Anda di halaman 1dari 4

Pembinaan Kompetensi Mengajar Micro Teaching

HOWARD GARDNER DAN TEORI KECERDASAN MAJEMUK

Dosen Pengampu :
Dra. Sriyanti Rahmatunnisa, M.Pd
Nama :
Amelia Ramadhani
NIM :
20200810100019
Semester :
Empat (4)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
MAJEMUK
Jakarta (03/03/21) Tahun 1983 Howard Gardner, seorang tokoh pendidikan berkebangsaan
Amerika, menulis sebuah buku berjudul, “Frames of Mind: The Theory of Multiple
Intelligences.” Pemikiran Gardner dalam buku ini telah sukses mendobrak mindset kaku dunia
pendidikan pada waktu itu.
Melalui buku itu Gardner memberikan pandangan bahwa tidak ada anak yang tidak cerdas.
Setiap anak memiliki kelebihannya sendiri-sendiri dan kecerdasan logika bukanlah satu-satunya
kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Implikasi pandangan Gardner bagi dunia pendidikan
adalah munculnya sebuah pandangan baru bahwa setiap anak adalah individu yang unik. Guru
dan tenaga kependidikan harus melihat berbagai variasi dalam belajar, di mana setiap variasi
memberikan konsekuensi dalam cara pandang dan evaluasi dari pendidik.

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik.
Anak yang memiliki kecerdasan ini kuat dalam bidang bahasa, mudah mengingat informasi
lisan dan tertulis, suka menulis dan membaca, jago debat dan berpidato, suka melontarkan
humor, dan bisa menjelaskan sesuatu dengan baik.
2. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk menemukan dan
memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Anak dengan kecerdasan ini mengandalkan imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar,
pola, desain, serta tekstur. Kemampuan spasial-visual dimiliki oleh arsitek, pelukis, seniman,
dan desainer.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan.
Anak yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik.
5. Kecerdasan Musikal
Anak yang memiliki kecerdasan ini dapat memainkan alat musik, mampu memahami dan
membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Anak dengan kecerdasan intrapersonal mampu memahami diri sendiri. Jika kecerdasan ini
menonjol pada diri anak, maka dia bijaksana dan bisa mengendalikan keinginan serta
perilakunya. Ia juga piawai dalam membuat rencana dan mengambil keputusan.

7. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain.
Beberapa hal yang termasuk kecerdasan interpersonal meliputi kemampuan menjalin
hubungan baru dengan orang lain, menjalin kerja sama dengan orang lain, kemampuan
berkolaborasi, empati, kemampuan menginterpretasikan perasaan orang lain melalui bahasa
tubuhnya, kecakapan komunikasi, serta kemampuan bergotong royong.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan mengategorikan tanaman,
hewan, dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup.
Anak yang memiliki kecerdasan naturalis biasanya memiliki persepsi yang baik untuk
melihat perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jika anak suka membaca dan mengkoleksi
bebatuan, kerang, serangga, dan lain-lain maka ia memiliki kecerdasan naturalis.

Kecerdasan majemuk memberikan perspektif tentang beragamnya kecerdasan yang mungkin


dimiliki anak. Berkaitan dengan itu, Mendikbud Mas Nadiem Makarim menggagas Asesmen
Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen kepada peserta didik dilakukan
berdasarkan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum, yakni literasi dan numerasi. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui potensi kecerdasan yang dimiliki anak dengan tidak hanya
berpatokan pada unsur kognitif semata.
Sobat Revmen, setiap anak itu unik. Anak yang tidak menguasai satu kecerdasan bukan berarti
dia tidak cerdas. Melainkan anak ingin menguasai kecerdasan yang lain. Mari dorong anak untuk
terus mengembangkan bakat mereka demi perkembangan diri mereka sendiri dan perubahan
Indonesia yang lebih baik. Mendorong bakat dan kesukaan anak merupakan salah satu sikap
yang sesuai dengan revolusi mental, khususnya pada Kegiatan Prioritas 3, yakni revolusi mental
dalam sistem sosial untuk memperkuat ketahanan, kualitas dan peran keluarga dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai