Anda di halaman 1dari 6

KASUS KEFARMASIAN KELAS JUMAT

1. Seorang pasien usia 68 tahun memiliki Riwayat osteoarthritis, hipertensi , diabetes


dan gangguan fungsi ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir adalah : Hb :
13,4; Leukosit : 5800; Trombosit : 242.000; Ureum : 65:,4 ( 17,9-54,9 ); creatinine :
2,12 ( 0,72-1,25 ). Riwayat penggunaan obat : metformin 500 mg 3x sehari 1 tablet,
meloxicam 15 mg 1x sehari 1 tablet, ranitidine 150 mg 2x sehari 1 tablet dan
amlodipine 10 mg 1x sehari 1 tablet. Pasien masih mengeluh nyeri sendi dan
berencana untuk membeli ibuprofen 400 mg guna mengatasi keluhannya.
Sebagai seorang TTK yang mengetahui informasi mengenai pasien ini, apa yang
dapat anda sampaikan? Lakukan analisis mengenai masalah terapi pasien dalam
bentuk PPT

Data subjektif
 Nyeri sendi
 Riwayat penyakit :osteoarthritis,hipertensi, diabetes dan gangguan fungsi ginjal
 Riwayat penggunaan obat :
-metformin 500 mg 3x sehari 1 tablet
-meloxicam 15 mg 1x sehari 1 tablet
-ranitidine 150 mg 2x sehari 1 tablet
-amlodipine 10 mg 1x sehari 1 tablet

Data objektif
 Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir adalah :
-Hb : 13,4;
-Leukosit : 5800;
-Trombosit : 242.000;
-Ureum : 65:,4 ( 17,9-54,9 );
-creatinine : 2,12 ( 0,72-1,25 ).
 Hasil diagnosa : osteoarthritis dan gangguan fungsi ginjal

assesment
Problem subjektif objektif terapi DRP
medis
-Osteoarthritis Nyeri sendi Hb : 13,4; -metformin 500 1.Ada duplikasi obat yang tidak
-DM -Leukosit : mg 3x 1 tablet perlu -> pemilihan ibuprofen tidak
-Hipertensi 5800; -meloxicam 15 adekuat karena terapi
-Gangguan -Trombosit : mg 1x1 tablet Osteoarthritis harus agresif.
ginjal 242.000; -ranitidine 150 mg Sedangkan untuk Terapi nyeri
-Ureum : 65:,4 2x1 tablet dengan obat meloxicam sudah
(17,9-54,9) -amlodipine 10 diberikan sebelumnya dan tidak
creatinine:2,12 mg 1x 1 tablet dianjurkan untuk terapi tambahan
(0,72-1,25) yaitu ibuprofen, karena obat ini
Rencana:ibuprofe sama-sama termasuk obat
n 400mg golongan antiinflamasi nonsteroid
OAINS. Sehingga interaksi
ibuprofen dengan meloxicam bila
dikonsusmsi bersamaan akan
meningkatkan efek samping yaitu
timbul nyeri ulu hati,mual,muntah
bahkan diare.
Planning
 Rekomendasi terapi
-Dipertimbangkan untuk penggunaan ibuprofe kekuatan obat tidak tepat.
-Dipertimbangkan untuk Nyeri sendi/ osteoarthritis meloxicam diganti dengan
natrium diklofenak 2 x 1 sehari @ 50 mg

 Monitoring
-Efek terapi
Kondisi klinis : nyeri berkurang
Hasil pemeriksaan lab : terjadi perbaikan pana nilai Ureum ,Creatine
-Efek samping
Kondisi klinis :
- Natrium diklofenak = gangguan pencernaan , termasuk tukak
peradangan lambung
- Hasil pemeriksaan Lab = -

Sampaikan kepada pasien :


 Penyebab sakit nyeri sendi disebabkan oleh osteoartritis, untuk itu tidak
mendapatkan ibuprofen sebagai obat anti nyeri, karena Penggunaan ibuprofen
Tidak dianjurkan untuk lansia dan dengan penyakit penyertanya yang
sebelumnya memiliki riwayat gangguan fungsi ginjal, hipertensi dan diabetes
melitus.
 Pilihan yang lebih baik yaitu obat natrium diklofenat adalah obat yang di
gunakan sebagai pereda nyeri , dengan penggunaan 2 x 1 sehari.
 Kebanyakan efek samping yang umum dari natrium diklofenak adalah
gangguan pencernaan, termasuk munculnya tukak (peradangan) lambung.
Tetapi Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini.

Secara umum obat ibuprofen ini untuk meredakan nyeri dan peradangan seperti nyeri
sendi . ibuprofen bekerja dengan cara mengahalangi tubuh menmproduksi
prostalgandin yaitu senyawa yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit sehingga
nyeri dan peradangan berkurang. Sebaiknya
Interaksi obat ibuprofen dengan antihipertensi dapat mnurunkan efek antihipertensi
dari ACEI.
kerja ibuprofen sebagai antiinflamasi, analgesik dan antipiretik adalah dengan cara
inhibisi pada jalur produksi prostanoids, seperti prostaglandin E2 (PGE2) dan
prostaglandin I2 (PGI2), yang bertanggungjawab dalam mencetuskan rasa nyeri,
inflamasi dan demam.
Kontraindikasi:
Penggunaan ibuprofen Tidak dianjurkan untuk lansia dan dengan penyakit
penyertanya yang sebelumnya memiliki riwayat gangguan fungsi ginjal, hipertensi
dan diabetes melitus.
Bila harus diberikan harus dilakukan monitoring dan diawasi dengan ketat
penggunaanya.sebaiknya tidak di anjurkan dan diberikan sebagai peringatan pada
pasien-pasien yang memiliki riwayat penyakit tersebut.
Penggunaan ibuprofen juga harus berhati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal,
gangguan hati, gangguan perdarahan, atau lanjut usia karena peningkatan risiko efek
samping obat. Pemantauan terhadap risiko efek samping seperti perburukan fungsi
ginjal atau perforasi saluran cerna harus dilakukan dengan lebih ketat.
Peringatan untuk tidak melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi
seperti menyetir ketika menggunakan obat ini karena ibuprofen dapat menyebabkan
rasa kantuk atau pusing
Pada pasien yang mendapat terapi ibuprofen jangka pendek untuk mengatasi nyeri
atau demam (3-5 hari), pasien perlu diberikan peringatan mengenai efek samping
yang umum terjadi dan untuk menggunakan dosis seminimal mungkin yang masih
efektif.
Pengawasan ibuprofen:
pada pasien yang mendapat terapi jangka panjang, misalnya pasien osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis, atau pada pasien dengan komorbiditas seperti diabetes mellitus,
disfungsi ginjal, dan hipertensi, pengawasan klinis perlu dilakukan.
Efek samping:
Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan ibuprofen umumnya berupa
gangguan gastrointestinal, nyeri ulu hati, dan mual. Pasien berusia 65 tahun ke atas
berisiko lebih tinggi untuk mengalami efek samping kejadian gangguan saluran cerna
serius, sehingga penggunaannya perlu pemantauan khusus.
Edukasi analgetik:
Saran untuk Dianjurkan minum obat paracetamol mengatasi nyeri 3 x 1 30 menit
setelah makan.
Karena paracetamol ini sifatnya tidak mengiritasi lambung dan merupakan drug of
choke bagi pasien-pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal. penggunaan
paracetamol lebih disarankan karena risiko efek samping yang lebih kecil
dibandingkan NSAID seperti ibuprofen.
dan kemudian tetap lanjut terapi penggunaan obat yang sebelumnya secara rutin dan
teratur.
Saran Tindakan lanjut agar mengonsumsi buah dan sayur dan juga mengurangi
makanan yang berlemak serta garam yang tinggi. Dan memperbanyak minum air
putih yang cukup.

2. Seorang Wanita usia 58 tahun dengan Riwayat sirosis hati dan asites, Obat rutin yang
dikonsumsi adalah lactulax 2x sehari 15 ml, spironolactone 100 mg 1x sehari 1 tablet
pagi, phenytoin 100 mg 2x sehari 1 kapsul ac, domperidone 10 mg 3x sehari 1 tablet
ac, urdafalk 250 mg 2x sehari 1 kapsul. Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir yang
ada : Albumin : 2,9 ( 3,5-5 ); Total bilirubin : 8,7 ( 0,9-1,1 ) g/dl; asam urat : 8,7 ( 3,5-
7,2 ). Pasien mengeluh nyeri pada jari tangan dan jari kakinya, ia bermaksud membeli
terapi untuk asam urat yaitu allopurinol tablet.
A. Hal apa yang dapat anda sampaikan sehubungan dengan masalah ini
Allopurinol berperan dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan
menghambat xanthine oxidase , juga bisa membantu mengatasi kondisi akibat asam
urat berlebih, seperti gout dan gangguan ginjal termasuk atau ginjal.
Tetapi penggunaan allopurinal tidak di rekomendasikan untuk dikonsumsi dengan penderita
sirosis hati dan asites.

Asam urat gout merupakan penyakit pada persedian yang diakibatkan oleh kadar asam urat
yang terlalun tinggi dalam darah. Normalmnya asam urat dalam darah akan terkontrol dan
keluar melalui urine , penyakit asam urat terjadi karena jumlah produksi asam urat di dalam
tubuh terlalu tinggi atau terjadi gangguan pada sistem pembuangan sehingga asam urat
menumpuk, penumpukan ini akan membentuk kristal pada sendi sehingga menyebabkan
bengkak.
Untuk penggunaan allopurinol tidak disarankan untuk riwayat penyakit sirosis hati dan
asites
dan merupakan obat resep yang seharusnya hanya bisa dibeli di apotik melalui resep dari
dokter .
direkomendasikan obat probenecid merupakan obat yang digunakan untuk terapi gout atau
asam urat, untuk menurunkan produksi asam urat dengan menghambat enzim xantin
oksidase.
Dosis 2 x 1 250 mg
Probenecid merupakan obat yang digunakan untuk terapi gout atau asam urat, bekerja
dengan cara mencegah ginjal menyerap kembali asam urat dan meningkatkan pengeluaran
asam urat melalui urin.
Efek samping mual muntah,pusing dan frekuensi buang air kecil meningkat tetapi efek ini
tergantung masing masing pasien.
Selama menjalani pengobatan dengan Probenecid , dokter mungkin akan meminta anda
untuk melakukan tes darahsecara rutin, ikuti jadwal pemeriksaan yang telah ditentukan oleh
dokter.

B. Rekomendasi yang dapat disampaikan kepada dokter, jika pasien memberi nomor
kontak dokter yang menjadi penanggung jawabnya.
Setelah melakukan skrining resep pada Pengobatan alloporinal tidak efektif sesuai dengan
riwayat penyakit pasien yaitu sirosis hati dan asetas, terdapat tanda peringatan penggunaan
allopurinal untuk dikonsumsi dengan penderita gangguan fungsi hati, jadi saya
mensarankan untuk tidak di rekomendasikan, dan terdapat data subjektif pasien dengan
kadar asam urat 8,7. jadi saya mensarankan untuk merekomendasikan mengganti obat
alloporinol dengan obat Probenecid untuk obat yang digunakan untuk terapi gout atau
asam urat, bekerja dengan cara mencegah ginjal menyerap kembali asam urat dan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
Jadi saya mensarankan untuk dosis dan aturan pakainya 2 x 1 sehari 250 mg/hari sesudah
makan.
Denagn Efek samping yang sering ditemui adalah mual muntah,pusing dan frekuensi buang
air kecil meningkat tetapi efek ini tergantung masing masing pasien.

3. Seorang pria usia 65 tahun dengan Riwayat hipertensi, coronary artery disease ( CAD
) dan disfungsi ereksi. Riwayat penggunaan obat : valsartan 80 mg 1x sehari 1 tablet,
clopidogrel 75 mg 1x sehari 1 tablet, glyceryl trinitrate 2,5 mg 2x sehari 1 kapsul.
Dokter meresepkan sildenafil 50 mg 1x sehari malam dan asam mefenamat 500 mg 3x
sehari 1 tablet. Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir : Ureum ; 54 ( 17,9-54,9 );
creatinine : 1,4 ( 0,72-1,25 )
Hal dan saran apa yang dapat anda sampaikan kepada dokter mengenai masalah terapi
pasien?
Berdasarkan resep yang dokter berikan sebelumnya, Pada pasien ini dengan penyakit
hipertensi, coronary artery disease ( CAD) dan disfungsi ereksi. selanjutanya dari data
rekam medik yang telah saya dapat ureum creatine yang tinggi dimana Ureum ; 54 dan
creatine 1,4.
Kalo resep yang dokter berikan valsartan 80 mg 1x sehari 1 tablet, clopidogrel 75 mg
1x sehari 1 tablet, glyceryl trinitrate 2,5 mg 2x sehari 1 kapsul, sildenafil 50 mg 1x
sehari malam itu sudah tepat hanya saja penambahan asam mefenamat 500 mg 3x
sehari 1 tablet disarankan untuk tidak direkomendasikan pada pasien tersebut karena
interaksi valsartan dengan asammefenamat bila dikonsusmsi bersamaan akan dapat
efek berlawanan hipotensi dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal dengan golongan
antiinflamasi nonsteroid OAINS.

4. Seorang Wanita usia 35 tahun memiliki riwayat dispepsia dan rutin mengkonsumsi
ranitidine 150 mg 2x sehari serta polysilane sirup 3x sehari 15 ml. Pasien mengeluh
akhir-akhir ini sering buang air kecil terasa perih, panas dan anyang-anyangan sejak
pulang dari luar kota Ia mendapat terapi ciprofloxacin 500 mg 2x sehari 1 tablet
selama 5 hari. Lakukan medication review terkait terapi pasien!

A. Informasi obat

Komposisi ranitidine dalam tiap tabletnya mengandung ranitidine HCL 150 mg


Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja
histamin secara kompotitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.

Polysilane memiliki kandungan utama alumunium hidroksida dan magnesium


hidroksida. Kedua bahan aktif ini bekerja sebagai antasida, yaitu untuk menetralisir
asam lambung. Selain mengandung antasida, Polysilane juga mengandung bahan
simethicone atau dimethylpolysiloxane yang berfungsi untuk mengurai gas di dalam
saluran pencernaan, sehingga dapat mengatasi perut kembung.

Obat ciprofloxacin mengandung bahan aktif ciprofloxacin Hcl yang memiliki cara
kerja menghentikan pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis infeksi bakteri yang dapat
diobati dengan ciprofloxacin adalah infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih,
diare, infeksi menular seksual, anthraks, serta infeksi lain di bagian kulit, tulang,
sendi, perut, dan mata.

Dari hasil wawancara penggunaan obat diperoleh informasi berikut:

Seorang Wanita usia 35 tahun mengeluh akhir-akhir ini sering buang air kecil terasa
perih, panas dan anyang-anyangan sejak pulang dari luar kota Ia mendapat terapi
ciprofloxacin 500 mg 2x sehari 1 tablet selama 5 hari.
Obat yang dikonsumsi saat ini ranitidine 150 mg 2x sehari serta polysilane sirup 3x
sehari 15 ml.
Masalah terkait obat potensial terjadi :
1. Interkasi obat : polysilane dan ciprofloxacin
Kombinasi kandungan polysilane, yaitu alumunium hidroksida, magnesium
hidroksida, dan simethicone.
Konsumsi obat polysilane bersama dengan obat antibiotik atau ciprofloxacin dapat
menurunkan efektivitas kedua obat tersebut.

Rekomendasi:
Dokter sebaiknya dihubungi untuk mendiskusikan perlunya antibiotik pada pasien
ini.waktu penggunaan obat tidak tepat untuk ciprofloxacin dengan bersamaan
mengonsumsi obat polysilane, Jika memang diperlukan pilihan yang lebih baik
jeda waktu antara mengonsumsi obat antibiotik dengan obat penyakit asam
lambung diperlukan jeda waktu selama 2 jam. Tetap harus diperhatikan bahwa
penggunaan antibiotik harus sesuai anjuran dokter dan dihabiskan.

Sampaikan kepada pasien


-Untuk tidak mengonsumsi obat polysilane bersama dengan obat antibiotik atau
ciprofloxacin dengan penggunaan obat diberi jeda waktu selama 2 jam.
-Segera hubungi dokter jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah
menggunakan ciprofloxacin.
- efek samping Ciprofloxacin dapat menyebabkan pusing atau mengantuk. Hindari
melakukan kegiatan yang membutuhkan fokus penuh, seperti mengemudikan
kendaraan atau mengoperasikan mesin.tetapi efek ini tidak semua pasien
mengalaminya.

Anda mungkin juga menyukai