Anda di halaman 1dari 17

TAFSIR AYAT DAN SYARAH HADITS

TENTANG PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)


DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Studi Qur’an dan Hadits Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Ahmad Atabik, Lc.M.S.I

Oleh:

1. Chaizatul Chasanah 206020024


2. Nanik Muflihah Anik 206020029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)


FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peranan yang strategis bagi
bangsa Indonesia  untuk dapat survive dalam persaingan dunia. Out put dan out come
dari dunia pendidikan sangat diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan
Nasional. Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945 pada alinia keempat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk
mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram dengan
jelas dalam agenda pemerintah yang berupa penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pendidikan Negara Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara.
Dunia pendidikan, termasuk pendidikan Islam merupakan salah satu bidang
yang tidak dapat melepaskan diri dari tantangan ini. Dengan semakin banyaknya
lembaga pendidikan dan semakin beragamnya program yang ditawarkan, para
pengelola pendidikan Islam dituntut untuk dapat berpacu dan berkompetisi secara fair
memperebutkan pasar pendidikan yang semakin luas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengorganisasian dalam Manajemen Pendidikan Islam?
2. Bagaimana tafsir Surat Al-Qashash Ayat 26?
3. Bagaimana tafsir Surat Al-Qashash Ayat 33-36?
4. Bagaimana tafsir Surat Al-Shaf ayat 4?
5. Bagaimana hadist tentang organizing Dalam Manajemen Pendidikan Islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan Islam


1. Pengertian Pengorganisasian
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang
berarti alat. Sedangkan, organize berasal dari bahasa ingris yang berarti
mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai
sesuatu. Berikut pengertian organisasi menurut para ahli:1
a. Gibson mengartikan bahwa organisasi sebagai wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh
individu secara sendiri-sendiri.
b. Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk
mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
c. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja bersama secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan mana terdapat seorang/bebrapa orang yang disebut atasan dan
seorang/kelompok yang disebut bawahan.
Berdasarkan beberapa pengertian organisasi menurut para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa organisasi adalah sebuah wadah, tempat atau sistem untuk
melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan
pengorganisasian (organizing) merupakan suatu pembentukan wadah/sistem dan
penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Tujuan dan Manfaat Organisasi Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar
aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien
dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian tujuan
dan manfaat organisasi pendidikan adalah sebagai berikut:2
1
Didin Kurniadi, dkk., Manajemen Pendidikan, (konsep dan prinsip pengelolaan pendidikan)
(Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2016) 239-240.
2
Didin Kurniadi, dkk., Manajemen Pendidikan, (konsep dan prinsip pengelolaan pendidikan) 241-242.

2
a. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumberdaya yang dimiliki
dalam mencapai tujuan pendidikan.
b. Terciptanya efektivitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
c. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki.
d. Menjadi tempat pengembangan ilmi pengetahuan.

B. Tafsir Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Pengelolaan Dalam Manajemen


Pendidikan Islam
1. Tafsir Surat Al-Qashash Ayat 26
ُ ‫ٱس ۡتَ‍ٔ َج ۡرتَ ۡٱلقَ ِويُّ ٱَأۡل ِم‬
٢٦ ‫ين‬ ۡ ‫ٱس ۡتَ‍ٔ ِج ۡر ۖهُ ِإ َّن خ َۡي َر َم ِن‬
ۡ ‫ت‬ِ َ‫قَالَ ۡت ِإ ۡحد َٰىهُ َما ٰيََٓأب‬
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya” (Q.S. Al-Qashash: 26)

Rupanya orang tua itu tidak mempunyai anak laki-laki dan tidak pula
mempunyai pembantu. Oleh sebab itu, yang mengurus semua urusan keluarga itu
hanyalah kedua putrinya saja, sampai keduanya terpaksa menggembala kambing
mereka, di samping mengurus rumah tangga. Terpikir oleh salah seorang putri itu
untuk meminta tolong kepada Musa yang tampaknya amat baik sikap dan budi
pekertinya dan kuat tenaganya menjadi pembantu di rumah ini.
Putri itu mengusulkan kepada bapaknya agar mengangkat Musa sebagai
pembantu mereka untuk menggembala kambing, mengambil air, dan sebagainya
karena dia seorang yang jujur, dapat dipercaya, dan kuat tenaganya. Usul itu
berkenan di hati bapaknya, bahkan bukan hanya ingin mengangkatnya sebagai
pembantu, malah ia hendak mengawinkan salah satu putrinya dengan Musa.
a. Makna Mufrodat
lebih baik ‫َخْيَر‬ berkata ‫ت‬
ْ َ‫قَال‬
orang ‫َم ِن‬ salah seorang ‫ِإ ْح َد ٰى ُه َما‬
dari keduanya
engkau ambil ‫ت‬ wahai ayahku ِ ‫ٰي َٓأب‬
َ ‫ٱستَـْٔ َج ْر‬
ْ ‫ت‬ ََ
upahan (sebagai
buruh)

3
yang kuat
ُّ ‫ٱلْ َق ِو‬
‫ى‬ ambillah upahan ُۖ‫ٱستَـْٔ ِج ْره‬
ْ
dia (sebagai
buruh)
dapat dipercaya ‫ني‬ ِ sesungguhnya ‫ِإ َّن‬
ُ ‫ٱَأْلم‬

b. Asbabun Nuzul dan Identitas Ayat


Surat Al-Qashash terdiri 88 ayat. Mayoritas ulama menilai ayat-ayat
surat ini turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah.
Memang ayat 85 menjanjikan bahwa Allah SWT akan mengembalikan Nabi
SAW ke Mekah dinilai oleh sementara ulama turun di Juhfah, sebuah lokasi
dekat Mekkah arah Madinah dalam perjalanan Beliau berhijrah. Namun,
karena ketika Beliau belum tiba di tempat tujuan, maka ini masih dinilai
sebagai surat Makkiyah. Ada juga yang berpendapat bahwa ayat 52 sampai
dengan ayat 55 adalah Madaniah, tidak dikenal nama lain dari kumpulan ayat-
ayat surat ini, kecuali Al-Qashash. Penamaan ini agaknya disebabkan karena
lafazh tersebut ditemukan pada ayat 25 surat ini.
Al-Qur’an Surat Al-Qashash terdapat ayat yang diketahui asbab an-
nuzulinya dan ada juga yang tidak diketahui asbab annuzulnya. Ayat dari
Surat Al-Qashash yang diketahui asbab an-nuzulnya adalah ayat 51, 52, 56,
57, 61, dan 85,sedangkan ayat ini tidak diketahui asbabun nuzulnya
c. Penjelasan Tafsir Ayat
Kekuatan dan amanah yang dimaksud dalam ayat ini yaitu kekuatan
dalam berbagai bidang. Karena itu terlebih dahulu harus dipilih. Selanjutnya,
kepercayaan yang dimaksud adalah integritas pribadi yang menuntut adanya
sifat amanah sehingga tidak merasa bahwa apa yang ada genggaman
tangannya merupakan milik pribadi, tetapi milik pemberi amanat yang harus
dipelihara dan apabila diminta kembali, harus rela mengembalikannya.3
Ayat inilah yang menjadi dasar hukum dalam proses rekrutmen dan
seleksi calon pegawai yang dilakukan oleh suatu institusi. Selain itu, Sinn
mengungkapkan, calon pegawai harus dipilih berdasarkan kepatutan dan
kelayakan.Persoalan ini pernah diingatkan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
“Barang siapa mempekerjakan orang karena unsur nepotisme, padahal di sana

3
M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah (jakarta, Lentera Hati, 2002) 580.

4
terdapat orang yang lebih baik daripada orang tersebut, maka ia telah
mengkhianati amanah yang telah diberikan Allah, Rasulnya dan kaum
muslimin. Dalam hadis lain Rasul bersabda: “Barang siapa mempekerjakan
satu orang di antara 10 orang, dan ia tahu bahwa di antara mereka terdapat
orang yang lebih utama (patut dan layak), maka ia telah menipu Allah, Rasul-
Nya dan kaum muslimin secara umum.4
Sinn menambahkan, prosesi pemilihan calon pegawai yang dilakukan
institusi dewasa ini merupakan pengembangan dan penyempurnaan prinsip-
prinsip seleksi di awal perkembangan Islam. Calon pegawai diseleksi
pengetahuan dan kemampuan teknisnya sesuai dengan beban dan tanggung
jawab pekerjaannya. Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin senantiasa
menerapkan prinsip untuk tidak membebankan tugas dan tanggung jawab
kepada orang yang tidak mampu mengembannya.
Maka dengan demikian rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan
adalah sistem atau cara kerja yang digunakan untuk melakukan penambahan
terhadap tenaga pendidik dan kependidikan pada satuan pendidikan/sekolah
yang berkualifikasi untuk menajadi tenaga pendidik dan kependidikan. Proses
seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan
terhadap lamaran tersebut. Seleksi dilaksanakan tidak saja untuk penerimaan
karyawan baru saja, akan tetapi seleksi ini dapat pula dilakukan untuk
pengembangan atau penerimaan, karena adanya peluang jabatan. Untuk
memperoleh atau mendapatkan peluang jabatan tersebut perlu dilakukan
seleksi sehingga dapat diperoleh pegawai yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan. Kreteria calon tenaga pendidik dan kependidikan yang baik
tentunya harus:5
1).Memiliki kualisifikasi pendidikan yang sesuai dengan posisi yang akan
ditempatinya;
2).Memiliki iman yang kuat;
3).Memilki akhlakulkarimah (karakter yang baik) seperti tanggung jawab,
jujur, amanah, disiplin, cerdas, ulet dalam menyelesaikan pekerjaannya
serta dapat bekerjasama dengan teman sejawatnya;
4
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, terj.
Dimyauddin Djuwaini (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008), 111
5
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar dalam Kerangka Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Jakarta, Bumi Aksara, 2003), 21.

5
4).Memiliki keahlian di bidangnya; serta
5).Memiliki kepribadian dan kesehatan yang mumpuni.
Seorang Pendidik da;am ayat ini dijelaskan harus mempunyai karakter
utama yaitu al-qawiyy dan al-amiin, Kata Al-qawiyy merujuk kepada
reliability dan dapat diandalkan. Dapat juga berarti, memiliki kekuatan fisik
dan mental (emosional, intelektual, spiritual). Sementra al-amiin, merujuk
kepada integrity, yaitu satunya kata dengan perbuatan alias jujur, dapat
memegang amanah.
2. Tafsir Surat Al-Qashash Ayat 33-36

َ ‫ َو َأ ۡف‬€ ُ‫ُون ه‬
‫ ُح ِمنِّي‬€ ‫ص‬ ُ ‫ َوَأ ِخي ٰهَر‬٣٣ ‫َاف َأن يَ ۡقتُلُو ِن‬
ُ ‫ت ِم ۡنهُمۡ ن َۡفسٗ ا فََأخ‬ ُ ‫ال َربِّ ِإنِّي قَت َۡل‬ َ َ‫ق‬
٣٤ ‫ُون‬ِ ‫اف َأن يُ َك ِّذب‬
ُ َ‫ُص ِّدقُنِ ۖ ٓي ِإنِّ ٓي َأخ‬ ۡ
َ ‫لِ َس ٗانا فََأ ۡر ِسلهُ َم ِع َي ِر ۡدءٗ ا ي‬
Artinya:
33. Musa berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang
manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.
34. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia
bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku;
sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku".

Musa berkata, "Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seseorang


dari kaum Fir’aun dan aku takut mereka akan membunuhku. Dan saudaraku,
Harun, dia lebih fasih tutur katanya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku
menjadi pendukung yang membenarkanku dan menggantikanku untuk
menjelaskan kepada mereka apa yang akan aku sampaikan kepada mereka.
Sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakan aku terkait ucapanku kepada
mereka, ”sesungguhnya aku adalah seorang rasul yang diutus kepada kalian”

ِ َ‫ ۡل ٰطَ ٗنا فَاَل ي‬€‫ ُل لَ ُك َما ُس‬€‫ك َون َۡج َع‬


‫ٓا َأنتُ َما َو َم ِن‬€ۚ €َ‫لُونَ ِإلَ ۡي ُك َما بِ‍َٔا ٰيَتِن‬€‫ص‬ َ €‫ضدَكَ بَِأ ِخي‬
ُ ‫ال َسنَ ُش ُّد َع‬ َ َ‫ق‬
٣٥ َ‫ٱتَّبَ َع ُك َما ۡٱل ٰ َغلِبُون‬
35. Allah berfirman: "Kami akan menguatkan engkau (membantum) dengan
saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua hujjah (yang kokoh), maka
mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa
ayat-ayat (mukjizat-mukjizat) Kami, kalian berdua dan orang yang mengikuti
kamulah yang akan menang”
Allah berfirman kepada Musa, “Kami akan menguatkan kamu dengan
saudaramu, dan Kami menjadikan bagi kalian dengan melancarkan
keburukan.kalian berdua wahai Musa dan Harun, dan orang-orang yang beriman
kepada kalian berdua adalah orang-orang yang menang atas fir’aun dan kaumnya,

6
karena mukjizat-mukjizat yang kamu berikan dan kandungannya yang
menunjukkan kebenaran.

‫ َذا فِ ٓي‬€َ‫ ِم ۡعنَا بِ ٰه‬€ ‫رى َو َما َس‬€ٗ €َ‫ر ُّم ۡفت‬ٞ ‫ ۡح‬€ ‫ َذٓا ِإاَّل ِس‬€َ‫وا َما ٰه‬ ٖ َ‫فَلَ َّما َجٓا َءهُم ُّمو َس ٰى بِ‍َٔا ٰيَتِنَا بَيِّ ٰن‬
ْ ُ‫ال‬€€َ‫ت ق‬
٣٦ َ‫َءابَٓاِئنَا ٱَأۡل َّولِين‬
36. Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-
mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang
dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada
nenek moyang kami dahulu".

Ketika Musa mendatangi Fir’aun dan menyodorkan kepadanya seluruh dalil


dan hujjah Kami yang menjadi saksi atsa kebenaran risalah yang membawa Musa
dari sisi Tuhannya, meraka berkata kepada Musa, “tidaklah yang kamu bawa
kepada kami ini kecuali tipuan sihir saja yang kamu buat-buat dengan kebohongan
dan kebatilan. Dari kami belum pernah mendengar seruan yang kamu ajak kami
kepadanya dari para pendahulu kami yang meninggal sebelum kami”6
a. Makna Mufrodat
1) Ayat 33
seorang
‫َن ْفسًا‬ (Musa) berkata
‫َقا َل‬
maka aku takut
ُ‫َفَأ َخاف‬ Ya Tuhanku
ِّ‫َرب‬
bahwa
‫َأن‬ sesungguhnya aku
‫ِإ ِّنى‬
mereka akan
ِ ُ‫َي ْق ُتل‬
‫ون‬ aku telah ُ ‫َق َت ْل‬
‫ت‬
membunuhku membunuh
- - dari mereka
‫ِم ْن ُه ْم‬

2) Ayat 34
bersamaku
‫ِى‬
َ ‫َمع‬ dan saudaraku
‫َوَأخِى‬
pembantu
‫ِر ْدءًا‬ Harun
ُ‫ٰ َهرُون‬
dia membenarkan
‫ُص ِّدقُن ۖ ِٓى‬
َ ‫ي‬ dia
‫ه َُو‬
aku

6
Hikmat Basyir, dkk., Tafsir Muyassar 2 Memahami Al-Qur’an Dengan Terjemah dan Penafsiran Yang
Paling Mudah Edisi Indonesia (Jakarta, Darul Haq, cet. Kedua, 2016) 260-261.

7
sesungguhnya aku
‫ِإ ِّن ٓى‬ Lebih fasih
َ ‫َأ ْف‬
‫ص ُح‬
aku takut
ُ‫َأ َخاف‬ daripada aku
‫ِم ِّنى‬
bahwa
‫َأن‬ lisan
‫ل َِسا ًنا‬
mereka
ِ ‫ُي َك ِّذب‬
‫ُون‬ maka utuslah
‫َفَأرْ سِ ْل ُه‬
mendustakan aku dia

3) Ayat 35
mereka sampai
‫ون‬ َ ُ‫يَصِ ل‬ (Allah) berfirman
‫َقا َل‬
kepadamu berdua
‫ِإ َل ْي ُك َم ۚا‬ Kami akan ُ ‫َس َن‬
‫ش ُّد‬
meneguhkan/menguatkan
dengan ayat/mukjizat
‫ِبـَٔا ٰ َي ِت َنٓا‬ lenganmu
‫َك‬
َ ‫ضد‬
ُ ‫َع‬
Kami
kamu berdua
‫َأن ُت َما‬ dengan saudaramu
َ ‫ِبَأخِي‬
‫ك‬
dan orang yang
‫َو َم ِن‬ dan Kami
‫َو َنجْ َع ُل‬
jadikan/berikan
mengikuti kamu
‫ٱ َّت َب َع ُك َما‬ kepadamu berdua
‫َل ُك َما‬
berdua
orang-orang yang
َ ‫ْٱل ٰ َغلِب‬
‫ُون‬ kekuasaan
‫س ُْل ٰ َط ًنا‬
mengalahkan/menang
- - maka tidak ‫َفاَل‬

4) Ayat 36
sihir
‫سِ حْ ٌر‬ maka tatkala
‫َف َلمَّا‬
dibuat-buat
‫ُّم ْف َترً ى‬ datang kepada
‫َجٓا َءهُم‬
mereka
dan kami tidak
‫َو َما‬ Musa
‫مُّو َس ٰى‬

8
mendengar
‫َس ِمعْ َنا‬ dengan
‫ِبـَٔا ٰ َي ِت َنا‬
ayat/mukjizat
Kami
dengan ini
‫ِب ٰ َه َذا‬ yang nyata
ٍ ‫َب ِّي ٰ َن‬
‫ت‬
pada
‫ف ِٓى‬ mereka berkata ۟ ُ‫َقال‬
‫وا‬
bapak-bapak
‫َءابَٓاِئ َنا‬ tidak lain
‫َما‬
kami
terdahulu
َ ‫ٱَأْل َّول‬
‫ِين‬ ini
‫ٰ َه َذٓا‬
- - kecuali ‫ِإاَّل‬

b. Asbabun Nuzul dan identitas ayat


Surat Al-Qashash terdiri 88 ayat. Mayoritas ulama menilai ayat-ayat
surat ini turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah.
Memang ayat 85 menjanjikan bahwa Allah SWT akan mengembalikan Nabi
SAW ke Mekah dinilai oleh sementara ulama turun di Juhfah, sebuah lokasi
dekat Mekkah arah Madinah dalam perjalanan Beliau berhijrah. Namun,
karena ketika Beliau belum tiba di tempat tujuan, maka ini masih dinilai
sebagai surat Makkiyah. Ada juga yang berpendapat bahwa ayat 52 sampai
dengan ayat 55 adalah Madaniah, tidak dikenal nama lain dari kumpulan ayat-
ayat surat ini, kecuali Al-Qashash. Penamaan ini agaknya disebabkan karena
lafazh tersebut ditemukan pada ayat 25 surat ini
Surat Al-Qashash terdapat ayat yang diketahui asbab an-nuzulinya dan
ada juga yang tidak diketahui asbab annuzulnya. Ayat dari Surat Al-Qashash
yang diketahui asbab an-nuzulnya adalah ayat 51, 52, 56, 57, 61, dan
85,sedangkan ayat ini tidak diketahui asbabun nuzulnya
c. Penjelasan Tafsir Ayat
Organisasi mempunyai dua arti yaitu wadah dan proses yang dilakukan
bersama-sama. Jadi inti dari organisasi adalah interaksi antar orang dalam
sebuah wadah untuk melakukan suatu tujuan yang sama.7 Organisasi adalah
kumpulan orang-orang yang berkerjasama dalam berbagai aspek kehidupan.
7
Hafifuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek (Jakarta, Gema Insani,
2003) 27.

9
Dari pengertian organisasi yang telah dikemukakan di atas diketahui bahwa
dalam suatu organisasi harus terpenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Adanya dua orang atau lebih sebagai anggota atau bagiannya;
2. Adanya maksud untuk saling berkerjasama di antara para anggotanya;
3. Adanya pengaturan hubungan dari interaksi para anggotanya;
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dari adanya organisasi tersebut.
Sebagai mana Allah telah mengabulkan permintaan Nabi Musa as.
Mengangkat Nabi Harun as. Menjadi Rasul dan pendampingnya (wazir) yang
memiliki perkataan yang fasih dari padanya, lebih pandai berdebat dan
memberikan keterangan. Dengan kefasihannya, Harun akan dapat
membelanya, bila Fir'aun dan kaumnya membuat tuduhan-tuduhan yang
mungkin memberatkannya.

3. Tafsir Surat Al-Shaf ayat 4

َ ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ ي ُِحبُّ ٱلَّ ِذينَ يُ ٰقَتِلُونَ فِي َسبِيلِِۦه‬


ٞ ‫ن َّم ۡرص‬ٞ َ‫ص ٗفّا َكَأنَّهُم ب ُۡن ٰي‬
٤ ‫ُوص‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan
yang tersusun kokoh”

Dalam ayat ini Allah memuji orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan
barisan yang teratur dan persatuan yang kokoh. Allah menyukai kaum Muslimin
yang demikian. Tidak ada celah-celah perpecahan, walau yang kecil sekali pun,
seperti tembok yang kokoh yang tersusun rapat dari batu-batu beton.
Ayat ini mengisyaratkan kepada kaum Muslimin agar mereka menjaga
persatuan yang kuat dan persatuan yang kokoh, mempunyai semangat yang tinggi,
suka berjuang, dan berkorban. Membentuk dan menjaga persatuan serta kesatuan
di kalangan kaum Muslimin berarti menyingkirkan segala sesuatu yang mungkin
menimbulkan perpecahan, seperti perbedaan pendapat tentang sesuatu yang sepele
dan tidak penting, sifat mementingkan diri sendiri, membangga-banggakan suku
dan keturunan, mementingkan golongan, tidak berperikemanusiaan, dan
sebagainya.
Oleh karena itulah, dalam membina persatuan dan kesatuan, Allah
memperingatkan dan memerintahkan kaum Muslimin menjaga dan mengatur saf
(barisan) dalam salat dengan rapi, bahu-membahu, tidak ada satu pun tempat yang
kosong. Tempat yang kosong akan diisi oleh setan, sedangkan setan adalah musuh

10
manusia. Tidak baik jika seseorang salat sendirian di belakang saf, kecuali dengan
menarik ke belakang seorang yang berada dalam saf yang di depannya. Mengatur
barisan dalam salat merupakan latihan mengatur barisan dalam berjihad di jalan
Allah.
a. Makna Mufrodat
jalan-Nya sesungguhnya
‫َس ِبيلِ ِهۦـ‬ َّ‫ِإن‬
barisan
‫ص ًّفا‬
َ Allah
َ ‫ٱهَّلل‬
seakan-akan
‫َكَأ َّنهُم‬ mencintai
ُّ‫ُيحِب‬
bangunan
ٌ‫ُب ْن ٰ َين‬ orang-orang yang
َ ‫ٱلَّذ‬
‫ِين‬
tersusun
ٌ‫مَّرْ صُوص‬ (mereka)
َ ُ‫ُي ٰ َق ِتل‬
‫ون‬
berperang
- - pada
‫فِى‬

b. Asbabun Nuzul
Ayat-ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan segolongan orang-
orang Ansar yang antara lain ialah Abdullah ibnu Rawwahah. Mereka
mengatakan dalam suatu majelis, "Seandainya kita mengetahui amal yang
paling disukai oleh Allah, niscaya kita akan mengerjakannya, hingga kita
mati," maka Allah menurunkan ayat-ayat tersebut berkenaan dengan mereka.
Akhirnya Abdullah ibnu Rawwahah berkata, "Aku akan terus-menerus
berjihad di jalan Allah hingga titik darah penghabisan." Pada akhirnya ia
gugur mati syahid dalam medan pertempuran.

c. Identitas Ayat
Surat Ash-Shaff terdiri dari 14 ayat termasuk golongan surt-surat
Madaniyyah. Dinamai Ash-Shaff dikarenakan pada ayat ke 4 ini terdapat kata
shaffan yang bermakna "barisan"
d. Penjelasan Tafsir Ayat
Ayat ini menerangkan apa yang diridhai dan yang dimurkai-Nya. Pada
ayat ke 3 Allah murka kepada orang yang hanya pandai berkata saja tetapi

11
tidak melakukan apa yang diucapkannya. Dan pada ayat ke 4 diterangkan
bahwa Allah Swt menyukai orang yang mempraktekan apa yang
diucapkannya yaitu orang-orang yang berperang pada jalan Allah dalam satu
barisan ( Anjuran berjihad pada jalan Allah).
Terdapat satu kata bantu yang terdapat dalam ayat ini
untuk mempelajari pengorganisasian ini. Kata tersebut adalah ( Shaff ). Kata
( shaff ) ini identik dengan organisasi. Jadi organisasi menurut analisis kata ini
adalah suatu perkumpulan atau  jamaah yang mempunyai sistem yang teratur
dan tertib untuk mencapai tujuan bersama.
Maksud dari shaff disitu menurut al-Qurtubi adalah menyuruh masuk
dalam sebuah barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai
tujuan. Dalam sebuah hadits yang Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai
orang yang jika melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan “tepat, terarah
dan tuntas“.
Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan terarah, maka
hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses juga
dilakukan secara terarah dan teratur atau.
Menurut al-Baghawi maksud dari ayat di atas adalah manusia
seyogyanya tetap pada tempatnya dan tidak bergoyah dari tempat tersebut. Di
samping itu, dalam ayat tersebut banyak mufassir yang menerangkan bahwa
ayat tersebut adalah barisan dalam perang. Maka ayat tersebut
mengindikasikan adanya tujuan dari barisan perang yaitu berupaya untuk
melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah dan memperoleh
kemenangan. Dalam penafsiran versi lain, dikemukakan bahwa ayat tersebut
menunjukkan barisan dalam shalat yang memiliki keteraturan.
 
Dari sini dapat dikemukakan bahwa ciri organisasi adalah mempunyai
pemimpin dan terjadi itba’ terhadap kepemimpinan tersebut. Di samping itu,
kata  “bunyanun marshuusun” mengindikasikan bahwa dalam sebuah
organisasi hendaknya terdapat pembagian wewenang dan tugas, sebagaimana
yang terjadi dalam sebuah bangunan atau rumah, ada yang bertugas menjadi
tangga, ada yang bertugas menjadi tiang, serta ada yang bertugas menjadi atap
dan sebagainya.

12
Dalam menerima delegasi wewenang dan tanggung jawab hendaknya
dilakukan dengan optimal dan sungguh-sungguh. Janganlah anggota suatu
organisasi melakukan tugas dan wewenangnya dengan asal-asalan. Dalam
sebuah hadits diterangkan bahwa apabila seseorang hanya mementingkan
kepentingan sepihak dan melakukan tugas serta tanggung jawabnya dengan
asal-asalan. Hadits yang menerangkan tentang kekalahan umat Islam dalam
perang Uhud menunjukkan bahwa apabila seseorang tidak melaksanakan
anggotanya sebagai bagian dari organisasi perang, maka akibatnya adalah
organisasi tersebut mengalami kekalahan. Jadi dalam sebuah organisasi harus
terjadi koordinasi yang baik dan tidak boleh terjadi penyalahgunaan
wewenang.
Kesimpulan ayat tersebut adalah Terdapat dua kata bantu yang terdapat
dalam al-Qur’an untuk mempelajari pengorganisasian ini. Kata tersebut adalah
Shaff dan bunyanun marshuusun . Untuk kata shaff  menginspirasi konsep
bahwa organisasi harus mempunyai anggota yang terdiri dari kumpulan orang-
orang, berada dalam suatu wadah, terdapat keteraturan, mempunyai tujuan,
juga mempunyai pemimpin, terjadi pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab serta ada niat melaksanakan tugas dengan ikhlas dan berjuang di jalan
Allah. Kata bunyanun marshuusun menginspirasi konsep bahwa organisasi
ideal harus mempunyai hendaknya terdapat pembagian wewenang dan tugas,
sebagaimana yang terjadi dalam sebuah bangunan atau rumah dan tentu saja
elemen Ketaatan anggota, keteladanan pemimpin, tujuan organisasi dan
kesatuan komando. Dalam pengambilan keputusan memakai sistem
musyawarah. Sedangkan untuk menuju organisasi yang bermutu, organisasi
harus menjalankan pilar-pilar mutu.

C. Hadits tentang Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan Islam


Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu
Hurairah.21 Rasulullah bersabda:

َ‫اعة‬ َّ  ‫فَا ْنتَ ِظ ِر‬ ‫ َْأهلِ ِه‬ ‫غَْي ِر‬ ‫ِإلَى‬ ‫اَأْلم ُر‬


َ ‫الس‬ ْ  ‫ ُو ِّس َد‬ ‫ِإذَا‬
Artinya: “Ketika suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kehancuran.” (H.R. Bukhari)

13
Berdasarkan hadis tersebut, Islam mendorong umatnya untuk memilih calon
pegawai berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan teknis yang
dimiliki, agar suatu institusi bisa menjalankan kegiatannya sesuai tujuan yang
diharapkan. Selain itu, memberikan ujian seleksi kepada calon pegawai adalah juga
merupakan persoalan pokok dalam Islam. Hal ini dicerminkan dari sikap Rasulullah
ketika akan mengangkat Muadz bin Jabal sebagai pejabat kehakiman. Rasulullah
bertanya kepada Muadz: “Dengan apa engkau akan memutuskan persoalan hukum?”
Muadz menjawab, “Dengan kitab Allah.” Rasulullah bertanya, “Jika kamu tidak
menemukannya?” Muadz menjawab, “Dengan sunnah Rasulullah.” Rasulullah
bertanya lagi, “Jika engkau tidak menemukannya juga?” Muadz menjawab, “Aku
akan berijtihad dengan pendapatku.” Rasulullah bersabda, “Alhamdulillah, Allah
telah menolong utusan Rasulullah menjalankan agama sesuai dengan apa yang
diridhai Allah dan Rasul-Nya.”8 Sikap Rasulullah tersebut patut dijadikan acuan suatu
institusi dalam menentukan calon pegawai yang kompeten.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

8
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, 106.

14
1. pengorganisasian (organizing) merupakan suatu pembentukan wadah/sistem dan
penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Q.S Al-Qashash ayat 26 menunjukkan bahwa dalam memilih pegawai hendaknya
memilih seseorang yang kuat dan amanah.
3. Q.S Al-Qashash ayat 33-36 menunjukkan bahwa dalam suatu organisasi dibutuhkan
dukungan dari berbagai pihak, saling kerjasama antara pemimpin dan anggota agar
tercapai tujuan yang diharapkan.
4. Q.S As-Shaff ayat 4 menunjukkan bahwa dalam menjalankan organisasi harus
mempunyai anggota-anggota yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing agar
tujuan yang diharapkan juga bisa tercapai.
5. Dalam hadits tentang pengorganisasian menunjukkan bahwa sebaiknya yang
menempati posisi tertentu adalah orang ahli dan yang memiliki kompetensi
dibidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,
terj. Dimyauddin Djuwaini, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008.

15
Didin Kurniadi, dkk., Manajemen Pendidikan, (konsep dan prinsip pengelolaan pendidikan),
Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2016.
Hafifuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek , Jakarta, Gema
Insani, 2003
Hikmat Basyir, dkk., Tafsir Muyassar 2 Memahami Al-Qur’an Dengan Terjemah dan
Penafsiran Yang Paling Mudah Edisi Indonesia , Jakarta, Darul Haq, cet. Kedua,
2016
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar dalam Kerangka
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah , Jakarta, Bumi Aksara, 2003.
M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, jakarta, Lentera Hati, 2002.

16

Anda mungkin juga menyukai