Anda di halaman 1dari 9

BESARAN DAN PENGUKURAN b.

Besaran vektor, yaitu besaran yang


memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya (F),
A. BESARAN DAN SATUAN
percepatan (a), kecepatan (v), momentum
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan
(p)
dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan.
Satuan adalah sesuatu yang menyatakan B. DIMENSI BESARAN
ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan. Dimensi besaran adalah cara suatu besaran
tersusun atas besaran pokok.
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua:
Besaran Dimensi
a. Besaran pokok, yaitu besaran yang
satuannya telah ditentukan secara panjang L
internasional (SI) sebagai dasar besaran massa M
lain (turunan). waktu T
Besaran pokok diantaranya : kuat arus listrik I
Besaran Satuan
suhu Θ
panjang meter (m)
intensitas cahaya J
massa kilogram (kg)
Jumlah zat N
waktu detik (s)
kuat arus listrik Ampere (A) Dimensi besaran dapat digunakan untuk:
a. Membuktikan kesetaraan dua besaran.
suhu Kelvin (K)
b. Membuktikan kebenaran suatu persamaan
intensitas cahaya candela (cd)
atau rumus.
Jumlah zat mol
C. PENGUKURAN
b. Besaran turunan, yaitu besaran yang Pengukuran adalah membandingkan suatu
satuannya diturunkan dari besaran pokok. besaran yang diukur dengan besaran lain.
Beberapa besaran turunan, yaitu: Pengukuran masih memiliki kesalahan atau
Besaran Satuan ketidakpastian dalam pengukurannya.
luas 2
𝑚 Kesalahan pengukuran sistematis diakibatkan
kecepatan 𝑚/𝑠 oleh:
gaya 2 a. Keterbatasan ketelitian alat ukur.
𝑘𝑔 𝑚/𝑠 (N)
b. Kesalahan pengaturan/kalibrasi alat ukur.
usaha 2
𝑘𝑔 𝑚 /𝑠 (J)
2
c. Kesalahan sudut pandang (paralaks) saat
tekanan 2 membaca alat ukur.
𝑘𝑔/𝑚𝑠 (Pa)
d. Kesalahan akibat penyederhanaan
frekuensi 1/𝑠 (Hz) nilai/sistem.
daya 2
𝑘𝑔 𝑚 /𝑠 (W)
3
e. Pengukuran tunggal sehingga tidak akurat.
Oleh karena itu, kesalahan relatif atau batas
Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari: suatu toleransi pengukuran harus selalu
a. Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya dicantumkan dalam hasil pengukuran.
memiliki nilai. Contoh: massa (m), panjang
(L), waktu (t), kelajuan (v), massa jenis (ρ).
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang Skala pada bagian atas disebut skala utama.
dilakukan begitu saja terhadap suatu besaran Skala pada bagian bawah disebut skala nonius
sebanyak satu kali saja. Nilai kesalahan (geser).
pengukuran tunggal antara lain:
Panjang pada skala utama (xutama) adalah
a. Kesalahan mutlak
1 skala yang terdapat di sebelah kiri titik 0 skala
∆𝑥 = 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
2 nonius.
b. Kesalahan relatif Panjang pada skala nonius (xnonius) adalah
∆𝑥
𝐾𝑅 = 𝑥
skala yang berimpit dengan skala utama.
dengan persentase kesalahan relatif, c. Mikrometer sekrup adalah alat ukur
∆𝑥 panjang dengan ketelitian 0,01 mm/0.001
%𝐾𝑅 = 100%
𝑥
cm.
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang
dilakukan terhadap suatu besaran secara
berulang untuk mendapat akurasi
a. Kesalahan mutlak
Σ |||𝑥𝑖−𝑥|||
∆𝑥 = 𝑛
Keterangan:
E. PENGUKURAN MASSA
𝑥𝑖 = data pengukuran 𝑖
a. Neraca lengan/ohaus adalah alat ukur
𝑥 = rata-rata hasil pengukuran massa dengan ketelitian 0.01 g. Neraca
n = jumlah percobaan lengan terdiri dari tempat beban, skala
b. Kesalahan relatif beban, beban geser, sistem pengatur
𝐾𝑅 =
∆𝑥 khusus dan penunjuk.
𝑥
dengan persentase kesalahan relatif,
∆𝑥
%𝐾𝑅 = 𝑥
100%
c. Penulisan akhir
𝑙 = 𝑥 ± ∆𝑥 atau 𝑙 = 𝑥 ± 𝐾𝑅

D. PENGUKURAN PANJANG
a. Penggaris/mistar adalah alat ukur panjang
dengan ketelitian 1 mm/0,1 cm. b. Neraca pegas adalah alat ukur massa
dengan ketelitian 0,5 g. Neraca pegas
terdiri dari pegas dan selongsong besi yang
ujungnya terdapat pengait.
b. Jangka sorong adalah alat ukur panjang
dengan ketelitian 0,1 mm/0.01 cm.
F. PENGUKURAN WAKTU 3,01 (3 a.p.)
Dalam pengukuran waktu biasanya digunakan 2,5009 (5 a.p.)
stopwatch. Stopwatch memiliki 2 jenis yaitu 20,09 (4 a.p.)
stopwatch analog dan stopwatch digital. c. Angka nol yang terletak di belakang koma
Stopwatch analog adalah alat ukur waktu yang desimal adalah angka penting.
memiliki ketelitian 1 s, adapun stopwatch digital contoh:
dapat memiliki ketelitian yang lebih presisi. 3,00 (3 a.p.)
Stopwatch analog terdiri dari tombol dan jarum 9,0 (2 a.p.)
penunjuk. 44,500 (5 a.p.)
d. Seluruh angka nol yang terletak di sebelah
kiri koma desimal dan menyatakan bilangan
yang lebih kecil dari 1 adalah bukan angka
penting.
contoh:
0,1 (1 a.p.)
0,0088 (2 a.p.)
0,00609 (3 a.p.)
a. Tombol stopwatch terdiri dari tombol e. Semua angka nol yang terletak di kanan
mulai, berhenti dan reset. Tombol reset angka bukan nol namun tidak diikuti koma
berfungsi untuk mengembalikan jarum desimal bukan angka penting, kecuali
penunjuk ke posisi nol. diberi tanda.
b. Jarum jam terdiri dari jarum besar dan contoh:
jarum kecil. Jarum besar adalah jarum yang 1205000 (4 a.p.)
menunjukkan menit, sedangkan jarum kecil 22400 (3 a.p.)
adalah jarum yang menunjukkan detik. 1205000 (6 a.p.)
22400 (4 a.p)
G. ANGKA PENTING
Angka penting adalah angka yang dihasilkan Operasi hitung angka penting harus mengikuti
dari hasil pengukuran (bukan penghitungan), aturan berikut:
termasuk angka yang ditaksirkan. a. Penjumlahan dan pengurangan
Contoh: Pada hasil pengukuran 8,9 cm, Angka 8 Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu
merupakan angka pasti, dan 9 merupakan angka taksiran saja dan angka penting
angka taksiran. paling sedikit.

Aturan dalam penggunaan angka penting:


a. Semua angka selain angka nol adalah
angka penting.
contoh:
3,21 (3 a.p.)
b. Penjumlahan dan pembagian
2,2 (2 a.p.)
Hasil dari operasi menghasilkan banyak
1,559 (4 a.p.)
angka penting yang paling sedikit dari
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka
bilangan yang dioperasikan.
bukan nol adalah angka penting.
contoh:
Pangkal anak panah menunjukkan titik awal
sebuah vektor, panjang anak panah mewakili
c. Pemangkatan dan penarikan akar besar atau nilai vektor, dan arah panah
Hasil dari operasi menghasilkan banyak menunjukkan arah sebuah vektor.
angka penting yang sama dengan bilangan
Cara menuliskan notasi vektor
yang dioperasikan.
Penulisan simbol atau lambang dapat dilakukan
dengan 2 cara:
a. Vektor dapat disimbolkan dengan dua huruf
besar atau satu huruf yang atasnya diberi
d. Perkalian dan pembagian dengan simbol anak panah.
bilangan eksak
Hasil dari operasi menghasilkan banyak
angka penting yang sama dengan bilangan
hasil pengukuran.
b. Vektor dapat disimbolkan dengan dua huruf
Suatu benda panjangnya 1,25 m jika
besar atau satu huruf yang ditebalkan.
diperpanjang menjadi 4 kalinya, maka,
1,25 x 4 = 5,00 (3 a.p.)

Notasi ilmiah adalah notasi yang digunakan


untuk menyederhanakan bilangan yang sangat
Jika menggunakan dua huruf, maka huruf
kecil atau sangat besar menjadi satu tempat
pertama (A) merupakan titik asal vektor, atau
satuan.
juga disebut pangkal vektor. Sementara huruf di
𝑛
𝑎 × 10 belakang (B) merupakan arah vektor atau ujung
𝑎 = bilangan pokok (1<a<10) vektor.
𝑛
10 = orde besar
Macam-macam vektor
𝑛 = orde bilangan
Di dalam fisika, jenis-jenis vektor ada dua
contoh:
−8
macam, yaitu vektor sejajar dan vektor
0,0000000257 menjadi 2,57 x 10 berlawanan.
5
965300 menjadi 9,653 x 10

VEKTOR
A. PENDAHULUAN
Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan
arah. Contohnya gaya, kecepatan, percepatan,
dll. Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah
anak panah (⟶) yang terdiri dari pangkal, a. Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih
panjang, dan arah anak panah. yang mempunyai arah dan besar yang
sama. Pada gambar diatas, contoh vektor B. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
sejajar adalah vektor b dan c. VEKTOR
b. Vektor berlawanan adalah dua atau lebih Penjumlahan dan pengurangan vektor
vektor yang mempunyai besar yang sama digunakan untuk mencari resultan vektor.
tetapi arahnya berlawanan. Pada gambar Resultan vektor dapat dicari dengan
diatas, contoh vektor berlawanan adalah menghubungkan pangkal vektor awal dengan
vektor c dan d. ujung vektor akhir.
a. Cara segitiga (dua vektor)
Nilai arah vektor
a. Vektor positif pada koordinat kartesius
arahnya ke atas (terhadap y) atau ke kanan
(terhadap x).
b. Vektor negatif pada koordinat kartesius b. Cara jajar genjang (dua vektor)
arahnya ke bawah (terhadap y) atau ke kiri
(terhadap x).
c. Vektor memiliki resultan yang merupakan
hasil dari penjumlahan, pengurangan atau c. Cara poligon (lebih dari dua vektor)
perkaliannya.

Sifat-Sifat Vektor
Vektor memiliki sifat-sifat seperti berikut ini:
a. Dapat dipindahkan dengan syarat Pengurangan vektor dapat menggunakan sifat
nilai/besar dan arahnya tidak berubah operasi hitung:
b. Dapat dijumlahkan R = A̅ – B̅ = A̅ + (-B̅) (berbalik arah)
c. Dapat dikurangkan Kemungkinan resultan vektor dapat
d. Dapat diuraikan dirumuskan:
e. Dapat dikalikan | A̅-B̅ | ≤ R ≤ | A̅+B̅ |
Besar Vektor C. PENJUMLAHAN VEKTOR SECARA ANALITIK
Besar vektor menyatakan nilai dari suatu vektor. Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua
Besar vektor dinyatakan dengan simbol huruf buah vektor pada sumbu horizontal (x) dan
yang ditulis miring tanpa ditebalkan dan tanpa sumbu vertikal (y). Vektor tersebut terurai
tanda anak panah (→) di atasnya, atau menjadi komponen x dan y yang saling tegak
dituliskan sebagai harga mutlak (| |) vektor lurus dan memiliki resultan dengan arah yang
tersebut. merupakan vektor yang terurai itu sendiri.
Cara menentukan komponen vektor

Berdasarkan definisinya, besar vektor


merupakan besaran skalar dan nilainya selalu
positif (+)
Penjumlahan vektor secara analitik dapat
dilakukan dalam tiga kondisi:
a. Dua buah vektor yang tegak lurus

Resultan vektor dihitung dengan teorema


phytagoras.

Arah resultan terhadap sumbu x dapat dihitung

b. Dua buah vektor yang tidak tegak lurus

Setelah kedua komponen dihitung, maka


susunan vektor menjadi:
Resultan vektor dihitung dengan persamaan
cosinus

Arah resultan terhadap sumbu x dapat dihitung


dengan persamaan sinus

Resultan akhir vektor

c. Lebih dari dua buah vektor


Arah resultan vektor
Jika terdapat lebih dari dua buah vektor, harus
diketahui terlebih dahulu resultan komponen x
dan y nya sehingga menjadi dua vektor yang
tegak lurus dan dari komponen tersebut kita
dapat mencari resultannya.
D. PERKALIAN VEKTOR Perkalian vektor/silang (×) menghasilkan
Perkalian vektor terdiri dari dua, yaitu perkalian besaran vektor yang tegak lurus terhadap dua
titik (dot), dan perkalian silang (cross). vektor yang dikali silang, memiliki definisi:
Bentuk penulisan vektor:
a. Vektor posisi, ditulis dalam notasi vektor
terhadap titik acuan.
Perkalian vektor dengan vektor basis dengan a̅
b. Vektor basis, ditulis dalam vektor satuan.
= (x1, y1, z1) dan b̅ = (x2, y2, z2) diketahui dapat
Vektor satuan sumbu x adalah i, sumbu y
dihitung:
adalah j, dan sumbu z adalah k.

Panjang/nilai skalar dari vektor yang ditulis


Sifat-sifat perkalian vektor
dalam vektor basis adalah:

Perkalian skalar/titik (•) menghasilkan besaran


skalar, memiliki definisi:

Perkalian skalar dengan vektor basis dengan a̅ =


(x1, y1, z1) dan b̅ = (x2, y2, z2) diketahui dapat
dihitung:
Sudut dua vektor dapat dicari menggunakan
perkalian skalar.

Sifat-sifat perkalian skalar

KINEMATIKA GERAK LURUS


A. PENDAHULUAN
Gerak adalah keadaan dimana suatu benda
berubah kedudukan atau posisinya terhadap
titik acuan.
Gerak lurus secara garis besar dibagi menjadi
gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB).

B. BESARAN PADA KINEMATIKA GERAK LURUS


Besaran yang digunakan dalam kinematika
gerak lurus antara lain: posisi, jarak,
perpindahan, kelajuan dan kecepatan.
Posisi/kedudukan adalah keadaan benda C. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
terhadap titik acuan, misalnya koordinat Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus
kartesius atau arah mata angin. dengan kecepatan tetap dan percepatan nol.
Jarak (𝑥), yaitu panjang lintasan total benda Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu
dari titik awal ke titik akhir pergerakannya. (v-t):
Perpindahan (∆𝑥), yaitu panjang perubahan
posisi benda dari titik awal ke titik akhir
pergerakannya.

Perpindahan termasuk besaran vektor, yaitu


memiliki arah.
D. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
Konsep perbedaan antara besaran jarak dan (GLBB)
besaran perpindahan: Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
gerak lurus dengan percepatan tetap. GLBB
terbagi menjadi GLBB horizontal dan GLBB
vertikal.
Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu
(v-t):

Kelajuan (v), yaitu jarak yang ditempuh per


Gerak horizontal adalah gerak benda yang
satuan waktu.
terjadi pada bidang atau secara
mendatar/horizontal.
Besaran-besaran gerak lurus pada GLBB
horizontal dapat dihitung:
Kecepatan (v̅), yaitu perpindahan benda per
satuan waktu.

Perbedaan kelajuan dan kecepatan adalah


kelajuan merupakan besaran skalar, sedangkan Gerak vertikal adalah gerak benda yang terjadi
kecepatan merupakan besaran vektor. secara vertikal, baik dari atas ke bawah atau
sebaliknya.
Besaran-besaran gerak lurus pada GLBB c. Gerak vertikal ke atas adalah gerak
vertikal dengan anggapan bahwa: vertikal menjauhi pusat bumi yang memiliki
a. Percepatan yang terjadi adalah percepatan kecepatan awal, dan gravitasi bumi adalah
gravitasi (a = g) perlambatannya.
b. Jarak adalah ketinggian (s = h)

GLBB vertikal terbagi menjadi:


a. Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke
bawah yang tidak memiliki kecepatan awal,
dan percepatannya adalah gravitasi bumi.

Pada gerak ini, terdapat titik maksimum suatu


benda bertahan udara sebelum ditarik kembali
oleh gravitasi bumi, yang memiliki kecepatan
sama dengan nol.

Waktu untuk mencapai titik maksimum:

Contoh: buah kelapa jatuh dari pohonnya, bola


dijatuhkan dari lantai dua.
Contoh: bola disundul, koin dilempar ke atas,
b. Gerak vertikal ke bawah adalah gerak pancuran air mancur.
vertikal menuju pusat bumi yang memiliki
kecepatan awal, dan percepatannya adalah
gravitasi bumi.

Contoh: bola diayunkan kemudian dilempar.

Anda mungkin juga menyukai