Anda di halaman 1dari 2

Kerangka PPT Tugas Bu Yetty

Status Negara Berkembang di WTO

- 2/3 Anggota WTO adalah Negara Berkembang dan Least Developed Countries (LDCs)
- WTO tidak menetapkan kriteria status anggotanya
- Anggota WTO menentukan sendiri statusnya sebagai Negara Maju dan Negara Berkembang
- Status Least Developed Countries (LDCs) berdasarkan daftar dalam website UNCTAD
- Anggota WTO dapat mengajukan keberatan atas penggunaan ketentuan WTO khusus Negara
Berkembang oleh suatu Anggota

Bagaimana WTO mengakomodir Kepentingan Negara Berkembang

Dalam Preamble Marrakesh Agreement yang berisi dasar pembentukan WTO, semua pihak yang ada
pada perjanjian tersebut sepakat tujuan yang ingin dicapai melalui sistem perdagangan multilateral
untuk:
1. meningkatkan standar hidup;
2. menjamin terciptanya lapangan kerja;
3. meningkatkan produksi dan perdagangan serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya dunia.
Pada bagian Pembukaan (Preambule) Persetujuan tentang Pembentukan WTO antara lain dinyatakan juga
adanya pengakuan bahwa diperlukan adanya upaya positif yang dirancang untuk menjamin negara-
negara sedang berkembang, dan khususnya LDCs, agar mereka dapat mengamankan peranannya dalam
pertumbuhan perdagangan internasional sesuai (sepadan) dengan kebutuhan pembangunan ekonomi
mereka.

“Recognizing that their relations in the field of trade and economic endeavour should be conducted with
a view to raising standards of living, ensuring full employment and a large and steadily growing volume of
real income and effective demand, and expanding the production of and trade in goods and services, while
allowing for the optimal use of the world's resources in accordance with the objective of sustainable
development, seeking both to protect and preserve the environment and to enhance the means for doing
so in a manner consistent with their respective needs and concerns at different levels of economic
development.”

“Recognizing further that there is a need for positive efforts designed to ensure that developing countries,
and especially the least developed among them, secure a share in the growth of international trade
commensurate with the needs of their economic development”

GATT 1947 telah mengatur kepentingan pembangunan negara-negara sedang berkembang dan miskin
melalui Bagian IV (Pasal-pasal XXXVI, XXXVII dan XXXVIII) GATT 1947 di bawah judul Perdagangan dan
Pembangunan. Bagian VI GATT 1947 tersebut ditambahkan pada tahun 1965 sebagai respon terhadap
ketidakadilan yang dialami negara-negara sedang berkembang dalam sistem pengaturan hubungan
ekonomi internasional
GATT 1947 telah mengatur kepentingan pembangunan negara-negara sedang berkembang dan miskin
melalui Bagian IV (Pasal-pasal XXXVI, XXXVII dan XXXVIII) GATT 1947 di bawah judul Perdagangan dan
Pembangunan. Bagian VI GATT 1947 tersebut ditambahkan pada tahun 1965 sebagai respon terhadap
ketidakadilan yang dialami negara-negara sedang berkembang dalam sistem pengaturan hubungan
ekonomi internasional
Article XXXVI: 1(e) GATT berbunyi: “…recognising that international trade as a means of achieving economic and
social advancement…”

Kemudian dalam berbagai persetujuan yang merupakan lampiran dari Persetujuan Pembentukan WTO
diatur berbagai alat proteksi berupa perlakuan khusus yang ditujukan untuk melindungi sementara waktu
ekonomi negara-negara sedang berkembang dan LDCs sejak berlakunya liberalisasi ekonomi.

Konsep S&DT

Ketentuan Perlakuan khusus yang diberikan kepada negara berkembang ini dikenal dengan istilah Special
and Differential Treatment (S&DT). Prinsip S&DT ini dilatar belakangi oleh kondisi negara berkembang
yang masih rentan baik dalam situasi perekonomian maupun sosialnya sehingga seringkali tidak dapat
mengambil manfaat penuh atas perkembangan perdagangan global yang pesat, bahkan terkena dampak
negatif atas persaingan pasar yang semakin tinggi.

Oleh karenanya, prinsip S&DT diterapkan agar peraturan perdagangan internasional dapat mengadaptasi
situasi ekonomi, memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan negara-negara berkembang dan LDCs agar dapat
berpartisipasi secara lebih aktif dalam perdagangan global.

Terdapat dua bentuk utama S&DT: Pertama, terkait komitmen akses pasar, S&DT memberikan non-
reciprocal trade preferences yang memberikan preferensi akses pasar kepada negara berkembang.
Negara berkembang diberikan kewajiban yang lebih ringan dan berbeda dalam membuka akses pasarnya
dengan periode implementasi yang lebih lama. Kedua, terkait aturan dan disiplin perdagangan, berarti
negara berkembang dapat dikecualikan atau diberikan kewajiban yang lebih ringan atas penerapan suatu
aturan perdagangan multilateral.

Namun di samping kedua hal tersebut, pemberian bantuan teknis dan finansial kepada negara
berkembang juga merupakan bentuk S&DT yang difasilitasi dalam WTO.

Beberapa ketentuan yang termasuk dalam S&DT untuk negara berkembang adalah:

1. Periode implementasi perjanjian dan komitmen yang lebih lama;


2. Ketentuan-ketentuan atau instrumen untuk meningkatkan kesempatan perdagangan untuk
negara berkembang;
3. Ketentuan untuk seluruh anggota WTO untuk melindungi kepentingan perdagangan negara
berkembang;
4. Bantuan teknis untuk membangun infrastruktur terkait implementasi peraturan WTO,
menghadapi sengketa, dan menerapkan standar teknis; dan
5. Ketentuan yang terkait anggota Least Developed Country (LDC).

Anda mungkin juga menyukai