3. Unsur-unsur Sesorah
Unsur-unsur yang harus ada dalam kalimat adalah 5W (what, where, when,
why, who) 1H (how) - (apa, ing ngendi, kapan, kenapa, siapa, bagaimana)
4. Tujuan Sesorah
a. Kurangnya sikap (attitude) Sarira Seseorang yang dalam suasana hati yang
baik harus meninggalkan semua sikap buruk, yaitu berdiri dengan:
satu lembar kaki
kaki terlalu kencang atau terlalu lebar
lesu/kurang semangat
tidak vertikal atau horizontal
lantai mimbar/meja
kaku, seperti orang berjajar
abaikan tamu
pegang tiang mikrofon
b. Perubahan ekspresi wajah (wajah ekspresi)
sering tersenyum palsu
seolah-olah cemberut
tawa palsu
selalu berpikir
selalu berlutut atau menunduk
gugup
c. Perubahan tubuh yang tidak disengaja (gerakan)
sering bergandengan tangan
sering mengukur, mengukur telinga atau dahi, Isp
sering mencatat sering pegang mik, uji mik dengan meniupnya
tangan di saku (celana, kemeja)
a. Sikap saat pidato. ketika Anda berdoa, Anda harus berdiri tegak, tidak
bungkuk, dan tenang. dan jika Anda berdoa sambil duduk, Anda harus
berdiri dengan tangan lurus, jangan membungkuk atau bersandar. dalam
perayaan adat jawa sambil berdiri lebih baik direncanakan
b. bahasa yang digunakan mudah dimengerti, kata-katanya komunikatif
c. Suara harus diarahkan. Jika Anda berada di dalam kelas, jangan membuat
keributan, dinding depan tidak akan mengganggu orang-orang di belakang
Anda. Perbedaan lainnya adalah ketika berada di lapangan atau tempat
yang luas dan bising harus mengeluarkan suara yang keras, bisa juga
menggunakan sound system.
d. Perhatikan tema yang sesuai dengan suasana. Temanya sangat mudah
dipahami, karena cara pengungkapannya mempengaruhi suara, nada, dan
ekspresi, misalnya tema kebebasan berbeda dengan tema berkabung.
e. Suasana hati atau situasi. Dalam hal ini, setiap orang harus menyadari
situasi saat ini dan apa yang dibutuhkan. Jika waktu yang disediakan tidak
lama, sebaiknya singkat.
f. Waktu. Waktu ini harus diperhitungkan, waktu siang harus berbeda dari
waktu malam. Dia memanggil sesuai waktu, jika malam, jangan keras-keras.
g. Ruang. Percakapan di kelas tentu berbeda dengan di tempat ibadah. Tata
caranya harus memperhatikan ruang.
h. Pendengar (audiens). Saat berbicara, pembicara juga harus memperhatikan
siapa yang mendengarkan. Hal ini terkait dengan bahasa dan sastra
Sesorah.
TOLONG DICATAT