Disusun Oleh:
1.Muhammad Jumadi :1802210049
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
ii
MENGETAHUI
DI SUSUN OLEH:
DISETUJUI
PEMBIMBING
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala Karena
dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Peningkatan Jalan Rigid “Pada Ruas Jalan
Bukit Baru-Gandus”.
Kerja Praktik ini adalah untuk menyelesaikan teori dan pelaksanaan dilapangan,
baik dalam hal perhitungan maupun yang menyangkut pemecahan masalah yang
kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini ucapan terima kasih khususnya kami
sampaikan kepada :
Pembimbing
vi
Pramuka Gandus”
Gandus”
Bapak/Ibu yang telah ikhlas membantu kami sehingga tersusun laporan kerja
praktek ini. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya
Palembang,............... 2022
PENULIS
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1.Latar Belakang...........................................................................................1
Perkerasan Lentur.................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................... 47
4.5.Pekerjaan Finishing..................................................................................54
4.5.1.Perkerjaan Groovi..................................................................................54
iii
5.1. Kesimpulan.............................................................................................55
5.2. Saran.......................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
nasional.
Sasaran yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan prasarana
sesuai lagi dengan kondisi saat pelaksanaan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu
disesuaikan dengan anggaran yang ada, maka pada item pekerjaan tertentu terjadi
Gandus ini telah terlaksana sebagai sarana perhubungan lalu lintas yang lancar,
maka akan tercipta pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan yang
lebih baik.
20 Juni 2022 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2022. Maka dalam laporan ini
Tujuan
berkelanjutan.
lingkungan.
kegiatan masyarakat.
diterapkan di perkuliahan.
Manfaat
seorang engineer.
Consulting Engineer.
disajikan dalam 5 Bab yang tersusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan di jelaskan mengenai latar belakang, maksud dan
Bab IVPembahasan
Pada bab ini dijelaskan bahan dan peralatan yang digunakan serta metode
Bab V Penutup
Dalam bab penutup ini akan berisi kesimpulan dari materi yang telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jalan adalah suatu kepentingan vital yang harus terpenuhi pada zaman
sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman, maka kebutuhan akan jalan juga
kehidupan bangsa, sesuai dengan UU. No. 13/1980 tentang jalan, pemerintah
yang tidak dapat lagi dipergunakan untuk keperluan lain (Ir. J. Honing, 1981)
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel (UU No. 38 Tahun 2004)
Jalan merupakan bagian dari jalur gerak, median dan pemisah luar (MKJI,
1997)
10
hidup mereka terutama makan dan minum (Ir. Djoko Untung Soedarsono,
1982)
Jalan merupakan rute atau jalur yang terbuat dari berbagai bahan secara
tegangan atau tekanan akibat beban roda sehingga mencapai tingkat nilai yang
Kemiringan
Medan
1 Datar D <3
2 Berbukit B 3-5
3 Pegunungan P >25
Sumber:Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditijen Bina Marga, 1997
11
lapisan tambahan yang terletak antara tanah dan roda atau lapisan
paling atas dari badan jalan. Lapis tambahan ini dibuat dari bahan khusus
yang lebih baik dan dapat menyebarkan beban roda yang lebih luas diatas
permukaan tanah, sehingga tegangan yang terjadi karena beban lalu lintas
menjadi lebih kecil dari tegangan ijin tahan. Bahan ini selanjutnya disebut
Yaitu:
yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada
dasar(subgrade)
12
).
Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang terletak di atas tanah
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan
Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan
setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan dibawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai:
tanah dasar.
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai:
a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
aus).
c.Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis
pondasi bawah (biasa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi
perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena
tinggi, akan mendistribusikan beban kebidang tanah dasra yang cukup luas
plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana
dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan
tidak sebaik pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.
Lentur
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton
semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar.
Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap
Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri. Hal ini berbeda dengan
beban lalu lintas adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan
dari tanah
terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih bagian dari
disebabkan oleh lapisan tanah dasar yang tidak stabil, beban lalu lintas,
semen, baik pada jalan baru maupun pada jalan lama (lapis tambah beton
a. Umum
penggalian dan penimbunan, atau pelaksanaan lapis pondasi dengan atau tanpa
permukaan secara tepat sangat penting dalam pelaksanaan ditinjau dari segi
Dianjurkan agar lapis pondasi bawah diperlebar paling sedikit 60 cm diluar tepi
18
tanah expansif dan memberi landasan yang cukup bagi roda rantai mesin
pembentukan akhir dilakukan dengan alat yang bergerak di atas acuan yang
menonjol harus dikupas hingga elevasi sesuai dengan gambar rencana. Bagian-
bagian yang rendah harus diisi dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan
b. Persyaratan permukaan
dasar harus dibentuk sesuai dengan kemiringan pada potongan melintang yang
Permukaan tanah dasar agar dijaga tetap rata dan padat sampai pondasi atau
yang berlaku untuk tanah dasar berlaku pula untuk lapis pondasi. Toleransi
19
cukup. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga penguapan yang cepat dan
semen. Bila disyaratkan penggunaan lembar kedap air maka lembar tersebut
lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah sobeknya
2.7.3.Penyiapan pembetonan
mm bila diuji sebagai balok biasa dengan bentang 3,00 m dan beban
yang sama dengan tebal rencana pelat beton semen, dan lebar dasar
acuan sama dengan 0,75 kali tebal pelat beton tapi tidak kurang dari
dan getaran alat penghampar dan alat pemadat. Lebar flens penguat
yang dipasang pada dasar acuan harus menonjol keluar dari acuan
tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Dalam pemeriksaan kelurusan dan
kerataan acuan, variasi kerataan bidang atas acuan tidak boleh lebih
Pemasangan acuan
pondasi yang tidak stabil, pondasi harus diperbaiki terlebih dahulu dan
dipasang pada posisi yang benar, tanah dasar atau lapis pondasi bawah
pada kedua sisi luar dan dalam dasar acuan harus dipadatkan dengan
Acuan harus diikat pada tempatnya, paling sedikit dengan tiga pasak
kuat sehingga tidak dapat bergerak. Pada setiap titik acuan tidak boleh
Pembongkaran acuan
udara turun dibawah 10° C pada kurun waktu 8 jam sejak pengecoran
beton, acuan agar dipasang lebih lama guna menjamin bahwa ujung
dibongkar.
Acuan gelincir
pada setiap jalur. Pesan dari sensor pengendali elevasi dan arahnya
Ruji harus polos, tidak kasar atau tidak memiliki tonjolan sehingga tidak
pelindung muai yang terbuat dari logam (metal expansion cap) pelindung tersebut
harus menutupi bagian ujung ruji dengan jarak 5 cm - 7 cm. Pelindung harus
memberikan ruang pemuaian yang cukup, dan harus cukup kaku sehingga pada
waktu pelaksanaan tidak rusak. Batang ruji harus ditempatkan di tengah ketebalan
pelat. Kepadatan beton di sekeliling ruji harus baik agar ruji bisa berfungsi secara
sempurna. Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan
bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah karat kering, maka bagian ini
24
harus dilapisi dengan dengan cat atau diolesi dengan bahan anti lengket sebelum
ruji dipasang pelindung muai. Ujung batang ruji yang dapat bergerak bebas harus
dilengkapi dengan tupi/penutup topi pelindung muai. Pelapis ruji dari jenis plastik
atau jenis lain dapat digunakan sebagai pengganti bahan anti lengket.
Ruji atau batang pengikat dan komponen perlengkapan ruji seperti dudukan untuk
penyangga tulangan, yang diletakkan pada pondasi bawah harus cukup kuat untuk
Dudukan ruji harus ditempatkan pada lapis pondasi bawah atau tanah dasar yang
sudah dipersiapkan. Perlengkapan ruji harus ditempatkan tegak lurus sumbu jalan,
kecuali ditentukan lain pada Gambar Rencana. Ruji harus ditempatkan dengan
kuat pada posisi yang telah ditetapkan sehingga tekanan beton tidak akan
memanjang pada sumbu jalan harus diatur sedemikian rupa sehingga mempunyai
jarak sama dari tepi-tepi pelat. Susunan batang ruji dan dudukannya harus
dipasang pada garis dan elevasi yang diperlukan dan harus dipegang kuat pada
dudukannya dibuat secara bagian demi bagian maka susunan tersebut harus
Batang pengikat harus terbuat dari batang baja ulir yang memenuhi spesifikasi
25
mm. Apabila digunakan batang pengikat dari jenis baja lain, maka baja tersebut
d. Tulangan
Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, lemak atau bahan-bahan organik
lainnya yang bisa mengurangi lekatan dengan beton atau yang dapat menimbulkan
kerugian lainnya. Pengaruh karat, kerak, atau gabungan dari keduanya terhadap
ukuran, berat minimum, serta sifat-sifat fisik yang dihasilkan melalui pengujian
benda uji dengan sikat kawat, tidak memberikan nilai yang lebih kecil dari yang
disyaratkan.
e. Pembetonan
Beton yang dihasilkan harus memenuhi kekuatan sesuai dengan yang ditentukan
dalam perencanaan. Kandungan udara harus masih dalam batas yang dianjurkan
sesuai dengan ukuran agregat dan daerah di mana beton akan digunakan. Beton
harus mempunyai faktor air semen yang tidak lebih besar dari yang dianjurkan
Campuran beton yang dibuat untuk perkerasan beton semen harus memiliki
terjadi segregasi atau bliding dan setelah beton mengeras memenuhi kriteria
a) kadar air dan kandungan udara; Kadar air harus dijaga serendah mungkin
(dalam batas kemudahan kerja) untuk mendapatkan beton yang padat dan awet
b) mutu agregat; Untuk mendapatkan kualitas beton yang diinginkan mutu agregat
didasarkan pada percobaan penakaran skala penuh pada awal pekerjaan. Apabila
menunjukkan bahwa nilai tersebut dapat diturunkan. Disarankan kuat tarik lentur
beton yang ditentukan untuk tujuan perencanaan dan keawetan pada umur 28 hari
27
tidak boleh lebih kecil dari 4 MPa (40 kg/cm2 ). Bila dalam perencanaan
dimasukkan parameter lain dari beton, maka kebutuhan semen per m3 beton
berdasarkan pengalaman. Dalam hal apapun kadar semen tidak boleh lebih kecil
Pengecoran beton harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi segregasi.
Tinggi jatuh adukan beton harus diperhatikan antara 0,90 m – 1,50 m tergantung
dan talang. Untuk beton tanpa tulangan adukan beton dapat dituangkan di atas
setting).
Bila pelaksanaan perkerasan dilakukan pada cuaca panas dan bila temperatur
dilakukan. Air harus dilindungi dari panas sinar matahari, dengan cara melakukan
pengecatan tanki air dengan warna putih dan mengubur pipa penyaluran atau
dengan cara lain yang sesuai. Temperatur agregat kasar diturunkan dengan
pada saat dituangkan lebih dari 320 C. Kehilangan kadar air yang cepat dari
Pada kondisi yang sangat terpaksa berkurangnya kadar air bisa diimbangi dengan
melakukan pengkabutan.
f.2. Penghamparan.
a) metoda menerus; Pada metoda ini beton dicor secara menerus. Sambungan-
sambungan melintang dapat dibuat ketika beton masih basah atau dengan cara
b) metoda panel-berselang. Pada metoda ini beton dicor dengan sistem panel-
panel berselang. Panel-panel yang kosong di antara panel-panel yang sudah dicor,
harus disediakan penghampar jenis dayung (paddle) atau ulir (auger), atau ban
berjalan, maupun jenis wadah (hopper) dan ulir, kecuali apabila digunakan
yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan cara manual. Beton harus
dihampar dengan ketebalan yang sesuai dengan tipe dan kapasitas alat pemadat.
diperkuat oleh dudukan kemudian beton dicor dan dipadatkan dari atas.
f.3. Pemadatan.
Adukan beton harus dipadatkan dengan sebaik-baiknya. Ada dua metoda untuk
getaran.
a) pemadatan dengan tangan (hand tamping); Alat ini biasanya digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan kecil. Alat ini dapat dibuat dari balok kayu berukuran 22,5
x 7,5 mm2 dengan panjang sesuai lebar jalur yang dicor. Bagian bawah tepi
balok kayu diperkuat dengan pelat besi tebal 5 mm seperti diperlihatkan pada
ulang. Setelah pemadatan selesai, alat ini bisa sekaligus dipakai untuk
vibrating beam). Alat ini berupa balok yang bertumpu di atas acuan-acuan
pada permukaan beton, dan harus sudah selesai sebelum pengikatan awal
terjadi. Untuk daerah di sekitar ruji dan dudukan, pada tepi-tepi dan sudut-
sudut sekitar fasilitas drainase, dan pada pelat-pelat tidak beraturan, pada jalan
dengan alat perata. Beton yang masih dalam keadaan plastis diberi tekstur untuk
beberapa cara. Ini termasuk penarikan karung goni (burlap), penyikatan dengan
Tekstur yang dibuat dengan cara penarikan burlap cocok untuk jalan dengan
kecepatan lalu lintas rendah. Cara ini dilakukan dengan menarik lembar burlap
pada arah memanjang permukaan perkerasan. Sebagai contoh burlap yang terdiri
dari 4 lapis dan berat sekitar 340 gr/m2 dapat menghasilkan tekstur dengan
kedalaman sekitar 1,5 mm. Biasanya untuk mendapatkan tekstur permukaan yang
untuk pembuatan tekstur awal dan yang berikutnya untuk pembuatan tekstur
permukaan akhir. Burlap harus dijaga agar selalu lembab dan bersih sepanjang
hari.
31
maupun yang tinggi di daerah yang peka terhadap kebisingan. Penyikat bisa
dikerjakan dengan cara manual atau mekanis yang akan menghasilkan tekstur
Gambar 6a. Penyikatan biasanya dilakukan dalam arah melintang. Sikat harus
terbuat dari kawat kaku dan lebar sikat tidak boleh kurang dari 45 cm. Sikat harus
terdiri dari dua baris dengan jarak 2 cm dari sumbu ke sumbu, masing-masing
baris terdiri dari beberapa ikatan kawat dengan jarak antar ikatan 1 cm, yang
setiap ikatan terdiri dari 14 kawat. Letak ikatan kawat harus dipasang secara
zigzag. Panjang kawat 10 cm dan harus diganti apabila panjangnya menjadi 9 cm.
Pembuatan alur harus didahului oleh penarikan karung goni, yang terakhir diikuti
dengan panjang 12,5 cm dan jarak antar kawat 2 cm dalam arah memanjang serta
2,5 cm untuk arah melintang yang dipasang secara acak. Lakukan penggoresan
h.1. Perlindungan.
Setelah beton dicor dan dipadatkan, hingga berumur beberapa hari, beton harus
a) pencegahan retak susut plastis; Retak susut plastis adalah retak yang terjadi
pada permukaan beton basah dan pada saat masih plastis. Penyebab utama dari
retak tipe ini adalah pengeringan permukaan beton yang terlalu cepat yang
dipengaruhi oleh kelembaban relatif, temperatur beton dan udara serta kecepatan
angin. Tingkat penguapan akan sangat tinggi bila kelembaban relatif kecil,
temperatur beton lebih tinggi dari temperatur udara, dan bila angin bertiup pada
permukaan beton. Bilamana terjadi kombinasi panas, cuaca kering dan angin yang
Pengeringan yang cepat juga terjadi pada cuaca dingin, jika temperatur beton pada
saat pengecoran adalah lebih tinggi dari pada temperatur udara. Jika laju
penguapan air lebih dari 1,0 kg/m2 per jam, pencegahan harus dilakukan untuk
− buat pelindung angin untuk mengurangi pengaruh angin dan atau sinar
harus ditutup dengan bahan seperti plastik, terpal atau bahan lain yang sesuai.
h.2. Perawatan
Perawatan perlu dilakukan dengan seksama karena sangat menentukan mutu akhir
harus dirawat. Salah satu perawatan yang baik adalah dengan cara penyemprotan
bahan larutan yang sesuai, seperti pigmen putih (white-pigmented), bahan dasar
selaput kompon yang sesuai dengan ASTM C309. Kompon harus disemprotkan
dengan jumlah 0,3 ltr/m2 (3,75 m2 /ltr) untuk tebal pelat ≥ 12,5 cm dan 0,2 ltr/m2
(2,5 m2 /ltr) untuk tebal pelat < 12,5 cm. Bidang-bidang tepi perkerasan harus
segera dilapisi paling lambat 60 menit setelah acuan dibongkar. Apabila pada
tersebut harus segera diperbaiki. Metoda perawatan yang lain seperti dengan
34
Penempatan lembaran plastik putih harus dilaksanakan pada saat permukaan beton
masih basah. Jika permukaan terlihat kering sebelum beton mengeras, harus
perkerasan beton. Lembaran penutup harus dilebihkan pada tepi perkerasan beton
dengan lebar yang cukup sehingga dapat menutup sisi samping dari permukaan
pelat beton setelah acuan samping dibuka. Lembaran tersebut hendaknya masih
berada pada tempatnya selama waktu perawatan. Penggunaan karung goni yang
tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras guna mencegah
pelekatan. Penutup harus dipertahankan dalam keadaan basah dan pada tempatnya
3.7
3.8
35
36
T-12-2003)
- Manuverkendaraan
a.Pesan rambu
Apabila berdampak lebih luas pada arus lalu lintas perlu analisa lebih
lanjut.
37
penyandang cacat.
Ketentuan rambu
- Mudah dipasang
- Mudah dipindahkan
- Mudah diangkut
Pengujian pada slump beton dapat dilakukan apabila kombinasi bahan untuk
membentuk beton sudah mencapai sifat plastis. Pada dasarnya, tujuan dari
pada adonan beton yang dibuat. Pengaruh kelecekan ini memiliki kegunaan
Kisaran nilai slump yang biasa digunakan sekitar 8 cm hingga 12 cm. Apabila
beton jelek. Nilai seperti ini biasanya terdapat pada beton non pasir.
Nilai slump pada beton dipengaruhi oleh nilai fas dengan bandingan lurus.
Maksudnya, apabila nilai fas kecil maka nilai slump juga menjadi kecil.
39
Apabila nilai fas menjadi besar maka nilai slump memiliki nilai semakin
besar.
pengujian diantaranya:
menaikkan konus.
tinggi turunan adonan beton setelah pengangkatan wadah. Adukan beton yang
nilai slump 7 hingga 12 cm. Sedangkan, nilai slump pada pemdatan beton
memiliki kisaran nilai 12,5 cm lebih. Sebenarnya, penggunaan alat getar perlu
dihindari agar tidak terjadi segregasi agregrat dan bleeding. Hal itu dilakukan
40
agar hasil adonan beton memiliki ketangguhan dan daya tahan lebih lama
BAB III
Rigid pavement adalah istilah teknis untuk setiap permukaan jalan yang terbuat
dari beton. Jalan beton disebut kaku sedangkan jalan yang dilapisi aspal bersifat
permukaan jalan itu sendiri saat digunakan dan dari waktu ke waktu. Keuntungan
menahan suatu bentuk. Ada tiga tipe dasar perkerasan kaku yang umum
Desain dasar perkerasan kaku sangat sederhana. Lapisan permukaan, terdiri dari
Lapisan langsung di bawah PCC lebih fleksibel daripada beton, tetapi masih
cukup kaku. Lapisan ini menyediakan dasar yang stabil untuk PCC serta
yang pertama yang bahkan lebih fleksibel, sementara beberapa hanya memiliki
tanah yang ada. Faktor terbesar dalam memutuskan apakah lapisan kedua ini
Perkerasan lentur dan kaku adalah dua gaya dasar permukaan jalan. Perkerasan
lentur hampir selalu berupa aspal sedangkan perkerasan kaku adalah beton.
Perbedaan antara kedua gaya ini sebagian besar bermuara pada deformasi.
41
berat; ini berarti jalan akan menekuk ketika ditempatkan di bawah tekanan. Rigid
pavement akan tetap terfiksasi ketika ditempatkan di bawah tekanan dan akan
• Pengguna Jasa :
Sumatera Selatan
• Pengawas Pekerjaan :
Palembang
• Waktu Kontrak
• Lingkup Pekerja
pekerjaan haruslah tepat dalam mencari kriteria untuk posisi yang akan di tempati.
sebuah sistem kerjasama antar kelompok atau masing – masing orang di dalam
organisasi tersebut maupun dari pihak luar. Hal ini akan tercipta apabila para
pihak yang terlibat dalam organisasi mengetahui tugas, wewenang dan tanggung
44
Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan berkualitas sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan maka sistem organisasi harus baik dan terlihat jelas dan
wewenang serta tanggung jawab dari semua personil yang terlibat, dan yang tak
kalah pentingnya yaitu adanya komunikasi yang baik dan lancar dari semua pihak
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah pihak yang
ini masih berupa gambaran kasar. Pemilik proyek biasanya merupakan badan
bangunan.
kontraktor
46
Pemilik proyek pada proyek Preservasi Rekonstruksi jalan pramuka gandus Kota
Adapun jabatan dan fungsi unit organisasi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
a. Pimpinan Proyek
Pimpinan proyek dalam hal ini pimpinan PPK 15 adalah orang yang
ditetapkan.
sebagai beriku :
proyek.
proyek.
c. Pelaksanaan administrasi
perpajakan.
keuangan pusat..
dinas, alat
g. Administrasi teknik
h. Pelaksana teknik
i. Pelaksanaan pemeliharaan
secara lengkap baik dibidang arsitektur, sipil, dan bidang lain yang melekat erat
pekerjaan.
Tri Cipta
telah ditetapkan.
didatangkan kontraktor.
bulanan).
tambah kurang
Konsultan Supervisi yang telah dipilih oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
pada proyek Preservasi Rekonstruksi Jalan Pramuka Kota Palembang CV. Tri
Cipta, Adapun jabatan dan fungsi unit organisasi CV. Tri Cipta adalah sebagai
berikut :
a. Supervision engineer
b. Operator komputer
organisasi.
komputer.
55
b.
c. Office boy
surat keluar.
astray
pada tempatnya.
membersihkannya.
56
belakang utility.
atasannya.
d. Penjaga
yang aman.
pembantuan pengawas.
f. Inspector
pengawas.
58
menyelesaikan pekerjaan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Perkerasan jalan beton semen atau lebih sering disebut perkerasan kaku
luas. Bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab
A. Mobilisasi Pekerjaan
B. Mobilisasi Peralatan
peralatan berat.
rata, untuk itu digunakan alat berat berjenis vibro roller untuk
meratakannya.
roller.
3.
pendukung bagi badan jalan dan juga sebagai lapisan penghantar beban
dihamparkan.
cm dan lebar 15 m.
1.Pemasangan bekisting
screed atau
masing.
65
direncanakan
66
4.1
4.2
4.3
4.4
horizontal.
2. Pemasangan dowel dan tie bar harus rapi, tepat lokasi, tidak
overlap.
slidingnya baik.
68
dalam bekisting.
69
Papan
70
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pelaksanaan dilapangan pekerjaan proyek ini membuat saya jadi
proyek tersebut, mulai dari material hingga ke alat berat yang digunakan.
2. Dengan menggunakan dana APBN nilai pelaksanaan proyek ini sebesar Rp.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Janarutjita, Eka, 2011, Peraturan Dirjen. BIMA No. 13/ 1970 tentang
Klasifikasi dan Fungsi Jalan, Jakarta.