D. PENGUKURAN PANJANG
a. Penggaris/mistar adalah alat ukur panjang
dengan ketelitian 1 mm/0,1 cm. b. Neraca pegas adalah alat ukur massa
dengan ketelitian 0,5 g. Neraca pegas
terdiri dari pegas dan selongsong besi yang
ujungnya terdapat pengait.
b. Jangka sorong adalah alat ukur panjang
dengan ketelitian 0,1 mm/0.01 cm.
F. PENGUKURAN WAKTU 3,01 (3 a.p.)
Dalam pengukuran waktu biasanya digunakan 2,5009 (5 a.p.)
stopwatch. Stopwatch memiliki 2 jenis yaitu 20,09 (4 a.p.)
stopwatch analog dan stopwatch digital. c. Angka nol yang terletak di belakang koma
Stopwatch analog adalah alat ukur waktu yang desimal adalah angka penting.
memiliki ketelitian 1 s, adapun stopwatch digital contoh:
dapat memiliki ketelitian yang lebih presisi. 3,00 (3 a.p.)
Stopwatch analog terdiri dari tombol dan jarum 9,0 (2 a.p.)
penunjuk. 44,500 (5 a.p.)
d. Seluruh angka nol yang terletak di sebelah
kiri koma desimal dan menyatakan bilangan
yang lebih kecil dari 1 adalah bukan angka
penting.
contoh:
0,1 (1 a.p.)
0,0088 (2 a.p.)
0,00609 (3 a.p.)
a. Tombol stopwatch terdiri dari tombol e. Semua angka nol yang terletak di kanan
mulai, berhenti dan reset. Tombol reset angka bukan nol namun tidak diikuti koma
berfungsi untuk mengembalikan jarum desimal bukan angka penting, kecuali
penunjuk ke posisi nol. diberi tanda.
b. Jarum jam terdiri dari jarum besar dan contoh:
jarum kecil. Jarum besar adalah jarum yang 1205000 (4 a.p.)
menunjukkan menit, sedangkan jarum kecil 22400 (3 a.p.)
adalah jarum yang menunjukkan detik. 1205000 (6 a.p.)
22400 (4 a.p)
G. ANGKA PENTING
Angka penting adalah angka yang dihasilkan Operasi hitung angka penting harus mengikuti
dari hasil pengukuran (bukan penghitungan), aturan berikut:
termasuk angka yang ditaksirkan. a. Penjumlahan dan pengurangan
Contoh: Pada hasil pengukuran 8,9 cm, Angka 8 Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu
merupakan angka pasti, dan 9 merupakan angka taksiran saja dan angka penting
angka taksiran. paling sedikit.
VEKTOR
A. PENDAHULUAN
Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan
arah. Contohnya gaya, kecepatan, percepatan,
dll. Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah
anak panah (⟶) yang terdiri dari pangkal, a. Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih
panjang, dan arah anak panah. yang mempunyai arah dan besar yang
sama. Pada gambar diatas, contoh vektor B. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
sejajar adalah vektor b dan c. VEKTOR
b. Vektor berlawanan adalah dua atau lebih Penjumlahan dan pengurangan vektor
vektor yang mempunyai besar yang sama digunakan untuk mencari resultan vektor.
tetapi arahnya berlawanan. Pada gambar Resultan vektor dapat dicari dengan
diatas, contoh vektor berlawanan adalah menghubungkan pangkal vektor awal dengan
vektor c dan d. ujung vektor akhir.
a. Cara segitiga (dua vektor)
Nilai arah vektor
a. Vektor positif pada koordinat kartesius
arahnya ke atas (terhadap y) atau ke kanan
(terhadap x).
b. Vektor negatif pada koordinat kartesius b. Cara jajar genjang (dua vektor)
arahnya ke bawah (terhadap y) atau ke kiri
(terhadap x).
c. Vektor memiliki resultan yang merupakan
hasil dari penjumlahan, pengurangan atau c. Cara poligon (lebih dari dua vektor)
perkaliannya.
Sifat-Sifat Vektor
Vektor memiliki sifat-sifat seperti berikut ini:
a. Dapat dipindahkan dengan syarat Pengurangan vektor dapat menggunakan sifat
nilai/besar dan arahnya tidak berubah operasi hitung:
b. Dapat dijumlahkan R = A̅ – B̅ = A̅ + (-B̅) (berbalik arah)
c. Dapat dikurangkan Kemungkinan resultan vektor dapat
d. Dapat diuraikan dirumuskan:
e. Dapat dikalikan | A̅-B̅ | ≤ R ≤ | A̅+B̅ |
Besar Vektor C. PENJUMLAHAN VEKTOR SECARA ANALITIK
Besar vektor menyatakan nilai dari suatu vektor. Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua
Besar vektor dinyatakan dengan simbol huruf buah vektor pada sumbu horizontal (x) dan
yang ditulis miring tanpa ditebalkan dan tanpa sumbu vertikal (y). Vektor tersebut terurai
tanda anak panah (→) di atasnya, atau menjadi komponen x dan y yang saling tegak
dituliskan sebagai harga mutlak (| |) vektor lurus dan memiliki resultan dengan arah yang
tersebut. merupakan vektor yang terurai itu sendiri.
Cara menentukan komponen vektor