Makalah Kel 2 Ims Sekunder
Makalah Kel 2 Ims Sekunder
Dosen Pengampu :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Infeksi
Menular Seksual (IMS) Sekunder Gonorrhoeae”.
Dalam penulisan laporan ini, masih banyak kekurangan yang terjadi. Penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen dan teman-teman yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.
Harapan penulis, laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi
referensi khususnya bagi penulis dalam mengarungi masa depan. Penulis sadar
bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan untuk memperbaiki laporan penulis selanjutnya.
KELOMPOK 2
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Setiap manusia pasti menginginkan dirinya sehat terutama sehat dalam
bereproduksi, karena kesehatan reproduksi mempunyai peran penting yaitu
untuk mendapatkan keturunan serta menciptakan keharmonisan dalam rumah
tangga. Dalam hal ini wanita memiliki peran yang sangat penting karena wanita
yang nantinya akan mengandung. Maka dari itu kesehatan reproduksi pada
wanita juga harus diperhatikan agar tidak terjadi gangguan yang tidak diinginkan
(Marmi, 2015).
1
b. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan oleh
mahasiswa dan menambah wawasan ilmu pengetahuan untuk semua pihak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bayi baru lahir. Infeksi gonokokal pada neonatus terdiri dari ophtalmia
neonatorum dan gonococcal scalp abscesses.
d. Infeksi gonokokal pada bayi dan anak/ Gonococcal Infections Among
Infants and Children. Golongan klasifikasi ini sama dengan golongan
infeksi gonokokal non komplikasi dan infeksi gonokokal diseminasi, tetapi
golongan ini dibuat untuk memberikan panduan pengobatan yang lebih
efektif berdasarkan usia.
2.3 Etiologi
4
abdomen bawah ringan. Gejala-gejala ini muncul 10 hari setelah pajanan.
Namun umumnya infeksi pada endoservik adalah asimptomatik (60-80%).
2.5 Patofisiologi
5
oleh keberadaan fili pada permukaannya, yakni berupa rambut halus di
permukaan membran. Fili tersebut mencegah fagositosis oleh neutrofil, dan
juga mengandung IgA protease yang mencerna IgA pada permukaan mukosa,
baik pada uretra, tuba falopi serta endoserviks, sehingga dapat menempel dan
menyebabkan reaksi inflamasi yang mencetuskan timbulnya eksudat purulen.
Pada kehamilan, bakteri Neisseria gonorrhoeae dapat ditransmisikan kepada
bayi pada saat persalinan, yang umumnya menyebabkan inflamasi supuratif
pada konjungtiva mata.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gonore tidak dapat dianggap enteng akibat pilihan
akibat terapi yang semakin sempit. Hal ini diakibatkan oleh semakin
meningkatnya tingkat resistensi kuman Neisseria gonorrhoeae terhadap
antibiotik.
a. Pengobatan Antibiotik
Cara pengobatan gonore menggunakan regimen dual terapi sebagai
berikut:
6
1. Ceftriaxone 250mg, IM, dosis tunggal dan azithromycin 1g, PO, dosis
tunggal atau alternatif pengobatan
2. Cefixime 400mg, PO, dosis tunggal dan doxycycline 2x100mg, PO, 7
hari atau cefixime 400 mg, PO, dosis tunggal dan kanamisin 2g, IM,
dosis tunggal Pada fasilitas layanan kesehatan primer seperti
puskesmas, diberikan pilihan pengobatan kombipak, yang terdiri dari
cefixime 400mg dan azithromycin 1g.
Walau demikian, akibat peningkatan kasus gonorrhea multidrug-
resistance secara persisten, saat ini pilihan utama regimen pengobatan yang
direkomendasikan adalah pemberian obat seftriakson secara injeksi dan
azitromisin per oral dosis tunggal.
b. Edukasi
Disarankan untuk tidak berhubungan seksual hingga dinyatakan pulih
oleh dokter, hindari hubungan seks berisiko, gunakan kondom sebagai
pengaman, jalani pengobatan hingga benar-benar dibuktikan telah pulih
melalui pemeriksaan profesional medis. Sarankan untuk kontrol dalam
waktu 5-7 hari untuk evaluasi ulang dan pastikan pasangan juga ikut
diperiksa serta mendapatkan penanganan untuk menghindari ping-pong
phenomenon. Untuk menghindari reinfeksi, abstinensia disarankan minimal
7 hari pasca pengobatan dari dokter, berikan pula KIE (komunikasi,
informasi dan edukasi) untuk melakukan skrining HIV dan infeksi menular
seksual lainnya, sebagai langkah preventif dan deteksi dini.
2.8 Komplikasi
Gonore dapat menimbulkan komplikasi jika tidak diobati, baik itu pada
pria, wanita, maupun bayi.
a. Komplikasi gonore yang dapat muncul pada pria antara lain:
• Epididimitis
• Luka pada saluran kencing
• Terdapat nanah di dalam penis
7
• Mandul.
b. Wanita lebih rentan mengalami komplikasi gonore dibanding pria, karena
sering kali tidak bergejala sehingga tidak diobati. Beberapa komplikasi
akibat gonore pada wanita adalah:
• Penyakit radang panggul
• Sumbatan pada saluran telur (tuba falopi), yang memicu munculnya
kehamilan ektopik
• Kemandul
c. Gonore juga dapat menyebabkan komplikasi pada bayi, mulai dari kulit
kering dan bersisik, rentan terserang penyakit, hingga kebutaan.
8
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IMS SEKUNDER
1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Suku : Suku/Bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama
Tanyakan klien mengenai keluhan yang sedang dirasakan
9
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung,
asma). Riwayat kehamilan kembar juga memiliki insidens lebih tinggi
pada keluarga tertentu (Fraser&Cooper, 2009).
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita
seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi sebagai
periode sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat
berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2006).
Siklus : 28 + 7 hari
Lamanya : 3-8 hari (Mochtar, 2011)
Jumlah : berapa kali ganti pembalut
6. Riwayat Ginekologi
a. Vaginitis
Dapat mengekibatkan perdarahan vagina, serviks, atau uterus
yang berkaitan dengan inflamasi (Varney, 2007).
b. Endometritis
Endometriotritis dapat menyebabkan rasa tidak enak pada
panggul, nyeritekan uterus, radang monosit dan sel-sel plasma di
dalam stroma endometrium dan nekrosis stroma (Varney, 2007).
c. Mioma utereri
Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil, abortus,
kelainan latak janin, manghalangi lahirnya bayi, inersia uteri dan
Antonia uteri dan mempersulit lepasnya plasenta (Prawirohardjo,
2014).
d. Kista Ovarium
Menyebabkan nyeri tekan goyang adneksai atau nyeri panggul
dan dapat mengalami pertumbuhan hingga ukuran tertentu yang
mengakibatkan torsi ovarium (Varney, 2007).
10
e. Endometriosis
Dapat menyebabkan nyeri panggul atau nyeri abdomen bawah
& perdarahan ireguler. (Varney, 2007).
7. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir
dengan kehamilan.
11
c. Kultural
Adat istiadat yang merugikan dan masih dilakukan oleh ibu
dan keluarga yang dapat merugikan Kesehatan.
d. Spiritual
Tradisi keagamaan yang merugikan dan masih dilakukan oleh
ibu dan keluarga yang dapat merugikan kesehatan ibu.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis / apatis / somnolen / sopor /
koma / delirium
Ekspresi wajah : ceria/senang
Keadaan emosional : tidak emosi
b. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Pernapasan : 16-20 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,50 C
c. Antropometri
Berat Badan : normalnya selama kehamilan pertambahan
berat badan 7 – 12 kg
Tinggi Badan : >145 cm
LILA : > 23,5 cm
12
Overweight 26 – 29 7 – 11,5 15-25
Obesitas >29 >7 >15
(Varney, 2006)
2. Pemeriksaan Fisik
Pada keadaan fisiologis ditulis harga normal seperti kriteria hasil:
a. Inspeksi
Kepala : bersih, tidak ada lesi, distribusi rambut merata,
warna rambut hitam.
Wajah : terjadi hyperpigmentasi.
Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan.
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut : tidak ada caries dentis, stomatitis, tidak ada
pembesaran tonsil dan uvula.
Leher : Simetris/tidak, ada/tidak pembesaran kelenjar
tiroid, limfe,dll
Dada : bentuk elips, tidak ada retraksi dinding dada,
Payudara : terjadi hiperpigmentasi pada areola dan papilla
mamae, putting susu menonjol, tidak terdapat
kelenjar susu tambahan.
Abdomen : abdomen membesar sesuai usia kehamilan,
terdapat linea dan striae.
Genetalia : Bengkak pada vulva, terdapat pengeluaran cairan
dari vagina dapat berupa darah, rasa nyeri
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Bawah, simetris, tidak ada varices/oedem
Atas, simetris.
13
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba oedema, tidak teraba massa
Wajah : tidak teraba oedema.
Mata : tidak teraba oedema pada palpebra.
Telinga : -
Hidung : tidak ada fraktur.
Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena
jugularis, dan kelenjar limfe.
Payudara : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe pada axilla.
Abdomen : -
Genetalia : tidak ada oedema, varices, dan pembesaran
kelenjar bartholini
Ekstremitas : Bawah, tidak ada oedema, homan sign negatif,
cavillary refill time kembali kurang dari 2 detik.
Atas, tidak ada oedema dan cavillary refill time
kembali kurang dari 2 detik.
c. Auskultasi
Dada : Suara nafas, biasanya pada 90 % hingga 95 %
wanita hamil akan terdengar murmur sistolik
pendek yang semakin jelas terdengar selama
inspirasi maupun ekspirasi (Varney, 2006).
Bunyi jantung I dan II teratur.
14
Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena
suara resonan dihasilkan oleh jaringan paru-paru
yang normalnya bergaung dan bernada rendah dan
suara dullness dihasilkan oleh di bagian atas
jantung dan paru-paru (Soemantri, 2007).
Abdomen : Pada pasien gonorrhoeae akan terasa nyeri pada
perut bagian bawah.
Ekstremitas : Bawah, refleks babynski negatif dan patella positif.
Atas, refleks bisep dan trisep positif.
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : ada/tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : ada/tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul : ada/tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hemoglobin, Golongan Darah
Pemeriksaan USG : ada / tidak dilakukan
Pemeriksaan diagnostik lainnya : ada / tidak dilakukan
15
2. INTERPRETASI DATA DASAR
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis :
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang
sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.
5. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
6. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
16
7. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
17
BAB IV
TINJAUAN KASUS
S.
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. E
Usia : 35 tahun 45 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Supir
Alamat : Cimanggu,
18
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga suami ibu Ny. R memiliki atau sedang menderita
penyakit menular menurun gonorea sejak 6 bulan terakhir.
5. Riwayat Menstruasi
• HPHT : 22 Maret 2022
• TP : 29 Desember 2022
• Siklus : Haid lancer, 1 bulan sekali
• Lama : 6-8 hari
• Jumlah : 1-2 x/hari ganti pembalut
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
Suami Anak Uk Peny Jenis Penolong Tempat Peny JK BB/PB H M abnormal laktasi peny
1 Tn.E 1 Aterm spontan bidan RS L 3,2 3 th 6 bln
2 Hamil ini
8. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak sedang/memiliki riwayat penyakit vaginitis, endometrifis, mioma
uteri, kista ovarium dan lain-lain.
19
9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu memakai KB suntik 1 bulan selama 2 tahun sejak setelah melahirkan
anak pertamanya.
20
Sesudah hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan
seksualitas 1-2x/seminggu, tetapi ketika merasakan nyeri
saat BAK ibu tidak pernah lagi melakukan hubungan
seksual.
Kebiasaan Sebelum hamil : ibu mengatakan memiliki kebiasaan yang
tidak mengganggu kesehatan.
Sesudah hamil : ibu mengatakan tidak memiliki kebiasan
yang dapat menganggu kehamilan.
O.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi Wajah : Meringis
Keadaan Emosional : Cemas
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
21
Nadi : 78 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8° C
c. Antropometri
Tinggi Badan : 157 cm
BB Sebelum Hamil : 75 kg
BB Sekarang : 83 kg
LILA : 29 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bersih, distribusi merata, tidak ada lesi, warna
rambut hitam, tidak ada luka dan oedem.
22
h. Dada : Simteris, ada retraksi dinding dada, tidak
menggunakan otot bantu nafas, tidak ada bunyi
tambahan, BJ 1 dan BJ 2 terdengar jelas.
l. Ekstermitas atas : Tidak ada oedem, tidak ada luka, cavilary refil
time normal, refflek bisep dan trisep positif.
23
3. Pemeriksaan khusus
a. Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
• Polimorfnukleus (PMN) : positif
• Diplokokkus gram Negatif: positif
A.
Diagnosa : G2P1001 usia kehamilan 24 - 25 minggu, janin
tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik, dengan Gonorrhoe.
Diagnosa Potensial : -
Masalah Potensial : -
Kebutuhan Segera : -
P.
PARAF
PUKUL PENATALAKSANAAN
24
12.07 Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan diri ke
Bidan atau Dokter.
e/ : Ibu bersedia dengan anjuran yang diberikan
12.09 Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet
penambah darah 25 mcg x 1 sehari yang diberikan
oleh Bidan.
e/ : Ibu bersedia untuk rutin minum tablet fe.
12.10 Mengajurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.11 Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.12 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kebersihan diri.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.13 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit
Gonorrhoe.
e/ : Ibu mengerti terhadap penjelasan yang diberikan.
12.14 Menganjurkan ibu untuk konsul ke Dokter mengenai
penyakit yang dialami ibu dan untuk mendapatkan
obat untuk penyakitnya khusus untuk ibu hamil → ibu
dirujuk ke RS untuk konsul ke Dokter Sp.OG.
e/ : Ibu menerima saran yang diberikan dan bersedia
melakukannya.
12.20 Menganjurkan ibu rutin meminum obat yang
diberikan oleh Dokter.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.22 Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian,
atau jika ada keluhan.
e/ : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
25
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gonore atau kecing nanah adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang dapat menginfeksi baik
pria dan wanita yangmengakibatkan infeksi pada alat kelamin, rektum dan
tenggorokan. Gejala pada penderita Gonorrhoeae yaitu nyeri pada perut bagian
bawah, keluar bercak darah atau lender, nyeri panas, bengkak pada vulva, dan
gejala-gejala lainnya. Penatalaksanaan dari Gonorrhoeae yaitu pemberian obat
antibiotic dan edukasi.
4.2 Saran
Bagi penulis
Penulis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam menangani kasus terutama pada pasien Gonore.
Bagi profesi
Bidan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
khususnya pada pasien dengan Gonore.
26
DAFTAR PUSTAKA
Daili SF. Gonore. Dalam : Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J, editor
(2009).
Daily, S.F (2009). Tinjauan Penyakit Menular Seksual (PMS). In: Djuanda.
Sari, J.., et al. (2012). Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada Wanita Penjajah
Seks di Blitung, Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PPL.
Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi I. Jakarta. EGC.
Varney, Helen. (2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
27