Anda di halaman 1dari 19

Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional

2020

Evaluasi Bantuan Operasional Sekolah Pada Madrasah ( BOS


Madrasah) pada Madrasah Swasta Di Masa Pandemi Covid 19 Di
Kabupaten Rembang

Chaizatul Chasanah
Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Kudus
e-mail: chaizat@yahoo.co.id

Abstrak: Tuliskan abstrak dalam Bahasa Indonesia maksimum 250 kata.


Key Words:
Abstrak berisi tentang: tujuan dan ruang lingkup penelitian; metode yang
Put 3-5 your key words here; digunakan; ringkasan hasil; simpulan. Para penulis harus mengikuti petunjuk
keywords separated by semicolon yang diberikan dalam panduan ini. Anda dapat menggunakan dokumen ini
baik sebagai petunjuk penulisan dan sebagai template di mana Anda dapat
mengetik teks Anda sendiri. (10 pts).

How to Cite (APA 6th Style): Author Last Name. (2020). Article Title. Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan
Tinggi Tingkat Nasional. Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Ahmad Dahlan.

1
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020
PENDAHULUAN (12 PTS)

a. Latar Belakang Masalah


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar. Pada Pasal 34 ayat 2 menyebutkan pemerintah dan
pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan
bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta
didik pada tingkat dasar (SD dan MI, SMP dan MTs) serta satuan pendidikan lain
yang sederajat. Kementerian Agama yang menangani pendidikan Madrasah dan
Pesantren memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan amanat UU tersebut.
Salah satu indikator penuntasan PMU 12 Tahun diukur dengan Angka Partisipasi
Kasar (APK) tingkat MI, MTS dan MA. Pada tahun 2018 APK MI telah mencapai
13,10%, MTs mencapai angka 23,89% dan MA mencapai angka 10,40%.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005,
telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program Wajar
Dikdas 9 tahun dan dilanjutkan PMU 12 Tahun. Oleh karena itu, mulai tahun
2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi
program BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas madrasah.
Dalam perkembangannya, program BOS mengalami peningkatan biaya satuan dan
mekanisme persyaratan penyaluran. Mekanisme penyaluran dana BOS pada
madrasah negeri dan madrasah swasta mengalami perubahan, yaitu pada tahun
2016 untuk 500 MIN penyaluran dana BOS melalui DIPA Satker Kantor
Kementerian Agama dan untuk MTsN dan MAN masih tetap melalui masing-
masing DIPA madrasah dengan tersebar pada AKUN-AKUN kegiatan yang
sesuai dengan perencanaan madrasah. Sedangkan untuk madrasah swasta
langsung ke rekening madrasah dari KPPN melalui kontrak kerja dengan PPK dan
kuitansi penerima yang ditandatangani oleh Kepala Madrasah. Pada tahun 2015
pemerintah telah melakukan penambahan biaya satuan dana BOS, dan pada tahun
2017 terjadi penambahan biaya satuan pada Madrasah Aliyah, ini merupakan
bukti nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam
2 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

menjalankan amanat Undang-Undang. Sebagaimana informasi yang disampaikan


melalui keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020
tentang penetapan Infeksi Novel Coronavirus ( Infeksi 2019-nCov) sebagai
Penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya Penanggulangannya bahwa
kasus Novel Coronavirus telah meningkat dengan sangat signifikan. Kini,
penyebarannya telah sampai ke Indonesia, dan juga telah berdampak pada
terganggunya pelayanan public di bidang agama dan keagamaan yang menjadi
kewenangan dan tanggungjawab Kementerian Agama, salah satu dampak nyata
adalah terganggunya pelayanan ibadah umrah,dan penyelenggaraan kegiatan
Belajar Mengajar di Raudlatul Athfal (RA) dan Madrasah. Oleh karena ltu, dalam
rangka mengantisipasi dampak Novel Coronavirus, dikenal sebagai Covid-19,
yang lebih klas terhadap penyelenggaraan pelayanan umat di bidang pendidikan,
agama, dan keagamaan, maka Kementerian Agama meminta kepada seluruh
jajaran instansl di bawah Kementerian Agama untuk melakukan tindakan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan dengan melakukan hal-hal antara lain melakukan
Perubahan terhadap Keputusan Direktur Pendidikan Islam Nomor 7330 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Operasional Pendidikan pada Raudlatul
Athfal dan Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah Tahun anggaran 2020
dengan mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
1801 Tahun 2020 tentang Perubahan Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan
Operasional Pendidikan pada Raudlatul Athfal dan Bantuan Operasional Sekolah
pada Madrasah Tahun anggaran 2020,yang pada intinya ada penambahan
komponen pembiayaan untuk penggunaan bantuan tersebut terhadap upaya
pencegahan penyebaran pandemic Covid 19 pada Madrasah Berdasarkan pada
latar belakang dan persoalan di atas maka penelitian ini mengangkat judul
“Evaluasi Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah di masa pandemi Covid
19 di Kabupaten Rembang”.

b. Pokok Masalah

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

Berdasarkan uraian singkat di atas, perlu pembahasan yang lebih khusus


dalam penelitian ini. Maka dari itu, penyusun merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengelolaan BOS Madrasah pada Madrasah ?
2. Bagaimana peran Penting BOS Madrasah pada Madrasah ?
3. Bagaimana pengaruh pandemi Virus Covid 19 terhadap Penyelengaraan
Pendidikan pada Madrasah ?
4. Bagaimana implementasi BOS Madrasah pada Madrasah dalam Upaya
madrasah menyelenggarakan Kegiatan Belajar mengajar dan pencegahan
penyebaran virus Covid 19 ?
5. Bagaimana penggunaan BOS Madrasah pada Madrasah dalam
menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar secara Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) atau dalam Jaringan (Daring)?
c. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui bagaimanakah pengelolaan BOS Madrasah pada
Madrasah
b) Untuk mengetahui Bagaimana peran Penting BOS Madrasah pada
Madrasah
c) Untuk megetahui Bagaimana pengaruh pandemi Virus Covid 19 terhadap
Penyelengaraan Pendidikan pada Madrasah
d) Untuk mengetahui Bagaimana efektivitas BOS Madrasah pada Madrasah
dalam Upaya madrasah menyelenggarakan Kegiatan Belajar mengajar
dan pencegahan penyebaran virus Covid 19
e) Untuk menganalisa tentang bagaimanakah peluang perubahan BOS
Madrasah pada Madrasah untuk menyelenggarakan Kegiatan Belajar
Mengajar secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau dalam Jaringan
(Daring)

2. Manfaat Penelitian

4 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

a. Bagi Regulator Bagi pemangku kebijakan, riset ini diharapkan dapat


dijadikan acuan dalam menyusun Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan
Operasional Pendidikan pada Raudlatul Athfal dan Bantuan Operasional
Sekolah pada Madrasah, selain itu sebagai gambaran bagaimana peran
Penting BOS Madrasah dalam penyelenggaraan Kegiatan Belajar
mengajar pada Madrasah dengan harapan bisa mewujudkan
penyelenggaaraan pendidikan dengan tidak membebani rakyat.
b. Bagi Madrasah Secara praksis, penelitian ini pada pokoknya memiliki
tiga manfaat utama. Pertama, penelitian diharapkan dapat dijadikan
acuan dalam penggunaan BOS Madrasah di masa Pandemi, covid 19,
sehingga mereka dapat melakukan kegiatan Belajar mengajar sesuai
Regulasi. Kedua, Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan peran Madrasah dalam upaya pencegahan penyebaran
Covid 19 di Madrasah masing masing. Ketiga, penelitian diharapkan
dapat memberikan dorongan tentang bagaimanakah model Kegiatan
Belajar Mengajar yang akan dihadapi Tahun yang akan dating yaitu
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau dalam Jaringan (Daring)
c. Bagi Masyarakat Dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam
pengembangan penggunaan dana BOS Madrasah sesuai dengan kondisi
dan situasi yang tengah terjadi dalam masyarakat, pada umumnya dan
kegiatan Belajar bagi siswa bejalan dengan lancer dan kondisi kesehatan
dan keamanan siswa dari bahaya virus covid 19 dapat terjaga dan
terjamin pada khususnya.
D. Telaah Pustaka
Menurut Lester dan Stewart (Leo Agustino, 2008:185) menjelaskan bahwa
evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan
dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan dan
dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang dinginkan. Anderson (dalam
Arikunto Suharsimi dan Cepi Safrudin, 2004) memandang Evaluasi sebagai
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung terca-painya tujuan. Sedangkan Stufflebeam

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

(dalam Arikunto Suharsimi dan Cepi Safrudin, 2004), mengungkapkan bahwa


Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencari-an dan pemberian
informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan
alternatif keputusan.Wirawan (2012:7) menjelaskan “Evaluasi sebagai riset
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang
bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan membandingkannya
dengan indikator dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan
mengenai objek evaluasi”.Evaluasi kebijakan secara sederhana, menurut
William Dunn (1999:608), berkenaan dengan produksi informasi mengenai
nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil kebijakan. Lebih lanjut Dunn
(Subarsono, 2011: 124) menjelaskan ada tiga jenis pendekatan terhadap
evaluasi, yakni evaluasi semu; yakni pendekatan evaluasi yang menggunakan
metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid
mengenai hasil-hasil kebijakan, tanpa menanyakan manfaat atau nilai dari dari
hasil kebijakan tersebut pada individu, kelompok, atau masyarakat. Selanjutnya
evaluasi formal; yakni adalah pendekatan evaluasi yang menggunakan metode
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai
hasil-hasil kebijakan berdasarkan sasaran program kebijakan yang telah
ditetapkan secara formal oleh pembuat kebijakan. Selanjutnya evaluasi proses
keputusan teroitis; yakni pendekatan evaluasi yang menggunakan metode
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid
mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai
steak-holders. Sebagai pembanding James P. Lester dan Joseph Steward Jr.
(Nugroho, 2009:674) mengelompokkan evaluasi implementasi kebijakan
menjadi evaluasi proses, yaitu evaluasi yang berkenaan dengan proses
implementasi; evaluasi impak, yaitu evaluasi berkenaan dengan hasil dan atau
pengaruh dari implementasi kebijakan; evaluasi kebijakan yaitu apakah benar
hasil yang dicapai mencerminkan tujuan yang dikehendaki; dan evaluasi
metaevaluasi yang berkenaan dengan evaluasi berbagai implementasi
kebijakan yang ada untuk menemukan kesamaan-kesamaan tertentu.
Sedangkan James Anderson (Winar-no,2012:168), membagi evaluasi kebijakan

6 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

publik menjadi tiga, tipe pertama, evaluasi kebijakan publik yang dipahami
sebagai kegiatan fungsional. Kedua, evaluasi yang memfokuskan pada
bekerjanya kebijakan. Ketiga, evaluasi kebijakan sistematis yang melihat
secara objektif program-program kebijakan yang ditujukan untuk mengukur
dampaknya bagi masyarakat dan sejauh mana tujuan-tujuan yang ada telah
dinyatakan telah dicapai.Secara umum Dunn (Nugroho, 2009:671)
menjelaskan mengenai indikator-indikator dalam melakukan evaluasi terhadap
suatu kebijakan yakni :- Efektifitas ; apakah hasil yang diinginkan telah
dicapai?- Efisiensi ; seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan?- Kecukupan ; seberapa jauh pencapaian hasil yang
diinginkan memecahkan ma-salah?- Perataan ; apakah biaya manfaat didistri-
busikan dengan merata kepada kelom-pok-kelompok yang berbeda?-
Responsivitas ; apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi, atau
nilai kelompok-kelompok tertentu?- Ketepatan ; apakah hasil (tujuan) yang
diinginkan benar-benar berguna atau bernilai? Dari beberapa definisi yang
telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi kebijakan merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka melihat implementasi kemudian
melakukan penilaian terhadap jalannya suatu kebijakan apakah kebijakan
sudah terealisasi dengan baik atau belum, adapun tujuan dari evaluasi ialah
untuk mengetahui apakah kebijakan tersebut layak untuk dilanjutkan atau
tidak.
Kerangka Teoritis Karding (2008) menjelaskan bahwa program dapat
diartikan sebagai unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang. Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa program
terdapat 3 unsur penting yaitu
a) Program adalah realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan.
b) Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi
ja-mak berkesinambungan. c) Terjadi dalam organisasi yang melibatkan
sekelompok orang.

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

Ralp Tyler,1950 (Farida 2008:7) mendefinisikan bahwa evaluasi program


adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasi.
Sedangkan Cronbach dan Stufflebeam men-jelaskan evaluasi program adalah
upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil
keputusan.Suharsmi Arikunto dan Cepi Safrudin (2004 : 14) mengatakan
bahwa “Evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang
nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu
didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi
dengan menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan.”Dari berbagai
definisi tersebut di atas, dapat diintisarikan bahwa yang dimaksud dengan
evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu program pemerintah, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternative atau pilihan yang tepat dalam
mengambil sebuah keputusan.
1. Tujuan Dana BOS Madrasah
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan yang bermutu. Secara khusus
program BOS bertujuan untuk:
1) Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh siswa miskin
di tingkat pendidikan dasar, baik di madrasah negeri maupun madrasah
swasta.
2) Membebaskan biaya operasional sekolah bagi seluruh siswa MI negeri,
MTs negeri dan MA Negeri.
3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah
swasta.
Sasaran program BOS adalah semua Madrasah Negeri dan Swasta di
seluruh Provinsi di Indonesia yang telah memiliki izin operasional. Siswa
madrasah penerima BOS adalah lembaga madrasah yang
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar pada pagi hari dan siswanya
tidak terdaftar sebagai siswa SD/MI, SMP/MTs, atau SMA/MA. Bagi

8 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

madrasah yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran pada sore hari,


dapat menjadi sasaran program BOS setelah dilakukan verifikasi oleh Seksi
Madrasah/TOS Kantor Kemenag Kabupaten/Kota. Besar biaya satuan
/BOS yang diterima oleh RA/madrasah Tahun 2020, dihitung berdasarkan
jumlah siswa dengan ketentuan:  Madrasah Ibtidaiyah : Rp.
900.000,-/siswa/tahun  Madrasah Tsanawiyah : Rp.
1.100.000,-/siswa/tahun  Madrasah Aliyah : Rp. 1.500.000,-/siswa/tahun

2. Implementasi BOS Madrasah
a. Semua madrasah negeri dan madrasah swasta yang telah mendapatkan
izin operasional dapat menerima program BOS; bagi madrasah yang
menolak BOS harus diputuskan melalui persetujuan orang tua siswa
melalui Komite Madrasah dan tetap menjamin kelangsungan
pendidikan siswa miskin di madrasah tersebut
b. Program BOS dan Program Wajib Belajar 12 Tahun Yang Bermutu
Dalam rangka penuntasan Wajib Belajar 12 tahun yang bermutu,
banyak program yang telah, sedang dan akan dilakukan.
Program program tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu pemerataan
dan perluasan akses; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; serta tata
kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Meskipun tujuan utama program
BOS adalah untuk pemerataan dan perluasan akses, program BOS juga
merupakan program untuk peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta
untuk tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Melalui program BOS
yang terkait dengan gerakan percepatan penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun,
maka setiap pengelola program pendidikan harus memperhatikan hal-hal
berikut:
1. BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses dan mutu
pendidikan dasar hingga menengah yang bermutu.
2. BOS harus memberi kepastian bahwa tidak boleh ada siswa miskin putus
sekolah karena alasan finansial, seperti tidak mampu membeli baju
seragam/alat tulis sekolah dan biaya lainnya;

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

3. BOS harus menjamin kepastian lulusan setingkat MI dapat melanjutkan ke


tingkat MTs/sederajat dan tingkat MTs dapat melanjutkan ke tingkat
MA/sederajat;
4. Kepala Madrasah mengidentifikasi anak putus sekolah di lingkungannya
untuk diajak kembali ke bangku madrasah;
5. Kepala Madrasah harus mengelola dana BOS secara transparan dan
akuntabel;
6. BOS tidak menghalangi siswa, orang tua yang mampu, atau walinya
memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada madrasah
melalui komite madrasah. Sumbangan sukarela dari orang tua siswa harus
bersifat ikhlas, tidak terikat waktu, tidak ditetapkan jumlahnya, dan tidak
mendiskriminasikan mereka yang tidak memberikan sumbangan
c. Program BOS dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Dalam program BOS, dana yang diterima oleh madrasah secara utuh, dan
dikelola secara mandiri oleh madrasah dengan melibatkan dewan guru dan
Komite Madrasah. Dengan demikian program BOS sangat mendukung
implementasi penerapan MBS yang secara umum bertujuan untuk
memberdayakan madrasah melalui pemberian kewenangan (otonomi),
pemberian fleksibilitas yang lebih besa untuk mengelola sumber daya
madrasah, dan mendorong partisipasi warga madrasah dan masyarakat
untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah. Melalui program BOS,
warga madrasah diharapkan dapat lebih mengembangkan madrasah dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Madrasah mengelola dana secara profesional, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan pemberdayaan
madrasah dalam rangka peningkatan akses, mutu, dan manajemen
madrasah.
c. Madrasah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4
tahunan.

10 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

d. Madrasah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk


Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM), dimana dana BOS
merupakan bagian integral di dalam RKAM tersebut.
e. Rencana Jangka Menengah dan RKAM harus disetujui dalam rapat
Dewan Pendidik setelah memperhatikan pertimbangan Komite Madrasah
dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (untuk madrasah swasta).
3. Upaya Pencegahan Penyebaran Covid 19
pada Dunia Pendidikan Upaya Kemenag untuk mencegah penyebaran
Corona Virus (Covid-19) dilakukan secara simultan dan berjenjang, dari
satuan kerja pusat hingga daerah. Salah satunya yang dilakukan Ditjen
Pendidikan Islam. Dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, Dirjen
Pendidikan Islam menerbitkan Surat Edaran Kesiapsiagaan dalam Upaya
Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia di lingkungan Madrasah,
Pondok Pesantren, dan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Ada
delapan butir langkah pencegahan, mulai dari penerapan Pola Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) hingga pelaporan kasus suspek pneumonia. Berikut
delapan butir upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan
madrasah, pesantren, dan kampus PTKI sebagaimana dikutip dari Edaran
Ditjen Pendidikan Islam :
1. Madrasah, pondok pesantren, dan PTKI diminta berkoordinasi dengan
puskesmas dan/atau fasilitas kesehatan terdekat lainnya untuk melakukan
pencegahan penularan penyakit Pneumonia
2. Warga madrasah, pondok pesantren dan PTKI diminta untuk
meningkatkan kewaspadaan, tetap tenang dan tetap menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran/perkuliahan seperti biasa serta turut berpartisipasi
dalam upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19/Corona
3. Sebagaimana diketahui bahwa virus Covid-19 merupakan kategori
penyakit yang bisa sembuh sendiri (self limited disease) tergantung daya
tahan tubuh, maka warga madrasah, pesantren dan PTKI diminta untuk
senantiasa membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar
terhindar dari penyebaran Covid-19

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

4. Kegiatan PHBS dapat dilakukan dengan mengacu pada prinsip


pencegahan penyakit pada individu, keluarga, dan komunitas.
A. Pencegahan penyakit pada individu/keluarga:
* Menjaga kebersihan diri individu melalui pembiasaan CTPS (Cuci
Tangan Pakai Sabun)
* Makan dengan gizi seimbang dan memperbanyak konsumsi sayuran dan
buah-buahan
* Rajin olah raga/aktivitas fisik dan cukup tidur/istirahat
* Menggunakan alat mandi sendiri * Menghindari alat makan secara
bersama
* Menggunakan masker dan menutup mulut terutama bagi yang sakit
batuk sehingga tidak menyebarkan virus di lingkungan madrasah, pondok
pesantren, dan kampus PTKI B. Pencegahan Penyakit pada Komunitas
* Memelihara kebersihan lingkungan madrasab, pesantren, dan kampus
PTKI yang meliputi: ruang tidur, ruang belajar, ruang makan, ruang wudhu,
ruang shalat, dan lainnya.
* Mengaktifkan kegiatan olah raga/aktivitas fisik secara rutin, seperti
senam atau aktivitas lainnya
* Melakukan gerakan ukur suhu tubuh bagi seluruh warga madrasah,
pesantren, dan PTKI dalam rangka pemantauan gejala sakit (bila suhu sudah
mencapai 37.5 °C mereka diminta untuk istirahat sementara)
* Memastikan higienitas tempat, alat memasak, menu makan yang
disajikan
* Memasang cairan antiseptik di setiap pintu masuk kelas
5. Peran Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKSM) dan Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren) agar dioptimalkan dalam rangka mengedukasi siswa
madrasah, santri, dan mahasiswa untuk senantiasa menjalankan PHBS
6. Untuk penanganan siswa/santri/mahasiswa/warga madrasah, pesantren,
dan kampus PTKI yang mengalami gejala sakit yang dicurigai mengarah
pada gejala Pneumonia, maka segera berkoordinasi dan melaporkan kepada
Puskesmas dan/atau Fasilitas Kesehatan terdekat

12 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

7. Segera melaporkan kasus suspek Pneumonia berat yang memiliki


riwayat perjalanan dari negara terjangkit yang ditemukan ke Ditjen P2P
melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC),
8. Mengajak semua warga madrasah, pesantren, dan kampus PTKI untuk
melakukan doa Qunut Nazilah untuk menangkal penyebaran virus corona

METODE
a) Populasi dan Sampel
Pelaksanaan penelitian ini menggu-nakan metode kualitatif, dengan
pendekatan deskriptif. karena tujuannya adalah untuk mendeskripsikan
dan menggambarkan apa adanya mengenai suatu variabel, gejala, keadaan
atau fenomena sosial tertentu. Da-lam hal ini guna menganalisis data yang
di-peroleh secara mendalam dan menyeluruh, dengan harapan dapat
diketahui mengenai evaluasi program pemberian dana BOS madrasah di
Kabupaten Rembang selama masa pandemic Covid 19.Adapun jenis
penelitian dalam penelitian ini ialah menggunakan studi kasus. Adapun
studi kasus yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pada Madrasah yang
ada di Kabupaten Rembang yang mendapatkan dana BOS Madrasah.
Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam pe-nelitian yang akan
dilakukan ialah berada di lingkup wilayah Kabupaten Rembang, dengan
beberapa objek lokasi yakni Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Rembang, selanjutnya ialah Madrasah dalam hal ini Madrasah yang berada
dalam wilayah Kabupaten Rembang .Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Madrasah yang ada di Kabupaten Rembang.
Sedangkan sampel Madrasahnya yaitu :
1. MI Ash Sholatiyyah Lasem
2. MTs Darul Huda Pamotan
3. MA Riyadlotut Tholabah Sedan
b) Jenis dan Sumber Data Secara umum sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas dua jenis data , yaitu :

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan sumber-sumber tidak


tertulis atau data lapangan melalui wawancara mendalam (indepth
interview) kepada para informan, melalui teknik sengaja sesuai tujuan
penelitian (purposive) dan triagulasi kepada stakeholder dalam program
pemberian dana BOS Madrasah serta pihak-pihak yang mengetahui
konteks penelitian.
2) Data sekunder, yaitu diperoleh melalui sumber-sumber tertulis. Strategi
ini dilakukan untuk dapat membangun sebuah abstraksi tentang tujuan
pene-litian yang didukung oleh data yang dikumpulkan dan saling
berhubungan, sehingga sifat penyusunannya adalah dari kesimpulan umum
ke khusus. Untuk mengetahui evaluasi BOS Madrasah dengan melihat
efektivitasnya pada pelaporan Pertanggung jawaban Penggunaan Dana
BOS Madrasahnya serta hasil output kinerja dan keberhasilan Program
kerja madrasah data primer, yaitu dari para Pengelola BOS
Madrasah,siswa serta wali siswa
c) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi
Wawancara, Observasi (pengamatan) dan olah data dokumen. Adapun
Informan yang di-wawancarai dalam penelitian ditentukan secara
purposive, dengan melihat kesesuaian antara calon informan dengan
informasi yang dibutuhkan. Artinya, informan yang akan dipilih adalah
mereka yang betul-betul memiliki kompetensi tentang pelaksanaan
pemberian dana BOS Madrasah. Informan dalam studi ini adalah Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Kasie Pendidikan
Madrasah Kantor kementerian Agama Kabupaten Rembang, Pengelola
BOS Madrasah pada kantor Kemneterian Agama Kabupaten Rembang,
Unit Pengawas dana BOS Madrasah, para kepala Madrasah, bendahara
BOS Madrasah, ketua komite Madrasah dan beberapa orang tua
siswa/siswi. Dalam pengumpulan data olah dokumen yaitu teknik yang
digunakan adalah metode dokumentasi (lihat Sugiyono, 2008).1 Yaitu data

14 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

yang diambil EMIS RA/Madrasah se Kabupaten Rembang serta data BOS


Madrasah Tahun Anggaran 2021

HASIL

Berdasarkan data EMIS Madrasah pada Kantor Kementerian Agama


Kabupaten Rembang,bahwa jumlah madrasah yang ada di Kabupaten Rembang
sebanyak 115 lembaga ,namun yang berhak mendapatkan bantuan BOS Madrasah
berjumlah 111 dikarenakan madrasah lannya masih belum memenuhi persyaratan
untuk sebagai penerima bantuan dana BOS Madrasah sedangkan jumlah
Madarsah swasta sebagai penerima Bantuan Dana BOS Madrasah sebanyak 102
Madarsah yang terdiri 17 Madrasah Aliyah, 46 Madrasah Ibtidaiyah dan 39
Madrasah Tsanawiyah Pada bagian ini sampaikan semua hasil atau temuan
penelitian anda. Perlu untuk digarisbawahi bahwa penyampaian hasil penelitian
berbeda dengan diskusi. Hasil penelitian sebagian besar menampilkan informasi
dan display data yang dikumpulkan dalam bentuk grafik atau tabel. Meskipun
demikian interpretasi terhadap hasil penelitian tetap perlu dilakukan tanpa
misinterpretation.

Bekerja dengan grafik:


Menampilkan gambar dan/atau tabel adalah cara paling efektif dalam
menyampaikan temuan penelitian. Gambar dan/atau Tabel haruslah dapat
dipandang sebagai suatu unit informasi yang dapat berdiri sendiri. Dengan kata
lain, gambar dan/atau tabel dapat dimengerti dan diinterpretasikan dengan baik
oleh pembaca tanpa harus membaca naskah secara keseluruhan.

Contoh:
Tabel #... <Judul Tabel>
SMAN 1 Jurusan Jenis Kelamin Jumlah
Laki Perempuan
–Laki
Megang Sakti IPA 22 37 59
IPS 21 38 59
Jumlah 43 75 118
Lubuklinggau IPA 19 47 66
IPS 20 41 61
Jumlah 39 88 127
Total 82 163 245
Sumber: Diolah dari data penelitian, 2017

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

Gambar # ... <Judul Gambar>


Penggunaan sub judul pada bagian hasil dan pembahasan diperkenankan dengan
tetap menjaga substansi kecukupan, dan kepadatan informasi temuan penelitian
yang dilakukan.

PEMBAHASAN (12 pts)

Diskusi merupakan jantung hati dari keseluruhan batang tubuh suatu


artikel ilmiah. Fungsinya adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian
sebagaimana telah diajukan pada Bagian Pendahuluan dan temuan pada hasil
penelitian. Secara umum, tujuan utama pada bagian diskusi, yaitu memberikan
penjelasan mendalam terkait temuan-temuan penelitian, membuat interpretasi
dan/atau pendapat, dan menjelaskan implikasi penelitian, serta saran untuk
penelitian lanjutan.
Arah diskusi yang baik, yaitu selalu connect dengan uraian yang telah
disebutkan pada bagian pendahuluan, utamanya untuk mejawab rumusan masalah,
hipotesisnya (jika ada), dan disertai kajian literaturnya. Patut untuk dicermati
bahwa hal ini bukan berarti anda “mengulang” hal-hal yang disampaikan pada
bagian pendahuluan, melainkan memberikan penegasan kepada pembaca terkait
bagaimana pembaca memahami masalah dalam penelitian yang dilakukan. Untuk
menyampaikan “pesan” penelitian dengan jelas, alur diskusi dibuat terstruktur dan
logis. Diskusi harus didukung oleh kajian mendalam terhadap hasil-hasil
penelitian, baik itu dalam rangka menguatkan atau membenahi kajian yang sudah
ada, atau memunculkan kajian baru.

KESIMPULAN (12 pts)

Simpulan dimaksudkan untuk membantu pembaca mengerti arti penting


penelitian yang dilakukan. Simpulan bukanlah ringkasan dari topik utama
penelitian, melainkan intisari atau poin kunci temuan penelitian. Disamping itu,
kesimpulan juga menyampaikan hal-hal yang belum terjawab dalam penelitian
yang dilakukan. Simpulan ditulis dalam bentuk essai bukan menggunakan

16 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

penomoran. Pada beberapa artikel, satu paragraf simpulan sudah dianggap


mencukupi. Namun, simpulan dengan dua atau tiga paragraf masih
diperkenankan.

ACKNOWLEDGEMENT (12 pts)

Pada bagian ini, tuliskan orang-orang yang membantu anda secara teknis
saat penelitian dilakukan, seperti tempat penelitian, penyedia bahan penelitian,
pengolahan data, penyandang/pemberi dana, atau orang-orang yang memberikan
kritik membangun sebelum naskah diterbitkan. Jelaskan bagaimana orang-orang
tersebut berkontribusi.

DAFTAR PUSTAKA (12 PTS)

Kami menyarankan anda menggunakan penulisan daftar rujukan


menggunakan APA 6th publication manual disajikan sebagai berikut. Format
daftar pustaka justified (rata kanan-kiri)

Periodicals
Author, A. A., Author, B. B., & Author, C. C. (yyyy). Title of article in sentence-
style capitalisation. Title of Journal in Italics and Heading-style
Capitalisation, vol(issue), pp–pp. doi URL
Bannan-Ritland, B. (2003). The role of design in research: The integrative
learning design framework. Educational Researcher, 32, 21–24.
https://doi.org/10.3102/0013189X032001021
Koehler, M. J., & Mishra, P. (2009). What is technological pedagogical content
knowledge? Contemporary Issues in Technology and Teacher Education,
9(1), 60–70.
Wilson, G., & Stacey, E. (2004). Online interaction impacts on learning: Teaching
the teachers to teach online. Australasian Journal of Educational
Technology, 20(1), 33–48. http://dx.doi.org/10.14742/ajet.1366.

Books
Dirjen Pendis Kemenag RI, 2020, Juknis BOP RA/BOS Madrasah TA 2020,
Jakarta:
Mohammad Firyal Akbar,2016, Evaluasi Kebijakan Program BOS , Jurnal
analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik , Jakarta
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD


Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

Alfabeta.Agustino, Leo. (2008). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung:


Alfabet

Author, A. A., & Author, B. B. (yyyy). Title of book in italics and sentence-style
capitalization. Location: Publisher.
Schunk, D. H. (2004). Learning theories: An educational perspective (4th ed.).
Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.
Notes: The 2-letter state abbreviation is required if the item was published in the
US. If the item was published outside the US, the country is not included.

Chapters in books
Author, A. A. (yyyy). Title of chapter in sentence-style capitalisation. In A.
Editor, B. Editor, & C. Editor (Eds.), Title of book in italics and sentence-
style capitalization (xx ed., Vol. xx, pp. xxx-xxx). Location: Publisher.
Mayer, R. E. (2005). Cognitive theory of multimedia learning. In R. E. Mayer
(Ed.), The Cambridge handbook of multimedia learning (pp. 31–48). New
York, NY: Cambridge University Press.

Notes: The 2-letter state abbreviation is required if the item was published in the
US. If the item was published outside the US, the country is not included.

Conference paper
Author, A. A., & Author, B. B. (yyyy, Month). Title of paper in italics and
sentence-style capitalization. Paper presented at the Name of the
Conference, Location. Retrieved from http://www.xxx

Proceedings
Author, A. A., Author, B. B., & Author, C. C. (yyyy). Title of article in sentence-
style capitalisation. Proceedings of the Name of Meeting, Location, pp–pp.
doi: xxxx

Notes: Proceedings published in book form should be referenced as for chapters in


books.

Doctoral dissertation
Author, A. A. (yyyy). Title of dissertation in italics and sentence-style
capitalization (Doctoral dissertation). Name of Institution, Location.
Retrieved from http://www.xxx

Websites and online resources


If you refer to an entire website you do not need to include an entry in the
reference list. Identify the title of the source and provide the URL in
parentheses e.g., … the Australasian Society for Computers in Learning in
Tertiary Education (http://www.ascilite.org.au/) provides …

18 BIRO KEMAHASISWAAN D
ALUMNI UAD
Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional
2020

Webpages
Australasian Journal of Educational Technology. (2008). References for editorial,
production and business management purposes. Retrieved from
http://www.ascilite.org.au/ajet/about/ref/references.html

Blogs
Downes, S. (2007, February 3). What connectivism is [Blog post]. Half an Hour.
Retrieved from http://halfanhour.blogspot.co.uk/2007/02/what-
connectivism-is.html

More examples can be found at the APA (http://www.apastyle.org/).

BIRO KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UAD

Anda mungkin juga menyukai