto (pedang len
gan) dan shubo (tangkai lengan). Penggunaan lengan ini di maksudkan untuk men
angkis/block dan menggeser kesamping serangan kaki atau tangan. Jika pada bagi
an ini lengan pada posisi yang benar, maka akan cukup kuat untuk menghentikan/
mematikan/mematahkan serangan baik itu serangan kaki maupun serangan tangan.
a. Nai-wan (sisi dalam)
b. Gai-wan (sisi luar)
c. Hai-wan (sisi atas)
d. Shu-wan (sisi bawah)
3. Empi / Hiji (siku)
Istilah empi digunakan untuk menggambarkan bagian dari lengan yang digunakan
dalam serangan ini, dan juga memukulnya sendiri. Hal ini juga dikenal sebagai hij
i (siku). Bagian dari lengan ini dapat digunakan untuk memberikan pukulan yang
kuat untuk setiap bagian tubuh lawan misalnya, wajah, dada, atau perut dapat dise
rang dengan empi. Pukulan ini efektif terutama ketika lawan berdiri sangat dekat.
Bahkan wanita dan anak-anak dapat menggunakan empi dengan efek kuat terhada
p serangan penyerang. Pukulan siku yang mungkin melawan lawan berdiri di dep
an, belakang atau samping. Pukulan mungkin berjalan ke atas, ke bawah, dan dala
m setengah lingkaran, serta dalam garis lurus sejajar dengan tanah. Dalam melaku
kan pukulan ini, bagian seluruh ujung siku dapat digunakan, tetapi area yang bena
r-benar dipilih akan tergantung pada arah pukulan.
Macam-Macam teknik Empi:
1. Mae Empi-uchi (depan)
2. Tate Empi-uchi (atas)
3. Ishiro Empi-uchi (belakang)
4. Otoshi Empi-uchi (bawah)
5. Mawashi Empi-uchi (berputar)

C. ASHI WAZA (Teknik Kaki)


1. Koshi (bola kaki)
Teknik Ini bagian dari kaki yang juga dikenal sebagai josokutei (mengangkat t
elapak kaki). Dalam karate, tendangan biasanya dilakukan dengan bola pada k
aki sebagai permukaan menyolok. Dengan jari-jari kaki melengkung ke atas d
an menggunakan bola kaki adalah memungkinkan untuk memberikan tendang
an untuk menghadapi lawan, dada, perut dan pangkal paha. Untuk tendangan e
fektif, mengangkat jari kaki sebanyak mungkin, dan menegangkan daerah seki
tar jari kaki dan pergelangan kaki.
2. Sokuto (pisau kaki)
Teknik ini menggunakan bagian dari kaki yang digunakan dalam tendangan ya
ng diarahkan ke samping. Tepi kaki di sisi jari kelingking kaki berfungsi sebag
ai daerah menyolok. Dalam karate modern kita melengkungkan jarijari kaki ke
atas ketika menendang dengan ujung kaki, namun di masa lalu jari-jari kaki ya
ng melengkung ke bawah. Hal ini lebih mudah untuk mengencangkan kaki dal
am metode yang terakhir, tetapi ketika jari-jari kaki melengkung ke atas pergel
angan kaki menikmati fleksibilitas yang lebih besar. Salah satu metode dapat d
igunakan untuk efek yang baik.
3. Kakato (tumit)
Kakato (tumit) Daerah ini juga disebut ensho (tumit bulat). Ini bagian dari kak
i yang digunakan dalam tendangan yang diarahkan ke belakang. Sebuah tenda
ngan belakang sangat efektif terhadap lawan mencoba untuk menggenggam tu
buhmu dari belakang, atau orang yang telah memegang kuat lengan dari sampi
ng atau belakang.
4. Haisoku (punggung kaki)
Area yang digunakan dalam haisoku adalah kaki atas dari jari kaki ke pergelan
gan kaki. Kaki haisoku ditarik ke bawah dan jari kaki mengarah ke bawah. Gu
nakan dalam tendangan ditujukan ke pangkal paha.
5. Tsumasaki (ujung jari kaki)
Tsumasaki (ujung jari kaki) tekan jari-jari kaki erat. Ujung-ujung jari kaki berf
ungsi sebagai daerah menyolok. Dapat digunakan dalam tendangan yang dituj
ukan pada pangkal paha atau bagian tengah tubuh.
6. Hizagashira (lutut)
Daerah ini juga dikenal sebagai shittsui (lutut palu). Seperti dalam kasus siku,
gunakan lutut dalam pertarungan jarak dekat untuk menyerang pangkal paha, s
isi tubuh, dan paha. Perempuan dan orang yang relatif lemah dapat sangat efek
tif menggunakan lutut sebagai teknik bertahan.
7. Ashi no ura (bagian dalam telapak kaki)
8. Kaikotsu (Tulang Kering)

D. Geri (Tendangan)
Geri adalah gerakan tendangan dalam karate. Karate memiliki banyak teknik tendang
an yang rata-rata mematikan. langkah-langkah melakukan gerakan tendangan dalam k
arate sebagai berikut :
1. Sebelum menendang, angkat lutut dari kaki yang akan digunakan setinggi mun
gkin dan sedekat mungkin ke dada. Selanjutnya tekuk lutut Lutut sambil memi
ndahkan berat kaki ke pinggul.
2. Umumnya cara menendang itu ada dua: 1) menggunakan kekuatan pegas lutut
yang sepenuhnya ditekuk, ke- 2: dengan meluruskan lutut ditekuk, seperti gera
kan menusuk.
3. Hentakkan kedepan dengan pinggul dan pergelangan kaki, bisa ditambah atau
diperkuat oleh kekuatan yang dihasilkan oleh pegas dan lutut.

Jenis jenis tendangan dalam karate :


1. Mae Geri atau tendangan kedepan
Tendangan ini mengambil bentuk tendangan (bouncy) atau pukulan sodokan
lurusdengan sasaran ke arah depan.
2. Usiro Geri atau tendangan kembali.
3. Keage atau tendangan mengangkat.
4. Kekomi atau tendangan menyodok.
5. Yoko Geri yaitu tendangan dari arah samping.
6. Mawashi Geri yaitu menendang dengan kaki bagian atas.

E. Zuki (Pukulan)
Zuki juga merupakan teknik ( pukulan ) yang ada dalam beladiri karate yang juga dike
nal dengan gerakan stroke. Bagi para karatedo, gerakan ini adalah yang paling penting
untuk dipelajari.
Jenis – jenis pukulan dalam karate yaitu :
1. Oi-zuki-chudan
Pukulan yang mengarah ke hati atau perut.
2. Agi-zuki 
Pukulan yang menggunakan tangan bagian dalam, pukulan ini juga terlihat sep
erti agi-uke.
3. Choku-zuki
Pukulan yang menyasar ke perut sambi menggunakan kuda-kuda hachiji-dachi.
4. Kage-zuki
Pukulan dari arah samping seperti kata-kata Tekki Shodan.
5. Tate-zuki
Pukulan yang bentuknya hampir sama seperti uchi-ude-uke.
6. Yama-zuki
Pukulan ganda dengan kedua tangan.
7. Morete-Hisame-Zuki
Pukulan dengan menggunakan kedua tangan.
8. Ura-zuki
Pukulan dalam bentuk soto-ude-uke.
9. Morete-zuki
Meninju dan mendorong.
10. Kisame-zuki
Teknik pukulan yang diarahkan ke kepala tetapi tidak menginjak kaki.
11. Gyaku-zuki
Pukulan yang mengarah ke perut tampa diikuti langkah kaki.
12. Oi-zuki-jodan
Pukulan yang mengarah ke kepala.
13. Uraken-uchi
Pukulan ke samping.

F. Uke (Tangkisan atau Elakan)


Ada beberapa cara untuk melakukan teknik hindaran atau memblokir dalam teknik bel
a diri karate, diantaranya yaitu dengan menggunakan alat atau anggota tubuh yang ada,
seperti tangan atau lengan dan tungkai atau kaki. Secara umum, tangkisan harus dila
kukan ketika lawan mulai menyerang. Maka dari itu, serangan lawan harus diperkirak
an secara cermat. Kadang kala ada keterbatasan ruang yang tersedia, maka pengelakan
atau tangkisan yang diajukan di sini hanya tangkisan menggunakan lengan atau tanga
n saja.

Jenis tangkisan atau elakan dalam karate sebagai berikut:


1. Gedan barai
Gerakan sapuan bawah, tangkisan ini memiliki banyak fungsi, yaitu sebagai s
anggahan dasar dan sebagai jenis kesiapsiagaan dalam pelatihan dasar.
2. Jodan age-ukalahe
Gerakan garis angkat, bagian atas, ini adalah gerakan blok dasar yang digunak
an untuk melumpuhkan serangan lawan pada bagian atas solar plexus dan kepa
la. Caranya, tutup dengan kuat dengan bagian luar lengan depan.
3. Chudan ude-uke
Artinya suatu tangkisan menggunakan lengan bagian tengah, soto uke yaitu tan
gkisan dari arah luar, Chudon ude-uke, soto-uke adalah bekas roda yang digun
akan untuk mematahkan pukulan yang datang ke dada atau wajah, kemudian p
utar lengan lawan ke samping, membelokkannya dengan sisi luar pergelangan
tangan.
4. Morote-uke
Gerakan dengan bentuk seperti morote-zuki.
5. Juji-uke
Gerakan bantahan menggunakan lengan bersilang.
6. Shuto-uke 
Gerakan menyerupai pedang dibelokkan.
7. Uchi-ude-uke 
Gerakan tolakan dari garis tengah dari bawah ketiak.
8. Soto-ude-uke
Gerakan garis te tangkisan dari belakang telinga.
9. Agi-ke atau undian atas.

2. Kata
Kata adalah latihan jurus. Pada tahap ini, Anda tidak hanya akan berlatih secara fisik, tapi jug
a mempelajari prinsip bertarung.
Gerakan-gerakan dasar yang sudah dipelajari pada tahap Kihon, akan dirangkai menjadi sebu
ah pola serangan pada tahap ini.
Setiap gerakan yang diajarkan pada tahap kata, memiliki ritme gerakan hingga pola pernapas
an yang berbeda.
3. Kumite
Kumite adalah latihan bertanding. Latihan ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah m
emegang minimal sabuk biru

III. Peraturan Dalam Perlombaan


Tujuan utama dalam pertandingan karate adalah untuk mengalahkan lawan menggunakan puk
ulan, tendangan, dan bantingan untuk mendapatkan poin. Atlet yang mendapatkan poin palin
g tinggi pada akhir permainan keluar sebagai pemenang.
Berikut ini peraturan pertandingan karate secara lengkap.

IV. Alat yang Dibutuhkan


Karate dipertandingkan di atas matras ukuran 8x8 meter dengan tambahan 1 meter di setiap si
si sebagai area aman. Setiap atlet yang bertanding perlu menggunakan peralatan di bawah ini.
Baju karate yang disebut gi. Baju harus polos dan tidak boleh ada motif.
Saat pertandingan, atlet tidak menggunakan sabuk yang menandakan tingkatan mereka. Salah
satu pemain menggunakan sabuk merah dan pemain lain memakai sabuk biru.
 Pelindung gusi
 Alat pelindung tubuh dan pelindung dada tambahan (untuk wanita)
 Pelindung area genital
 Pelindung kaki

V. Cara Mendapatkan Nilai Dalam Pertandingan


Pemain akan mendapatkan nilai apabila berhasil menyerang salah satu dari area tubuh lawan
berikut:
 Kepala
 Wajah
 Leher
 Dada
 Perut
 Bagian samping tubuh
 Punggung
Nilai baru akan sah dihitung apabila seorang pemain memperlihatkan teknik permainan yang
baik, seperti:
 Posisi tubuh yang tepat
 Cerdik mencari waktu menyerang dan bertahan
 Berdiri dalam jarak yang ideal dari lawan
 Waspada terhadap serangan lawan
 Sportif saat bertanding
Atlet yang bertanding bisa mendapatkan satu, dua, atau tiga poin dalam sekali serangan.
Satu poin (yuko) didapatkan apabila pemain melakukan Chudan atau Jodan tsuki dan uchi ali
as pukulan atas maupun pukulan tengah.
Dua poin (waza-ari) didapatkan apabila pemain melakukan Chudan atau tendakan di bagian t
engah.
Tiga poin (ippon) didapatkan apabila pemain melakukan tendangan Jodan alias tendangan ke
bagian atas lawan serta gerakan yang berhasil membuat lawan jatuh.

VI. Kriteria Menang


Seorang pemain akan dinyatakan keluar sebagai pemenang apabila:
 Memiliki lebih banyak poin dari lawan di akhir pertandingan
 Unggul sebanyak 8 poin dari lawannya. Jika ada pemain yang unggul 8 poin, maka pe
rtandingan otomatis berhenti.
 Jika lawan menyerah dan tidak sanggup melanjutkan
 Jika lawan didiskualifikasi

B. Bentuk Olahraga Karate


Karate adalah salah satu cabang olahraga dari bela diri yang hanya menggunakan tan
gan kosong tanpa bantuan senjata. Dimainkan dilapangan yang bermatras, luas keseluruha
n matras 10 x 10 m dengan area warna putih adalah tempat para karateka bertarung, warna
biru adalah garis jogai, dan warna merah adalah area dimana juri menilai. Pemainnya terdi
ri dari dua orang berhadapan. Dalam olahraga ini yang dipergunakan adalah bagian tangan
dan kaki. Tujuan utama dalam pertandingan karate adalah untuk mengalahkan lawan meng
gunakan pukulan, tendangan, dan bantingan untuk mendapatkan poin. Atlet yang mendapa
tkan poin paling tinggi pada akhir permainan keluar sebagai pemenang. Definisi olahraga
karate sebagaimana tersebut di atas adalah kejuaraan karate. Kejuaraan cabang olahraga ka
rate dibagi dalam dua kategori, yaitu kata dan kumite dan dibedakan menurut jenis kelami
n (putra dan putri) dan umur (pemula, kadet, yunior dan senior). Pertandingan kata dibagi
dalam dua nomor, yaitu : kata perorangan dan beregu, dan pertandingan kumite dibagi dal
am kelas menurut berat badan, kelas bebas dan beregu. Waktu pertandingan untuk kumite
senior putra adalah 3 (tiga) menit bersih dan untuk yang lain (putra/putri : pemula, kadet d
an yunior serta putri senior) adalah 2 (dua) menit bersih.

C. Mengevaluasi Pertandingan FINAL KARATE KATA INDIVIDUAL MALE


SEA GAMES 2019 – INDONESIA VS MALAYSIA
1. menit ke 1:04 wasit memberhentikan pertandingan karena kedua karateka
tidak melakukan serangan dalam waktu yang lama. pelanggaran pertama untuk
kedua pihak. pelanggaran Chukoku
2. pelanggaran yang sama karena terlalu lama di menit 2:11 hukuman keikoku
3. pelanggaran yang sama di menit 3:03 hukuman Hanshoku Chui
4. di menit 3:21 biru melakukan teknik tendangan mawashi-geri dan mendapat
poin Waza Ari 2 angka
5. di menit 3:54 biru melakukan serangan balik dengan teknik tendangan
mawashi-geri mendapat poin Waza ari 2 angka
6. menit 4:11 merah melakukan pukulan dengan teknik Jodan tsuki mendapatkan
poin Yuko 1 angka
7. di menit 4:54 merah melakukan pelanggaran hukuman Hanshoku
Pada pertandingan Final Sea Games dimenangkan oleh kubu dari Indonesia karena
berhasil mendominasi selama pertandingan dan meminimalisir fouls.
Catatan:
Untuk mendapatkan peluang kemenangan, harus memperhatikan aspek kesabaran,
mentalitas ketenangan, dan juga ketepatan saat akan mencuri poin dari lawan.
Momentum yang tepat akan menghasilkan poin yang sempurna. Disisi lain
pemahaman Teknik dan juga taktik akan memberi persentaase kemenangan lebih,
karena Teknik sangat berpengaruh besar dalam karate, bagaimana cara yang tepat
dalam melesatkan sebuah momentum.

Anda mungkin juga menyukai