Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Penjualan Kartu Telkom Flexi di PT

Telkom Bandung

Untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu

alat bantu bagi manajemen dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu cara untuk

membantu manajemen dalam aktivitas penjualan adalah pemeriksaan operasional.

Tujuan pemeriksaan operasional ini adalah untuk mendeteksi adanya kelemahan

dalam kegiatan penjualan serta mengusahakan penanggulangannya atas operasi penjualan

perusahaan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pemeriksaan atas operasi penjualan

kartu flexi pada PT Telkom Bandung penulis menggunakan pendekatan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Independensi pemeriksa operasional

2. Kompetensi pemeriksa operasional

3. Program pemeriksa operasional

a. Tahap persiapan pemeriksaan

b. Tahap pemeriksaan pendahuluan

c. Tahap pemeriksaan lanjutan

d. Tahap pelaporan

85
4.1.1.1 Independensi Pemeriksa Operasional

Dalam pelaksanaan pemeriksaan operasional, internal auditor sangat

memperhatikan independensi artinya dalam melaksanakan pemeriksaan dan

mengungkapkan hasil temuannya, internal auditor tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak

lain. Hal ini dapat dilihat dari :

1. Struktur Organisasi

PT.Telkom Bandung merancang struktur organisasi yang menempatkan satuan

pengawasan intern atau audit internal dalam posisi yang tidak mengharuskan dan

tidak memungkinkan mereka terlibat dalam pengambilan keputusan aktivitas

perusahaan selain aktivitas pemeriksaan yang menjadi tugas pokoknya. Di

PT.Telkom Bandung, pemeriksa operasional dalam hal ini internal auditor

melakukan pemeriksaan secara independen dan bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Utama PT.Telkom Bandung. Seorang auditor tidak boleh

melakukan pemeriksaan jika auditor tersebut ada hubungan keluarga dengan

objek yang diperiksa. Selain itu, internal auditor juga menetapkan kebijakan-

kebijakan dan larangan-larangan tentang pemeriksa intern dalam hal pelaksanaan

pemeriksaan.

2. Objektivitas

Seorang auditor dituntut untuk selalu melakukan penilaian pemeriksaan secara

objektif dan teliti dalam melakukan pemeriksaannya sehingga akan menghasilkan

suatu hasil yang benar-benar dapat diandalkan. Oleh karena itu setiap auditor

harus mempunyai penilaian yang objektif terhadap objek yang diperiksa tanpa

86
adanya keterkaitan dengan objek yang diperiksa tersebut, sehingga auditor dapat

dilaksanakan dengan efektif.

4.1.1.2 Kompetensi Pemeriksa Operasional

Dalam melaksanakan pemeriksaan operasional selain harus independen juga harus

kompeten yaitu ahli dalam bidangnya. Untuk menjadi seorang auditor yang merupakan

bagian dari pengawasan audit internal, auditor yang kompeten di PT.Telkom Bandung

harus :

1. Berpendidikan Formal

Untuk menjadi seorang auditor di PT.Telkom Bandung harus berpendidikan

formal terutama dalam bidang Akuntansi, Auditing dan Manajemen. Para auditor

yang ada di PT.Telkom Bandung rata-rata merupakan sarjana-sarjana program S1

dan S2 dari berbagai universitas dan sekolah tinggi dari jurusan akuntansi dan

manajemen yang mempunyai potensi sebagai pemeriksa.

2. Ahli dalam bidang Akuntansi dan bidang Auditing

Seorang auditor yang ada di audit internal PT.Telkom Bandung harus menguasai,

memahami dan ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing, karena dengan

adanya auditor yang ahli dalam bidang tersebut maka kegiatan pemeriksaan akan

lancar, terarah dan hasil dari laporan dapat efektif.

3. Menjalani pelatihan teknis yang cukup

Para auditor di PT.Telkom Bandung akan diberikan pelatihan teknis dan

pendidikan selama beberapa bulan yaitu berupa pendidikan dan latihan-latihan

atau seminar-seminar bagi pemeriksa untuk meningkatkan jenjang karier sebagai

auditor dan juga untuk menambah wawasan sebagai auditor. Setelah mengikuti

87
pelatihan ini, auditor akan mendapatkan Sertifikasi Ahli sebagai bukti bahwa

auditor telah mengikuti pelatihan terlebih dahulu.

4. Mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip

dan standar auditing yang diterapkan oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia)

dengan mempelajari, memahami dan menerapkan dalam pekerjaannya. Sebagai

auditor di PT.Telkom Bandung yang dilakukannya sesuai dengan standar

akuntansi dan standar auditor yang berlaku.

5. Mempunyai penilaian secara objektif.

Seorang auditor harus selalu teliti dan objektif dalam melaksanakan

pemeriksaannya, artinya setiap auditor harus mempunyai penilaian yang objektif

tanpa adanya keterkaitan dengan objek yang diperiksa sehingga pemeriksaannya

dapat dilaksanakan secara efektif.

4.1.1.3 Program Kerja Pemeriksaan

Program kerja pemeriksaan di PT.Telkom Bandung umumnya mengandung dua

bagian pokok yaitu :

1. Pernyataan Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan :

 Permasalahan Yang dihadapi

Tujuan yang ingin dicapai dalam pemeriksaan operasional ini adalah untuk

menilai kewajaran mengenai laporan, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

proses penjualan kartu Flexi menurut ketentuan dan prosedur yang berlaku di

88
PT.Telkom Bandung untuk menghasilkan penjualan yang efektif dan efisien.

Adapun yang permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan ini adalah :

 Ketertiban Administrasi Penjualan

 Cara penjualan kartu Flexi

 Pengetahuan karyawan yang masih terbatas

 Kedisiplinan

 Keterlambatan setor di dalam hasil penjualan

 Perlengkapan fungsi-fungsi otorisasi

 Pelaksanaannya apakah sesuai dengan prosedur yang telah ada atau tidak

 Tiap perbaikan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan operasional

penjualan kartu Telkom Flexi.

2. Langkah-langkah Kerja

Bagian ini dimuat pengarahan-pengarahan khusus dalam pelaksanaan tugas

pemeriksaan, dalam hubungan dengan tahap-tahap pemeriksaan, maka program kerja

pemeriksaan dapat disusun sebagai berikut :

a. Persiapan Pemeriksaan Pendahuluan

Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi umum mengenai kegiatan

penjualan kartu TelkomFlexi di PT.Telkom Bandung dan sebagai dasar penyusunan

program kerja persiapan pemeriksaan.

Langkah-langkah kerja persiapan pemeriksaan pendahuluan meliputi :

 Pembicaraan pemeriksaan pendahuluan dengan objek yang diperiksa

 Pengumpulan informasi umum seperti data dan wawancara

89
 Analisa, cek dan konfirmasi dengan bagian penjualan kartu Telkom Flexi yang

diperiksa

 Pembuatan ikhtisar hasil persiapan pemeriksaan berupa rekomendasi untuk

menentukan apakah pemeriksaan harus ditindak lanjuti atau tidak

b. Pemeriksaan Mendalam

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan aspek-aspek manajerial sehubungan

dengan kegiatan penjualan yang menunjukkan adanya kelemahan yang mungkin

harus diperbaiki atau ditingkatkan efektivitas dan kehematannya.

Langkah-langkah kerja pemeriksaan mendalam meliputi :

 Penelaahaan aturan kepegawaian yang berlaku

 Mengumpulkan temuan lebih lanjut sebagai bentuk tindak lanjut pemeriksaan

 Pengujian pengendalian manajemen

 Penyusunan ikhtisar hasil pemeriksaan intern berupa rekomendasi

c. Tahap Pemeriksaan Lanjutan

Tujuan pemeriksaan lanjutan adalah meliputi :

 Apakah penjualan didasarkan pada jumlah kebutuhan operasi perusahaan

 Apakah waktu penjualan tepat sesuai dengan kebutuhan

 Apakah pengawasan terhadap penjualan cukup memadai

 Apakah prosedur penjualan telah memadai dan pelaksanaannya sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah kerja pemeriksaan lanjutan meliputi :

 Pengembangan temuan hasil pemeriksaan mendalam dan tahap pelaporan

 Penyajian hasil pemeriksaan lanjutan (daftar temuan)

90
 Rekomendasi

d. Tahap Pelaporan

4.1.1.4 Tahap-Tahap Pemeriksaan Operasional Penjualan Kartu TelkomFlexi

a. Tahap Persiapan Pemeriksaan

Tahap persiapan pemeriksaan untuk mengumpulkan informasi umum yang

diperlukan tentang objek yang diperiksa sebagai dasar penyusunan program.

Kegiatan pada tahap persiapan pemeriksaan operasional di PT. Telkom Bandung

adalah meliputi :

 Tahapan persiapan pemeriksaan, meliputi :

1. Penyusunan program kerja pemeriksaan

2. Pengesahan surat penugasan pemeriksaan

3. Pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan objek yang akan diperiksa

4. Pengumuman informasi atau data mengenai aspek-aspek yang mendukung

pemeriksaan, yang terdiri dari :

a. Penelaahan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b. Pengidentifikasian kelemahan dari sistem pengendalian manajemen

b. Tahap Pelaksanaan Audit

Tahap pelaksanaan pemeriksaan, meliputi :

1. Tahap pemeriksaan pendahuluan, terdiri dari :

a. Permintaan data untuk kepentingan tugas-tugas pemeriksaan

b. Pengujian atau penilaian sistem pengendalian manajemen

c. Pengidentifikasian temuan-temuan

91
d. Penyusunan kertas kerja pemeriksaan

2. Tahap pemeriksaan lanjutan, terdiri dari :

a. Pengembangan temuan hasil pemeriksaan

b. Penyempurnaan data-data pendukung untuk kertas kerja pemeriksaan

c. Penyusunan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan

d. Permintaan tanggapan dari pimpinan objek pemeriksaan

e. Pembahasan dengan pimpinan objek pemeriksaan, yaitu pimpinan

tertinggi unit kerja yang diperiksa meliputi kepala divisi

3. Tahap penyusunan laporan hasil pemeriksaan, meliputi :

a. Penyusunan daftar laporan hasil pemeriksaan

b. Review laporan hasil pemeriksaan

c. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan

d. Pendistribusian laporan hasil penelitian

4. Tahap Relevansi isi laporan pemeriksaan, meliputi :

a. Pelaporan kondisi dari hasil pemeriksaan.

b. Permintaan tanggapan dari pihak auditee atas hasil pemeriksaan

c. Pemberian saran dari pihak pemeriksa atas tanggapan dari pihak auditee

d. Penyusunan target penyelesaian atas hasil dan evaluasi dari pelaporan

pemeriksaan

5. Ada juga tahap monitoring tindak lanjut yang meliputi :

a. Pengiriman nota permintaan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan

disertai bukti-bukti pendukung

b. Penyusunan daftar laporan tindak lanjut temuan hasil pemeriksa

92
c. Review laporan

d. Penyusunan laporan tindak lanjut.

4.1.1.5 Laporan Hasil dan Tindak Lanjut Pemeriksaan Operasional

Hasil laporan pemeriksaan operasional yang dibuat oleh satuan pengawas intern

ditujukan kepada Direktur Utama di kantor Pusat.

Laporan hasil pemeriksaan disusun secara tertulis dalam bentuk bab atau surat

dengan memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, temuan hasil pemeriksaan yang

objektif, saran perbaikan atau penyempurnaan dan tanggapan objek yang diperiksa.

Tindak lanjut (follow up) merupakan tahap penting untuk mengetahui

pelaksanaan dari laporan hasil pemeriksaan operasional yang dikeluarkan oleh satuan

pengawasan intern dalam hal ini internal audit. Untuk itu setelah laporan hasil

pemeriksaan didistribusikan kepada Direktur Utama maka objek yang diperiksa

diharapkan segera melaksanakan survei dan tindakan perbaikan yang diperlukan sesuai

dengan hasil pembahasan yang telah disepakati dan tertuang dalam laporan hasil

pemeriksaan operasional tersebut.

Pimpinan objek yang diperiksa wajib membuat laporan program pelaksanaan

tindak lanjut pemeriksaan selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan sejak diterimanya

laporan hsil pemeriksaan dari satuan pengawas intern. Laporan tindak lanjut pemeriksaan

operasional tersebut harus disetor dengan bukti-bukti dokumen pendukungnya atas tindak

lanjut yang telah dilaksanakan dan disampaikan kepada kepala satuan pengawasan intern.

Berdasarkan laporan tindak lanjut pemeriksaan tersebut, satuan pengawasan intern

melakukan monitoring tindak lanjut yang dilaksanakan, serta membuat laporan hasil

93
tindak lanjut yang ditujukan kepada Direktur Utama sebagai tembusan kepada Direktur

atau pejabat terkait.

Apabila saran-saran rekomendasi tidak dijalankan, objek pemeriksa harus

menjelaskan penyebab tidak dilaksanakannya rekomendasi tersebut. Satuan pengawasan

intern akan mengambil tindakan lebih lanjut apabila :

1. Objek pemeriksa tidak menyetujui rekomendasi pemeriksaan, sedangkan internal

pemeriksa operasional merasa persoalan tersebut penting artinya dan dirasakan

perlu dilakukan usaha selanjutnya agar diperoleh tindakan korektif.

2. Objek pemeriksa menerima rekomendasi yang diajukan dan melakukan tindak

lanjut untuk menyelesaikan tindakan yang perlu diambil.

3. Objek pemeriksa menerima rekomendasi yang diajukan dan telah menyelesaikan

tindakan yang diambil. Dalam hal tersebut diatas pemeriksa operasional merasa

perlu membuat evaluasi atau closing audit yang menunjukkan bahwa tidak perlu

lagi laporan tindak lanjutnya.

Apabila dalam laporan yang sudah dikeluarkan terhadap temuan yang

mengandung indikasi tindak pidana dan perdata, maka tindak lanjut yang diambil atas

dasar persetujuan Direktur Utama yaitu melakukan pemeriksaan khusus. Hasil

pemeriksaan khusus terhadap Divisi atau Bagian atau Personel yang melakukan tindak

pidana atau perdata tersebut dapat dikenakan sanksi-sanksi yaitu tindakan administratif

dan tuntutan atau gugatan pidana atau perdata.

Sanksi yang diberikan sesuai dengan jenis penyelewengan yang dilakukan.

Tindakan yang sering dilakukan misalnya sebagai berikut :

94
1. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kelemahan atau kekurangan yang

terjadi disebabkan oleh faktor manusia, misalnya karena kelalaian ataupun

kesengajaan (kecurangan), maka akan dilakukan tindakan berupa :

 Penanggungan kenaikan golongan atau jabatan

 Skorsing

 Pemecatan dan pemberhentian tanpa tunjangan

2. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kelemahan atau kekurangan yang

terjadi bukan disebabkan oleh faktor manusia, misalnya kelemahan sistem yang

ada atau faktor ekstern, maka tindak lanjut yang diharapkan adalah berupa

pelaksanaan salah satu alternative tindakan korektif yang diusulkan.

4.1.2 Pelaksanaan Pengendalian Intern Penjualan Kartu TelkomFlexi di PT.Telkom

Bandung

Sistem akuntansi yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan, menggolongkan,

menganalisis, mencatat dan melaporkan setiap transaksi yang terjadi pada perusahaan.

Adanya sistem akuntansi yang baik akan menunjang efektifitas pengendalian yang

memadai pada suatu perusahaan. Dalam melakukan pengendalian internal terhadap

penjualan, maka PT.Telkom Bandung telah menetapkan sasaran pengendalian sebagai

berikut :

1. Penjualan yang dicatat adalah absah (Keabsahan)

Setiap transaksi yang terjadi akan dicatat oleh bagian akuntansi dengan benar dan

selain itu juga harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen dan formulir yang

dibutuhkan untuk kelengkapan. Secara komputerisasi, penjualan langsung tercatat

95
sebagai transaksi. Namun, hal ini juga harus tetap dicatat oleh bagian akuntansi

masing-masing plasa penjualan kartu TelkomFlexi untuk dijadikan bukti dalam

penyesuaian dengan bagian Logistik dan bagian Keuangan nantinya. Catatan-catatan,

dokumen-dokumen, dan formulir-formulir yang digunakan diotorisasi oleh fungsi-

fungsi yang berwenang, sehingga salah satu tujuan pengendalian internal penjualan

telah memadai.

2. Transaksi penjualan diotorisasi dengan pantas (Otorisasi)

Semua prosedur transaksi telah ditandatangani dengan lengkap oleh masing-masing

bagian yang terkait dan yang berwenang, misalnya dokumen-dokumen dan formulir-

formulir penjualan harus diotorisasi oleh bagian penjualan sehingga tindak

kecurangan dalam transaksi dapat dihindari dan jika terjadi kesalahan akan lebih

mudah untuk menelusurinya.

3. Penjualan yang terjadi telah dicatat (Kelengkapan)

Kegiatan penjualan kartu TelkomFlexi yang dilakukan di Plasa Flexi PT.Telkom

Bandung harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen, dan formulir-formulir yang

dapat dipertanggungjawabkan. Setiap formulir dilengkapi dengan nama barang,

jumlah barang, harga barang, penerima barang. Selain itu juga semua dokumen telah

diberi nomor urut cetak, hal ini dilakukan untuk pengendalian terhadap

penyalahgunaan dokumen.

4. Penjualan yang dicatat dinilai dengan benar (Penilaian)

Berdasarkan bukti penjualan dan laporan penerimaan hasil penjualan kartu Telkom

Flexi, maka bagian akuntansi melakukan pencatatan atas transaksi penjualan yang

dinilai sebesar harga netto setelah dikurangi dengan pajak kepada Negara.

96
5. Penjualan yang dicatat diklasifikasikan dengan pantas (Klasifikasi)

Bukti penjualan kartu Telkom Flexi yang telah dicatat diklasifikasikan dengan cara

membuat jurnal perincian transaksi kedalam kode perkiraan.

6. Penjualan dicatat dalam waktu yang sesuai (Tepat Waktu)

Setiap transaksi dicatat tepat waktu terjadinya, hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya salah saji pada laporan keuangan pada akhir periode.

7. Transaksi penjualan dimasukkan dengan pantas dalam berkas induk dan diikhtisarkan

dengan benar (Posting dan Pengikhtisaran)

Transaksi dimasukkan ke dalam buku besar dan buku besar pembantu dan

diikhtisarkan berdasarkan jenisnya dalam bentuk jurnal.

4.1.2.1 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh

manajemen untuk memenuhi tujuannya. Aktivitas pengendalian yang diterapkan pada

PT.Telkom Bandung adalah sebagai berikut :

1. Pemisahan fungsi yang memadai.

Struktur organisasi merupakan rangka pembagian tugas kegiatan pokok perusahaan,

tujuan pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah kesalahan dan agar dapat

dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan

tugas yang diberikan kepada seseorang. PT.Telkom Bandung telah menerapkan

pemisahan fungsi pengendalian yang cukup memadai sebagai berikut :

a. Fungsi penjualan oleh bagian penjualan.

b. Fungsi pencatatan oleh bagian akuntansi.

97
c. Fungsi pengeluaran barang oleh bagian logistik.

d. Fungsi penerimaan atau penyimpanan uang oleh bagian keuangan.

e. Fungsi pengawas oleh satuan pengawas intern.

2. Prosedur otorisasi yang pantas atas transaksi dari kegiatan penjualan Kartu

TelkomFlexi didalam suatu organisasi.Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar

otorisasi yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

Oleh karena itu harus dibuat sistem yangmengatur pembagian wewenang untuk

diotorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur yang dilakukan oleh

PT.Telkom Bandung dalam melakukan proses pengendalian atas penjualan Kartu

TelkomFlexi adalah :

a. Transaksi penjualan dilakukan oleh bagian penjualan, bagian keuangan dan

bagian pencatatan.

b. Persetujuan kontrak diotorisasi oleh Direksi atau Kepala Divisi atau Manajer

Penjualan.

c. Pengeluaran barang kepada konsumen diotorisasi oleh bagian logistik dan

melakukan pencocokan antara bukti perintah pengeluaran barang dengan laporan

kesiapan material dan memeriksa kondisi barang yang dikeluarkan.

3. Dokumen dan Catatan yang Memadai

Dokumen-dokumen dan formulir-formulir yang digunakan di PT.Telkom Bandung

didesain dengan baik sesuai dengan kebutuhan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan

pengendalian internal. Formulir-formulir yang digunakan dalam transaksi penjualan

terdiri dari nama barang, jumlah barang, harga barang, penerima, dan keterangan

lainnya serta adanya nomor urut cetak pada dokumen atau formulir yang digunakan.

98
4. Pengendalian Fisik atas Persediaan dan Catatan

Pengendalian fisik atas persediaan dan catatan yang dilaksanakan di PT.Telkom

Bandung yaitu :

a. Adanya bagian logistik yang menjaga dan mengawasi persediaan kartu Telkom

Flexi dari kemungkinan kerusakan dan pencurian.

b. Adanya tugas bagian gudang kirim yang bertanggung jawab atas persediaan kartu

Telkom Flexi yang akan dijual.

c. Data-data telah diarsipkan dengan baik oleh petugas yang berwenang dan

penyimpanan data dan catatan dengan menggunakan sistem komputerisasi.

5. Pengecekan independensi atas pelaksanaan penjualan Kartu Telkom Flexi

Satuan pengawas intern melakukan pemeriksaan atas efektivitas pelaksanaan

pengendalian internal penjualan serta melakukan pengawasan atas seluruh kegiatan

penjualan kartu Telkom Flexi sebagai fungsi manajemen.

4.1.2.2 Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan

Bagi PT.Telkom Bandung, penjualan kartu Telkom Flexi merupakan salah satu

aktivitas utama di dalam perusahaan, sehingga di dalam pengelolaannyapun diperlukan

pengendalian yang efektif.

Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh PT.Telkom Bandung dinilai telah

cukup efektif, hal tersebut didukung oleh tercapainya tujuan Pengendalian Intern

Penjualan.

Berdasarkan uraian diatas, PT.Telkom Bandung sudah memperhatikan tujuan-

tujuan pengendalian intern penjualan. Hal ini terlihat dari perlakuan transaksinya, dimana

setiap transaksi penjualan kartu Telkom Flexi yang dilakukan oleh PT.Telkom Bandung

99
telah memperhatikan dalam segi keabsahan dari transaksi penjualan, otorisasi terhadap

transaksi penjualan, kelengkapan catatan dari transaksi penjualan, penilaian atas

penjualan yang dicatat, klasifikasi dari transaksi penjualan, ketepatan waktu dalam

pencatatan atas transaksi penjualan, serta posting dan pengikhtisaran sehingga

memungkinkan bahwa tujuan pengendalian intern penjualan dapat tercapai.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Penjualan Kartu TelkomFlexi

Pemeriksaan operasional dilaksanakan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan

terhadap kelemahan-kelemahan yang telah ditemukan pada perusahaan sehingga akan

menghasilkan suatu kebijakan bagi manajemen dari hasil penjualan.

Adapun tujuan pemeriksaan operasional pada PT.Telkom Bandung yaitu guna

menghasilkan perbaikan dari aktivitas objek yang diperiksa dengan membuat saran-saran

untuk cara yang lebih hemat, efisien dan efektif. PT.Telkom Bandung dalam

melaksanakan pemeriksaan operasional penjualan telah memadai, dimana

pelaksanaannya telah melalui tahap-tahap pemeriksaan operasional.

Adapun tahap-tahap pemeriksaan operasional penjualan pada PT.Telkom

Bandung, antara lain :

a. Independensi Pemeriksa Operasional

Setelah melakukan penelitian langsung di PT.Telkom Bandung, ternyata

independensi yang dilaksanakan di PT.Telkom Bandung sudah dilaksanakan secara

memadai, hal tersebut dapat diukur dengan :

100
1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pemeriksa operasional dalam hal ini internal audit dibuat oleh

Direktur Utama yang menempatkan internal auditor dalam posisi yang tidak

mengharuskan dan memungkinkan mereka terlibat dalam aktivitas perusahaan dan

bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama PT.Telkom Bandung.

Kedudukan dan posisi dari internal auditor adalah independen terhadap organisasi

atau departemen yang menjadi objek yang diperiksa.

2. Objektivitas seorang pemeriksa operasional pada PT.Telkom Bandung tidak bisa

dilaksanakan dalam melaksanakan pemeriksaan jika auditor tersebut sebelumnya

pernah menjabat atau pernah bekerja dibagian yang menjadi objek yang diperiksa.

Karena akan mengurangi tingkat independensi pemeriksaan intern.

3. Tidak adanya hubungan keluarga atau kerabat antara auditor dan objek yang

diperiksa. Pelaksanaan pemeriksaan operasional tidak akan berjalan dengan

semestinya jika auditor dengan objek yang diperiksa ada hubungan kekeluargaan atau

kekerabatan. Karena hal itu dapat mengurangi objektivitas dari seorang auditor dalam

melaksanakan pemeriksaannya dan juga dikhawatirkan akan terjadi suatu kolusi dan

nepotisme.

4. Adanya kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh bagian

audit internal. Selain hal-hal tersebut diatas, bagian audit internal menetapkan

kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan bagi auditor dalam pelaksanaan

pemeriksaan agar independensi audit internal benar-benar bisa dilaksanakan secara

memadai.

101
Dari kriteria-kriteria diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan audit internal pada

PT.Telkom telah memiliki independensi yang memadai.

b. Kompetensi Pemeriksa Operasional

Setiap pekerjaan akan memperoleh hasil yang memuaskan apabila dilaksanakan oleh

orang yang kompeten. Seorang pemeriksa operasional harus kompeten dalam

melaksanakan pemeriksaan, dengan pelaksanaan pemeriksaan operasional yang

dilakukan oleh auditor yang kompeten maka kompetensi pemeriksa operasional sudah

dilaksanakan secara memadai. Hal ini dapat dilihat dari kriteria-kriteria yang dimiliki

oleh seorang auditor pada PT.Telkom Bandung dibagian internal audit. Auditor yang

ada di internal audit pada PT.Telkom bandung adalah :

a. Para auditor yang ada di PT.Telkom Bandung rata-rata merupakan sarjana-sarjana

program S1 dan S2 dari berbagai universitas dan sekolah tinggi dari jurusan

akuntansi dan manajemen yang mempunyai potensi sebagai pemeriksa.

b. Mampu menguasai, memahami dan ahli dalam bidang akuntansi dan bidang

auditing, karena dengan adanya auditor yang ahli dalam bidang tersebut maka

kegiatan pemeriksaan akan lancar, terarah dan hasil dari laporan dapat efektif.

c. Menjalani pelatihan teknis dan pendidikan selama beberapa bulan yaitu berupa

pendidikan dan latihan-latihan atau seminar-seminar bagi pemeriksa untuk

meningkatkan jenjang karier sebagai auditor dan juga untuk menambah wawasan

sebagai auditor. Setelah mengikuti pelatihan ini, auditor akan mendapatkan

Sertifikasi Ahli sebagai bukti bahwa auditor telah mengikuti pelatihan terlebih

dahulu.

102
d. Mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip

akuntansi dan standar pemeriksaan yang ditentukan sehingga setiap

perkembangan yang baru auditor dapat mengikuti dengan baik..

e. Mempunyai penilaian yang objektif tanpa adanya keterkaitan dengan objek yang

diperiksa sehingga pemeriksaannya dapat diandalkan.

Dari kriteria-kriteria yang dimiliki oleh pemeriksa operasional diatas dapat menunjang

kompetensi dari audit internal pada PT.Telkom Bandung sudah dilaksanakan secara

memadai.

c. Program Kerja Pemeriksaan Operasional

Program kerja pemeriksaan operasional merupakan rencana atau langkah yang

terinci yang harus dilaksanakan selama pemeriksaan agar tidak ada pekerjaan yang

terlewat. Dalam program pelaksanaan telah ditetapkan mengenai informasi yang

dibutuhkan dalam melaksanakan pemeriksaan operasional yang disertai dengan

penetapan jumlah hari pelaksanaan dan jumlah tim pemeriksa yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pemeriksaan operasional terhadap penjualan kartu Telkom Flexi.

Berdasarkan analisa penulis, program kerja audit internal sudah memadai karena

didalam program pemeriksaan operasional tersebut telah berisi tujuan, prosedur dan

langkah-langkah pelaksanaan pemeriksaan yang akan memberikan kejelasan pada tenaga

auditor dalam melakukan pemeriksaannya.

Pelaksanaan pemeriksaan operasional pada PT.Telkom Bandung dilaksanakan

oleh internal auditor. Pada umumnya pelaksanaan pemeriksaan operasional pada

103
PT.Telkom Bandung telah memadai dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari tahap-tahap

pelaksanaannya, yaitu :

1. Tahap Persiapan Pemeriksaan

Pada tahap ini pemeriksa operasional melakukan persiapan sebaik mungkin agar

tugas pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan adanya

persiapan yang baik akan membantu pemeriksaan dalam menjalankan tugas

pemeriksaan dengan baik dan memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan-

hambatan dalam melakukan pemeriksaan.

2. Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan

Pelaksanaan pemeriksaan di PT.Telkom Bandung mulai dilakukan dengan

mengumpulkan semua data-data yang diperlukan. Pada tahap pelaksanaan ini,

internal auditor mengidentifikasi temuan-temuan, mengembangkan temuan-temuan,

dan menyusun temuan-temuan dari hasil pemeriksaan.

3. Tahap Penyusunan Pelaporan hasil Pemeriksaan

Pada tahap ini pemeriksa operasional akan menerbitkan laporan hasil pemeriksaan

yang berisi temuan-temuan dan pendapat-pendapat pemeriksa operasional atas

pemeriksaannya yang dibuat berdasarkan kertas kerja pemeriksaan. Pada tahap ini

pemeriksa operasional akan membicarakan hasil pemeriksaan dengan kepala inrenal

auditor, hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kembali hasil pemeriksaan. Pada

tahap ini pula laporan pemeriksaan beserta dengan rekomendasinya akan

dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

104
4. Tahap Monitoring Tindak lanjut

Pada tahap ini pemeriksa operasional memantau tindak lanjut yang dilakukan oleh

objek yang diperiksa berhubungan dengan rekomendasi yang diberikan oleh

pemeriksa operasional. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa rekomendasi yang

diberikan ditindak lanjuti oleh objek yang diperiksa.

4.2.2 Keefektifan Pengendalian Intern Penjualan Kartu TelkomFlexi di

PT.Telkom Bandung

Bagi PT.Telkom Bandung, penjualan merupakan salah satu aktivitas utama di

dalam perusahaan, sehingga di dalam pengelolaannyapun diperlukan pengendalian yang

efektif khususnya di dalam penjualan kartu TelkomFlexi.

Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan PT.Telkom Bandung dinilai telah

cukup efektif, hal tersebut didukung oleh tercapainya tujuan pengendalian intern

penjualan.

Berdasarkan uraian di atas, PT.Telkom Bandung sudah memperhatikan tujuan-

tujuan pengendalian intern penjualan. Hal ini terlihat dari perlakuan transaksinya, dimana

setiap transaksi penjualan kartu TelkomFlexi yang dilakukan oleh PT.Telkom Bandung

telah memperhatikan dalam segi sebagai berikut :

a. Keabsahan prosedur penjualan sudah cukup efektif, dimana pelaksanaan penjualan

sudah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, dan menggunakan

catatan-catatan, dokumen-dokumen, dan formulir-formulir yang dibutuhkan untuk

kelengkapan serta otorisasi telah diberikan oleh fungsi-fungsi yang berwenang untuk

105
diabsahkan oleh bagian yang berwenang untuk melakukannya, sehingga salah satu

tujuan pengendalian intern penjualan kartu Telkom Flexi telah efektif.

b. Otorisasi

Otorisasi yang diberikan dalam prosedur penjualan kartu Telkom Flexi di PT.Telkom

Bandung sudah baik, karena hanya mereka yang terlibat dalam prosedur penjualan

yang melakukan otorisasi atas kegiatan penjualan.

c. Kelengkapan

Kegiatan penjualan kartu Telkom Flexi yang ada di Plasa Flexi dilengkapi dengan

dokumen dan catatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Di PT.Telkom Bandung,

sudah menggunakan catatan dan dokumen yang seharusnya digunakan yang

dilengkapi dengan nama, jumlah, harga, keterangan selain itu juga semua dokumen

telah diberi nomor urut cetak untuk mencegah penyelewengan dokumen.

Kelengkapan terhadap dokumen dan catatannya sudah cukup memadai.

d. Penilaian

Berdasarkan dari laporan penerimaan dari hasil penjualan kartu Telkom Flexi melalui

komputerisasi, bagian akuntansi melakukan pencatatan terhadap setiap transaksi

penjualan yang dibayar oleh konsumen dicatat sesuai dengan yang dibayarkan.

Dengan demikian penilaian di PT.Telkom Bandung sudah dilakukan dengan baik

karena penilaian dan pencatatan telah dilaksanakan dengan baik.

e. Klasifikasi

Berdasarkan bukti penjualan kartu Telkom Flexi yang telah dicatat dan dibuatkan

jurnal perincian transaksi kedalam kode perkiraan.

106
f. Tepat Waktu

Ketepatan waktu pencatatan atas transaksi penjualan sudah dilakukan dengan baik

dan dicatat tepat pada waktunya, hal ini untuk mencegah terjadinya salah saji pada

laporan keuangan pada akhir periode.

g. Posting dan Pengikhtisaran

Posting dan pengikhtisaran sudah dilakukan dengan baik, dimana transaksi hasil

penjualan kartu Telkom Flexi dimasukkan ke jurnal dan diikhtisarkan berdasarkan

jenisnya ke dalam buku besar dan buku besar pembantunya.

4.2.2.1 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian sangat berguna untuk memelihara agar semua kebijakan

manajemen dapat dilaksanakan. Pada PT.Telkom Bandung aktivitas pengendalian yang

ada yaitu :

1. Pemisahan fungsi yang memadai

Dalam kegiatan penjualan kartu Telkom Flexi di PT.Telkom Bandung sudah

terlihat adanya pemisahan fungsi yang cukup memadai dimana setiap bagian

melaksanakan fungsinya masing-masing sesuai dengan yang telah ditentukan.

Pemisahan tugas diperlukan untuk menjamin adanya pengendalian terhadap

kegiatan perusahaan dan juga sebagai sarana untuk melakukan cross-check (saling

uji) sehingga perusahaan dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya

kecurangan atau kesalahan.

107
2. Prosedur Otorisasi atas Transaksi Penjualan

Dengan adanya pemisahan fungsi antara satu bagian dengan yang lainnya maka

wewenang untuk mengotorisasi pun berbeda satu dengan yang lainnya, adanya

pengesahan transaksi mulai dari permintaan pembelian dari konsumen sampai

dengan penerimaan uang hasil penjualan kartu Telkom Flexi oleh perusahaan.

Pada PT.Telkom Bandung penjualan diotorisasi oleh Direksi atau Kepala Divisi

atau Manajer Penjualan, penerimaan uang diotorisasi oleh Kepala Bagian

Keuangan, pencatatan pendapatan hasil penjualan diotorisasi oleh Kepala Bagian

Akuntansi. Dengan demikian otorisasi yang diberikan oleh masing-masing bagian

sudah memadai, karena diberikan oleh bagian-bagian yang berwenang sesuai

dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Namun hal ini juga harus selalu dimonitor

agar otorisasi berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh

PT.Telkom Bandung sehingga dapat meminimalisasi setiap bentuk

penyelewengan yang disebabkan oleh faktor manusia.

3. Dokumen dan catatan yang Memadai

PT.Telkom Bandung telah mempunyai dokumen dan catatan yang memadai, hal

ini terlihat dengan adanya penggunaan dokumen-dokumen dan formulir yang

telah didesain serta catatan yang telah diberi nomor urut cetak sehingga dapat

meminimalkan penyelewengan yang akan terjadi.

4. Pengendalian Fisik atas persediaan dan Catatan

Pengendalian terhadap persediaan kartu Telkom Flexi yang siap dijual telah

memadai, hal ini dapat dilihat dari adanya bagian logistik di masing-masing

wilayah penjualan. Adanya petugas yang bertanggung jawab atas persediaan

108
tersebut serta untuk catatan yang penting dan berharga maka perusahaan telah

menyediakan brankas yang kuncinya hanya dipegang oleh satu orang yang sudah

ditentukan.

5. Pengecekan Independensi atas pelaksanaan penjualan

Pengecekan pelaksanaan atas penjualan kartu Telkom Flexi sudah efektif, karena

dilakukan oleh satuan pengawas intern dimana mereka terlibat dalam aktivitas

penjualan dan mereka langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama di

kantor pusat.

4.3 Peranan Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas

Pengendalian Intern Penjualan Kartu Telkom Flexi

Peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas pengendalian intern

penjualan kartu Telkom Flexi dipandang positif mempunyai pengaruh yang kuat dalam

melaksanakan penilaian, analisa, perbaikan atas kegiatan perusahaan khususnya

penjualan dengan meliputi aspek administrasi maupun aspek akuntansi. Kegiatan

pemeriksaan operasional yang menilai dan meneliti jalannya operasi akuntansi,

administrasi, dan lainnya atas kegiatan penjualan secara tidak memihak dan profesional

membantu pihak manajemen untuk mengadakan perbaikan atau penyempurnaan atas

struktur pengendalian intern penjualan kartu Telkom Flexi.

Pemeriksaan operasional sebagai penguat bagi struktur pengendalian intern yang

akan mengamankan aktivitas penjualan kartu Telkom Flexi dari penyimpangan-

penyimpangan prosedur maupun peraturan yang telah ditetapkan perusahaan sehingga

109
kerugian bagi perusahaan dapat diminimalisir atau tidak ada sama sekali disertai dengan

mencari alternatif dalam usaha meningkatkan efektivitas penjualan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan bahwa

pengendalian atas penjualan kartu Telkom Flexi telah dilaksanakan PT.Telkom Bandung

secara memadai, hal ini disebabkan dalam pelaksanaan kegiatan penjualan kartu Telkom

Flexi dengan menerapkan pemeriksaan operasional dengan baik, efektif dan ekonomis.

Hal tersebut didukung oleh tercapainya tujuan pengendalian intern penjualan

kartu Telkom Flexi yaitu transaksi penjualan yang dicatat adalah penjualan yang

sebenarnya (keabsahan), transaksi penjualan telah disahkan dengan layak (otorisasi),

transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan), transaksi yang ada telah dicatat

untuk jumlah barang yang dijual dan secara benar dibagi dan dicatat (penilaian), transaksi

penjualan telah diklasifikasikan secara tepat (klasifikasi), transaksi penjualan dicatat tepat

pada waktunya (ketepatan), serta transaksi penjualan telah dibukukan secara tepat dalam

buku tambahan dan telah diringkas secara benar (posting dan pengikhtisaran).

Dengan adanya pelaksanaan pemeriksaan operasional, kelemahan pengendalian

intern dalam lingkungan aktivitas penjualan kartu TelkomFlexi di PT.Telkom Bandung

dapat diketahui sedini mungkin dimana dari hasil pemeriksaan operasional didapat

sebuah laporan beserta rekomendasi atas kelemahan-kelemahan yang dapat dijadikan

sebuah masukan bagi pihak manajemen dalam mengambil sebuah keputusan untuk

mengantisipasi dan menindaklanjuti dari kelemahan-kelemahan tersebut.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional

sangat berperan dalam menunjang efektifitas pengendalian intern penjualan kartu

TelkomFlexi di PT.Telkom Bandung.

110
4.4 Saran-Saran

Dari seluruh penjelasan serta pembahasan yang telah penulis kemukakan diatas,

secara keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern penjualan khususnya bagi penjualan

kartu Telkom Flexi di PT.Telkom Bandung sudah efektif. Penulis hanya mencoba untuk

mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi pihak manajemen

PT.Telkom Bandung khususnya di dalam meningkatkan kinerja operasional bagi

perusahaan sendiri.

1) Adanya program kerja pemeriksaan operasional yang lebih spesifik diharapkan

dapat memperoleh hasil yang lebih akurat dan rekomendasi yang lebih relevan

untuk meminimalisir bahkan mengatasi setiap kelemahan-kelemahan khususnya

dalam fungsi penjualan kartu Telkom Flexi yang sudah ada di PT.Telkom

Bandung. Dan hasil pemeriksaan ini akan lebih berguna nantinya bagi pengambil

keputusan untuk lebih mengefektifkan penjualan dan mendapatkan keuntungan

yang lebih bagi perusahaan.

2) Menambah pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan bagi karyawan

yang masih terbatas. Hal ini juga disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan

oleh karyawan tersebut. Dan juga agar seluruh karyawan mengerti pentingnya

kedisiplinan di dalam melakukan seluruh tugas dan tanggung jawabnya di dalam

kegiatan operasional penjualan kartu Telkom Flexi di PT.Telkom Bandung.

3) Melakukan pengawasan yang lebih spesifik lagi khususnya di dalam ketertiban

administrasi penjualan, mungkin diperlukan pengecekan langsung setiap harinya

oleh manajemen di wilayah penjualan masing-masing atas penjualan dan fungsi

masing-masing bagian penjualan setiap harinya. Hal ini mungkin dapat

111
mengantisipasi terjadinya kesalahan yang dapat disebabkan oleh kelalaian

manusia.

4) Untuk mengatasi kelemahan keterlambatan setor di dalam hasil penjualan,

alangkah baiknya mungkin jika penyetoran hasil penjualan dapat dilakukan setiap

harinya melalui bank yang ditunjuk kepada rekening PT.Telkom. Hal ini dapat

dilakukan agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan ataupun hal-hal lain yang

dapat merugikan bagi keuntungan penjualan kartu Telkom Flexi di PT.Telkom

Bandung.

112

Anda mungkin juga menyukai