Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IBADAH DAN DZIKIR KETERAMPILAN

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Tarbawi

Dosen pembimbing :

Aya Mamluah, S. Sos.I., M.Pd.I.

Di susun oleh :

1. M. Faiq Farhani (201955010104723)


2. M. Badrut Tamam (201955010104724)
3. Nurhadi (201955010104725)
4. Nico Oktavian (201955010104726)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN GIRI

BOJONEGORO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah “Ibadah Dan Dzikir

Keterampilan” dengan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah

Hadits Tarbawi Yaitu : Aya Mamluah, S. Sos.I., M.Pd.I. Makalah ini disusun untuk

membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap “Ibadah Dan

Dzikir Keterampilan” tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan

masalah, serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini. Dengan makalah ini,

diharapkan pembaca dapat memahami mengenai “Ibadah Dan Dzikir Keterampilan”

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing mata kuliah

Pendidikan Hadits Tarbawi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

berkarya menyusun makalah “Ibadah Dan Dzikir Keterampilan”. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan

kritik yang konstruktif sangat kami harapkan guna peningkatan pembuatan makalah

pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Bojonegoro, 09 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar belakang.................................................................................1

B. Rumusan masalah.............................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Matan hadits......................................................................................3

B. Penjelasan mufradat.........................................................................3

C. Terjemah...........................................................................................4

D. Takhrij dan status hadits..................................................................5

E. Penjelasan hadits...............................................................................5

F. Biografi perawi hadits......................................................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................9

A. Kesimpulan.......................................................................................9

B. Saran.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas kependidikan Islam timbul sejak adanya manusia itu sendiri (Nabi

Adam dan Hawa), bahkan ayat al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw bukan perintah tentang sholat, puasa, dan lainnya tetapi justru

perintah iqra’ (membaca, merenung, menelaah, meneliti atau mengaji) atau perintah

untuk mencerdaskan kehidupan manusia yang merupakan inti dari aktivitas

pendidikan. Karena itu, menurut Abd al-Gani ‘Ubud seperti yang dikutip Muhaimin

menyatakan bahwa tidak mungkin ada kegiatan pendidikan Islam dan

sistem pengajaran Islam, tanpa teori-teori atau pemikiran pendidikan Islam.

Di Indonesia aktivitas kependidikan Islam pada dasarnya sudah berlangsung

dan berkembang sejak sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang. Hal ini dapat

dilihat dari fenomena tumbuhkembangnya program praktik pendidikan Islam

dilaksanakan di Nusantara, baik yang berupa pendidikan Pondok Pesantren,

Pendidikan Madrasah, Pendidikan Umum yang bernafaskan Islam. Berkaitan dengan

materi pembelajaran pada pembahasan kali ini, hadits tarbawi dengan sub

pembahasan “ ibadah dan zikir ” akan menjelaskan tentang hadits iniserta kaitan

dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan dan pembelajaran.


B. Rumusan Masalah

1. Apa hadist yang menjelaskan tentang ibadah dan zikir ?

2. bagaimana penjelasan hadits tersebut, biografi rawi dan takhrij hadits ?

3. Apa kaitan hadits tersebut dengan materi pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui hadits tentang ibadah dan zikir.

2. Untuk mengetahui penjelasan hadits, biografi rawi serta takhrij hadits.

3. Untuk mengetahui kaitan hadits tersebut dengan materi pembelajaran.


‫‪BAB II‬‬

‫‪PEMBAHASA‬‬

‫‪N‬‬

‫‪A. Matan Hadits‬‬

‫لد‬ ‫لرل ِسر بل‬ ‫ف قب برل بء لد م‬


‫لي ه فبقباد رل‪ :‬ذ‬ ‫صلّى‬ ‫لَّال‬ ‫وعن َبي َه ريرة ِضي‬
‫ث‬ ‫لَه‬ ‫سلهم‪.‬‬ ‫و‬ ‫َّلال‬ ‫ري بن َبتب‬ ‫بهاج‬
‫ُّ‪ J‬ر ِ ُ‬ ‫َ‬ ‫ع ل ‪J‬ب‬ ‫ل َّ‬
‫َب‬ ‫ا عنه‪َ J‬ب هن‬

‫ه‬ ‫وي ‪J‬ب‬ ‫بن ك بما‬


‫ص ير تبو‬ ‫مر بن ك‬ ‫عي م لد م قي م‪ .‬فبقبال"‪:‬و بما "فب‪ JJ‬قباد رل‪ :‬ي‬ ‫اد ُّه ب ِجا‬
‫ّق ر‬ ‫م‪.‬‬ ‫ب‪ JJ‬ما صر‬ ‫صل‬ ‫ن صلثر‬ ‫ذلك؟‬ ‫ت لد علبى‪ .‬ولدنه‬
‫بن‬
‫ّي‪،‬‬
‫ص‬

‫ببقبك لم‪ ،‬م‬


‫لن س‬ ‫كر بن‬ ‫عل شيئاً‪ J‬ت‬ ‫َ‬ ‫لي ه‬ ‫صّلى‬ ‫لَّال‬ ‫بل ِسرل‬ ‫نبعت‬ ‫والب بت ص ق‪ ،‬ويبع تق‬
‫ه ِ‬ ‫و سلهم"‪َ:‬ب‪ ّ JJ‬م‬ ‫َّلال‬ ‫ق فبقبا‬ ‫والب‬ ‫ر بن‬ ‫ه‬
‫فبال ك لم‬ ‫ع ل ‪J‬ب‬

‫لَّ‪،‬ال‬
‫بل ِسر‬ ‫لع ت م؟ "قادرل‪ :‬لب‬ ‫مث ب ُ‬ ‫ن َب بح ُب كم إ اله ل‬ ‫وتب بن ب ل ك‬
‫ا‬ ‫صنب ى‬ ‫ما‬ ‫بع‬ ‫منل ن‬ ‫ض‬ ‫ه س بق ر ن لم لع‬
‫صن‬ ‫م‬ ‫بُّ‬ ‫م‬
‫ّ َب‪ J‬لف و يب‪J‬‬
‫ب‬ ‫كر‬

‫لَّال‬
‫بن إ دى ِسر‬ ‫برل ء ل ‪J‬د م‬ ‫صالة ُب‪ JJJ‬اُلاً ُوبال ُي‬ ‫دب ك‬ ‫ا بل"‪:‬ت‬
‫ل ري‬ ‫بن هرًة"ف بهاج ج بع ف قب‬ ‫ر ُِّ‬ ‫سب‬
‫ب بر‬ ‫ّو بن وت بك ِّب رو‬
‫م‬ ‫بن‪ ،‬حر بن‪ ،‬وتح بم‬

‫ع ل ب ل ‪J‬ي ه‬
‫صلّى‬ ‫لَّال‬ ‫فبقبا ب‪JJJ‬ل ِسر‬ ‫لي ه و م بع إ لا برلن بنا َب‪ J‬لَه ُ م ب فبلببع لرل ع‬ ‫صلّى َّلال‬
‫َّلال‬ ‫ل م لثلبه‪ J‬؟‬ ‫للنبا‪،‬‬ ‫ل سله‪J‬م‪ ،‬فبقباد رل‪ :‬س ب‪ JJ‬رل م‬ ‫عل ‪ J‬ب‬
‫ل ا‬

‫و ذل دلظ ِولي‪ J‬ة‬ ‫شا ء" عل‬ ‫من‬ ‫لؤ تي‬ ‫َّلال ‪ .‬سلهم"‪ :‬ك ُ‬ ‫ل لد ب ‪ J‬ك ثي برة‬ ‫لد ثُُّ ر ِ‪ ":‬ل‬
‫مت ‪J‬لق ب‪ JJ‬ي‬ ‫ي‬ ‫ه َّلالي‬ ‫‪">/br‬و بذ د فب ض‬ ‫‪ ،‬و مرل‬
‫مسلم َعلم‬ ‫ل ه‪،‬‬

‫‪B. Penjelasan Mufradat‬‬


a. ِ ‫ل ُّدر‬ = Orang-orang yang berharta

b. َ‫ب َذه‬ = Membawa

c. ‫صّقرن‬
ُ ‫وي ت‬ = Mereka bersedekah

d. ‫وي عت قرن‬ = Mereka memerdekakan budak

e. ‫سبقكم‬ = Orang-orang yang mendahului kami

f. ‫صنع‬ = Berbuat

g. ‫ = صالة ُك دبر‬Dibelakang atau setelah setiap sholat


C. Terjemahan

Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya sahabat-sahabat Muhajirin yang miskin

datang kepada Rasulullah Saw dan mereka berkata : Wahai Rasulullah saw, orang-

orang kaya dan lapang, telah mengalahkan kebaikan dan pahala kami dengan derajat

yang tinggi dan kemewahan yang banyak. Rasulullah saw lalu bertanya : Bagaimana

bisa demikian? Mereka menjawab : Mereka melakukan shalat sebagaimana kami

shalat, mereka puasa sebagaimana kami juga berpuasa, mereka dapat bersedekah

harta namun kami tidak dapat bersedekah, mereka dapat membebaskan budak

belian, sementara kami tidak dapat melakukannya. Rasulullah saw lalu bersabda

kembali : Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu di mana kamu dapat

mendahului, mengalahkan (pahala dan kebaikan) orang-orang sebelum kalian dan

sesudah kalian, dan tidak akan ada seorang pun yang dapat mengalahkan kebaikan

kalian kecuali orang tersebut melakukan sebagaimana yang kalian lakukan? Mereka

menjawab: Tentu mau ya Rasulullah. Rasulullah saw bersabda kembali : Bacalah

tasbih (subhanallaah), tahmid (alhamdulillah) dan takbir (Allahu akbar) setiap

selesai shalat (wajib) sebanyak tiga puluh tiga kali. Kemudian Orang-orang miskin

dari kelompok muhajirin lalu kembali lagi menghadap Rasulullah saw sambil

berkata: Kami mendengar bahwa orang-orang kaya itu juga melakukan apa yang

telah kami lakukan ya Rasulullah. Rasulullah saw lalu bersabda kembali: Itu adalah

karunia dari Allah, yang Allah berikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. (HR.

Bukhari Muslim).
D. Takhrij dan Status Hadits

Hadits ini adalah hadis shahih dan telah ditakhrijkan oleh : Bukhori (843),

Muslim (595), An-Nasa’i dalam amalul yaumi wal-lailati (146), Abu I’waana (no.

II/248), Ibnu Khazimah (749), Ibnu Hibban (2014), Baihaqi (II/186), dan

Tabhranidalam kitab ad-dua’u (722), dari Abidullah ibnu Umar dari Sumi’a dari Abi

Sholih dari Abu Hurairah.[3]

E. Penjelasan Hadits

Sangat indah pengajaran Rasulullah yang diberikan kepada para sahabat,

setelah ada pertanyaan atau permintaan. Karena ilmu akan lebih terasa bermanfaat

ketika yang diberi sangat memerlukannya. Para sahabat sangat memperhatikan amal

shaleh dan pahala yang di perolehnya. Mereka berlomba-lomba dalam kebaikan

(fastabiqul khairat ), mereka iri ketika orang lain bisa beramal baik atau dapat

meraih pahala yang besar sementara dirinya tidak dapat melakukannya. Iri dalam

kebaikan diperbolehkan dalam islam untuk memotivasi beramal yang lebih sehat.

Ketika para sahabat melihat adanya kesenjangan pahala antara si kaya dan si

miskin si kaya memperoleh pahala yang banyak, karena amal kekayaannya itu yang

tidak dapat dimiliki oleh orang miskin. Orang kaya bisa zakat, sedekah, infak, amal

jariyyah dan lain-lain di samping sholat dan puasa. Di kalangan sahabat muhajirin

yang miskin merasa tertinggal dalam hal ibadah harta (maliyah) tersebut. Mendengar

keluhan tersebut rasulullah menawarkan suatu amalan yang nilainya sama dengan

sedekahnya orang kaya :

‫َفال َعلمكم شيئا ُّت ِكرن به من سبقكم وتسبقرن به من بُّعكم‬


”Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu di mana kamu dapat mendahului,

mengalahkan (pahala dan kebaikan) orang-orang sebelum kalian dan sesudah

kalian,”

‫ض منكم إال من صنع مُث ما صنعتم‬


ُ ‫وال يك رن ل ُّح لف‬

Dan tidak akan ada seorang pun yang dapat mengalahkan kebaikan kalian kecuali

orang tersebut melakukan sebagaimana yang kalian lakukan?

Suatu amalan luar biasa nilainya yang diajarkan rasulullahh Saw kepada para sahabat,

yaitu pahalanya sama dengan sedekahnya orang kaya, berlomba-lomba dari orang

sesudahnya dan lebih utama kecuali dengan sesama pembacanya. Amalan itu adalah

setiap selesai sholat wajib membaca tasbih subhanallah 33X, tahmid alhamdulilah

33X dan takbir Allahu akbar 33X dalam riwayat lain disempurnakan dengan kalimat

berikut sekali yakni :

Jadi jumlah zikir 33 X 3 = 99 + 1 = 100. Dalam riwayat bukhori muslim yang lain

disebutkan :

“ Diampuni baginya segala kesalahannya ( dosa-dosanya) sekalipun banyaknya

seperti buih di laut”.

Dengan demikian tidak ada beda antara si kaya dengan si miskin dalam pahala yang

diperoleh di hari kiamat asal orang miskin banyak berzikir banyak beribadah kepada

Allah Swt. Alangkah indahnya jika orang kaya mau beribadah dan mau berzikir, 2

keindahan yang didapatkan yakni keindahan dunia dan akhirat. Sebagaimana yang di

sabdakan pada akhir hadits :


‫ض َّلال يؤتيه من يشاء‬
ُ ‫ذ دك ف‬

Itu adalah karunia dari Allah, yang Allah berikan kepada orang yang dikehendaki-

Nya.

Orang yang demikian dibanggakan dan yang disebut sebagai orang kaya yang

bersyukur sedang orang miskin yang tetap ibadah disebut orang miskin yang sabar.

Syeikh Jaylaniy berkata : orang kaya yang bersyukur lebih baik daripada orang miskin

yang sabar tetapi orang miskin yang bersyukur dan bersabar lebih baik dari semuanya.

Dari keterangan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kondisi seseorang

beribadah dan zikir dilihat dari miskin dan kaya ada 4 macam.

a. Kaya dan berzikir

b. Kaya tidak berzikir

c. Miskin dan berzikir

d. Miskin tidak berzikir

No pertama mendapat keuntungan besar yakni keindahan dunia dan akhirat. Kedua

hanya mendapat keindahan dunia dan tidak mendapat keindahan akhirat. Ketiga,

mendapat keindahan diakhirat. Dan keempat tidak mendapatkan keduanya. Orang

kaya tidak harus meninggalkan kekayaannya untuk beribadah, demikian pula orang

miskin tidak pula meninggalkan ibadah untuk mencari kekayaan, keduanya

diperintahkan sesuai kemampuannya. Sungguh sekalipun sahabat muhajirin hidupnya

pas-pasan, tetapi semangat beribadah dan berzikir tidak mau kalah dengan orang kaya

demi meraih pahala dan ridho Allah Swt. Dan pertanyaan yang di sampaikan kepada

nabi dijawab oleh nabi sebagai solusi dan timbulnya penjelasan keagamaan.
F. Biografi Perawi Hadits

Abu Hurairah r.a adalah gelar yang diberikan Rasulullah Saw yang

artinya bapaknya kucing. Nama aslinya adalah Abdus Syamsi, kemudian setelah

masuk islam pada tahun ke-7 H, saat perang Khaibar, ia berganti nama Abdur

Rahman bin As-Shakhr.[5] Abu Hurairah adalah salah satu sahabat dari penghuni

Shuffah yang selalu menyertai Rasulullah Saw dan sangat memperhatikan hadits serta

selalu menghadiri majelis beliau. Pada suatu majelis Rasul bersabda : siapa yang

membentangkan selendangmya lalu aku bacakan do’a kemudian dilipat tidak akan

lupa apa yang di dengarnya. Abu Hurairah segera membentangkan sekendangnya,

Nabi melakukan apa yang disabdakannya kemudian dilipatnya. Abu Hurairah berkata

: Demi Dzat aku dibawah kekuasaannya, aku tidak pernah lupa apa yang aku dengar

sejak itu.

Rasulullah mempersaksikan kesungguhannya dalam hadits. Ibnu Umar berkata : kita

selalu bersama rasullah dan Abu Hurairah memberitaukan haditsnya kepad kita.

Bukhori berkata bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling hafal diantara perawi

hadits pada masanya. Haditsnya diriwayatkan oleh 800 orang ahli ilmu dan diantara

sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Abu Hurairah meninggal pada usia

78 tahun pada tahun 59 H.


BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa keterkaitan dengan

materi pembelajaran adalah:

1. Materi pelajaran yang penting diajarkan kepada siswa adalah pendidikan

ibadah dan zikir sebagai bentuk rasa syukur kepada allah atas nikmat ilmu.

2. Siswa harus semangat untuk memahami materi pembelajaran seperti semangat

para sahabat dalam mencari ilmu dan beramal kebajikan.

3. Guru sebagai motivator hendaknya mampu memberi motivasi siswa dalam

pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.

4. Materi pembelajaran amat sangat berharga bila diberikan kepada orang yang

benar-benar membutuhkan.

B. Saran

Demikanlah hasil makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca

semuanya.

Akhirnya kami ucapkan terimah kasih. Billahi taufiq wal hidayah,

wassalamualaikum. Wr. Wb.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Khon, 2012, Hadits Tarbawi : Hadis-hadis Pendidikan. Jakarta :

Kencana

Ibnu Hajar Al-Asqalani, 1449, fathul bari bisyarhi shahih Al-Bukhari, Mesir : jilid 2

Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia

Pendidikan, jakarta : Rajawali Pres.

Yahya ibnu Syarif An-nawawi, riyadussholihin, Surabaya , Dar nasyri masriyah.

http://sarya-jhay.blogspot.com/2011/09/makalah-hadits-tarbawi-tentang-

materi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai