Anda di halaman 1dari 10

Mitos keberadaan Naga dalam pusat semburan Lumpur Lapindo

Aditya Muchamad Ramadhan(195200040), Alimatun Musyaiyadah(195200047),


Hertanti Krisdya Iyaza(1952000), Rida Zubaidah (1952000), Windy Melina
Sari(1952000)

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Sosial dan Humaniora,


Universitas PGRI Adibuana Surabaya

Abstrak

Lumpur Lapindo adalah salah satu bencana alam yang terjadi di tanah air. Dampaknya
sendiri masih bisa kita lihat hingga saat ini. Meskipun telah terjadi beberapa tahun
silam, namun fenomena semburan lumpur panas dari perut bumi tersebut akan selalu
dikenang oleh masyarakat kampung Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
bencana lumpur lapindo ini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat,
bukan hanya masyarakat sekitar lokasi terjadinya bencana lumpur lapindo namun juga
bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Bukan hanya itu namun bencana alam yang
satu ini memang menyimpan banyak cerita menarik. Di samping asal usul terjadinya
luapan lumpur yang masih menjadi perdebatan, kehadiran sejumlah mitos yang
menyelimuti wilayah tersebut pun menjadi cerita baru yang seru untuk diperbincangkan.
misteri Lumpur Lapindo, bencana alam yang diliputi banyak mitos. Kebiasaan
masyarakat yang kerap mengaitkan sebuah peristiwa dengan sesuatu hal yang berbau
mistik memang hal yang biasa dan sering terjadi di masyarakat tanah air. Lumpur
Lapindo sendiri merupakan satu dari banyak bencana alam yang dapat mengingatkan
untuk selalu menjaga alam dengan baik. Semoga apa yang telah Bacaterus bahas di atas
bisa menambah informasi tentang peristiwa bencana alam yang ada di Indonesia.
Kata Kunci : Lumpur Lapindo, Misteri, Bencana Alam

1
Abstract

The Lapindo Mud is one of the natural disasters that occurred in the country. The
impact itself can still be seen today. Even though it has happened several years ago, the
phenomenon of hot mud overflowing from the bowels of the earth will always be
remembered by the people of Balongnongo Village, Renokenongo Village, Porong
District, Sidoarjo Regency, East Java. Thus, it can be seen that the Lapindo mudflow
disaster has had a tremendous impact on the community, not only the people around the
Lapindo mudflow disaster area but also for economic activities in East Java. Not only
that, this natural disaster does have many interesting stories. In addition to the origin of
the mudflow which is still being debated, the existence of a number of myths
surrounding the area is also an interesting new story to discuss. the mystery of the
Lapindo Mud, a natural disaster shrouded in many myths. The habit of people who
often associate an event with something mystical is commonplace and often occurs in
Indonesian society. Lapindo mud itself is one of the many natural disasters that can
remind us to always take good care of nature. Hopefully what has been discussed above
can add information about natural disasters in Indonesia.
Keywords : Lapindo Mud, Mystery, Natural Disaster

PENDAHULUAN
Semburan Lumpur Lapindo terjadi sejak 29 Mei 2006 telah menimbulkan
banyak persoalan baru secara terus menerus. Bencana itu juga menimbulkan
dampak bencana baru bagi lingkungan sekitar. Namun sesungguhnya banyak hal
yang dapat diambil dari kasus ini dalam sisi budaya. Salah satunya adalah mitos
keberadaan seekor ular Naga di dalam sumur pusat semburanya karena itu
banyak yang mengkait-kaitkanya dengan beberapa kejadian dengan mitos
tersebut. Hal inilah yang menarik untuk ditelusuri. Sejauh manakaitan sebuah
mitos dengan kenyataan yang terjadi.Dalam perspektif geologi sebetulnya
terjadinya semburan lumpur itu hal yang wajar, sebeb kejadian seperti itu juga
terjadi di wilayah lain. Dalam era teknologi informasi sekarang ini bentuk-
bentuk folklore lisan seperti gossip, desas-desus, kabar burung dan mitos
terkesan semakin banyak diminati. Bentuk folklore semacam ini sangat mudah

2
sekali menyebar. Pada umumnya orang mengenal mitos sebagai cerita yang
belum tentu akan kebenaranya namun beberapa sangat meyakini kebenaranya.
William A. Haviland mendefinisikan mitos sebagai suatu cerita tentang
kejadian-kejadian semihistoris. Termasuk didalamnya menggambarkan masalah-
masalah akhir kehidupan manusia. Mitos sendiri merupakan tradisi lisan yang
terbentuk di suatu masyarakat. Secara harafiah, mitos memiliki asal kata dari
bahasa Yunani yang artinya sesuatu yang diungkapkan.

Dalam ilmu Geologi hal seperti itu disebut Geo-culture dan Geo-mythology.
yang mengaitkan relevansi antara mitos dan kultur di suatu daerah tertentu
dengan kejadian geologi. Logika mitos memang tak selalu berjalan linear, selalu
ada campuran antara fakta dan fiksi yang kemudian terjadi sebuah metafora agar
cerita tersebut terdengar menarik dan sebagai peringatan terhadap masyarakat
sekitar yang meyakininya. Aspek hayal dalam sebuah mitos memang seringkali
terjadi di dalam mitos, untuk itu memahaminya bukan dengan cara
mempertanyakan apa yang terjadi namun dengan melanjutkan ke mengapa hal
itu terjadi. Maka dari itu untuk mengupasnya harus dilakukan dengan cara yang
holistik.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian deskriptif kuantitatif dilakukan untuk mendiskripsikan suatu
gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis, dan
akurat. Pada penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan peristiwa yang
menjadi pusat penelitian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa
tersebut. Menurut Sugiyono (2008), Penelitian desktiptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel yang lain. Agar hasil penelitian lebih akurat.Seperti penelitian pada
umumnya, teknik pengumpulan data pada penelitian deskriptif dilakukan dengan
observasi studi pendahuluan, pemberian angket, dan wawancara. Kemudian data
diolah berdasarkan teknik analisis data yang sesuai

3
HASIL PEMBAHASAN
A. Sekilas Mitos

William A. Haviland mendefinisikan mitos sebagai suatu cerita tentang


kejadian-kejadian semihistoris. Termasuk didalamnya menggambarkan
masalah-masalah akhir kehidupan manusia. Mitos sendiri merupakan
tradisi lisan yang terbentuk di suatu masyarakat. Secara harafiah, mitos
memiliki asal kata dari bahasa Yunani yang artinya sesuatu yang
diungkapkan.

B. Mitos lumpur Lapindo :

Bencana Lumpur Lapindo merupakan fenomena meluapnya semburan


lumpur dari perut bumi yang terjadi di Sidoarjo. Davies (2008, dikutip
dari journal Anton Novenanto 2010) sejak 26 Mei 2006, lumpur panas
menyembur ke permukaan bumi di Porong, Sidoarjo. Ada geolog yang
menyatakan semburan itu merupakan hasil dari aktifitas sebuah
perusahaan minyak yang sedang melakukan eksplorasi di situ, Lapindo
Brantas Inc. Semburan air dan lumpur yang terjadi menjadi polemik
yang cukup kompleks hingga saat ini. Terlepas dari penyebabnya yang
menjadi kontroversi, Lumpur Lapindo menghadirkan impact yang cukup
komplit. Sampai saat ini usaha pemerintah dan Lapindo belum
menunjukkan keberhasilan untuk menghentikan semburan atau
mengelola dampak sosial dan lingkungan dari luberan lumpur itu.

C. PEMBAHASAN
Semburan Lumpur Lapindo terjadi sejak 29 Mei 2006 telah
menimbulkan banyak persoalan baru secara terus menerus. Bencana itu
juga menimbulkan dampak bencana baru bagi lingkungan sekitar.
Namun sesungguhnya banyak hal yang dapat diambil dari kasus ini
dalam sisi budaya. Salah satunya adalah mitos keberadaan seekor ular
Naga di dalam sumur pusat semburanya karena itu banyak yang
mengkait-kaitkanya dengan beberapa kejadian dengan mitos tersebut.
Hal inilah yang menarik untuk ditelusuri. Sejauh manakaitan sebuah
mitos dengan kenyataan yang terjadi.Dalam perspektif geologi

4
sebetulnya terjadinya semburan lumpur itu hal yang wajar, sebeb
kejadian seperti itu juga terjadi di wilayah lain. Dalam era teknologi
informasi sekarang ini bentuk-bentuk folklore lisan seperti gosip,desas-
desus, kabar burung dan mitos terkesan semakin banyak diminati.
Bentuk folklore semacam ini sangat mudah sekali menyebar. Pada
umumnya orang mengenal mitos sebagai cerita yang belum tentu akan
kebenaranya namun beberapa sangat meyakini kebenaranya. Dalam ilmu
Geologi hal seperti itu disebut Geo-culture dan Geo-mythology. yang
mengaitkan relevansi antara mitos dan kultur di suatu daerah tertentu
dengan kejadian geologi. Logika mitos memang tak selalu berjalan
linear, selalu ada campuran antara fakta dan fiksi yang kemudian terjadi
sebuah metafora agar cerita tersebut terdengar menarik dan sebagai
peringatan terhadap masyarakat sekitar yang meyakininya.

Aspek khayal dalam sebuah mitos memang seringkali terjadi di dalam


mitos, untuk itu memahaminya bukan dengan cara mempertanyakan apa
yang terjadi namun dengan melanjutkan ke mengapa hal itu terjadi.
Maka dari itu untuk mengupasnya harus dilakukan dengan cara yang
holistic agar dapat ditemukanya titik terang tentang apa yang sedang
dibicarakan. Mencari makna dalam sebuah mitos yang beredar ditengah
masyarakat dapat dilakukan dengan mecocok-cocokan atau biasa disebut
otak-atik gathuk dalam bahasa Jawa. Sesungguhnya hal tersebut bukan
hal yang tabu dalam masyarakat sekitar, sebab memang logika dari otak-
atik gathuk itulah sebuah mitos dapat tercipta. Mengenai mitos adanya
Ular Naga didalam kawah pusat semburan lumpur Lapindo memang
kencang terdengar dikalangan masyarakat sekitar seperti di wilayah
Kecamatan Porong, Kecamatan Jabon & Kecamatan Tanggulangin, hal
ini dikisahkan bahwa didalam pusat semburan Lumpur menjadi tempat
bersemayamnya ular Naga penjaga pulau Jawa yang akan muncul ke
permukaan karena ia akan meminta sebuah tumbal berupa 10 anak kecil
yang akan dimasukan hidup-hidup kedalam kawah pusat semburan, hal
itu konon katanya menurut paranormal setempat yang berusaha

5
berkomunikasi dengan makhluk ghoib di sekitar kawah yang menjadi
prajurit atau abdi dalem dari Ular Naga tersebut.

Menurut hasil dari kesaksian warga sekitar. Bagus Wahyudin, 24 Tahun,


warga desa Mindi. menurutnya memang benar adanya mitos tersebut.
Menurutnya tidak sedikit warga sekitar memercayainya, karena jika sang
naga tidak dipenuhi permintaanya maka lumpur akan terus keluar, namun
pernah ada usaha untuk mencegah bertambahnya korban pernah
dikorbankan 10 ekor sapi yang diceburkan kedalam kawah. Namun hal
itu sia-sia saja.
Hal serupa juga diucapkan juga oleh Ibu Luluk, 53 Tahun, warga
Kecamatan Jabon. selaku menurutnya pernah terjadi ledakan besar dari
pipa pembuangan lumpur yang dibuang di Sungai Porong, pipa tersebut
meledak dan menewaskan tamu yang ada dalam kunjungan Danramil
(Komandan Daerah Rayon Militer) Tanggulangin dan menewaskan
Danramil tersebut. Menurut warga sekitar kejadian tersebut ada
hubunganya dengan permintaan sang Naga yang tidak segera dipenuhi.
Fakta Ilmiah yang mematahkan semuanya, Sebelum lumpur menyembur,
kabupaten Sidoarjo merupakan wilayah yang relatif stabil, ditunjukkan
dengan minimnya gerakan sosial politik atau konflik skala besar di
wilayah ini. Sidoarjo yang terletak diantara Surabaya dan Gempol,
menjadi tulang punggung transportasi Jawa Timur, yang kemudian
dipatahkan oleh luberan lumpur sehingga dampaknya sangat besar bagi
perekonomian Jawa Timur karena menghambat laju distribusi logistik
dan barang ekspor-impor yang melalui ruas Porong-Gempol. Secara
sederhana, tenggelamnya lahan-lahan produktif (banguan,
pekarangan,tambak dan sawah) telah mematikan mematikan
produktifitas dari lahan-lahan tersebut. Jika melihat secara luas,
terganggunya tulang punggung sistem transportasi berdampak pada
kerugian ekonomi pada sektor makro maupun mikro. Karakter unik
tanah di Sidoarjo adalah tambak untuk pengembangbiakan segala jenis
udang dan ikan (Bandeng, Kakap, Gurami dan Patin). Kerusakan

6
ekologis yang terjadi berdampak pada tengelamnya pabrik-pabrik dan
industri kecil- menengah berkaitan dengan hasil tambak seperti kerupuk
dan terasi sebagai produk unggulan Sidoarjo. Lumpur panas menyembur
ke permukaan bumi di Porong, Sidoarjo. Ada geolog yang menyatakan
semburan itu merupakan hasil dari aktifitas sebuah perusahaan minyak
yang sedang melakukan eksplorasi di situ, yaitu PT Lapindo Brantas Inc.
Milik Aburizal Bakrie.
Pusat atau titik semburan lumpur Sidoarjo terletak di Desa Siring,
Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lokasi ini berjarak
sekitar 200 m dari sumur pengeboran gas Banjar Panji - 1 milik PT
Lapindo Brantas di Desa Renokenongo Kabupaten Sidoarjo. Lokasi
semburan lumpur tersebut merupakan kawasan permukiman dan di
sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.

Para ahli geologi memperkirakan fenomena semburan akan berlangsung


lebih dari 30 tahun. Menurut Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo,
Kementerian PUPR, lumpur Lapindo adalah salah satu fenomena gunung
lumpur (mud volcano) yang juga banyak dijumpai di bagian Utara Pulau
Jawa yang terbentuk di Zona Kendeng bagian Timur. Gunung lumpur
lainnya baik yang aktif maupun mati di Jawa Timur diantaranya adalah
Porong, Karanganyar, Semolowaru, Pulungan dan Sedati di Sidoarjo.
Semburan lumpur yang pada awal-awal kemunculannya volume
semburan lumpur mencapai kisaran antara 100.000 – 120.000 m3/hari,
dengan kandungan padatan 35% dengan temperatur mencapai 100
derajat Celcius, serta memiliki sifat fisik sebagai non newtonian material
dan kandungan kimia seperti semen. Pada pengukuran 2017 masih
86.270 m3/hari, sifat semburan fluktuatif. Gunung lumpur adalah
fenomena keluarnya (erupsi) material lumpur dari dalam bumi akibat
didorong oleh tekanan (umumnya gas). Lumpur Sidoarjo secara geologi
terletak pada cekungan sedimen belakang busur vulkanik (back arc
basin) namun masih relatif dekat dengan deretan gunung api (G.
Penanggungan dan G. Arjuno-Welirang), selain itu lokasi keluarnya

7
penyebab Lumpur Sidoarjo juga berada di dalam kelurusan sistem Sesar
Watukosek yang mengarah Barat Daya – Timur Laut.

Dengan melihat setting geologi, debit semburan yang masih besar, suhu
lumpur dan kandungan gas yang keluar dari semburan lumpur
mengindikasikan bahwa fenomena Gunung Lumpur Sidoarjo juga terkait
dengan aktivitas vulkanisme yang berada di bagian Selatan. Begitu juga
komposisi isotop helium dari cairan Lusi mud volcano sangat mirip
dengan cairan Volkanik Welirang, indikasi keberadaan gas magmatik.
Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan.
Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur
dalam kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi
bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui.
Penyebab lumpur Lapindo juga dikaitkan dengan gempa bumi di
Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelum munculnya semburan. Namun
bahan tulisan lebih banyak mendefinisikan penyebab lumpur Lapindo
condong akibat pengeboran. Penyebab lumpur Lapindo sendiri sempat
dibahas di AAPG 2008 International Conference and Exhibition
dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika
Selatan pada 2008 silam. Hasil akhirnya, 42 ahli geologi menyimpulkan
PT Lapindo Brantas melakukan kesalahan prosedur pengeboran sehingga
mengakibatkan munculnya lumpur ke permukaan. Sedangkan faktor
gempa bumi di Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelum munculnya
semburan lumpur hanya didukung oleh tiga geolog. Ahli lain tidak
berpendapat atau menyebut semburan lumpur dipicu dua faktor, yakni
kesalahan pengeboran dan gempa bumi.

SIMPULAN
Sesungguhnya banyak hal yang dapat diambil dari kasus ini dalam sisi budaya.
Sejauh mana kaitan sebuah mitos dengan kenyataan yang terjadi. Dalam
perspektif geologi sebetulnya terjadinya semburan lumpur itu hal yang wajar,

8
sebeb kejadian seperti itu juga terjadi di wilayah lain. Dalam era teknologi
informasi sekarang ini bentuk-bentuk folklore lisan seperti gossip, desas-desus,
kabar burung dan mitos terkesan semakin banyak diminati. Dalam ilmu Geologi
hal seperti itu disebut Geo-culture dan Geo-mythology. yang mengaitkan
relevansi antara mitos dan kultur di suatu daerah tertentu dengan kejadian
geologi. Ada salah satu ahli geolog yang menyatakan semburan itu merupakan
hasil dari aktifitas sebuah perusahaan minyak yang sedang melakukan eksplorasi
di situ, Lapindo Brantas Inc. Semburan air dan lumpur yang terjadi menjadi
polemik yang cukup kompleks hingga saat ini. Sampai saat ini usaha pemerintah
dan Lapindo belum menunjukkan keberhasilan untuk menghentikan semburan
atau mengelola dampak sosial dan lingkungan dari luberan lumpur itu.

LAMPIRAN

9
DAFTAR PUSTAKA
Penyebab Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Sejarah dan Dampaknya (yahoo.com)

http://pitoyoadhi.wordpress.com/2004/o2/1O/kejahatan-korporasi/

http://agorsiloku. wordpress.coml2006110 In/tragedi-Iumpur-Iapindol

http://www.mediaindonesia.com/read/2oog/1o/18/1826/s/101/

Genangan-Lumpur- Lapindo-makin _ Bahayakan-Sidoarjo#at

http//Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2003

Henri Nurcahyo : Rekayasa dongeng dalam Bencana Lumpur Lapindo, Asosiasi Tradisi
Lisan, Jawa Timur, 2014

Bagus Wahyudin, 24 Tahun. Warga Desa Mindi. Kecamatan Porong, Kabupaten


Sidoarjo.

Ibu Luluk Winarti, 53 Tahun. Warga Desa Trompoasri. Kecamatan Janon, Kabupaten
Sidoarjo.

Internet

https://m.liputan6.com/hot/read/4892987/penyebab-lumpur-lapindo-di-sidoarjo-sejarah-
dan-dampaknya

https://id.wikipedia.org/wiki/Mitos

10

Anda mungkin juga menyukai