id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian dan pengembangan adalah proses penelitian yang
digunakan dalam mengembangkan produk atau untuk menvalidasi suatu model
pendidikan (Barg and Gall, 1983). Penelitian ini sesuai dengan namanya yakni
penelitian dan pengembangan, sehingga langkah yang pertama dilakukan adalah
tahap analisis kebutuhan, pada tahap ini peneliti mencari kondisi yang sedang
terjadi dan dibandingkan dengan kondisi idealnya, setelah dianalisis hasil
penelitian yang didapatkan maka langkah yang selanjutnya adalah
mengembangkan kebutuhan yang seharusnya sesuai dengan kebutuhan di
lapangan agar menghasilkan produk yang ideal (Gall et al., 2003).
Produk yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Inquiry Social Complexity (ISC) untuk memberdayakan Critical
and Creative Thinking Skills. Wujud produk secara nyata yang akan dihasilkan
dalam penelitian ini: 1).Buku model pembelajaran Inquiry Social Complexity
(ISC), 2).Contoh modul yang telah disesuaikan dengan model Inquiry Social
Complexity (ISC), 3).Video contoh dalam menggunakan model Inquiry Social
Complexity (ISC).
B. Prosedur Penelitian
Adapun desain penelitian dan pengembangan dapat disederhanakan menjadi
empat tahap, yaitu (1) Tahap study pendahuluan, (2) tahap pengembangan produk,
(3) tahap pengujian keampuhan produk dan (4) tahap diseminasi dan
implementasi model (Budiyono, 2017). Empat tahap tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
42
b. Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan yang dibutuhkan
oleh calon pemakai produk. Pada tahap ini ditemukan bahwa guru dan
peserta didik membutuhkan produk berupa model pembelajaran yang
sesuai untuk pelajaran kimia, model pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik dan guru untuk dapat saling bertukar pikiran dalam
menemukan konsep pembelajaran, dan pada tahap ini dimungkinkan
untuk dilaksanakan pengembangan produk yang diinginkan oleh guru
dan peserta didik.
Pada tahap ini digunakan sebanyak 560 siswa untuk mengetahui
kebutuhan dan level of inquiry-nya. Pada tahap ini instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi yang diberikan kepada 12 guru dan
560 peserta didik untuk mengetahui kebutuhan dilapangan. Instrumen
lain yang digunakan pada tahap ini adalah angket konsepsi keterampilan
berpikir dan rubrik level inquiry peserta didik. Kemudian untuk
mengetahui kemampuan awal keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif digunakan tes soal yang mewakili aspek dari keterampilan
tersebut berjumlah 7 soal uraian yang diberikan kepada 180 peserta didik
di MA kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
RPP, buku guru, buku siwa dan lembar kerja peserta didik sesuai
dengan model pembelajaran yang dikembangkan.
b. Pengembangan produk awal
Pada tahap pengembangan prototipe model diperlukan sebuah proses
design instructional pengembangan, pada tahap ini digunakan model
Dick & Carey (Dick, Carey, & Carey, 2009).
Adapun langkah pengembangannya dapat dilihat pada Gambar 3.2
Identify
Instructional Goal
Write Performance
Objective
Develop
Assessment Revise
Instruments Instruction
Develop Instruction
Strategy
Prototipe Model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
commit
Gambar 3.3 to user
Hierarki Analisis Instruksional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
51
Pada proses penyusunan alat tes keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif menggunakan langkah sebagai berikut (Budiyono, 2017):
a. Menyusun konstruk (Konsep) variabel yang diukur, menyusun
definisi operasional variabel, sub variabel dan menentukan
indikator-indikator pengukurannya. Pada langkah pertama ini juga
menggunakan test yang mengukur keterampilan berpikir kritis dan
berpikir kreatif.
b. Berdasarkan pada konstruk, definisi operasional dan indikator
maka dilakukan penyusunan kisi-kisi instrumen yang bertujuan
untuk mengukur konstruk keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif peserta didik. Pada tes keterampilan berpikir kritis dan
kreatif menggunakan instrument pada materi asam basa dan
hidrolisis garam pada 180 peserta didik untuk mengetahui indikator
konstruk yang telah disusun apakah dapat terukur dengan
instrumen yang telah dirumuskan.
c. Menyusun butir-butir instrumen berdasarkan indikator yang
ditetapkan pada penelitian pengembangan model pembelajaran
Inquiry social complexity (ISC) untuk memberdayakan critical and
creative thinking (CCT) skills.
d. Melakukan validitas isi (Content Validity) terkait dengan kisi-kisi
dan butir-butir instrumen kepada ahli (Expert) yang terkait hingga
disetujuinya kisi-kisi dan butir-butir instrument tersebut. Pada
tahap ini di berikan kepada 1 ahli evaluasi pembelajaran yakni : Dr.
Sri Yamtinah, S.Pd.,M.Pd.
52
Keterangan :
X : Perolehan Skor
1
𝑋̅ :rerata ideal = 2 (𝑠𝑘𝑜𝑟 max 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 min 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙)
1
𝑆𝐵𝑖:Simpangan baku ideal= 6 (𝑠𝑘𝑜𝑟 max 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 min 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙)
53
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝐷 = 𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 =
√(𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2 )
dengan:
n R (n − R)
r11 = 1 −
n −1 nst2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
dengan :
r11 = koefisien reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen
R = rerata skor total
st2 = variansi skor total
(Budiyono, 2017)
Jika, instrumen tidak memenuhi kriteria koefesian reliabilitas yang
ditetapkan maka butir-butir instrumen harus dilakukan penyusunan
kembali agar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Namun jika
instrumen telah memnuhi kriteria reliabilitas maka dilanjutkan
untuk validasi konstruk.
k. Melakukan validasi konstruks menggunakan software Lisrel untuk
mengetahui sejauh mana data empirik dilapangan mendukung
konstruk teoritis yang telah didefinisikan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah konstruk telah terpenuhi ataukah memang data
dilapangan tidak mendukung konstruk teoritis. Kriteria yang
digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
sesuai dengan data lapangan apabila nilai : p ≥ α, nilai α = 0,05,
kemudian nilai goodness of fit indices(GFI) ≥ 0,90, kemudian nilai
adjusted goodness of fit index (AGFI) ≥ 0,90 dan nilai root mean
square error of approximation (RMSEA) ≤ 0,08 (Budiyono, 2019).
Pada uji statistik menggunakan chi-square susunan hipotesisinya
menggunakan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah
sebagai berikut :
H0: model fit (cocok) dengan data empirik dilapangan
H1: model tidak fit (tidak cocok) dengan data empirik dilapangan
Jika memenuhi kriteria di atas maka artinya menerima hipotesis nol
dan sebaliknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
56
57
58
praktisi. Ahli yang terlibat sebagai ahli materi adalah Prof. Drs. Sulistyo
Saputro, M.Si.,Ph.D. sedangkan ahli design grafis yang terlibat pada
tahap ini adalah Dr. M. Masykuri, M.Si. Kriteria validasi ahli yang
digunakan yakni pada Tabel 3.5.
59
60
Keterangan :
𝑋̅ = Rerata skor penilaian keterlaksanaan sintaks
Kemudian untuk analisis pengukuran social complexity peserta didik selama
pembelajaran menggunakan penilaian teman sebaya yang berupa angket
checklist dengan kriteria menurut (Ridwan 2013) yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Keterangan :
𝑋̅ = Rerata skor penilaian social complexity
Pada uji coba skala luas juga dilakukan analisis menggunakan uji-t
berpasangan (paired t-test) untuk melihat apakah model pembelajaran ISC
produk pengembangan efektif memberdayakan CCT skills. Uji coba skala
skala luas dilakukan pada sekolah MAN 2 kelas XI pada bulan februari
2019 menggunakan 1 kelas pada uji coba skala luas.
Perlakuan pada tahap ini seperti penelitian eksperimental yakni
menggunakan eksperimen, dimana pada kelas eksperimen menggunakan
model hasil pengembangan dan diberikan pretest sebelum menggunakan
produk kemudian diberikan posttest setelah menggunakan produk untuk
melihat dampak yang terjadi setelah pembelajaran menggunakan produk
hasil pengembangan yakni model pembelajaran ISC. Berikut rancangan
perlakuan pada tahap uji coba skala luas:
Tabel 3.12. Rancangan one group pretest-postest design
Test Awal (Pretest) Perlakuan Test Akhir (Postest)
T1 X T2
62
menggunakan pretest dan postest di gunakan uji t, tetapi sebelum diuji t harus
diuji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan homogeitas.
a). Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau
tidak. Pada peneltian ini uji normalitas menggunakan PASW Statistics 16.
Hasil uji normalitas menggunakan hasil pada kolmogorov-smirnova. Caranya
adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : data berdistribusi secara normal
H1 : data tidak berdistribusi secara normal
Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai p yang diperoleh lebih besar
dari α = 0,05 (p > 0,05) sehingga Ho diterima.
b). Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan variansi data.
Pada peneltian ini uji homogenitas menggunakan PASW Statistics 16.
Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : variansi data homogen
H1 : variansi data tidak homogen
Data dikatakan homogen jika nilai p yang diperoleh lebih besar dari α =
0,05 (p > 0,05) sehingga Ho diterima.
c). Uji-t
̅̅̅1 − ̅̅̅
(𝑋 𝑋2 ) − 𝑑0
𝑡= ~𝑡(𝑛 − 1)
𝑠𝑑 /√𝑛
Keterangan:
̅̅̅
𝑋1 = Rata-rata keterampilan berpikir kritis/berpikir kreatif sampel postest
̅̅̅
𝑋2 = Rata-rata keterampilan berpikir kritis/berpikir kreatif sampel pretest
𝑑0 = selisih rata-rata keterampilan berpikir kritis/berpikir kreatif
sd= deviasi baku pada sampel
𝑛 = Jumlah sampel
Dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : 𝜇2 ≤ 𝜇1 (nilai postest tidak lebihtobaik
commit userdari nilai pretest)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
64
65
Data dikatakan homogen jika nilai p yang diperoleh lebih besar dari α =
0,05 (p > 0,05) sehingga Ho diterima.
c). Uji-t
t=
(X 1 − X 2 ) − d0
~ t ( n1 + n2 − 2 )
1 1
sp +
n1 n2
s 2p =
( n1 − 1) s12 + ( n2 − 1) s22
n1 + n2 − 2
dengan keterangan:
̅̅̅
𝑋1 = Rata-rata critical and creative thinking (CCT) skills sampel ke-1
̅̅̅
𝑋2 = Rata-rata critical and creative thinking (CCT) skills sampel ke-2
𝑠12 = varians sampel ke-1
𝑠22 = varians sampel ke-2
𝑛1 = Jumlah sampel ke-1
𝑛2 = Jumlah sampel ke-2
Dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 (Rerata CCT yang menggunakan model ISC tidak lebih baik
dari pada model DL)
H1 : 𝜇1 > 𝜇2 (Rerata CCT yang menggunakan model ISC lebih baik dari
pada model DL)
(Budiyono, 2016).
2). Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan pada saat pengumpulan data dengan
mengambil dari dokumen-dokumen yang telah ada, pada penelitian ini di ambil
dari nilai ujian harian peserta didik dan juga hasil UN pada materi kimia.
Dokumentasi juga diambil sebagai bukti penelitian dan juga dibuat video pada
saat melakukan pembelajaran menggunakan model hasil produk
pengembangan sebagai bahan referensi cara penggunaan model hasil
pengembangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
commit to user