Anda di halaman 1dari 7

“GELITIK GARUDA INDONESIA (GERAKAN LITERASI POLITIK

GAPAI PERUBAHAN PEMUDA INDONESIA): REALISASI PIONIR


MUDA PEDESAAN SEBAGAI DIRECT OF CHANGE ATAS GEJOLAK
POLITIK INDONESIA”

Lomba Esai Generasi Milenial 2017

“Tantangan dan Peluang Generasi Abad 21

Disusun Oleh: Desy Permata Sari

Instansi : Universitas Sriwijaya

INDERALAYA

2017
Latar Belakang

Dunia Politik di Indonesia dari masa ke masa menjadi suatu hal yang
ngetrend dipersoalkan, bukan hanya sebab sistemnya yang dipermainkan tapi juga
karena kekuasaan yang cenderung untuk disalahgunakan. Kalaulah hukum
determinan atas politik yang mengharuskan bahwa kegiatan politik itu tunduk
pada aturan-aturan hukum meskipun hokum itu adalah produk keputusan politik.
Lantas yang terlihat sekarang adalah hukum malah dipermainkan oleh politik,
seakan hukum yang tunduk pada politik.

Melihat kebobrokan politik yang terjadi saat ini, tentunya menjadi


perdebatan yang menyita perhatian masyarakat akan Janji-janji dari para
pemegang kekuasaan, pasalnya apabila dibiarkan maka akan kian merusak tatanan
politik yang sebenarnya. Lalu apa partisipasi dan kontribusi yang telah atau akan
diberikan terhadap Negara Ini? Dengan jumlah demografi Indonesia sekitar
252,04 juta jiwa (BPS, 2014), tidak dapat dipungkiri bahwa dalam waktu dekat
Indonesia akan menikmati suatu masa yang disebut dengan bonus demografi.
Sehingga Negara ini harus bisa memanfatkan peluang dari bonus demografi yang
dipunya menjadi lebih bermakna dan didalam jumlah tersebut pemuda memiliki
proporsi yang relatif besar yaitu 61,83 juta jiwa atau 24,53 % dari jumlah
penduduk Indonesia. Jumlah pemuda yang cukup besar ini berpotensi membangun
Indonesia di masa kini dan mendatang dengan produktifitas, dan kualitasnya,
tinggal bagaimana dengan kuantitas yang sedemikian besar itu dapat diimbangi
dengan kualitas yang produktif pula.

Perihal partisipasi pemuda dalam dunia politik memang sangat dibutuhkan


dan ini menjadi tugas tiada akhir sebab ia menjadi urgensi bagi perubahan dari
panasnya politik Indonesia. Hal terpenting Ia sebagai Direct of change yaitu
sebagai ujung tombak suatu bangsa, dimana ia mampu membawa perubahan
langsung bagi lingkungan maupun negerinya. Jadi, Pemuda Indonesia dari Sabang
sampai Merauke seharusnya terus bergerak memberikan sumbangsih ide dan
pemikiranya demi pembenaran politik di Indonesia. Oleh karena itu penulis
memberikan suatu terobosan baru dalam rangka melihat tantangan dan peluang
generasi abad 21 yakni adanya suatu program Gelitik Garuda Indonesia
Fenomena Politik di Indonesia
Persoalan politik di Indonesia dari dulu hingga saat ini sudah kerap
terdengar di telinga setiap orang diantaranya adanya Dekadensi moral para
pemegang kekuasaan sehingga cenderung KKN, Dinasti Politik, Partai Politik
pemilu, pilkada berbiaya tinggi, memobilisasi birokrasi, Politik multikulturalisme
yang menggugat realitas kebangsaan dan sebagainya. Baru-baru ini pun persoalan
yang hits adalah pansus hak angket KPK yaitu penyelidikan adanya dugaan
pelanggaran UU oleh KPK yang akan digulirkan oleh DPR RI. Hal ini menuai
banyak kecaman, ditambah lagi DPR menyambangi napi korupsi di Lembaga
Pemasyarakatan yang secara hukum sudah jelas terbukti merampok uang negara.
dengan adanya hak angket, ini bukan lagi permasalahan hukum tetapi sudah
termasuk ranah politik. Berbagai pendapat diutarakan hingga menjadi pro dan
kontra mengenai adanya pansus hak angket KPK sampai saat ini.

Dalam menghadapi persoalan politik, Pemuda seharusnya tidak tinggal


diam dan membiarkan hal ini berujung ketidakpastian. Ia berhak memperjuangkan
yang seharusnya diperjuangkan demi terciptanya proses politik yang benar. Hal
ini didukung dengan jumlah pemuda Indonesia memiliki proporsi yang relative
besar dari jumlah penduduk Indonesia. proporsi pemuda di perkotaan 25,92%
lebih besar dari pada di perdesaan 23,14 % namun Persentase pemuda Indonesia
yang tidak bisa membaca dan menulis atau buta huruf rendah, yaitu hanya sebesar
0,64 persen dan ini lebih besar terdapat di perdesaan. hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa dengan jumlah pemuda perdesaan yang sedikit lebih kecil
dari perkotaan untuk dibina. Namun banyak sekali pemuda hari ini cenderung
apatis terutama pemuda yang ada di desa, tidak peduli atas kotornya politik di
Indonesia. Entah apa yang akan terjadi di Indonesia dimasa mendatang kalau saat
ini telah menjadi bangsa yang malas. Ini menjadi tantangan keras bagi para
pemuda saat ini untuk membentuk generasi abad 21 yang berkualitas. Lantas
bagaimana cara kita memenangkan pertarungan melawan politik yang semakin
kotor pada hari ini? Indonesia mampu memenangkan pertarungan itu jika saja
para pemuda membuang jauh kemalasannya, difasilitasi dan terpenting adalah
kemauan yang tinggi. Satu gagasan dari pemuda yang kritis, mampu beraspirasi
dan meluahkan gagasan idenya mampu mempengaruhi keadaan, terlebih saat ini
bisa diperhitungkan berapa banyak para pemuda yang memiliki pengetahuan
yang baik dan terfasilitasi dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari gambar berikut:

Dari data diatas dapat dilihat ketimpangan pendidikan antara masyarakat


perdesaan dengan perkotaan. menunjukkan bahwa persentase pemuda yang masih
bersekolah di daerah kota 26,73 % lebih besar dibandingkan desa yang hanya
sebesar 19,91 %. Selain itu juga, persentase pemuda kota yang tidak pernah
sekolah sebesar 0,41 %, sedangkan persentase di desa empat kali lebih tinggi yaitu
sebesar 1,78 %. Hal ini diduga karena akses pendidikan, sarana dan prasarana
pendidikan di kota yang lebih lebih memadai dibandingkan dengan di desa.
Gagasan Penulis
Menilik dari data sebelumnya maka tercetuslah program Gelitik Garuda
Indonesia. Gelitik Garuda Indonesia adalah sebuah program menghadapi
tantangan dan memperbesar peluang Generasi abad 21 dalam partisipasi pemuda
di pedesaan terhadap proses politik melalui gerakan literasi politik di Indonesia.
Program ini dirancang pada setiap desa sebagai tempat realisasi tujuan dan
memiliki kolaborasi dengan lembaga terkait yang menyokong pelaksanaan
program. Program ini diperuntukkan bagi pemuda desa yang berusia 16-30 tahun,
usia tersebut ditetapkan berdasarkan UU Kepemudaan. Program ini sebagai
wadah bagi pemuda yang tidak memiliki biaya untuk diberi pengetahuan di ranah
politik sehingga setiap para pemuda desa dapat memenuhi hak dan menjalankan
tugasnya sebagai direct of change dengan berkesempatan untuk mengkritisi
politik Indonesia dan berpartisipasi dalam proses politik di Indonesia. Program
Gelitik Garuda Indonesia akan bergerak dalam mengembangkan potensi pemuda
desa yang berkelanjutan dengan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin sekali
setiap satu pekan. Adapun rencana kegiatan program ini adalah sebagai berikut:
1. GEMERALISTIK (Gemar membaca rajin menulis untuk politik)
Kegiatan ini diadakan mengingat minimnya minat baca dan menulis
pemuda desa akan politik. Salah satu penyebabnya ialah kurangnya fasilitas
dan perlunya biaya untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai politik, Ini akan dibuka di desa pada setiap minggunya atas bantuan
pemerintah dan kemendikbud serta dibantu para relawan pemuda desa. Dengan
gemar membaca maka ia akan rajin Menulis maka dengan kegiatan ini akan
memberi peluang pada pemuda desa untuk dapat diberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang politik yang sebenarnya tanpa dibebankan biaya serta
diharapkan seluruh pemuda bisa berpartisipasi memberi sumbangsih pemikiran
dan gagasannya terhadap persoalan politik di Indonesia.
2. TRAMOT (Training Motivation)
Kegiatan ini diperuntukkan bagi para pemuda desa, diadakan sekali dalam
satu pekan bagi pemuda desa sebab kebutuhan bagi setiap pemuda akan
motivasi, menciptakan mental yang kuat dan menjadikan pemuda yang religius
sehingga antara kecerdasan dan keagamaannya tetap kokoh dalam menghadapi
tantangan abad 21. Gambaran kegiatan ini seperti diadakannya pelatihan ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) dengan menuntun pemuda untuk
membangkitkan nilai jujur, tanggung jawab, visioner, peduli, disiplin, kerja
sama dan adil dan mengerahkan potensi pemuda yang sedang tersembunyi
3. DISTIK (Diskusi Politik)
Kegiatan ini diadakan pada sebuah tempat yang telah disepakati antara
pemuda desa dan pemerintah. Tentunya para pemerintah harus mengapresiasi
kegiatan ini demi perbaikan politik di Indonesia yang ada saat ini, karena
pemuda merupakan bagian dari aset yang memperjuangkan kebenaran politik
supaya pemuda desa dapat kritis dan membandingkan apa yang telah ia baca
dengan realita saat ini. sehingga ia dapat menyampaikan aspirasinya dan
menuangkan ide secara langsung maupun dalam bentuk tulisan nantinya.

Pihak-pihak yang terkait dalam mengimplementasikan program


Guna memudahkan jalannya program, maka harus ada pihak-pihak yang
ikut andil demi kelancaran pelaksanaan program. Pihak-pihak tersebut antara lain:
 Lembaga Pemerintah, berkewajiban menyediakan sarana ataupun fasilitas
sosial dan umum yang layak serta mendukung penuh program yang akan
dilaksanakan demi perbaikan politik di Indonesia
 Lembaga non Pemerintah, memberdaya pemuda untuk berperan aktif dalam
melaksanakan Gerakan Literasi Politik beserta rencana kegiatannya baik
sebagai relawan maupun partisipan, tenaga pengajar studi politik yang
memberi pemahaman politik kepada pemuda desa, dan sponsor kegiatan.
 Kemedikbud, mendukung terlaksananya kegiatan dan menaungi kegiatan
yang berhubungan dengan kependidikan dalam hal ini tentang politik

Langkah-langkah strategis dalam mengimplementasikan RUKO PETISI


Sebelum program benar-benar diterapkan, diperlukan langkah-langkah
strategis agar program berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Adapun
alur strategis dalam pengimplementasian program yaitu;
Melakukan Observasi Merumuskan mekanisme Berkoordinasi dengan
tempat pelaksanaan dan merekrut relawan. pihak yang terkait.

Melaksanakan rencana Penetapan kebijakan Memantau dan


kegiatan Gelitik Garuda dan peraturan. mengevaluasi program.
Indoneesia (uji coba)

Gambar 2. Strategi Penerapan GEGAR INDONESIA

Penutup
Gelitik Garuda Indonesia menjadi inovasi program dalam memberdaya
para pemuda untuk dapat berpartisipasi dan memberi kontribusinya dalam proses
politik Indonesia. GGI ini dirancang dengan melakukan beberapa rencana
kegiatan yang sasaran khususnya adalah pengembangan pemuda desa agar
berkarakter dan berpotensi serta berkualitas dimana diharapkan dapat membuka
peluang dalam menghadapi tantangan terhadap persoalan politik Indonesia . Oleh
sebab itu perlu adanya kerjasama yang solid antar pihak-pihak yang terkait untuk
mensukseskan program Gerakan Literasi Politik oleh pemuda dalam tugasnya
sebagai direct of change juga merupakan bagian partisipasi dan bentuk kontribusi
pemuda dalam persoalan politik di Indonesia.
Daftar Pustaka

Irawan, D. 2015. Studi Tentang Politik Uang. Jurnal Ilmu Pemerintahan 3 (4):
1725-1738.

Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. 2014. Penyajian Data dan Informasi
Kepemudaan dan Keolahragaan 2014.KementerianPemuda dan Olahraga.
Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Republik Indonesia. Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan

Tribunnews.com. 2017. (Online). http://www.tribunnews.com/tribunners/2017/


07/07/petrus-selestinus-penggunaan-hak-angket-kpk-justru-berpotensi-jadi-
delik-politik-dan-korupsi. Diakses tanggal 7 Juli 2017.

Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo Biro Humas dan Hukum Kemenpora


Pemuda Indonesia Menatap Dunia. (Online). http://www.bpn.go.id/
Publikasi/Siaran-Pers/pemuda-indonesia-menatap-dunia-64891. Diakses
Tanggal 7 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai