Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) SEKUNDER GONORRHOEAE

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga


Berencana

Dosen Pengampu :

Eliza Anggraini, S.Tr.Keb

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Annisa Islamiah Kariah Putri (NIM. P07224221004)
2. Cindy Fitri Ayu (NIM. P07224221007)
3. Grace Monita (NIM. P07224221017)
4. Indah Safitri (NIM. P07224221021)
5. Sheila Az-Zahra Ramadhani (NIM. P07224221033)
6. Yunisa Ayu Patikasari (NIM. P07224221035)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Infeksi
Menular Seksual (IMS) Sekunder Gonorrhoeae”.

Dalam penulisan laporan ini, masih banyak kekurangan yang terjadi. Penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen dan teman-teman yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.

Harapan penulis, laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi
referensi khususnya bagi penulis dalam mengarungi masa depan. Penulis sadar
bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan untuk memperbaiki laporan penulis selanjutnya.

Samarinda, 16 September 2022

KELOMPOK 2

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................. 3

2.1 Definisi Gonorrhoeae ............................................................................. 3


2.2 Klasifikasi Gonorrhoeae ......................................................................... 3
2.3 Etiologi .................................................................................................... 4
2.4 Manifestasi .............................................................................................. 5
2.5 Patofisiologi ............................................................................................ 5
2.6 Pemeriksaan Penunjang........................................................................... 6
2.7 Penatalaksanaan ...................................................................................... 6
2.8 Komplikasi .............................................................................................. 7

BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ....................................... 9

BAB IV TINJAUAN KASUS ......................................................................... 18

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 26


4.1 Kesimpulan............................................................................................ 26
4.2 Saran ...................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Setiap manusia pasti menginginkan dirinya sehat terutama sehat dalam
bereproduksi, karena kesehatan reproduksi mempunyai peran penting yaitu
untuk mendapatkan keturunan serta menciptakan keharmonisan dalam rumah
tangga. Dalam hal ini wanita memiliki peran yang sangat penting karena wanita
yang nantinya akan mengandung. Maka dari itu kesehatan reproduksi pada
wanita juga harus diperhatikan agar tidak terjadi gangguan yang tidak diinginkan
(Marmi, 2015).

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil tujuan dari penulisan
makalah ini, yaitu :
a. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan asuhan kebidanan terhadap pasien
penderita infeksi menular seksual sekunder.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan komplikasi dari penyakit
Gonore.
2. Untuk mengetahui manajemen asuhan kebidanan pada pasien Gonore.
3. Untuk mengetahui contoh kasus dari pasien dengan penyakit Gonore.

1.3 Manfaat Penulisan


a. Bagi Penulis/Penyusun
Dapat memahami dan mengaplikasikan segala teori yang telah
dijabarkan mengenai asuhan yang diberikan pada pasien IMS sekunder.

1
b. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan oleh
mahasiswa dan menambah wawasan ilmu pengetahuan untuk semua pihak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gonorrhoeae

Gonore atau kecing nanah adalah penyakit menular seksual yang


disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang dapat menginfeksi baik
pria dan wanita yangmengakibatkan infeksi pada alat kelamin, rektum dan
tenggorokan. Gonore bisa menyebar melalui pembuluh darah kebagian tubuh
lainnya terutama kulit dan persendian. Pada wanita gonore bisa naik kesaluran
kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri
panggul dan gangguan reproduksi .Neisseria gonorrhoeae (N. Gonorrhoeae)
merupakan bakteri diplokokkus gram negative dan manusia merupakan satu-
satunya faktor host alamiah untuk gonokokus,infeksi gonore hampir selalu
ditularkan saat aktivitas seksual.(Sari, et al., 2012)

2.2 Klasifikasi Gonore

Gonore dibedakan menjadi 4 golongan yaitu antara lain :


a. Infeksi gonokokal non komplikasi/ Uncomplicated Gonococcal Infections.
Infeksi gonokokal yang termasuk dalam golongan ini adalah infeksi
gonokokal urogenital (serviks, uretra dan rektum), faring dan
gonokokalkonjungtivitis.
b. Infeksi gonokokal diseminasi/ Disseminated Gonococcal Infections.
Infeksi gonokokal diseminasi ditandai dengan munculnya lesi pada kulit,
arthritis dan seringkali komplikasi perihepatitis, endokarditis dan
meningitis.
c. Infeksi gonokokal pada neonatus/ Gonococcal Infections Among
Neonates. Infeksi gonokokal dapat menjadi masalah serius bagi ibu hamil
yang terinfeksi dikarenakan dapat mengakibatkan ophtalmia neonatorum/
infeksi konjungtivitis pada bayi baru lahir sehingga terjadi kebutaan pada

3
bayi baru lahir. Infeksi gonokokal pada neonatus terdiri dari ophtalmia
neonatorum dan gonococcal scalp abscesses.
d. Infeksi gonokokal pada bayi dan anak/ Gonococcal Infections Among
Infants and Children. Golongan klasifikasi ini sama dengan golongan
infeksi gonokokal non komplikasi dan infeksi gonokokal diseminasi, tetapi
golongan ini dibuat untuk memberikan panduan pengobatan yang lebih
efektif berdasarkan usia.

2.3 Etiologi

Penyebab gonore adalah infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Kuman


ini paling sering menyerang permukaan mukosa dengan epitel kolumner yaitu
organ genital (utama). Selain itu, faring dan rektum juga dapat terinfeksi baik
pada pria maupun wanita. Bakteri ini paling sering menular melalui hubungan
intim, termasuk seks oral dan seks anal. Seseorang lebih mudah terkena gonore
apabila sering bergonta-ganti pasangan seks atau bekerja sebagai pekerja seks.
Infeksi yang terjadi pada endoserviks, faring, dan rektum biasanya
asimptomatik. Seorang ibu yang akan melahirkan secara normal namun
menderita gonore dapat menularkan dan menyebabkan konjungtivitis pada
bayi yang dilahirkan. Infeksi kuman ini pada pria menyebabkan uretritis. Masa
inkubasi ratarata 2-5 hari. Gejala tersering untuk uretritis adalah urethral
discharge (kencing nanah) dan disuria (kesulitan untuk berkemih). Uretritis
menyebabkan uretra menjadi bengkak, merah, perabaan hangat, dan terasa
nyeri. Pada saat berkemih, penderita akan merasakan nyeri dan rasa seperti
terbakar yang berlebih. Uretritis yang tidak segera diterapi, akan menyebabkan
tanda dan gejala yang muncul bertambah berat dan memuncak dalam waktu 2
minggu. Endoservik merupakan lokasi utama infeksi kuman Neisseria
gonorrhoeae dan menyebabkan servisitis pada wanita. 26 Gejala yang muncul
adalah vaginal discharge (cairan purulen dengan bau tidak sedap), disuria,
nyeri saat berhubungan seksual, perdarahan inter menstrual, dan nyeri

4
abdomen bawah ringan. Gejala-gejala ini muncul 10 hari setelah pajanan.
Namun umumnya infeksi pada endoservik adalah asimptomatik (60-80%).

2.4 Manifestasi Klinik

Beberapa perempuan sulit mengidentifikasi gejala gonore ini, sebab


gejala yang muncul ada kemiripan dengan infeksi lain. Gejala gonore pada
perempuan tidak terbentuk dengan jelas, seperti infeksi jamur vagina pada
umumnya, sehingga beberapa perempuan salah menebak infeksi yang
diidapnya. Berikut ini adalah beberapa gejala yang muncul pada perempuan:
1. Keluar cairan dari vagina (berair, menyerupai krim, sedikit kehijauan).
2. Ketika buang air kecil, adanya sensasi nyeri dan rasa panas.
3. Frekuensi buang air kecil yang cukup sering.
4. Munculnya bercak darah atau perdarahan saat tidak sedang menstruasi.
5. Rasa nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
6. Rasa nyeri juga dirasakan pada perut bagian bawah atau nyeri panggul.
7. Bengkak pada vulva.
8. Rasa terbakar atau panas di tenggorokan (ketika sudah melakukan oral
seks).
9. Demam

2.5 Patofisiologi

Patofisiologi gonorrhea, dikenal juga sebagai gonore atau gonorea,


terjadi melalui penyebaran bakteri Neisseria gonorrhoeae melalui penularan
secara kontak seksual atau melalui jalan lahir. Bakteri tersebut akan
menyebabkan infeksi purulen pada membran mukosa. Kuman penyebab
gonorrhea masuk ke dalam tubuh dengan karakteristik yang berbeda-beda pada
protein yang terdapat di permukaan masing-masing kuman, subtipe tertentu
dapat menghindari respon imun dan bahkan cenderung menyebabkan infeksi
yang meluas (sistemik). Neisseria gonorrhoeae bersifat patogen, dipengaruhi

5
oleh keberadaan fili pada permukaannya, yakni berupa rambut halus di
permukaan membran. Fili tersebut mencegah fagositosis oleh neutrofil, dan
juga mengandung IgA protease yang mencerna IgA pada permukaan mukosa,
baik pada uretra, tuba falopi serta endoserviks, sehingga dapat menempel dan
menyebabkan reaksi inflamasi yang mencetuskan timbulnya eksudat purulen.
Pada kehamilan, bakteri Neisseria gonorrhoeae dapat ditransmisikan kepada
bayi pada saat persalinan, yang umumnya menyebabkan inflamasi supuratif
pada konjungtiva mata.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang pada penyakit gonore berupa:
1. Pemeriksaan sampel cairan tubuh Pemeriksaan sampel cairan dari bagian
tubuh yang dicurigai terkena gonore untuk diperiksa di laboratorium.
Misalnya cairan vagina, penis, dubur, lubang kencing, tenggorokan, atau
cairan sendi.
2. Pemeriksaan darah Tes darah dapat dilakukan untuk mengetahui apakah
infeksi sudah menyebar ke dalam darah.
3. Tes sensitivitas antibiotik Tes ini dilakukan bila antibiotik yang diberikan
sudah tidak mempan lagi, dan ingin dicari antibiotik lain yang efektif
mengobati gonore.

2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gonore tidak dapat dianggap enteng akibat pilihan
akibat terapi yang semakin sempit. Hal ini diakibatkan oleh semakin
meningkatnya tingkat resistensi kuman Neisseria gonorrhoeae terhadap
antibiotik.
a. Pengobatan Antibiotik
Cara pengobatan gonore menggunakan regimen dual terapi sebagai
berikut:

6
1. Ceftriaxone 250mg, IM, dosis tunggal dan azithromycin 1g, PO, dosis
tunggal atau alternatif pengobatan
2. Cefixime 400mg, PO, dosis tunggal dan doxycycline 2x100mg, PO, 7
hari atau cefixime 400 mg, PO, dosis tunggal dan kanamisin 2g, IM,
dosis tunggal Pada fasilitas layanan kesehatan primer seperti
puskesmas, diberikan pilihan pengobatan kombipak, yang terdiri dari
cefixime 400mg dan azithromycin 1g.
Walau demikian, akibat peningkatan kasus gonorrhea multidrug-
resistance secara persisten, saat ini pilihan utama regimen pengobatan yang
direkomendasikan adalah pemberian obat seftriakson secara injeksi dan
azitromisin per oral dosis tunggal.
b. Edukasi
Disarankan untuk tidak berhubungan seksual hingga dinyatakan pulih
oleh dokter, hindari hubungan seks berisiko, gunakan kondom sebagai
pengaman, jalani pengobatan hingga benar-benar dibuktikan telah pulih
melalui pemeriksaan profesional medis. Sarankan untuk kontrol dalam
waktu 5-7 hari untuk evaluasi ulang dan pastikan pasangan juga ikut
diperiksa serta mendapatkan penanganan untuk menghindari ping-pong
phenomenon. Untuk menghindari reinfeksi, abstinensia disarankan minimal
7 hari pasca pengobatan dari dokter, berikan pula KIE (komunikasi,
informasi dan edukasi) untuk melakukan skrining HIV dan infeksi menular
seksual lainnya, sebagai langkah preventif dan deteksi dini.

2.8 Komplikasi
Gonore dapat menimbulkan komplikasi jika tidak diobati, baik itu pada
pria, wanita, maupun bayi.
a. Komplikasi gonore yang dapat muncul pada pria antara lain:
• Epididimitis
• Luka pada saluran kencing
• Terdapat nanah di dalam penis

7
• Mandul.
b. Wanita lebih rentan mengalami komplikasi gonore dibanding pria, karena
sering kali tidak bergejala sehingga tidak diobati. Beberapa komplikasi
akibat gonore pada wanita adalah:
• Penyakit radang panggul
• Sumbatan pada saluran telur (tuba falopi), yang memicu munculnya
kehamilan ektopik
• Kemandul
c. Gonore juga dapat menyebabkan komplikasi pada bayi, mulai dari kulit
kering dan bersisik, rentan terserang penyakit, hingga kebutaan.

8
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IMS SEKUNDER

1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Suku : Suku/Bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :

2. Keluhan Utama
Tanyakan klien mengenai keluhan yang sedang dirasakan

3. Riwayat Kesehatan Klien


Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit berat seperti
asma, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, HIV/AIDS, dan
penyakit menurun lainnya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan
dengan keluarga atau etnisitas, dan beberapa diantaranya berkaitan
dengan lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut tinggal
(Fraser & Cooper, 2009).

9
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung,
asma). Riwayat kehamilan kembar juga memiliki insidens lebih tinggi
pada keluarga tertentu (Fraser&Cooper, 2009).

5. Riwayat Menstruasi
Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita
seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi sebagai
periode sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat
berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2006).
Siklus : 28 + 7 hari
Lamanya : 3-8 hari (Mochtar, 2011)
Jumlah : berapa kali ganti pembalut

6. Riwayat Ginekologi
a. Vaginitis
Dapat mengekibatkan perdarahan vagina, serviks, atau uterus
yang berkaitan dengan inflamasi (Varney, 2007).
b. Endometritis
Endometriotritis dapat menyebabkan rasa tidak enak pada
panggul, nyeritekan uterus, radang monosit dan sel-sel plasma di
dalam stroma endometrium dan nekrosis stroma (Varney, 2007).
c. Mioma utereri
Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil, abortus,
kelainan latak janin, manghalangi lahirnya bayi, inersia uteri dan
Antonia uteri dan mempersulit lepasnya plasenta (Prawirohardjo,
2014).
d. Kista Ovarium
Menyebabkan nyeri tekan goyang adneksai atau nyeri panggul
dan dapat mengalami pertumbuhan hingga ukuran tertentu yang
mengakibatkan torsi ovarium (Varney, 2007).

10
e. Endometriosis
Dapat menyebabkan nyeri panggul atau nyeri abdomen bawah
& perdarahan ireguler. (Varney, 2007).

7. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir
dengan kehamilan.

8. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Tanyakan nutrisi pasien selama ini apakah berpengaruh
terhadap kesehatannya.
Eliminasi Tanyakan berapa kali BAB dan BAK dalam sehari
Istirahat Berapa lama waktu tidur siang dan malam
Aktivitas Bagaimana aktifitas klien sehari-hari.
Personal Kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang
Hygiene dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik
maupun psikologis. Perawatan diri meliputi kebersihan badan,
kebersihan mulut, kebersihan pakaian (Hidayat, 2008).
Kebiasaan Kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok
aktif maupun pasif, narkoba dan kebiasaan buruk lainnya yang
bisa merugikan Kesehatan.
Seksualitas Berapa kali dalam beberapa waktu klien melakukan hubungan
seksual.

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis
Tanyakan bagaimana Kesehatan mental pasien.
b. Sosial
Tanyakan mengenai status pernikahan klien.

11
c. Kultural
Adat istiadat yang merugikan dan masih dilakukan oleh ibu
dan keluarga yang dapat merugikan Kesehatan.
d. Spiritual
Tradisi keagamaan yang merugikan dan masih dilakukan oleh
ibu dan keluarga yang dapat merugikan kesehatan ibu.

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis / apatis / somnolen / sopor /
koma / delirium
Ekspresi wajah : ceria/senang
Keadaan emosional : tidak emosi
b. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Pernapasan : 16-20 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,50 C
c. Antropometri
Berat Badan : normalnya selama kehamilan pertambahan
berat badan 7 – 12 kg
Tinggi Badan : >145 cm
LILA : > 23,5 cm

Total Peningkatan BB yang


Kategori Berat-Tinggi Badan
direkomendasikan
Kategori BMI Kg Lb
Rendah < 19,8 12,5- 18 28-40
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 25-35

12
Overweight 26 – 29 7 – 11,5 15-25
Obesitas >29 >7 >15
(Varney, 2006)

2. Pemeriksaan Fisik
Pada keadaan fisiologis ditulis harga normal seperti kriteria hasil:
a. Inspeksi
Kepala : bersih, tidak ada lesi, distribusi rambut merata,
warna rambut hitam.
Wajah : terjadi hyperpigmentasi.
Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan.
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut : tidak ada caries dentis, stomatitis, tidak ada
pembesaran tonsil dan uvula.
Leher : Simetris/tidak, ada/tidak pembesaran kelenjar
tiroid, limfe,dll
Dada : bentuk elips, tidak ada retraksi dinding dada,
Payudara : terjadi hiperpigmentasi pada areola dan papilla
mamae, putting susu menonjol, tidak terdapat
kelenjar susu tambahan.
Abdomen : abdomen membesar sesuai usia kehamilan,
terdapat linea dan striae.
Genetalia : Bengkak pada vulva, terdapat pengeluaran cairan
dari vagina dapat berupa darah, rasa nyeri
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Bawah, simetris, tidak ada varices/oedem
Atas, simetris.

13
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba oedema, tidak teraba massa
Wajah : tidak teraba oedema.
Mata : tidak teraba oedema pada palpebra.
Telinga : -
Hidung : tidak ada fraktur.
Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena
jugularis, dan kelenjar limfe.
Payudara : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe pada axilla.
Abdomen : -
Genetalia : tidak ada oedema, varices, dan pembesaran
kelenjar bartholini
Ekstremitas : Bawah, tidak ada oedema, homan sign negatif,
cavillary refill time kembali kurang dari 2 detik.
Atas, tidak ada oedema dan cavillary refill time
kembali kurang dari 2 detik.
c. Auskultasi
Dada : Suara nafas, biasanya pada 90 % hingga 95 %
wanita hamil akan terdengar murmur sistolik
pendek yang semakin jelas terdengar selama
inspirasi maupun ekspirasi (Varney, 2006).
Bunyi jantung I dan II teratur.

Abdomen : Bising peristaltik usus 5 - 35 x/menit

14
Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena
suara resonan dihasilkan oleh jaringan paru-paru
yang normalnya bergaung dan bernada rendah dan
suara dullness dihasilkan oleh di bagian atas
jantung dan paru-paru (Soemantri, 2007).
Abdomen : Pada pasien gonorrhoeae akan terasa nyeri pada
perut bagian bawah.
Ekstremitas : Bawah, refleks babynski negatif dan patella positif.
Atas, refleks bisep dan trisep positif.

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : ada/tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : ada/tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul : ada/tidak dilakukan

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hemoglobin, Golongan Darah
Pemeriksaan USG : ada / tidak dilakukan
Pemeriksaan diagnostik lainnya : ada / tidak dilakukan

15
2. INTERPRETASI DATA DASAR
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis :
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang
sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.

3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan
diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ada.

5. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.

6. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.

16
7. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.

17
BAB IV
TINJAUAN KASUS

Hari, tanggal Pengkajian : Jumat, 15 April 2016


Waktu Pengkajian : 12.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Tanah Sareal
Pengkaji : Annisa Maulida Manzilla

S.
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. E
Usia : 35 tahun 45 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Supir
Alamat : Cimanggu,

2. Alasan Datang Periksa / Keluhan Utama


a. Alasan Datang Periksa
Ibu ingin memeriksakan kondisi kesehatannya.
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keputihan berwarna putih susu agak kental, berbau
khas dan gatal, dan sakit pada saat BAK sejak usia kehamilan 2 minggu
yang lalu.

3. Riwayat Kesehatan Klien


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit atau sedang menderita
penyakit asma, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyakit
menular menurun lainnya.

18
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga suami ibu Ny. R memiliki atau sedang menderita
penyakit menular menurun gonorea sejak 6 bulan terakhir.

5. Riwayat Menstruasi
• HPHT : 22 Maret 2022
• TP : 29 Desember 2022
• Siklus : Haid lancer, 1 bulan sekali
• Lama : 6-8 hari
• Jumlah : 1-2 x/hari ganti pembalut

6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
Suami Anak Uk Peny Jenis Penolong Tempat Peny JK BB/PB H M abnormal laktasi peny
1 Tn.E 1 Aterm spontan bidan RS L 3,2 3 th 6 bln
2 Hamil ini

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ini merupakan kehamilan kedua ibu Ny. R. Pada TM I ibu mengeluh mual
dan muntah tetapi tidak berlebihan. Pada TM II ibu mengeluh merasa sesak
nafas, mual dan muntah. Pada TM III ibu mengeluh keputihan berwarna putih
susu agak kental, berbau khas dan gatal, dan sakit pada saat BAK.
Ibu sering memeriksakan kehamilannya di bidan atau Puskesmas. Ibu rutin
mengkonsumsi vitamin dan tablet penambah darah yang diberikan bidan. Ibu
belum pernah divaksin TT selama masa kehamilan.

8. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak sedang/memiliki riwayat penyakit vaginitis, endometrifis, mioma
uteri, kista ovarium dan lain-lain.

19
9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu memakai KB suntik 1 bulan selama 2 tahun sejak setelah melahirkan
anak pertamanya.

10. Pola Fungsional Kesehatan


POLA KETERANGAN
Nutrisi Sebelum hamil : ibu makan 3x sehari dengan porsi : nasi,
sayur, lauk pauk. Minum 8 gelas/hari air putih, susu dan
teh manis.
Selama hamil : ibu makan 4x sehari dengan menu nasi,
ikan/daging, terkadang ibu makan buah-buahan.
Tidak ada pantangan terhadap makanan.
Eliminasi Sebelum hamil : BAK 3-4x sehari, BAB 1x/hari.
Selama hamil : BAK 6-7x sehari. BAB 1 x/hari.
Istirahat Sebelum hamil : Tidur siang 2 jam/hari, Tidur malam 8
jam/hari
Selama hamil : Tidur siang (ibu tidak tidur siang). Tidur
malam 5-6 jam/hari.
Aktivitas Sebelum hamil : lebih sering mengerjakan aktivitas rumah
tangga yang berat.
Sesudah hamil : sesekali mengerjakan aktivitas rumah
tangga
Personal Sebelum hamil : ibu mandi 2-3x/hari : ganti pakaian bersih,
Hygiene celana dalam, sikat gigi 2x/hari. Keramas 3x/minggu
Sesudah hamil : Ibu mandi 1-2 x/hari : ganti pakaian
bersih, celana dalam. Sikat gigi 3x/hari. Keramas
2x/minggu
Seksualitas Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan
seksualitas 3x/minggu.

20
Sesudah hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan
seksualitas 1-2x/seminggu, tetapi ketika merasakan nyeri
saat BAK ibu tidak pernah lagi melakukan hubungan
seksual.
Kebiasaan Sebelum hamil : ibu mengatakan memiliki kebiasaan yang
tidak mengganggu kesehatan.
Sesudah hamil : ibu mengatakan tidak memiliki kebiasan
yang dapat menganggu kehamilan.

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis
Kehamilan ini adalah kehamilan yang direncankan. Ibu dan keluarga
menerima kehamilan ini dengan senang hati.
b. Sosial
Ini adalah pernikahan ibu yang pertama dengan status pernikahan
yang sah.
c. Kultural
Ibu dan keluarga mengatakan masih mempercayai kepercayaan
acara 3 bulanan dan 7 bulanan, tetapi tidak ada pantangan terhadap
makanan.
d. Spiritual
Ibu mengatakan taat dalam menjalankan ibadah sesuai agamanya.

O.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi Wajah : Meringis
Keadaan Emosional : Cemas
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg

21
Nadi : 78 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8° C
c. Antropometri
Tinggi Badan : 157 cm
BB Sebelum Hamil : 75 kg
BB Sekarang : 83 kg
LILA : 29 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bersih, distribusi merata, tidak ada lesi, warna
rambut hitam, tidak ada luka dan oedem.

b. Wajah : Simetris, Tidak tampak pucat, tidak ada


hyperpigmentasi.

c. Mata : Simeteris, konjungtiva merah muda, sklera


putih, tidak aada gangguan pengelihatan,
reflek pupil normal.

d. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada cairan/sekret, tidak


ada peradangan.

e. Hidung : Bersih, cuping simeteris, tidak ada praktur,


tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada
peradangan, pernafasan cuping hidung normal.

f. Mulut : Simetris, warna bibir merah muda, bibir tidak


pecah-pecah, tidak ada epulis, tidak ada
stomatitis, tidak ada gingivitis.

g. Leher : Simetris, Tidak ada pembengkakan kelenjar


tiroid dan limfe.

22
h. Dada : Simteris, ada retraksi dinding dada, tidak
menggunakan otot bantu nafas, tidak ada bunyi
tambahan, BJ 1 dan BJ 2 terdengar jelas.

i. Payudara : Simetris, puting susu menonjol dan bersih,


tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa, ASI
belum keluar.

j. Abdomen : Ukuran sesuai dengan usia kehamilan, bentuk


bulat, dan Terdapat luka bekas operasi.
• Leopold I : teraba bokong, TFU 2 jari atas
pusat.
• Leopold II : dibagian kanan teraba bagian-
bagian kecil, dibagian kiri teraba
punggung.
• Leopold III : bagian terendah teraba
kepala, belum masuk PAP.
DJJ 130x/menit, teratur.

k. Genetalia : Vulva vagina berwarna kemerahan, terdapat


sedikit pengeluaran keputihan berwarna putih
susu agak kental, berbau khas dan gatal.

l. Ekstermitas atas : Tidak ada oedem, tidak ada luka, cavilary refil
time normal, refflek bisep dan trisep positif.

m. Ekstermitas bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varices, cavilary


refil time normal, tidak ada homan sign,
reflek babinski positif, reflek patela positif.

23
3. Pemeriksaan khusus
a. Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan

4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
• Polimorfnukleus (PMN) : positif
• Diplokokkus gram Negatif: positif

A.
Diagnosa : G2P1001 usia kehamilan 24 - 25 minggu, janin
tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik, dengan Gonorrhoe.

Masalah : Ibu merasa gatal pada area kemaluan sehingga


membuat tidak nyaman.

Diagnosa Potensial : -

Masalah Potensial : -

Kebutuhan Segera : -

P.
PARAF
PUKUL PENATALAKSANAAN

12.05 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa yang


dikeluhkan oleh ibu terdapat masalah yaitu adanya
bakteri pada mulut rahim ibu.
e/ : Ibu mengerti mengenai kondisinya

24
12.07 Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan diri ke
Bidan atau Dokter.
e/ : Ibu bersedia dengan anjuran yang diberikan
12.09 Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet
penambah darah 25 mcg x 1 sehari yang diberikan
oleh Bidan.
e/ : Ibu bersedia untuk rutin minum tablet fe.
12.10 Mengajurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.11 Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.12 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kebersihan diri.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.13 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit
Gonorrhoe.
e/ : Ibu mengerti terhadap penjelasan yang diberikan.
12.14 Menganjurkan ibu untuk konsul ke Dokter mengenai
penyakit yang dialami ibu dan untuk mendapatkan
obat untuk penyakitnya khusus untuk ibu hamil → ibu
dirujuk ke RS untuk konsul ke Dokter Sp.OG.
e/ : Ibu menerima saran yang diberikan dan bersedia
melakukannya.
12.20 Menganjurkan ibu rutin meminum obat yang
diberikan oleh Dokter.
e/ : Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12.22 Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian,
atau jika ada keluhan.
e/ : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

25
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gonore atau kecing nanah adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang dapat menginfeksi baik
pria dan wanita yangmengakibatkan infeksi pada alat kelamin, rektum dan
tenggorokan. Gejala pada penderita Gonorrhoeae yaitu nyeri pada perut bagian
bawah, keluar bercak darah atau lender, nyeri panas, bengkak pada vulva, dan
gejala-gejala lainnya. Penatalaksanaan dari Gonorrhoeae yaitu pemberian obat
antibiotic dan edukasi.

4.2 Saran
 Bagi penulis
Penulis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam menangani kasus terutama pada pasien Gonore.
 Bagi profesi
Bidan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
khususnya pada pasien dengan Gonore.

26
DAFTAR PUSTAKA

Audrey E Pettifor (2010) Increassed Risk of Chalamydial and Gonnococcus


infection in adolescent sex worker in Madagaskar. Sexually Transmitted
Diseases, July 2010, Vol. 34, No. 7

Cooper, Fraser. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC

Daili SF. Gonore. Dalam : Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J, editor
(2009).

Daily, S.F (2009). Tinjauan Penyakit Menular Seksual (PMS). In: Djuanda.

Marni. (2013). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sari, J.., et al. (2012). Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada Wanita Penjajah
Seks di Blitung, Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PPL.

Somantri I. (2007). Keperawatan medikal bedah : Asuhan Keperawatan pada


pasien gangguan sistem pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Sjaiful FD, WerstiIndriatmi BM, Jubianto J. (2007). Infeksi Meular Seksual.


Edirike 3. Jakarta : FKUI

Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi I. Jakarta. EGC.

Varney, Helen. (2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

27

Anda mungkin juga menyukai