Anda di halaman 1dari 41

PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN NACL 0,9% PADA

PASIEN DENGAN TETANUS

diajukan untuk memenuhi salah satu Case Base Learning KDPI dalam Presentasi
Kasus dan Presentasi Jurnal
dosen pengampu : Anggriyana Tri Widianti, S.Kep.,Ners.,M.Kep

disusun oleh:

Yulia Fadilah Santi 402022017 Nancy Fauziati 402022121


Fatihah
Neng Siska Sari P 402022021 Sabrina Mulyawati 402022128
Bunga Yustikania DP 402022060 Arya Rahmawan 402022129
Denis Kurnia Sudjana 402022089 Lailasari Sabila 402022132
Doni Moch Insan 402022102 Hevita Nur Wulansari 402022140
Fathya Tri Ghassani 402022110 Salma Salsabila 402022143

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Evidance Based Nursing yang berjudul “Perawatan luka menggunakan NaCl 0,9%

pada pasien dengan tetanus”

Sehingga pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terimakasih yang

sebsar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

Evidance Based Nursing ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Karena dalam

penyusunan Evidance Based Nursing ini, kami menyadari bahwa kemampuan yang

dimiliki sangat terbatas, akan tetapi kami berusaha seoptimal mungkin untuk

menyusun Evidance Based Nursing ini dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, kami menyadari bahwa Evidance Based Nursing ini masih jauh

dari kata sempurna, dari isi maupun sistematika penulisannya. Maka dengan

kerendahan hati, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat

membangun dan bersifat positif untuk kesempurnaan makalah asuhan keperawatan

ini.

Bandung, September 2022

Penyusun

i
Abstrak
Kelompok 2

PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN NACL 0,9% PADA


PASIEN DENGAN TETANUS
V;41 halaman; 2022; 4 tabel; 1 bagan
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya
tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin
protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari perawatan luka pada
tetanus. Metode yang digunakan adalah kajian literatur. Penelusuran
database dilakukan melalui Proquest dan Google schoolar dengan kata
kunci “Intensive care unit”, “NaCl” dan “Tetanus” serta boolean operator
(AND, or NOT or AND NOT). Kriteria inklusi artikel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan strategi PICOS dimana P : pasien
yang mengalami luka tatnus, I : Perawatan luka tetanus menggunakan NaCl,
C : Tidak ada perbandingan, O : Untuk mengurangi infeksi dan
membersihkan luka dari kotoran yang menghambat penyembuhan
merupakan artikel dengan desain penelitian studi kasu dan artikel dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris. Hasil telaah peneliti melalui
kaidah Validity, Importancy dan Applicability (VIA) terhadap 1 artikel
tersebut didapatkan hasil bahwa perawatan luka menggunakan NaCl 0,9%
berpengaruh terhadap luka tetanus.

Kata kunci : Tetanus, Perawatan luka dengan NaCl 0,9%


Kepustakaan : 5 buah (2010-2022)

ii
Abstract
Group 2

WOUND TREATMENT USING 0.9% NACL IN PATIENTS WITH


TETANUS
V; 41 page; 2022; 4 table; 1 chart
Tetanus is a neurological disorder characterized by increased muscle tone
and spasm, caused by tetanospasmin, a potent protein toxin produced by
Clostridium tetani. This study aims to identify the effect of wound care on
tetanus. The method used is a literature review. Database searches were
carried out through Proquest and Google schoolar with the keywords
“Intensive care unit”, “NaCl” and “Tetanus” as well as boolean operators
(AND, or NOT or AND NOT). The inclusion criteria of the articles used in
this study were using the PICOS strategy where P: patients with tannic
wounds, I: Treatment of tetanus wounds using NaCl, C: No comparison, O:
To reduce infection and clean wounds from dirt that hinders healing is an
article with a case study research design and articles using Indonesian and
English. The results of the researcher's study through the rules of Validity,
Importance and Applicability (VIA) for the 1 article showed that wound care
using 0.9% NaCl had an effect on tetanus wounds.

Keywords : Tetanus, Wound care with 0.9% NaCl


Bibliography : 5 pieces (2010-2022)

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan ....................................................................................................... 4

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 4

C. Manfaat Literature Riview dengan EBN .................................................. 5

1. Manfaat Teoretis ....................................................................................... 5

2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 5

D. Sistematika Penulisan ............................................................................... 5

BAB II METODE ......................................................................................... 7

A. Strategi Pencarian Literature .................................................................... 7

1. Desain Penelitian ....................................................................................... 7

2. Database Pencarian ................................................................................... 7

3. Kata kunci ................................................................................................. 8

4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ....................................................................... 8

iv
B. Seleksi Studi ............................................................................................. 9

1. Hasil pencarian dan seleksi studi .............................................................. 9

BAB III HASIL ........................................................................................... 12

A. Analisis Artikel Penelitian Melalui Kaidah VIA ................................... 12

B. Keputusan Klinis .................................................................................... 24

C. Deskripsi Topik ...................................................................................... 25

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 27

BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 32

A. Kesimpulan ............................................................................................. 32

B. Saran ....................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Format PICOS dalam Literature Review

Tabel 3.1 Analisis Artikel Penelitian Melalui Kaidah VIA

Tabel 3.2 Deskripsi topik perawatan luka menggunakan NaCl

Tabel 4.1 Prosedur pemberian perawatan luka menggunakan NaCl

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Diagram Flow Pencarian Literature

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya

tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin

protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani. Terdapat

beberapa bentuk klinis tetanus termasuk di dalamnya tetanus neonatorum,

tetanus generalisata dan gangguan neurologis lokal (Sudoyo, 2010 : 2911).

Menurut Saraswita 2014 Di negara berkembang, mortalitas tetanus melebihi

50% dengan perkiraan jumlah kematian 800.000-1.000.000 orang per tahun.

Tetanus di sebabkan oleh toksin yang di hasilkan oleh Clostridium tetani

yang terdapat pada tempat luka ( Schwartz, 2000 : 85). Tetanus yang tidak

tertangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi yang terjadi akibat

penyakitnya, seperti laringospasme, atau sebagai konsekuensi dari terapi

sederhana, seperti sedasi yang mengarah pada koma, aspirasi atau apnea,

atau konsekuensi dari perawatan intensif, seperti pneumonia berkaitan

dengan ventilator. Kemampuan respirasi yang berukang berakibat

terjadinya apnea dan mengancam jiwa (Sudoyo, 2010 : 2916)

Menurut Saraswita 2014 Tetanus adalah penyakit yang dapat dicegah.

Menurut kementrian kesehatan Republik Indonesia dalam rangkaian PID,

Kemenkes bersama stakeholder lain menggelar seminar dengan tema

1
Imunisasi untuk Masa Depan Lebih Sehat, diJakarta mei 2014. Imunisasi

pencegahan dengan toksoid tetanus merupakan pencegahan tetanus terbaik.

Imunisasi dasar di berikan pada usia 7 tahun dan di ulangi sampai tiga kali.

Penatalaksanaan untuk pasien tetanus bermula dengan pembersihan secara

seksama dan debriden luka untuk membuang jaringan nekrotik dan benda

asing. Penisilin merupakan antibiotic terpilih. Tetrasiklin dapat di gunakan

untuk mereka yang alergi terhadap penisilin. Pemberian relaksan otot dan

pentotal sistemik di gunakan untuk spasme yang berat. Kontrol pernapasan

dan pembersihan paru penting di lakukan dalam kasus yang berat (Schwartz,

2000 :58). Menurut Kinho 2013 tindakan pemulihan kesehatan di lakukan

rehabilitasi fisik, mental, vokasional, dan aesthetic. Pemulihan

membutuhkan tumbuhnya ujung saraf yang baru yang menjelaskan

mengapa tetanus berdurasi lama (Sudoyo, 2010 : 2912).

Luka adalah cedera yang dialami tubuh karena faktor luar baik disertai

pendarahan ataupun tidak. Tubuh memiliki respon fisiologis yang kompleks

terhadap luka yang terdiri dari tiga fase yaitu hemostasis & inflamasi,

proliferasi dan remodelling. Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor baik

internal maupun eksternal. Prinsip utama penanganan luka adalah

membantu terjadinya proses tersebut dengan efektif. Penanganan luka

dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penutupan luka. Penutupan

luka dibagi menjadi tiga yaitu penutupan primer, sekunder, dan tersier.

Abnormalitas dari proses penyembuhan dapat menyebabkan komplikasi

2
yaitu jaringan parut dipertrofik, keloid, dan luka kronis (Suryadi, dkk.

2019). Oleh karena itu, perawatan luka juga harus dilakukan pada pasien

dengan luka tusuk yang diduga tercemar dengan spora tetanus. Perawatan

luka dilakukan guna mencegah timbulnya jaringan anaerob. Jaringan

nekrotik dan benda asing harus dibuang (Simanjuntak, 2013). Melihat

fenomena diatas dapat di ketahui bahwa tetanus dapat mengancam jiwa,

sehingga penulis mengambil kasus pasien dengan tetanus di Ruang Zamzam

lt 1 RSUD Al-Ihsan Bandung, dengan mengambil kasus ini penulis akan

dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada pasien

dengan tetanus.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka perlu dilakukan studi literature

review untuk mencari intervensi yang berbasis bukti penelitian dari

beberapa pendekatan yang digunakan untuk penatalaksanan tetanus. Maka

rumusan masalah pada studi literature review ini adalah “Bagaimana

pengaruh perawatan luka menggunakan NaCl 0,9% pada pasien dengan

tetanus”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Kajian literature ini bertujuan untuk mengidentifikasi pentalaksanaan
pada luka tetanus dengan perawatan luka menggunakan NaCl 0,9% dari
beberapa bukti penelitian yang telah ditemukan dengan hasil akhir untuk
dijadikan sebuah data dan dapat menjadi sumber informasi yang
bermanfaat.
2. Tujuan khusus
- Mengidentifikasi efektivitas dari perawatan luka pada tetanus
menggunakan NaCl 0,9%
- Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) perawatana luka

4
D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Mempelajari kasus yang ada, mengevaluasi kegiatan yang dilakukan,
menambah ilmu pengetahuan dan lebih memahami serta lebih terampil
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan tetanus.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai pengembangan dalam pembelajaran khususnya mata kuliah
“Keperawatan Dasar” serta menambah katalog perpustakaan dan
dikembangkan pada asuhan selanjutnya.
3. Bagi Tempat Pelaksanan studi kasus
Sebagai masukan bagi tempat penelitian khususnya bagi pemberi
asuhan keperawatan, agar menindak lanjuti hasil asuhan yang diberikan.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai acuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tetanus, serta sebagai bahan acuan dalam memberikan asuhan
keperawatan untuk pendidikan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam mempelajari dan memahami studi

kasusini, maka penulis secara keseluruhan membagi menjadi tiga bagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

5
BAB II METODE

Pada bab ini memaparkan tentang pencarian bukti klinis terhadap intervensi

perawatan luka pada pasien tetanus melalui tahapan dalam EBN yang terdiri

atas menentukan PICO dan cara pencarian literature melalui media online.

BAB III HASIL

Pada bab ini berisi tentang penilaian artikel penelitian berupa intervensi

keperawatan melalui kaidah VIA (Validity, Importancy dan Aplicability).

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi uraian secara deskriptif mengenai simpulan dari hasil critical

appraisal sampai dengan keputusan klinis dan SOP intervensi perawatan luka

terhadap tetanus.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi pemaparan secara singkat hasil dari kajian literature yang dapat

diterapkan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat.

6
BAB II METODE

A. Strategi Pencarian Literature

1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature

review mengenai perawatan luka menggunakan NaCl Literature review

merupakan sebuah informasi yang relevan dengan masalah penelitian, data

tersebut dapat diperoleh dari berbagai informasi kepustakaan seperti artikel

jurnal, buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,

tesis dan disertasi, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun

elektronik lain. Informasi-informasi tersebut yang akan digunakan sebagai

dasar acuan atau pendukung dalam mengatasi permasalahan penelitian

(Nursalam, 2020).

2. Database Pencarian

Pencarian literature pada penelitian ini dilakukan pada bulan September

2022. Pada penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni data yang

didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh

peneliti-peneliti terdahulu, data tersebut bukan didapatkan dari pengamatan

secara langsung. (Nursalam, 2020). Sumber data sekunder yang didapat

berupa artikel jurnal baiknasional maupun internasional sesuai tema yang

relevan dengan literature review ini. Pencarian literatur dalam literature

review ini menggunakan databaseProquest dan google schoolar.

7
3. Kata kunci

Pencarian artikel menggunakan kata kunci Pencarian artikel atau jurnal

Internasional menggunakan keyword “intensive care unit”, “NaCl” dan

“Tetanus”serta boolean operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang dapat

mempermudah dalam penentuan jurnal atau artikel yang digunakan, dengan

memperluas atau menspesifikkan pencarian tersebut (Nursalam, 2020).

sedangkan untuk mencari artikel jurnal nasional menggunakan pencarian

dengankeyword ““perawatan Luka ”, tatalaksana” dan “Tetanus’’

4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS yang

terdiridari (Nursalam, 2020):

a. Population/problem : adalah masalah atau populasi yang akan di analisis

sesuai tema yang telah ditentukan dalam literature review.

b. Intervention : adalah suatu tindakan penatalaksanan pada masalah yang

dialami oleh perorangan atau masyarakat disertai penjelasan mengenai

penatalaksanaan studi sesuai dengan tema yang telah ditentukan dalam

literature review.

c. Comparation : adalah intervensi atau penatalaksanaan lain yang

digunakan untuk pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan

kelompok kontrol dalam studi yang terpilih.

d. Outcome : adalah hasil atau luaran yang didapatkan dari studi terdahulu

8
sesuai dengan tema yang telah ditentukan dalam literature review.

e. Study design : adalah metode penelitian yang digunakan dalam artikel

yangakan di review.

Table 2.1 Format PICOS dalam Literature Review

Kriteria Inklusi Eksklusi


Populasi Pasien yang mengalami Selain pasien yang mengalami
luka tetanus Luka selain tetanus
(missal;dm)
Intervensi Perawatan luka tetanus Yang bukan perawatan luka
menggunakan Nacl menggunakan Nacl ( contoh;
RL)
Comparisson Tidak ada perbandingan Tidak ada perbandingan

Outcome Untuk mengurangi infeksi dan Untuk mencegah jaringan


membersihkan luka dari anaerob
kotoran yang menghambat
penyembuhan

Desain Penelitian Studi kasus, Selain studi kasus (contoh:


experiment dll)
Tahun Penelitian Hasil penelitian dipublikasikan Sebelum 2018
dalam rentan tahun 2018-2022
Bahasa Indonesia dan Inggris Selain Bahasa Indonesia dan
Inggris

B. Seleksi Studi

1. Hasil pencarian dan seleksi studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi dari database dan

menggunakan keyword “wound care”, “NaCl”, dan “Tetanus” peneliti

mendapatkan 321 artikel jurnal yang secara global, kemudian dilakukan

skrining dengan sesuai dengan keyword dari tahun 2021-2022 didapatkan 99

9
artikel jurnal. Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa

dengan jenis penyakit tetanus ditemukan terdapat 26 artikel sehingga

dikeluarkan 73 artikel.Peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan

judul (n = 99), abstrak (n =26) dan full text (n =3) yang disesuaikan dengan

tema literature review.Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan

terhadap kriteria inklusi dan

eksklusi didapatkan sebanyak 3 artikel yang bisa dipergunakan dalam

literature review. Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam

Diagram Flow di bawah ini:

10
Bagan 2.1 Diagram Flow Pencarian Literature

Jurnal yang ditemukan melalui database


Proquest dan google scholar sesuai
keyboard “wound care”,“tetanus”
dan “NaCl”

321 dilakukan skrinning


222 artikel duplikasi
diekslusi
Skrining jurnal berdasarkan
judul (n=99)

Skrining jurnal berdasarkan


abstrak (n=26)
73 jurnal dieksklusi
karena tidak sesuai
dengan kriteria inklusi
3 jurnal full text
dilakukan review

11
BAB III
HASIL TELAAH JURNAL
A. Analisis Artikel Penelitian melalui Kaidah Via
Berdasarakan hasil penelusuran mengenai perawatan luka pada pasien tetanus dengan menggunakan NaCl,
didapatkan dua artikel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan topik penelitian perawatan luka artikel
tersebut dianalisis melalui kaidah Validity, Importancy, dan Applicability (VIA). Berikut ini adalah analisis artikel
penelitian melalui kaidah VIA.
Tabel 3.1 Analisis Artikel Penelitian Melalui Kaidah VIA
JURNAL VALIDITY IMPORTANCY APPLICABILITY
Profil Penanganan Luka V1: Pada penelitian ini NaCl dapat ditetapkan dan
padaPasien Trauma di Populasi dalam penelitian menjelaskan bahwa digunakan sebagai cara
Instalasi Gawat Darurat ini adalah 90 pasien yang adanya pengaruh untuk merawat luka.
Runah Sakit Umum Provinsi mengalami luka trauma menggunakan NaCl Intervensi ini dapat
Nusa Tenggara Barat yang datang ke IGD RSUP terhadap luka pada diberikan oleh tenaga
Zuhan, A. NTB. Laki-laki paling penyakit tetanus . kesehatan yakni perawat.
Rahman, H, banyak mengalami luka
Januaman. sekitar 66 orang
Jurnal Kedokteran (2016), dibandingkan dengan
21-26, ISSN 2527-7154 perempuan sebanyak 24

12
orang. Penelitian dilakukan
pada bulan juni sampai
September tahun 2015,
dengan usia termuda 2
tahun usia tertua 85 tahun
dengan rata-rata usia 22
tahun. Jenis luka dibagi
menjjadi luka tunggal
sebanyak 79 pasien dan
luka multiple 11 pasien.
Luka pada penelitian ini
sering berupa vulnus
laceratum sebanyak 49
pasien, vulnus excoriatum
sebanyak 26, dan vulnus
scisum sebanyak 4 pasien,
terakhir terdiri dari vulnus
laceratum dan vulnus
excoriatum sebanyak 3

13
pasien.
Kesimpulan
Pada penelitian ini
menjelaskan berbagai
kriteria inklusi, kriteria
ekslusi.
V2:
Penelitian ini merupakan
penelitian deskritif
prospektif dengan metode
cross-sectional tentang
profil penanganan luka
akibat trauma di Instalasi
Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum
Provinsi (RSUP) Nusa
Tenggara Barat (NTB).
Penelitian ini dilakukan
dalam jangka

14
waktu 3 bulan, yaitu dari
bulan Juli sampai bulan
September tahun
2015.Pengumpulan data
dilakukan dengan cara total
sampling. Data didapatkan
langsung dengan
menggunakan ceklist
penelitian yang meliputi:
identitas pasien,
karakteristik luka dan
penanganan luka. Variabel
penanganan luka yang
dianalisis meliputi:
tindakan disinfeksi luka,
anestesi luka, irigasi luka,
debridement luka,
penjahitan luka, dressing
luka, pemberian antibiotik

15
profilaksis, dan pemberian
antitetanus. Data yang
sudah didapatkan kemudian
dilakukan pengolahan data
dan dilihat bagaimana
gambaran penanganan luka
pada pasien trauma di IGD
RSUP NTB.
Kesimpulan
Penelitian ini menjelaskan
mengenai rancangan
penelitian dan jumlah
sampel.
V3:
Kriteria inklusi penanganan
luka yang dianalisis
meliputi: tindakan
disinfeksi luka, anestesi
luka, irigasi luka,

16
debridement luka,
penjahitan luka, dressing
luka, pemberian antibiotik
profilaksis, dan pemberian
antitetanus. Data yang
sudah didapatkan kemudian
dilakukan pengolahan data
dan dilihat bagaimana
gambaran penanganan luka
pada pasien trauma di IGD
RSUP NTB.
Kesimpulan
Pada jrnalpenelitian ini,
tidak ada factor perancu
V4:
Teknik analisa data yang
digunakan data : Tindakan
disinfeksi luka terutama
menggunakan povidon

17
iodin. Tindakan anestesi
luka menggunakan
Lidocain dan irigasi luka
menggunakan NaCl 0,9%.
Tindakan penjahitan luka
terutama menggunakan
jahitan simple suture.
Antibiotik profilaksis
terutama menggunakan
Amoxicilin dan antitetanus
profilaksis terutama
menggunakan ATS.
Kesimpulan
Analisa yang dilakukan

V5:
Pembahasan menyebutkan
kesamaan hasil penelitian
dengan penelitian

18
sebelumnya, membahas
hasil penelitian dalam
artikel. Penelitian ini
mengunakan smple yang
cukup untuk penelitin
intervensi, sehingga
kesimpulan dapat
digeneralisasi.
Kesimpulan
Terdapat pembahasan non
internal causal validity,
pembahasan internal dan
eksternal validity
Penatalaksanaan Tetanus V1: Pada penelitian ini Perawatan luka
Pada Pasien Anak Kasus dalampenelitian ini menjelaskan mengenai menggunakan Nacl ini
merupakan seorang anak prinsip pengobatan dapat digunakan dan
P, simanjuntak (2013) laki-laki, berusia 2 tahun 6 meliputi netralisasi toksin, diterapkan sebagai cara
Medula, Volume 1 No 4 bulan dengan status gizi eradikasi bakteri dengan untuk mengurangi infeksi.
baik. Dating kerumh sakit antibiotic dan perawatan Intervensi ini dapat

19
dengan keluhan tidak bisa luka menggunakan NacL diberikan oleh tenaga
membuka mulut dan sulit serta terapi suportif. kesehatan yakni perawat.
menelan sehingga membuat
pasien tidak dapat makan
dan minum.
Kesimpulan
Adanya penjelasan
mengenai klien dengan
dijelaskan keluhan sebelum
masuk rumah sakit.

V2:
Pada penelitian ini
merupakan sebuah kasus.
Kesimpulan
Padapeneitian ini tidak
dijelaskan mengenai
bagaimana data yang
diambil.

20
V3:
Tidak ada factor perancu
dalam penelitian ini

V4:
Teknis Analisa dengan
menggunakan kasus,
Penatalaksanaan pasien
tetanus secara garis besar
terdiri atas tatalaksana
umum dan khusus. Pada
penatalaksanaan umum,
hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1. Tercukupinya kebutuhan
cairan dan nutrisi.

21
2. Menjaga saluran napas
agar tetap bebas.
3. Penanganan spasme,
diazepam menjadi pilihan
pertama.
4. Mencari port d’entree.
Penatalaksanaan khusus
tetanus terdiri dari
pemberian ATS atau
Human tetanus
Imunoglobulin (HTIG) dan
antibiotika. Tujuan
pemberian ATS dan HTIG
adalah untuk menetralisasi
toksin yang beredar di
dalam darah dan dapat juga
diberikan sebagai
profilaksis
Kesimpulan

22
Analisa yang dilakukan
mendapatkan hasil yang
sesuai.

V5:
Pada penelitian ini tidak
menyebutkan mengenai
kesamaan hasil terhadap
penelitian sebelumnya.
Karena penelitian ini
merupakan sebuah kasus
ang terjadi dilapangan.
Kesimpulan
Terdapat pembahasan non
interval.

23
B. Keputusan Klinis
Dari kedua artikel mengenai perawatan luka dan prinsip
penatalaksanaan tetanus, dari beberapa artikel mengenai perawatan luka
menggunakan NaCl , telah ditelaah untuk menentukan keputusan klinis peneliti
memiih artikel ke 1. Pemilihan artikel ini berdasarkan analisis yang telah
dilakukan. Artikel tersebut menjelaskan mengenai perawatan luka, region luka,
karakteristik luka,anastesi luka, irigasi dan debridement luka, kontaminasi luka,
penjahitan luka, pemberian antibiotic dan profilaksis, dan pemberian
antitetanus profilaksis.
Perawatan menggunakan NaCl lebih efektif dalam melakukan irigasi
luka. Irigasi luka menggunakan normal salin atau cairan NaCl 0,9% tidak lebih
meninggikan rasio infeksi jika dibandingkan dengan tap water. Artinya
penggunaan normal salin pada tindakan irigasi luka diperbolehkan dan
penggunaan normal salin sudah sangat sering dijumpai di semua rumah sakit
besar dalam penanganan irigasi luka. Bermacam metode irigasi luka untuk
debridemen luka saat ini dilakukan dan dibandingkan antara Normal Salin,
Iodophor dan Hidrogen Peroxide. Namun yang paling efektif membersihkan
bakteri adalah Normal Salin. Irigasi luka untuk tindakan debridemen luka rutin
sangat direkomendasikan pada tahap awal dari patah tulang terbuka di klinik -
klinik trauma atau Unit Gawat Darurat. Teknik irigasi juga akan menentukan
tingkat penyembuhan luka. Irigasi yang baik akan membersihkan luka dari
kotoran-kotoran yang akan menghambat penyembuhan luka. Irigasi yang baik
saat ini lebih baik menggunakan larutan NaCl 0,9%. Irigasi dengan tekanan
akan mampu membersihkan seluruh debris yang ada pada luka. Pada penelitian
ini didapatkan bahwa 53% dilakukan irigasi luka dengan tekanan menggunakan
siringe atau penekanan botol NaCl. Irigasi luka akan lebih efektif jika
menggunakan teknik irigasi dengan tekanan karena mampu mengeluarkan lebih
banyak debris dan material organik (bakteri, virus) dari permukaan luka tanpa
menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan sekitar luka. Pada penelitian

24
ini ditemukan luka kotor dan Vulnus Laceratum menjadi yang terbanyak
dibanding jenis luka yang lain. Tindakan disinfeksi dan irigasi menggunakan
normal salin untuk membersihkan kontaminan dari luka adalah tindakan yang
selalu dilakukan sebelum tindakan penjahitan luka.

C. Deskripsi Topik
Tabel 3.2 Deskripsi topik perawatan luka menggunakan NaCl
Penulis dan tahun Deskripsi Topic/Issue
Zuhan, A. Rahman, H. Januarman Tindakan irigasi pada pasien
(2016) dilakukan dengan menggunakan
cairan NaCl 0,9%. volume minimal
cairan yang digunakan dalam
melakukan tindakan irigasi luka yaitu
sebanyak 5 mL dan volume terbanyak
yang digunakan sebanyak 300 mL,
dengan median volume cairan yang
digunakan yaitu sebanyak 35 mL.
P,simanjuntak (2013) Perawatan luka menggunakan Nacl
dilakukan guna mencegah timbulnya
jaringan anaerob. Jaringan nekrotik
dan benda asing harus dibuang. Untuk
pencegahan kasus tetanus neonatorum
sangat bergantung pada penghindaran
persalinan yang tidak aman, aborsi
serta perawatan tali pusat selain dari
imunisasi ibu. Pada perawatan tali
pusat, penting diperhatikan adalah
jangan membungkus punting tali

25
pusat/mengoleskan cairan/bahan
apapun ke dalam punting tali pusat,
mengoleskan alkohol/povidon iodine
masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan
tali pusat lembab.

26
BAB IV
PEMBAHASAN
Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan akibat substansi jaringan
yang rusak atau hilang sehingga dapat menyebabkan kerusakan fungsi
perlindungan kulit dan dapat disertai dengan kerusakan jaringan lain. Luka
dapat terjadi akibat terjatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, trauma tajam
atau tumpul, maupun proses pembedahan. Jenis luka yang terjadi dapat berupa
luka lecet (70,9%), luka robek (23,2%), luka memar, luka sayat, luka tusuk,
maupun luka tembak. Trauma tajam adalah suatu rudapaksa akibat kontak
dengan benda tajam. Trauma tajam dapat mengakibatkan terbentuknya luka
iris atau luka sayat (vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka
bacok (vulnus caesum). Luka dapat diklasifikasikan sebagai jenis yang
berbeda, yaitu dari luka ringan, sedang sampai parah, dari luka kecil sampai
besar, dari luka dangkal sampai luka dalam, dari luka tidak menular sampai
infeksi, dari luka bakar, memar, luka pisau, crush injury, luka tertusuk jarum,
hingga luka tembak, dari luka akut hingga kronis.
Perawatan luka yang optimal memiliki peran penting dalam proses
penyembuhan luka agar dapat berlangsung dengan baik dan dalam waktu yang
singkat sehingga tidak menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya
perawatan luka. Penanganan umum luka terdiri dari preparasi bed luka dan
penutupan luka. Preparasi bed luka dilakukan melalui debridement, kontrol
bakteri, dan pengelolaan eksudat luka. Penutupan luka dilakukan bila luka
telah terpraparasi dengan baik dan dapat dilakukan per-sekundam, per-
primam, skin graft, flap, serta dengan menggunakan sel punca.
Irigasi dan debridement luka harus menggunakan cairan yang sesuai
dengan pH kulit seperti cairan NaCl karena sama memiliki kandungan sesuai
kebutuhan tubuh. Penilaian luka, penentuan tindakan, dan pemilihan dressing
pada perawatan luka dengan diagnosis apapun dilakukan berdasarkan kondisi
dan problem luka. Kondisi luka dapat diidentifikasi melalui warna dan

27
permukaan luka. Warna luka dapat disesuaikan dengan jenis luka, yaitu luka
akut, luka nekrotik (hitam), luka slough (nekrotik kuning), luka granulasi, luka
infeksi (kuning hijau), dan luka epitelialisasi. Permukaan luka dapat berupa
luka basah, luka kering, dan luka moist (lembap). Problem luka dapat berupa
infeksi bakteri, jaringan nekrotik, dan eksudat. Infeksi bakteri dapat dikontrol
dengan pemberian antibiotik, material antibakteri dan debridement. Jaringan
nekrotik dapat diatasi dengan debridement. Eksudat dapat diatasi dengan
pemberian produk aborptif.
Hal yang harus diperhatikan dalam penyembuhan luka yaitu tissue
(jaringan) yang akan dilakukan debridement apabila jaringan nonviable,
infection (infeksi) yang ditatalaksana dengan kontrol bakteri, moisture balance
(keseimbangan kelembapan) dengan pengelolaan eksudat dan pemilihan
dressing yang tepat, dan edge advancement (TIME)

Tabel 4.1 Prosedur pemberian perawatan luka menggunakan NaCl


Pengertian Membersihkan luka, mengobati luka
dan menutup kembali luka dengan
tekhnik steril atau bersih
Tujuan 1. Mencegah masuknya kuman dan
kotoran ke dalam luka.
2. Memberi pengobatan pada luka.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman
pada pasien.
4. Mengevaluasi tingkat kesembuhan
luka
Indikasi Pasien yang luka maupunluka lama,
luka psot operasi, luka bersih dan
luka kotor

28
Persiapan klien 1. validasi nama klien
2. Sudah terjalin trust dengan klien
3. Siapkan alat-alat
Tahap Orientasi
1. Lakukan 3S (senyum, sapa
dansalam ) pada pasien
2. Identifikasi kembali nama psien
untuk memastikan teapi dilakukan
ada orang yang tepat
3. Tanyakan keadaan pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan terapi
pada pasien
5. Berikan kesempatan pada pasien dan
keluarga untuk bertanya
6. Pastikan lingkungan representative,
cahaya cukup terang,
7. Berikan privasi pasiendnegan
menutup tirai
8. Cuci tangan

Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Mengatur posisi pasien sesuai
kebutuhan
3. Pasang perlak &pengalas di bawah
daerah luka.
4. Membuka peralatan.
5. Memakai sarung tangan.

29
6. Basahi kasa dengan bethadin
kemudian dengan menggunakan
pinset bersihkan area sekitar luka
bagian luar sampai bersih dari
kotoran.)gunakan teknik memutar
searah jarum jam
7. Basahi kasa dengan cairan NaCl 9%
kemudian dengan menggunakan
pinset bersihkan area luka bagian
dalam. gunakan teknik usapan
dariatas ke bawah+
8. Keringkan daerah luka dan Pastikan
area daerah luka bersih dari kotoran.
9. Beri obat luka sesuai kebutuhan ika
perlu.
10. Pasang kasa steril pada area luka
sampai tepi luka.
11. Fiksasi balutan menggunakan plester
atau balautan verband
sesuaikebutuhan.
12. Mengatur posisi pasien seperti
semula.
13. Alat-alat dibereskan.
14. buka sarung tangan.

Tahap terminasi
1. kaji respon pasien setelah diberikan
terapi

30
2. beri feedback positif kepada klien
3. lakukan kkontrak waktu untuk
kegiatan selanjutnya
4. cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil evaluasi dan pelaksanaan
terapi dalam dokumentasi pasien (catat
critical pointntya)

31
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

berdasarkan hasil analisa yang dilakukan tentang pengaruh perawatan

luka menggunakan NaCl pada pasien tetanus, menunjukan bahwa efektik

untuk mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka, memberi

pengobatan pada luka, memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien dan

mengevaluasi tingkat kesembuhan luka sesuai dengan tujuan dari SOP

Perawatan luka. Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya irigasi luka

paling banyak berupa cairan NaCl 0,9%.

B. Saran

Adapun saran dari penulis yaitu dalam penulisan pada telaah jurnal ini

lebih meninjau dan lebih menelaah dalam tentang perawatan luka,

dicantumkan lebih banyak penatalksanaan kepada pasien secara detail.

Perawatan luka dianjurkan pasien dalam keadaan luka yang disebabkan oleh

trauma, luka terbuka yang memerlukan jahitan dan luka perdarahan yang

tidak dapat dihentikan.artikel

32
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2020). Penulisan Literature riview dan systematic riview pada pendidikan
kesehatan. Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Erlangga
Edi Suryadi (2019). Metode Penelitian Komunikasi (dengan pendekatan kuantitatif).
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sudoyo, Aru W, dk. (2010) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI. Jakarta :
EGC
Zuhan, A, dkk. (2016). Profil Penanganan Luka Pada Pasien Trauma di instalasi Gawat
Darurat rumah sakit umum provinsi nusa tenggara barat. Jurnal kedokteran
2016 5 (3):21-26
Simanjutak . (2013) penatalaksanaan tetanus pada pasien anak. Fakultas kedokteran
universitas lampung. Medula, volume 1, nomor 4 oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai