Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jenly Yoseph Ngantung MSC

Prodi : Filsafat
Tugas : Pengantar Berteologi

https://collectionimages.npg.org.uk/large/mw124136/Jon-Duns-Scotus.jpg

Riwayat Hidup
John Duns Scotus, nama ini mungkin kurang familiar untuk sebagian orang. Padahal
ia sendiri adalah seorang pemikir besar/tokoh filsuf dan teolog yang luar biasa dan hidup
pada abad pertengahan antara tahun 1266-1308. Scotus sendiri merupakan seorang
berkebangsaan Skotlandia. Ia juga adalah seorang Fransiskan yang ditahbiskan menjadi
imam pada 17 Maret 1291, di Biara Saint Andrews, di Northampton, Inggris1. Oleh karena
pemikirannya yang cermat, ia kemudian dijuluki sebagai “ dokter halus”2.

Pemikiran
Sang pemikir ini, mempunyai pengaruh yang amat besar. Salah satu karyanya yang
terkenal ialah tentang argumennya mengenai keberadaan Tuhan. Bicara mengenai Tuhan
bukanlah suatu perkara mudah. Ada kalanya orang dengan mudah untuk berkata/berbicara
bahwa Tuhan ada di surga, Tuhan ada di hati, Tuhan ada di dalam diri setiap orang, bahkan
ada perkataan lain bahwa Tuhan ada di mana-mana. Konsep ini terkadang diterima begitu
saja dengan sikap percaya tanpa adanya pengertian. Konsep itu, kita dapatkan lewat
pengajaran di sekolah, oleh orang tua maupun oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.
Berbeda dengan Scotus sendiri, dimana ia tidak berhenti dengan apa yang dipikirkan
oleh banyak orang mengenai keberadaan Tuhan - yang mana ia bergerak melampauinya. Ia
mengalaminya lewat sisi teologis, dimana dengan melalui refleksi-refleksi dan
permenungannya. Kita cenderung melihat iman, lewat sejauh mana kita menerima masukan
dari luar diri kita. Bedanya dengan Scotus, ia memperteguh dan memperkuat imannya lewat
refleksi mengenai keberadaan Tuhan.
Keberadaan Tuhan diurainya dengan sangat menarik dan sistematis. Dimana Scotus
berupaya menerapkan hukum kausalitas (univok)3 untuk memperkuat pencariannya
mengenai keberadaan Tuhan. Scotus berargumen bahwa adanya makhluk yang pertama
1 ‘John Duns Scotus’, de.wikipedia.org
2 ‘Biografi John Duns Scotus, Seorang Tokoh Filsafat Skolastik Pencetus Scotisme’,
Pewartanusantara.com
dalam kausalitas efisien4. Ia mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai perbedaan
antara sebab-sebab yang tersusun secara esensial dan sebab-sebab yang tersusun secara
tidak sengaja. Dalam deret yang dipesan secara tidak sengaja, fakta bahwa anggota
tertentu dari deret itu sendiri disebabkan oleh suatu aktivitas kausal anggota itu sendiri.
Umpamanya, kakek Firmus menghasilkan seorang putra bernama David. David kemudian
menghasilkan Obet dan begitu seterusnya. Aktivitas ini sebenarnya mau menunjukkan
bagaimana sesuatu itu diturunkan5. Tentu melalui uraiannya ini akan banyak menimbulkan
kontroversi mengenai pertanyaan, dari mana kakek Firmus berasal, apa yang menyebabkan
kakek Firmus ada? Maka melalui inilah ia sampai pada argumennya yang menyebut bahwa
yang pertama sebagai “keunggulan” dan tak lain pemahaman tentang yang unggul terarah
pada Tuhan sendiri.
Scotus dengan jelas menggambarkan yang “unggul” melalui analogi kausalitas. Teori
ini merupakan salah satu pencapaian luar biasa yang hingga sekarang ini masih bisa kita
pelajari. Melalui ini, ia sebenarnya mau menekankan bahwa yang pertama adalah yang tak
terbatas dan yang tak terbatas itu sendiri tidak mungkin dapat dipahami secara pasti oleh
manusia melalui rasio yang pada hakekatnya tercipta dengan terbatas 6. Melalui penemuan
itu, ia mau menunjukkan bahwa imanlah yang dapat membuat dirinya mengerti mengenai
yang “Pertama”. Ia juga menegaskan bahwa untuk berefleksi dan merenungkan tentang
Tuhan, akal budi saja tidaklah cukup. Maka baginya, imanlah yang memampukan seseorang
untuk dapat memahami apa yang disebutnya sebagai “keunggulan”.

Sumbangsi Untuk Gereja


Melalui karya-karyanya, banyak memberikan inspirasi dan pemahaman-pemahaman
baru. Karya pemikiran yang merupakan sumbangsinya bagi gereja ialah “Maria Dikandung
Tanpa Noda Dosa”. Ia dibeatifikasi pada 6 Juli 1991, dan pada 20 Maret 1993, Paus
Yohanes Paulus II merayakan Vesper di Basilika Santo Petrus untuk menghormatinya7.

Daftar Pustaka
1. “John Duns Scotus”, de.wikipedia.org
2. “Biografi John Duns Scotus, Seorang Tokoh Filsafat Skolastik Pencetus Scotisme”,
Pewartanusantara.com
3. Bdk. Dumont Stephen, The Univocity of The Concept of Being In The Fourteenth
Centuri: John Duns Scotus and William of Alnwick.
4. Lih. https://plato.stanford.edu/entries/duns-scotus/
5. Bdk. Williams Thomas, “John Duns Scotus”, The Stanford Encyclopedia of
Philosophy (Edisi Musim Dingin 2019).
6. “Duns Scotus”. Wikiqube, hal.5.

3Bdk. Dumont Stephen, The Univocity of The Concept of Being In The Fourteenth Centuri: John
Duns Scotus and William of Alnwick.
4 Lih. https://plato.stanford.edu/entries/duns-scotus/
5 Bdk. Williams Thomas, “John Duns Scotus”, The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Edisi Musim
Dingin 2019).
6 “Duns Scotus”. Wikiqube, hal.5.
7 “John Duns Scotus”, de.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai