Anda di halaman 1dari 2

LATIHAN DASAR CPNS KOTA BONTANG ANGKATAN XXI

KELOMPOK 4 GRUP 1

Penggunaan Sistem Pemerintahan


Berbasis Elektronik (SPBE)
Sebagai Upaya Mitigasi Dampak
Negatif Pada Proses Penyederhanaan
Birokrasi

Dampak Penyederhanaan
Dampak negatif yang berpotensi timbul pada proses
penyederhanaan birokrasi terhadap kinerja organisasi
pemerintahan, antara lain:
Birokrasi (1) Sistem komando bottleneck dimana hanya terdapat
sedikit eselon yang akan bertanggung jawab membawahi
Berdasar Permenpan RB No.7 Tahun 2022 banyak jabatan fungsional dan jabatan pelaksana
Dampak positif yang dihasilkan dari penyederhanaan birokrasi, antara lain: maupun tim kerja (kelompok kerja/pokja) sehingga dapat
(1) Memperpendek proses pengambilan keputusan; menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi pegawai
(2) menghindarkan dari potensi saling melemparkan tanggung jawab penilai kinerja maupun pimpinan unit organisasi;
karena setiap ASN telah memiliki fungsi jabatan dan tanggung jawab (2) Waktu penyesuaian yang relatif lama dari ASN
terhadap pekerjaan yang lebih jelas; jabatan struktural yang beralih fungsi menjadi ASN
(3) mengurangi biaya untuk memberikan fasilitas dinas dan jabatan jabatan fungsional dikarenakan faktor usia yang
(efisiensi anggaran negara); menyulitkan untuk mempelajari hal-hal baru, kurang
(4) muncul lebih banyak inovasi baru dari jabatan fungsional dan jabatan melek teknologi, dan/atau tidak memiliki kompetensi
pelaksana yang kompeten; yang mencukupi untuk mengisi jabatan baru;
(5)kemudahan dan percepatan pemberian pelayanan publik kepada (3) Persyaratan angka kredit (DUPAK) untuk jabatan
masyarakat, perusahaan, dan para pemangku kepentingan (stakeholder) fungsional yang masih terlalu rumit;
lainnya. (4) Tim penilai angka kredit belum tersedia di semua
daerah dimana sebagian besar harus mengirim data
angka kredit melalui jasa pos ke Pemerintah Pusat dan
menunggu relatif lama untuk diverifikasi hingga
mendapatkan validasi.
Sistem Pemerintahan Pada upaya percepatan pelaksanaan SPBE dalam menunjang
penyederhanaan birokrasi, menurut penulis terdapat 10
Berbasis Elektronik (sepuluh) langkah kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain:
(1) Perombakan sistem kerja tradisional (hierarki) menuju
Perannya Dalam Mengatasi Dampak Negatif sistem kerja kolaboratif dan dinamis yang semakin lincah dan
Penyederhanaan Birokrasi fleksibel di setiap unit kerja dan instansi pemerintahan;
(1) Membangun tatakelola sistem pemerintahan berbasis (2) Pembuatan analisis jabatan dan beban kerja untuk setiap
elektronik terpadu yang dapat membantu pegawai penilai ASN, terutama bagi ASN yang mengalami alih-fungsi jabatan
kinerja dan pimpinan unit organisasi untuk mengawasi sejauh struktural menjadi jabatan fungsional;
mana perkembangan pelaksanaan tugas individu jabatan (3) Pembuatan analisis kebutuhan diklat bagi ASN yang belum
fungsional dan pelaksana maupun pokja yang mereka bawahi; memiliki kompetensi sesuai dengan fungsi jabatannya yang
(2) Peningkatan kompetensi dan inovasi dari ASN jabatan baru;
fungsional dan jabatan pelaksana yang memiliki kemauan dan (4) Pembuatan tim-tim kerja (pokja) yang bertanggung-jawab
kemampuan untuk belajar hal-hal baru melalui seminar, melaksanakan tugas lintas jabatan, lintas unit kerja, dan/atau
pelatihan, hingga sertifikasi kompetensi; lintas instansi;
(3) Membangun pondasi teknologi informasi seperti sistem (5) Perencanaan kinerja dan penetapan perjanjian kerja ASN
informasi angka kredit (DUPAK) ASN jabatan fungsional yang berdasarkan tanggung jawab dalam tugas individu maupun
terintegrasi antara daerah dengan pusat, aman dari kebocoran tugas tim-tim kerja;
data, mudah diakses dimana saja, dan dapat diandalkan (6) Memberikan usulan blueprint sistem penyimpanan
sebagai dasar untuk pertimbangan kenaikan jenjang karier; terintegrasi dengan model validasi berjenjang;
(4) Memperbaiki citra lembaga pemerintahan di mata (7) Memberikan sosialisasi penggunaan SPBE kepada
masyarakat karena berhasil mewujudkan tatakelola masyarakat dan stakeholder lainnya terkait pelayanan publik;
pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel (8) Melakukan ujicoba pelayanan publik berbasis SPBE
yang terindikasi dari pelayanan publik yang berkualitas dan dengan menggunakan aplikasi maupun website kepada
terpercaya. masyarakat;
(9) Mempublikasikan hasil ujicoba melalui rapat, seminar,
webinar, penerbitan jurnal ilmiah, hingga mengikuti kompetisi
nasional dengan harapan dapat menjadi program percontohan
untuk digunakan secara masif oleh unit kerja dan instansi
pemerintah lainnya; serta
(10) Melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara
terus-menerus dalam rangka perbaikan berkelanjutan produk-
produk SPBE yang telah dihasilkan.

Disusun Oleh:
dr. Muhammad Irfan Hidayat
NDH 13
Saat ini, masih terdapat jarak (gap) yang relatif lebar antara
tuntutan kinerja jabatan dengan kompetensi yang dimiliki ASN
dikarenakan peralihan fungsi dari jabatan struktural menjadi Dandalia Cahyaning Ratri, S.Si.
jabatan fungsional. Melalui tersedianya SPBE, penulis NDH 06
mengharapkan akan tersedia lebih banyak seminar, pelatihan,
dan sertifikasi kompetensi berbasis teknologi informasi untuk
ASN dalam rangka menjembatani gap tersebut. Selain itu, Danda Prasna Satwika, S.T.
terdapat pula masalah tumpang-tindih data dan lokasi data NDH 05
yang tersebar di banyak perangkat komputer dan laptop yang
dimiliki oleh instansi pemerintah. Hal ini dikarenakan belum
tersedianya sistem penyimpanan data yang terintegrasi dan dr. Salwah Nur
terstandarisasi dengan baik. Melalui tersedianya SPBE, penulis NDH 14
mengharapkan penyediaan sistem Satu Server Satu Indonesia
dimana: (a) penyimpanan data seluruh instansi di NKRI
Hilda Florennia Pratiwi, S.E.
terpusat pada satu server nasional, (b) dilengkapi dengan SOP,
Juklak, dan Juknis, serta (c) memiliki beberapa jenjang validasi NDH 21
sehingga data yang masuk ke dalam server merupakan data
final.

Anda mungkin juga menyukai