“ INFEKSI MATERNAL”
KELOMPOK 2
Oleh :
KELOMPOK 1
1. AMINAH
2. HARNACALIS
3. NORA AGUSTINA SINURAT
4. PUTRI NURFITAFERA
5. SAPARMAYA ERIANTI
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YangMaha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Infeksi Maternal” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Wasis
Pujiati,S.Kep,Ns,M.Kep
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Infeksi Maternal, serta infomasi dari
JurnalPenelitian, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar
matakuliahSistemReproduksi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Kamiberharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Infeksi Matrenal,
khususnya bagi penulis.Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Kelompok 2
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1 LatarBelakang.............................................................................................1
1.2 RumusanMasalah........................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II Pembahasan
2.1 Infeksi Maternal..........................................................................................3
2.2 PenyakitMenularSeksual (PMS).................................................................4
2.2.1 Gonore............................................................................................7
2.2.2 Sifilis...............................................................................................10
2.3 Infeksi TORCH...........................................................................................16
2.3.1 Toksoplasmosis...............................................................................17
2.3.2 Other Infection (Hepatitis)..............................................................20
2.3.3 Rubella............................................................................................21
2.3.4 Citomegalovirus (CMV).................................................................23
2.3.5 Herpes.............................................................................................25
2.4 Human Papilomavirus................................................................................26
2.5 InfeksiTraktusGenetalia..............................................................................29
2.6 InfeksiPascapartum.....................................................................................32
2.6.1 Endometritis....................................................................................34
2.6.2 Mastitis............................................................................................36
2.7 Asuhan Keperawatan..................................................................................38
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................40
3.2 Kritikdan Saran...........................................................................................40
Daftar Pustaka ..............................................................................................................41
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas antara lain :
1. Menjelaskan yang dimaksud dengan Infeksi Maternal?
2. Menjelaskan yang dimaksud dengan Penyakit Menular Seksual?
3. Menjelaskan yang dimaksud dengan Infeksi TORCH?
4. Menjelaskan yang dimaksud dengan Human Papilomavirus?
5. Menjelaskan yang dimaksud dengan Infeksi Traktus Genetalia?
6. Menjelaskan yang dimaksud dengan Infeksi Pascapartum?
PEMBAHASAN
Etiologi
- Virus : virus
- Bakteri : Bakteri
- Jamur :
- seks bebas : seks bebas juga akan beresiko terkena infeksi. Berhubungan seks
dengan orang yang terinfeksi akan mengakibatkan timbulnya infeksi.
- Transfusi darah
- Gaya Hidup : gaya hidup yang beresiko terinfeksi seperti memakai pakaian teman,
memakai handuk bersama, dan lain-lain
- Jarum suntik : menggunakan jarum suntik yang tidak steril dan bergantian juga
akan beresiko terkena infeksi
Kultur uretra dan urin dan kultur specimen vagina dan VDRL.
Komplikasi
Terapi Farmakologi
2.2.2 Sifilis
Etiologi
Sifilis disebabkan oleh spirokaeta Treponema Pallidum setelah suatu
periode inkubasi beberapa minggu.Sifilis umumnya ditularkan lewat kontak
namun juga dapat secara vertical pada masa kehamilan.Pada kehamilan
gejala klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak hamil.Tranmisi
treponema dari ibu kejanin umumnya terjadi setelah plasenta terbentuk
utuh, kira – kira sekitar umur kehamilan 16 minggu,oleh karena itu bila
sifils primer atau sekunder ditemukan pada 16 minggu, kemungkinan untuk
timbulnya sifilis congenital lebih memungkinkan.
Manifestasi Klinis
Dampak Kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi
Sifilis tersier terjadi pada 1/3 pasien yang tidak diobati. Fase ini
dapat terjadi sejak beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah fase laten
dimulai. T. Pallidum menginvasi dan menimbulkan kerusakan pada sistem
kardiovaskular, mata, kulit, serta orang lain. Pada sistem kaardiovaskular
dapat terjadi aneurisme aorta dan endokarditis.
sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih
banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang
purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu
Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar
multifocal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya.
Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan
anatomi pada genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona,
glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.
Kondiloma akuminata sering muncul didaerah yang lembab, biasanya pada penis,
vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai daerah
perianal.
Berbau busuk
Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat, gambaran bunga kol
Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat dormant
atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam folikel
rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.
Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia
minora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian
kasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal discharge
2. ETIOLOGI
Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). HPV
tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16,
18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali
berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin).
3. PATOFISIOLOGI
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul
sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah
dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing. Sebagian besar
kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31,
33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel,
namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai
dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars
papilare pada dermis memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali
bila kutil telah ditemui pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil,
dimana stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis.
Koibeytes terpancar – pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan
Hubungan seksual
I. Pathway
PV 6 & 11 masuk melalui
mikro lesi
Gangguan rasa
nyaman : Gatal Lesi terbuka, terpajan
mikroorganisme
Pelepasan virus
bersama sel epitel
Resti
penularan
Kehamilan
Kondolima akuminata
1. Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai
dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk
lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini
sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil,
atau pada keadaan imunitas terganggu.
2. Bentuk papul
3. Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak
tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat.
Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
4. EPIDEMIOLOGI
Karena penyakit ini tidak dilaporkan dari spesialis lain atau praktek umum, maka
peningkatan substansial pada jumlah kasus baru sepanjang dekade terakhir dan
tingkat kejadian sekarang kira – kira telah 2 kali lebih banyak dari laporan kejadian
sebelumnya. Dewasa ini kutil kelamin adalah penyakit PMS viral yang paling
umum, 3 kali banyaknya dari herpes genital dan tingkat kejadian hanya dilampaui
oleh GO dan infeksi chlamidya.
1. Aktivitas Seksual
Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang yang
mempunyai aktivitas seksual yang aktif dan mempunyai pasangan seksual lebih
dari 1 orang (multiple). Winer et al., pada penelitiannya menunjukkan bahwa
mahasiswi-mahasiswa yang sering bergonta-ganti pasangan seksual dapat terinfeksi
HPV melalui pemeriksaan DNA. Wanita dengan lima atau lebih pasangan seksual
dalam lima tahun memiliki resiko 7,1% mengalami infeksi HPV (anogenital warts)
dan 12,8% mengalami kekambuhan dalam rentang waktu tersebut. Pada penelitian
yang lebih luas, WAVE III yang melibatkan wanita berusia 18-25 tahun yang
memiliki tiga kehidupan seksual dengan pasangan yang berbeda berpotensi untuk
terinfeksi HPV.
2. Penggunaan Kontrasepsi
3. Merokok
4. Kehamilan
5. Imunitas
7. KOMPLIKASI
a. Kanker serviks
c. Infeksi HIV
Wanita yang terpapar HPV selama kehamilan memiliki kekhawatiran bahwa virus
ini akan membahayakan bayi mereka. Dalam kebanyakan kasus HPV tidak
mempengaruhi perkembangan janin.
Jika bayi terpapar virus saat kehamilan atau saat melahirkan maka transmisi
ini bisa menyebabkan terjadinya perkembangan wart/kutil pada korda vokalis dan
kadang pada daerah lain pada infan atau anak-anak. Kondisi ini disebut recurrent
respiratory papillomatous (RRP), hal ini sangaat berbahaya, namun hal ini sangat
jarang terjadi.
Menurut Sinal, Woods (2005), melahirkan melalui jalan lahir dari vagina
yang terinfeksi dapat menyebabkan lesi (semacam luka) di pernafasan bayi. Kutil
kelamin memang ditularkan ke bayi baru lahir atau pasangannya, dan ada
kemungkinan untuk berulang (kambuh)
e. Aktivitas
f. Diet
Dietari program
Sangat penting
2. vitamin C, antiviral
Penting
1. L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil
2. Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membran
3. vitamin E, meningkatkan aliran darah dan membantu perbaikan jaringan
4. Zinc, meningkatkan imunitas tubuh melawan virus
Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi
(mengandung sista), misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi,
ayam, kelinci dan lainnya.
Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya
TORCH. Misalnya seorang pria terkena salah satu penyakit TORCH kemudian
melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita (padahal sang wanita
sebelumnya belum terjangkit) maka ada kemungkinan wanita tersebut nantinya
akan terkena penyakit TORCH sebagaimana yang pernah diderita oleh lawan
jenisnya.
Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika
mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena
penyakit TORCH melalui plasenta.
Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH.
Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit
salah satu penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa
menular kepada sang bayi yang sedang disusuinya.
Faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia,
antara lain adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan buah - buahan segar
yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, sehingga
kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.
2.3.1 Toksoplasmosis
Manifestasi Klinik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Toxoplasmosis secara klinis sukar ditentukan karena
gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukkan gejala
(sub klinik).Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium darah dan titer
toksoplasmosis mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang
tepat.Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG,
IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.Pemeriksaan
tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi
Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya
negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertama,
selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi
Toxoplasma.Pemeriksaan yang dianjurkan yaitu Ultrasonografi (USG)
Terapi Farmakologi
Komplikasi
Pemeriksaan Penunjang
Terapi Farmakologi
2.3.3 Rubela
Rubela yang juga dikenal dengan sebutan campak jerman, adalah
suatu infeksi virus yang ditransmisi melalui droplet.Infeksi Rubella
berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan
kelainan pada bayinya.Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan
maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi
trimester pertama maka risikonya menjadi 25%.
Manifestasi Klinik
Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi
Terapi Farmakologi
Manifestasi Klinik
Pada ibu ; Demam yang lama, sedikit gangguan pada hati, pyrexia,
malaise, letargi, seperti gejala influenza, anoreksia, leukorea, keputihan
seperti susu.
Pada bayi ; limfa atau hati membesar, gejala kuning pada kulit atau
mata, peteki sampai purpura.
Jika ibu hamil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai risiko
tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati,
kuning, pekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain-lain. Bayi
akan kehilangan pendengaran (tuli).
Pada bayi baru lahir, 10% diantaranya akan menunjukkan gejala klinik
berupa: Ikterus (kuning), Hepatosplenomegali (pembesaran liver dan
limpa), Ptekie sampai purpura (perdarahan bawah kulit), Pneumonia.
Biasanya juga dijumpai kelainan kongenital lain seperti: penyakit
jantung bawaan (defek septal), dan abnormalitas musculoskeletal.
Pemeriksaan Penunjang
Terapi Farmakologi
Komplikasi
Manifestasi Klinik
Pemeriksaan Penunjang
Terapi Farmakologi
Penatalaksanaan TORCH
Manifestasi Klinis
1. Nyeri :timbulnya rasa nyeri pada daerah sekitar alat kelamin dapat menjadi salah
satu gejala kutil kelamin yang sedang di alami. Biasnya rasa nyeri pada alat
kelamin diiringi dengan rasa gatal di daerah sekitar alat kelamin. Rasa nyeri pada
awalnya memang begitu ringan namun lama kelamaan dapat berubah menjadi rasa
sakit yang sangat hebat ketika anda melakukan hubungan seksual.
2. Keputihanabnormal :secara garis besar keputihan merupakan sebuah hal yang
normal karena memang keputihan biasanya akan keluar ketika menjelang masa
menstruasi dan sesudah masa menstruasi namun apabila keputihan yang keluar
lebih banyak dan berwarna aneh serta mengeluarkan bau dapat di pastikan bahwa
itu adalah keputihan abnormal. Keputihan abnormal yang di alami bisa jadi
merupakan gejala kutil kelamin.
3. Rasa terbakar :selain timbulnya rasa gatal pada alat kelamin yang menjadi salah
satu gejala kutil kelamin. Tetapi timbulnya rasa terbakar pada alat kelamin juga
menjadi salah satu gejala kutil kelamin. Awal mulai virus humanpapiloma
menyembabkan infeksi pertamanya maka akan timbul rasa panas sedikit demi
sedikit akan naik secara bertahap akibatnya akan terasa semakin panas hingga alat
kelamin akan terasa seperti terbakar
4. Terdapat kutil :terjadi di bagian vagina, vulva atau perineum, anus dan leher rahim.
Gejala yang terlihat pada penderita bukan hanya dari penampilan kutilnya saja
yang seperti kembang kol, tapi pertumbuhan kulit yang terjadi di sekitar anus dan
daerah vagina ini juga akan dirasakan gatal atau sensasi terbakar oleh penderita.
5. Timbulnya Rabas vagina kronis, pruritus dan dispareunia
Pemeriksaan Penunjang :
Patofisiologi
Terapi Farmakologi
Pada banyak orang keadaan ini sulit diobati.Terapi yang tersedia terutama
bersifat sitotoksik atau destruktif.Agen sitotoksik ialah pedofilin dan 5-fluorourasil (5-
FU). Pedofilin 20% sampai 30% dalam tingtur benzoin, dipakai untuk lesi yang
diameternya 2cm atau kurang, tetapi tidak digunakan dalam vagina atau pada serviks.
Petrolatum digunakan untuk melindungi sekitarnya karena pedofilin bersifat membakar
Asam trikloroasetik, larutan 50% adalah terapi destruktif yang lebih aman
daripada pedofilin. Obat ini dapat digunakan sendiri dengan menggunakan swab kapas
dan tidak perlu dibersihkan. Kryoterapi dengan nitrogen cair juga dipakai dan berhasil
mengobati kandiloma eksterna.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi pada sekitar 10% wanita hamil, kebanyakan
terjadi pada masa prenatal.Mereka yang sebelumnya mengalami ISK memiliki
kecenderungan untuk mengidap ISK lagi sewaktu hamil.Vaginitis dan trauma lahir
mempredisposisi wanita hamil untuk menderita ISK , biasanya dari Escherichia Coli.
Pemeriksaan Penunjang
Tes sensitivitas urine harus dilakukan di awal kehamilan, specimen diambil dari
urin yang diperoleh dengan cara bersih. Jika didiagnosis ada infeksi, pengobatan
dengan antibiotic yang sesuai selama dua sampai tiga minggu, disertai peningkatan
asupan air.
Terapi Farmakologi
Wanita dianggap menderita infeksi puerperal jika dia demam pada suhu 38 oC atau
lebih. Demam terjadi setelah 24 jam pertama postpartum dan demam bertahan 2 hari
pasca melahirkan.
Etiologi
Manifestasi Klinik
Gejala infeksi puerperal bisa ringan atau berat. Suhu tubuh 38o C selama dua
hari berturut-turut tidak terjadi 24 jam pertama setelah kelahiran, harus dianggap
disebabkan oleh infeksi pascapartum jika tidak ada penyebab lain yang ditemukan. Ibu
bisa juga menunjukkan gejala keletihan, dan letargi, kurang nafsu makan, dan
menggigil.Nyeri perineum atau distress di abdomen bawah, mual dan muntah bisa
segera terjadi.Lokia dalam jumlah besar dan bau biasanya ditemukan.
Biasanya infeksi disertai penyakit medis lain seperti anemia, malnutrisi, dan
diabetes militus. Penyakit obstetric, termasuk PROM, persalinan yang lama dan
melelahkan, kelahiran dengan bantuan alat, perdarahan, dan retensi produk konsepsi
meningkatkan kemungkinan dan berat sepsis puerperal.
Korioamnionitis bisa menjadi penyebab atau terjadi akibat ketuban pecah dini
(PROM/Prematur rupture of Membran).Korioamnionitis bisa diikuti dengan plasentitis
dan pneumonia kongenital janin, omfalitis, atau septikemia.Plasentitis dan
korioamnionitis bisa diikuti dengan endometritis.Suatu endomrtritis, biasanya di lokasi
plasenta, memungkinkan dimulainya infeksi.Infeksi local bisa disertai salpingitis,
peritonitis, dan pembentukan abses pelvis.Bisa terjadi septikemia.Abses sekunder bisa
timbul pada tempat yang jauh, seperti paru-paru atau hati.Emboli pada paru-paru atau
syok septic yang sering disertai DIC akibat infeksi genitalia berat seringkali terbukti
fatal. Trombofeblitis femoral pascapartum (kaki susu) bisa menyebabkan tungkai
bengkak dan nyeri dan jika tidak diobati, bisa menjadi trombofeblitis septic.
Pencegahan
Penanganan infeksi pascapartum yang paling efektif dan paling murah adalah
upaya pencegahan.Tindakan pencegahan adalah dengan mengajarkan pasien nutrisi
prenatal yang baik untuk mengendalikan anemia dan perdarahan intranatal.Hygiene
perineal ibu yang benar juga perlu ditekankan.Semua tenaga kesehatan harus menaati
teknik-teknik aseptic saat bersalin dan pada masa pascapartum.
2.6.1 Endometritis
Endometritis disebut juga dengan metritis merupakan infeksi paska
melahirkan yang paling umum.Ini merupakan infeksi lapisan endometrial dan
myometrium uterus yang berdekatan.Gejala-gejala dimulai dari hari kedua
sampai kelima pasca melahirkan. Endometritis jika tidak diobati dapat dengan
cepat menjadi parametritis (infeksi yang disebarkan oleh limfatik melalui
Manifestasi Klinis
Komplikasi
Pemeriksaan Penunjang
Terapi Farmakologi
Manifestasi Klinis
Payudara teraba keras
Nyeri
Payudara tampak kemerahan, mengkilat
Kelenjar ketiak mengalami pembengkakan pada sisi payudara yang
terkena mastitis
Demam dan menggigil
Komplikasi
Abses payudara : pada mastitis yang tidak diobati akan menjadi abses,
terdapat pengeluaran nanah pada payudara.
Pemeriksaan penunjang
Monitor TTV
Mengkaji nyeri secara komprehensif
Anjurkan mengkosongkan payudara dengan cara memompa
Menganjurkan menggunakan bra yang tidak terlalu ketat
Kompres Hangat
Ajarkan kepada pasien cara menyusui yang baik.
ix. Riwayat Pola Aktivitas : Nn. J bekerja sebagai PSK di warung remang-remang
disaerah pantura sejak 12 tahun yang lalu.
B. Analisis Data
Merangsang
DS : hipotalamus
Klien tampak gelisah,
Gatal
dan meringis
Digaruk
Gangguan rasa
nyaman : Nyeri
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan inflamasi
2. Resiko tinggi penularan berhubungan dengan hubungan seksual berganti-ganti
pasangan.
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Kolaborasi Dapat
dengan mengurangi rasa
memberikan gatal dan nyeri
analgetik dan yang diderita
anti histamin oleh klien
2 Resiko tinggi Sarankan untuk Agar dapat
penularan tidak mencegah
berhubungan berhubungan penularan
Mencegah
Anjurkan jika
penularan
ingin
dengan
berhubungan
pasangan
seksual
seksualnya
menggunakan
kondom
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Infeksi Maternal adalah suatu peradangan atau inflamasi yang terjadi pada saat
periode kehamilan
2. Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah setiap mikroba yang ditularkan seseorang
kepada orang lain melalui kontak yang dekat dan intim
3. Infeksi TORCH adalah suatu kelompok organisme yang mampu menembus
plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin
4. Human Papilomavirus (HPV) adalah virus yang menyebabkan penyakit Kutil
Anogenital / Kutil Kelamin / Kandiloma Akuminata (KA) merupakan lesi
proliferasi Jinak
5. Infeksi Pascapartum adalah suatu infeksi yang terjadi setelah proses melahirkan
2. Zubier F.Kondiloma Akuminata.Dalam : Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J.ed. Infeksi
Menular Seksual,ed ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2005:126-131.
3. Kondiloma Akuminata. Dalam: Murtiastutik D. buku ajar Infeksi Menular Seksual. Bab 18.
Surabaya: Airlangga University Press, 2008:165-9.
8. CDC. FDA Licensure of Quardivalent Human Papillomavirus Vaccine (HPV4, Gardasil) for Use in
Males and Guidance from the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP).MMWR
2010;59(20):630-2
10. Fiallo P, Bastos R. Anogenital Warts and Molluscum Contagiosum. Available at:
http://www.aifo.it/english/resources/online/books/other/std/4-ANOGENITAL WARTS.pdf