Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SUKU

DINAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN KOTA ADMINISTRASI


JAKARTA BARAT

Oleh :
Toni Kristiana
Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Tangerang
Email : tonikristiana18@gmail.com

Dosen Pembimbing :
Muhasan, SE., MM

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengerauh antara motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi
Jakarta Barat.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan jumlah sampel 42
responden. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada sampel yang telah ditentukan pada Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
Kota Administrasi Jakarta Barat. Kuesioner tersebut dibuat dengan menggunakan skala likert. Teknik
alanalisis yang digunakan meliputi uji regresi berganda, uji korelasi, uji hipotesis secara parsial dan uji
hipotesis secara simultan dan uji koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS 22.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial motivasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai menunjukkan nilai thitung lebih besar dari ttabel, (2,395 > 2,015) atau sig < α ( 0,019 < 0,05),
berarti variabel motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Sedangkan variabel disiplin kerja
menunjukkan nilai thitung lebih besar ttabel (3,968> 2,015) atau sig < α (0,000 < 0,05), berarti disiplin kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
Kota Administrasi Jakarta Barat. Hasil dari koefisien determinasi Menjelaskan bahwa bahwa nilai R
Square sebesar 0,956 atau 95,6%. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 95,6%, sedangkan sisanya sebesar 4,4% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar variabel penelitian.

Kata kunci: Motivasi, Disiplin Kerja, dan Kinerja Pegawai

1. PENDAHULUAN aspek yang krusial dalam menunjang


Dalam menjalankan kegiatan, suatu produktivitas sebuah lembaga agar tetap
lembaga tentunya membutuhkan berbagai bertahan dan bersaing dengan lembaga
sumber daya sepetti modal, material dan lainnya, oleh karena itu lembaga harus
mesin atau fasilitas kerja lainnya. Lembaga mengelola sumber daya manusia dengan baik
juga membutuhkan sumber daya manusianya agar dapat meningkatkan produktivitas di
yaitu pegawai. Sumber daya manusia pada lembaga tersebut khususnya di Suku Dinas
hakikatnya adalah salah satu modal dan Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
memegang suatu peran yang paling penting Kota Administrasi Jakarta Barat.
dalam pencapaian tujuan lembaga, karena Selain itu suatu lembaga juga harus
memiliki bakat, tenaga dan kreatifitas yang dapat memiliki produktivitas yang baik untuk
sangat di butuhkan oleh lembaga untuk memenuhi target lembaga yang sudah
mencapai tujuan. Lembaga harus mampu ditetapkan. Factor yang memengaruhi kinerja
memiliki sumber daya manusia yang pegawai adalah motivasi dan disiplin. Kinerja
berkualitas, sumber daya manusia merupakan pegawai yang baik dan motivasi yang tinggi
akan membantu lembaga untuk dapat

1
Jurnal: Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat

memenuhi target lembaga tersebut dan saja seperti halnya berangkat, tugas selesai,
membantu mendapatkan keuntungan untuk pulang, lalu terima gajih di akhir bulan.
suatu lembaga, sedangkan bila kinerja Dengan memperhatikan uraian latar
pegawai menurun dan buruk maka akan belakang di atas, maka masalah dalam
merugikan lembaga tersebut. penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai
Motivasi kerja merupakan salah satu berikut:
unsur penting dalam kepegawaian di sebuah 1. Masih adanya kurang disiplin pegawai
lembaga, artinya motivasi harus dimiliki seperti yang datang telambat
setiap pegawai. Pegawai dengan motivasi 2. Masih adanya pegawai yang sering
kerja yang baik akan melaksanakan setiap mangkir dari pekerjaan seperti bolos kerja
pekerjaan yang diberikan dengan sebaik- 3. Masih adanya pegawai yang menumpuk
baiknya dan mengerahkan seluruh pekerjaan sehingga tidak efektif dalam
kemampuan yang dimiliki untuk bekerja
menyelesaikan suatu pekerjaan. 4. Kurangnya motivasi kerja pegawai dalam
Oleh karena itu motivasi kerja adalah melaksankan tugas
sebuah dorongan pada diri pegawai untuk 5. Peraturan yang belum berjalan dengan
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan optimal
dalam rangka pencapaian tujuan, hal tersebut 6. Kurangnya motivasi yang diberikan
sesuai dengan yang dikemukakan oleh 7. Kurangnya peningkatan kinerja pegawai
Djatmiko (2015:67), bahwa “Motivasi kerja Berdasarkan identifikasi masalah di
adalah suatu proses yang mendorong, atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai
mengarahkan dan memelihara perilaku berikut:
manusia ke arah pencapaian suatu tujuan”. 1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap
Motivasi kerja pegawai tidak kinerja pegawai Suku Dinas
selamanya dalam kondisi baik, oleh karena itu Penanggulangan Kebakaran dan
perlu adanya upaya untuk meningkatkan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta
motivasi kerja disaat motivasi kerja pegawai Barat?
menurun. Meningkatkan motivasi kerja 2. Apakah disiplin kerja berpengaruh
pegawai bisa dilakukan dengan terhadap kinerja pegawai Suku Dinas
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan Penanggulangan Kebakaran dan
pegawai secara materiil dan non materiil, serta Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta
motivasi tidak langsung dengan memberkan Barat?
fasilitas-fasilitas untuk menunjang pekerjaan. 3. Apakah motivasi dan disiplin kerja
Kurangnya motivasi kerja pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai
dalam melaksanakan tugas juga terdapat di Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran
lingkungan Suku Dinas Penanggulangan dan dan Penyelamatan Kota Administrasi
Kebakaran Kota Administrasi Jakarta Barat, Jakarta Barat?
dimana terdapat masih kurangnya motivasi Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
kerja dan beberapa hal lainnya seperti belum 1. Untuk mengetahui apakah motivasi
berjalan dengan optimalnya peraturan yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai
ada. Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran
Secara umum motivasi mengacu dan Penyelamatan Kota Administrasi
mengapa dan bagaimana seseorang Jakarta Barat?
bertingkah laku tertentu. Motivasi adalah 2. Untuk mengetahui apakah disiplin kerja
proses yang dinamis dimana setiap orang bisa berpengaruh terhadap kinerja pegawai
dimotivasi oleh hal-hal yang berbeda. Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran
Mungkin seeorang akan termotivasi untuk dan Penyelamatan Kota Administrasi
bekerja dengan gaji yang ditawarkan atau Jakarta Barat
kenaikan pangkat. Pada pegawai dengan 3. Untuk mengetahui apakah motivsi dan
motivasi yang tinggi , motivasi kerja bukan disiplin kerja berpengaruh terhadap
diperoleh dari status social intensif yang kinerja pegawai Suku Dinas
tinggi, namun motivasi kerja bagi mereka Penanggulangan Kebakaran dan
adalah usaha untuk mencapai hasil yang baik. Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta
Hasil riset menunjukan hanya sekitar Barat?
8% pegawai di Indonesia yang benar-benar Manajemen merupakan usaha yang
memiliki level motivasi yang tinggi, dilakukan secara bersama-sama untuk
komitmen dan motivasi yang kuat dengan menentukan dan mencapai tujuan-tujuan
pekerjaannya. Sisanya atau 92% hanya organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
melakukan pekerjaannya dengan begitu-begitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan

2
Toni Kristiana
Jurnal: Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat

pengawasan (controlling). Manajemen Disiplin pegawai adalah perilaku


merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya seseorang yang sesuai dengan peraturan,
disebut manajing dan orang yang prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah
melakukannya disebut manajer. sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
Manajemen sumber daya manusia dengan peraturan dari organisasi baik tertulis
merupakan ilmu dan seni yang di dalamnya maupun yang tidak tertulis. (Sutrisno,
terkandung fungsi – fungsi manajerial dan 2019:94). Disiplin kerja adalah suatu alat yang
operasional yang ditujukan agar sumber daya digunakan para manajer untuk berkomunikasi
manusia dapat dimanfaatkan seefektif dan dengan karyawan agar mereka bersedia untuk
seefisien mungkin untuk mencapai sasaran mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu
yang ditetapkan. Dengan perencanaan sumber upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
daya manusia dapat menentukan kebutuhan kesediaan seseorang untuk mentaati semua
akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
pengembangan, pengimplementasian, dan yang berlaku. (Veithzal, 2016:444).
pengontrolan kebutuhan tersebut yang Pengertian lain dari disiplin, yaitu prosedur
berintegrasi dengan rencana organisasi agar yang mengkoreksi atau menghukum karena
tercipta jumlah pegawai, penempata pegawai melanggar peraturan atau prosedur.
secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis. (Simamora, 2014:610)
Motivasi kerja merupakan motivasi Kedisiplinan merupakan keinginan
yang terjadi pada situasi dan lingkungan kerja dan kesadaran untuk mentaati peraturan
yang terdapat pada suatu organisasi atau organisasi dan norma sosial. Oleh karena itu
lembaga. Keberhasilan dan kegagalan disiplin merupakan sarana penting untuk
pendidikan memang sering dikaitkan dengan mencapai tujuan, maka pembinaan disiplin
motivasi kerja guru. Pada dasarnya manusia merupakan bagian dari manajemen yang
selalu menginginkan hal yang baik-baik saja, sangat penting. Manajemen apa saja dalam
sehingga daya pendorong atau penggerak yang pelaksanaannya memerlukan disipli segenap
memotivasi semangat kerjanya tergantung dari anggota organisasi. Disiplin dikatakan juga
harapan yang akan diperoleh mendatang jika sebagai sarana untuk melatih dan mendidik
harapan itu menjadi kenyataan maka orang-orang terhadap peraturan-peraturan agar
seseorang akan cenderung meningkatkan ada kepatuhan dan supaya dapat berjalan
motivasi kerjanya. Menurut Ngalim Purwanto dengan tertip dan teratur dalam organisasi.
(2016:72), motivasi mengandung tiga Disiplin juga dikatakan sebagai alat
komponen pokok, yaitu: berkomunikasi dengan para karyawan agar
1) Menggerakkan, berarti menimbulkan karyawan mau berbuat seperti apa yang
kekuatan pada individu, memimpin dianjurkan oleh atasan dan sesuai dengan
seseorang untuk bertindak dengan cara peraturan perusahaan yang telah ditetapkan.
tertentu. Menegakkan suatu kedisiplinan penting
2) Mengarahkan atau menyalurkan tingkah bagi perusahaan, sebab kedisiplinan berisikan
laku. Dengan demikian ia menyediakan peraturan-peraturan yang harus ditaati
suatu orientasi tujuan. Tingkah laku karyawan. Dengan kedisiplinan diharapkan
individu diarahkan terhadap sesuatu. dapat membuat pekerjaan seefisien mungkin.
Untuk menjaga atau menopang tingkah Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu
laku, lingkungan sekitar harus menguatkan yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan
(reniforce) intensitas, dorongan-dorongan dan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi
kekuatan-kekuatan individu organisasi adanya disiplin kerja akan
Disiplin kerja dapat didefeinisikan menjamin terpeliharanya tata tertib dan
sebagai suatu sikap menghormati, kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga
menghargai, patuh dan taat terhadap diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan bagi
peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang karyawan akan diperoleh suasana kerja yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menyenangkan sehingga akan menambah
menjalankannya dan tidak menggelak untuk semangat kerja dalam melaksanakan
menerima sanksi-sanksinya apabila ia pekerjaannya.
melanggar tugas dan wewenang yang Menurut Bintoro dan Daryanto. (2017:18)
diberikan kepadanya. (Sastrohadiwiryo, Kinerja adalah sesuatu yang ditampilkan oleh
2015:291). Sedangkan menurut Rivai, seseorang atau suatu proses yang berkaitan
Kedisiplinan merupakan fungsi operatif dengan tugas kerja yang ditetapkan. Kinerja
MSDM yang terpenting, karena semakin baik bukan ujung terakhir dari serangkaian sebuah
disiplin karyawan pada perusahaan, maka proses kerja, tapi tampilan keseluruhan yang
semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dimulai dari unsur kegiatan input, proses,
dicapai. (Rivai, 2019:824)

3
Toni Kristiana
Jurnal: Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat

output dan bahkan outcome. Ukuran kinerja atau sampel tertentu, pengumpulan data
pada dasarnya adalah kualitas. menggunakan intrumen penelitian, analisis
Ciri kinerja (etos kerja) antara lain adalah data bersifat statistic, dengan tujuan untuk
sebagai berikut: menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
 Melakukan yang terbaik dari yang dapat Pemahaman yang muncul dikalangan
dilakukan. Dengan mkana ini pengembang penelitian kuantitatif adalah
pengertiannya sama dengan Itqan. Pesan peneliti dapat dengan sengaja mengadakan
yang dikandungnya antara lain agar setiap perubahan terhadap dunia sekitar dengan
muslim memiliki komitmen terhadap mealakukan eksperimen.
dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam Tujuan penelitian lebih diarahkan
segala hal yang ia kerjakan, apalagi untuk untuk menunjukan hubungan antar variable,
kepentingan umat. memverifikasi teori, melakukan prediksi, dan
 Mempunyai makna lebih baik dari generalisasi. Teori-teori yang diajukan
prestasi atau kualitas pekerjaan dijadikan sebagai standar untuk menyatakan
sebelumnya. Makna ini memberikan sesuai tidaknya sebuah gejala yang terjadi, dan
pesan peningkatan yang terus menerus, disinilah muncul istilah kebenaran etik,
seiring dengan bertambahnya sebuah kebenaran berdasarka pada teori yang
pengetahuan, pengalaman, waktu dan diajukan peneliti. Menurut Tanzeh pada
sumber daya lainnya. bukunya pendekatan kuantitatif bertujuan
Penilaian kinerja adalah proses penilaian untuk menguji teori, dan membangun fakta,
hasil kerja yang akan digunakan oleh pihak menunjukkan gabungan antarvariabel,
manajemen untuk memberikan informasi memberikan deskripsi statistic, menaksir dan
kepada pegawai secara individual, tentang meramalkan hasilnya.
mutu hasil pekerjaannya di pandang dari sudut Desain penelitian yang menggunkan
kepentingan instansi. pendekatan kuantitatif harus terstruktur, baku,
Faktor-faktor ukuran dari kinerja pegawai formal , dan dirancang sematang mungkin
yang perlu dinilai antara lain adalah sebagai sebelumnya. Pendekatan yang dilaukan dalam
berikut: penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
 Quantity of work: jumlah kerja yang yang berfokus pada motivasi dan disiplin kerja
dilakukan dalam suatu periode yang terhadap kinerja pegawai Dinas
ditentukan. Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
 Quality of work: kualitas kerja yang Kota Administrasi Jakarta Barat.
dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya. Job 2. Tempat dan Waktu Penelitian
knowledge: luasnya pengetahuan Waktu penelitian dilakukan selama
mengenai pekerjaan dan keterampilannya. kurang lebih 4 (empat) bulan dari bulan
 Creativeness: keaslian gagasan-gagaan Agustus– September 2020. Adapun tempat
yang dimunculkan dan tindakan-tindakan dalam penelitian ini yaitu di Dinas
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
yang timbul. Kota Administrasi Jakarta Barat.
 Cooperation: kesediaan untuk bekerja
sama dengan orang lain atau sesama 3. Metode Pengumpulan Data
anggota organisasi. Menurut Gulo (2002:110) pengumpulan
 Dependability: kesadaran untuk dapat data merupakan aktivitas yang dilakukan guna
dipecaya dalam hal kehadiran dan mendapatkan informasi yang diperlukan
penyelesaian kerja dalam rangka mencapai tujuan dari suatu
 Initiative: semangat untuk melaksanakan penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah
tugas-tugas baru dan dalam memperbesar jawaban dari rumusan masalah ataupun
tanggung jawabnya. hipotesis penelitian, untuk dapat menjawabnya
 Personal qualities: menyangkut diperlukan data atau informasi yang diperoleh
kepribadian, kepemimpinan, keramah melalui tahapan pengumpulan data. Informasi
tamahan dan integritas pribadi atau data mempunyai karakteristik yang
berbeda beda sehingga membutuhkan metode
yang berbeda-beda pula. Jenis dan sumber
2. METODOLOGI PENELITIAN
data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,
1. Metode Penelitian yaitu :
Pendekatan penelitian ini merupakan 1. Data primer. Data primer adalah
penelitian kuantitatif. Metode penelitian responden individu, kelompok fokus, dan
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode panel yang secara khusus ditentukan oleh
yang digunakan untuk meneliti pada populasi peneliti dan pendapat bisa dicari terkait

4
Toni Kristiana
Jurnal: Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat

persoalan tertentu dari waktu ke waktu, 3. Angket/Kuesioner. Angket/Kuesioner


atau sumber umum seperti majalah atau adalah “teknik pengumpulan data melalui
buku tua (Sekaran, 2006: 61). Data penyebaran pertanyaan/isian langsung
diperoleh langsung dari responden yang oleh responden untuk menghimpun
bersangkutan. Sumber data primer dapat pendapat umum.”
diperoleh dengan cara membagikan 4. Studi dokumentasi.Studi dokumentasi
sejumlah kuesioner (angket penelitian) dimaksudkan sebagai cara untuk
kepada objek penelitian yang diisi memperoleh data dengan jalan
langsung oleh responden. mengumpulkan catatan tertentu yang
2. Data sekunder. Data sekunder yaitu data nyata, yang sudah tersedia sebagai
yang diperoleh secara tidak langsung atau sumber penyelidikan.
melalui media perantara. Data yang Analisis data merupakan salah satu
didapat dari kantor Suku Dinas kegiatan penelitian berupa proses penyusunan
Penanggulangan Kebakaran dan dan pengelolaan data guna menafsirkan data
Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta yang telah diperoleh. Menurut Sugiyono
Barat. Sumber informasi dapat bersumber (2016:147)yang dimaksud dengan analisis
dari penelitian terdahulu, literatur, dan data adalah sebagai berikut: “Analisis data
jurnal yang berhubungan dengan merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
permasalahan penelitian ini. responden atau sumber data lain terkumpul.
Untuk memperoleh dan Kegiatan dalam analisis data dalah
mengumpulkan data yang berguna didalam mengelompokan data berdasarkan variabel
penulisan skripsi ini, baik data yang tertulis dan jenis responden, mentabulasi data
maupun data yang tidak tertulis, maka penulis berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menggunakan teknik pengumpulan data menyajikan data tiap yang diteliti, melakukan
sebagai berikut : perhitungan untuk menjawab rumusan
1. Observasi. Observasi diartikan sebagai masalah, dan melakukan perhitungan untuk
pengamatan dan pencatatan secara menguji hipotesis yang telah diajukan.”
sistematik terhadap gejala yang tampak Analisis data digunakan untuk mengolah data
dalam objek penelitian. Jadi, dalam menjadi informasi, data akan menjadi lebih
penelitian ini langsung terjun ke lapangan mudah dipahami dan diinterpretasikan. Data
untuk mengadakan pengamatan dan yang akan dianalisis merupakan data hasil
pencatatan secara sistematis terhadap penelitian dari penelitian lapangan dan
objek yang diselidiki, terutama yang kepustakaan.
berkaitan dengan motivasi dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai. Data 3. HASIL PERHITUNGAN DAN
observasi ini hanya sebagai data PEMBAHSAN
tambahan tidak menjadi penentu hasil Dari hasil perhitungan analisis
penelitian. regresi linear berganda dengan bantuan
2. Wawancara. Wawancara atau interview program SPSS diperoleh Fhitung sebesar 42.023
adalah tanya jawab lisan antara dua orang dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikan),
atau lebih secara langsung. Metode ini Sedangkan Ftabel 3,23 Dengan demikian maka
penulis gunakan untuk menggunakan data Fhitung lebih besar dari Ftabel dan juga probabilitas
dan informasii tentang motivasi dan jauh lebih kecil dari 0.05, berarti bahwa
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. motivasi dan disiplin kerja secara bersma
Wawancara disini adalah proses berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
memperoleh keterangan dari Kepala Pengujian melalui uji t adalah dengan
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan membandingkan thitung dengan ttabel Pada taraf
Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta nyata α =0.05. Uji t berpengaruh signifikan
Barat, sekretariat, Kasubag, Kabag, Kasi, apabila hasil perhtungan thitung lebih besar dari t
dan para pegawai Dinas Penanggulangan tabel( t hitung> t tabel) atau probabilitas kesalahan
Kebakaran dan Penyelamatan Kota lebih kecil dari 5% (sig < 0,05).
Administrasi Jakarta Barat. Data-data Berdasarkan table 4.21, maka
yang berkaitan dengan penelitian seperti: pengujian variabel – variabel bebas dijabarkan
Profil Dinas Penanggulangan Kebakaran sebagai berikut:
dan Penyelamatan Kota Administrasi 1) Variabel motivasi (X1) menunjukkan
Jakarta Barat, struktur organisasi, sarana nilai thitung lebih besar dari t tabel, ( 2,395 >
dan prasarana dan lain-lain dengan tanya 2,015) atau sig < α ( 0,019 < 0,05),
jawab sambil bertatap muka antara berarti motivasi (X1) berpengaruh
sipenanya dan responden. terhadap kinerja pegawai pada Suku
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan

5
Toni Kristiana
Jurnal: Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat

Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta hasil kinerjanya maksimal. Hal ini sejalan
Barat. dengan penelitian yang dilakukan oleh
2) Variabel Disiplin Kerja (X2), Maulana Andaru Hakim (2019) dan Ilman
Menunjukkan nilai thitung lebih besar ttabel, Maulana (2017) menyatakan bahwa disiplin
(3,968> 2,015) atau sig < α (0,000 < kerja secara positif dan signifikan berpengaruh
0,05)berarti variabel keselamatan kerja terhadap kinerja pegawai. Disiplin kerja juga
(X2) berpengaruh terhadap kinerja mampu membantu pegawai untuk tertib, tepat
pegawai Suku Dinas Penanggulangan waktu dan sesuai dengan peraturan yang ada
Kebakaran dan Penyelamatan Kota menjalankan tugas sehingga semua pekerjaan
Administrasi Jakarta Barat lebih efektif dalam membantu mempersiapkan
Untuk menguji model penelitian ini dan melaksanakan kebijaksaan.
adalah dengan menghitung koefisien Motivasi dan disiplin kerja berpengaruh
determinasi (R2) pada intinya mengukur positif dan signifikan terhadap kinerja
seberapa jauh kemampuan model dalam pegawai. Motivasi dan disiplin kerja menjadi
menerangkan variasi dependen. Nilai salah satu perhatian utama Suku Dinas agar
koefisien determinasi adalah diantara nol dan tercapainya suatu tujuan utama, faktor tersebut
satu. Semakin besar R2 suatu variabel bebas diberikan untuk mewujudkan dan
me-nunjukkan semakin dominannya pengaruh menciptakan suasana tertib dalam
terhadap variabel tidak bebasnya, dan variabel melaksanakan tugas hasil kinerja yang lebih
bebas mempunyai R2 paling besar maksimal. Menurut penelitian yang dilakukan
menunjukkan pengaruh paling dominan oleh Ria Utami (2018) dan Ahmad Mulyadi
terhadap variabel tidak bebas. (2017) menyatakan bahwa motivasi dan
Berdasarkan koefisien determinasi disiplin kerja mempunyai pengaruh positif
dikatehui bahwa nilai R Square sebesar 0,956 terhadap kinerja pegawai.
atau 95,6%. Hal ini berarti bahwa pengaruh 4. KESIMPULAN
variabel motivasi dan disiplin kerja terhadap Berdasarkan hasil penelitian tentang
kinerja pegawai yaitu sebesar 95,6%, pengaruh motivasi, dan disiplin kerja terhadap
sedangkan sisanya sebesar 4,4% dipengaruhi kinerja pegawai Suku Dinas Pemadam
oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat,
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
menunjukan bahwa motivasi berpengaruh  Secara parsial, motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja terhadap kinerja pegawai, hal ini
pegawai. Hasil ini menunjukan bahwa dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel (2,395
motivasi merupakan suatu upaya yang > 2,015) atau sig < α ( 0,019 < 0,05),
berkesinambungan guna untuk meningkatkan sehingga hipotesis pertama yang diajukan
semangat kerja agar pegawai dapat diterima.
meningkatkan kinerjanya. Hal ini sejalan  Secara parsial, disiplin kerja berpengaruh
dengan penelitian yang dilakukan oleh Lalila terhadap kinerja pegawai, hal ini
Indah Pratiwi (2016) dan Ria Utami (2017) dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel,
menyatakan bahwa motivasi berpengaruh (3,968> 2,015) atau sig < α (0,000 <
secara positif dan signifikan terhadap kinerja 0,05), sehingga hipotesis kedua yang
pegawai. motivasi merupakan salah satu diajukan diterima
faktor penting dan berpengaruh dalam  Secara simultan, motivasi dan disiplin
mencapai kinerja pegawai yang baik, hal ini kerja berpengaruh terhadap kinerja
disebabkan karena dengan sikap atau pegawai. Hal ini dibuktikan dengan nilai
pandangan mendasar yang dipegang Fhitung > F tabel atau 42.023 > 3,23 dan
sekelompok manusia atau untuk menilai nilai Sig 0.000< 0.05, sehingga hipotesis
bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi ketiga yang diajukan diterima.
peningkatan kualitas kehidupan, sehingga
mempengaruhi motivasi dan semangat DAFTAR PUSTAKA
kerjanya.
Disiplin kerja berpengaruh positif dan Apri Dahlius, 2016. Pengaruh Fasilitas Kerja
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil ini Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada
menunjukan bahwa dengan adanya disiplin PT. Bank Riau Kepri. Universitas Riau
kerja maka pegawai dapat meningkatkan
kinerjanya dengan tertib dan sesuai aturan Chairunnisa, 2018. Pengaruh fasilitas Kerja dan
yang berlaku dalam menjalankan tugasnya, Lingkungan KerjaTerhadap Kinerja
dengan begitu pegawai dengan mudahnya Karyawan PT. Indoking Aneka Agar-Agar
akan mencapai target kerja yang di tentukan Industri.Medan
oleh suku dinas dengan mudah dan sudah pasti

6
Toni Kristiana
Jurnal: Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat

Dimas Okta Ardiansyah. 2016. Pengaruh Toto Tasmara. 2016. Membudayakan Etos Kerja
Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
dengan Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja.
Universitas Brawijaya Umar Husein, 2016. Metode Penelitian untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo
Feri, dkk. 2018. Pengaruh Stress Kerja, Motivasi Persada. Jakarta
Kerja, dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Tenaga Kerja pada Proyek Mall Wibowo, 2018. Manajemen Kinerja. Raja
Yani Golf di Surabaya. Jurnal Grafindo Persada. Jakarta
IPTEK, Vol.11, No.3, pp: 360-371.

Hasibuan, Malayu. S. P. 2016. Manajemen,


Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu. S. P. 2018. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Jakarta: PT. BumiAksara.

Hidayat, Felix. 2019. Motivasi Pekerja pada


Proyek Konstruksi di kota
Bandung. Konferensi Nasional-Media
Teknik Sipil, Vol. IX,  ISSN 1412-0976.

Madjid, N. 2018. Masyarakat Religius. Jakarta:


Pavamadina

Moekijat, 2018. Manajemen Personalia Sumber


Daya Manusia. Pustaka. Jakarta

Panji Anaraga. 2017. Psikologi Kerja. Jakarta:


Rineka Cipta

Samsudin, Sadili. 2015. Manajemen Sumber Daya


Manusia. Bandung: Pustaka Setia
.
Soetopo, Iman S. 2015. Pengaruh Motivasi Kerja
dan Pengawasan Terhadap Kinerja
Tukang pada Proyek Konstruksi
Bangunan Air. Tesis. Universitas Sultan
Agung. Semarang.

Sutrisno, Edy. 2019. Manajemen Sumber Daya


Manusia. Cetakan I. Jakarta: PT. Kencana
Media Group.

Sinamo, Jansen. 2017. Delapan Etos Kerja


Profesional. Jakarta: Institut Mahardika.

Sugiyono, 2019. Statistik Untuk Penelitian.


Alfabeta. Bandung
Suharsimi Arikunto, 2018. Prosedur Peneltian.
Rineka Cipta. Jakarta

Sukardewi, Nyoman, et. all. 2018. Kontribusi


Adversity Quotient (AQ) Etos Kerja dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru
SMA Negeri diKota Amlapura. Jurnal
Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala, volume 4.

7
Toni Kristiana

Anda mungkin juga menyukai